• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.2 Sumber dan Jumlah Volume Limbah Medis Padat

Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua merupakan Rumah Sakit Umum Daerah tipe C milik Pemerintah Daerah Kabupaten. Kegiatan pelayanan RSUD Gunungtua mencakup sebelas jenis pelayanan kesehatan. Setiap rumah sakit

menghasilkan limbah medis yang berbeda sesuai dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua membedakan limbahnya atas limbah medis dan limbah non medis, dengan demikian RSUD Gunungtua telah mengikuti teori yang ada. Teori tersebut menyebutkan bahwa jenis limbah rumah sakit perlu diketahui untuk pengelolaan limbah medis dan non medis (DepKes RI, 2002).

Setiap ruangan menghasilkan timbulan limbah, baik limbah medis maupun limbah non medis. Limbah medis padat berasal dari ruang perawatan, IGD, poli, ruang operasi, kamar bersalin dan ICU (Intensive Care Unit). Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) sekitar 10-25% limbah layanan kesehatan digolongkan sebagai limbah bahan berbahaya berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi, farmasi, penelitian, pengobatan, perawatan dean pendidikan (Fauziah dkk., 2005).

Berdasarkan hasil pengamatan langsung diperoleh gambaran bahwa jumlah volume (timbulan) limbah medis padat RSUD Gunungtua adalah sebesar 0,7 m³/hari. Ruang perawatan adalah ruangan yang paling banyak timbulan (volume) limbah medisnya sebesar 0,175 m³/hari dan timbulan limbah medis padat paling sedikit berasal dari IGD dan ruang operasi masing-masing sebesar 0,07 m³/hari. Hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah pasien dan tindakan pelayanan di ruang tersebut.

5.3 Sumber Daya Pengelolaan Limbah Medis Padat RSUD Gunungtua 5.3.1 Tenaga Pengelola

Pengelolaan limbah medis padat di RSUD Gunungtua ditangani oleh petugas kebersihan yang diawasi oleh kepala petugas kebersihan dan dilaporkan pada kepala

bidang keperawatan. Petugas kebersihan berjumlah 4 orang dengan latar belakang pendidikan minimal SMA (Sekolah Menengah Atas). Jumlah petugas kebersihan tersebut belum cukup efektif dimana seorang petugas kebersihan mempunyai area kerja ± 3.750 m². Sebaiknya RSUD Gunungtua menambah jumlah petugas kebersihan agar pembagian kelompok kerja berdasarkan luas area menjadi lebih efektif.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004 bahwa persyaratan tenaga penanggungjawab kesehatan lingkungan di rumah sakit tipe C (rumah sakit pemerintah) adalah seorang tenaga yang memiliki kualifikasi sanitarian serendah-rendahnya berijazah diploma (D3) dibidang kesehatan lingkungan. Dalam hal ini RSUD Gunungtua belum memiliki tenaga profesional yang bertanggungjawab dalam bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan (sanitarian).

5.3.2 Sarana dan Prasarana Pengelolaan

Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua belum memiliki sarana dan prasarana pengelolaan limbah medis yang lengkap, sehingga RSUD Gunungtua belum mengikuti Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesiayang dikeluarkan oleh Kementrian kesehatan RI. Dalam hal sarana RSUD Gunungtua tidak memiliki insenerator sebagai tahapan dari pembuangan akhir melainkan hanya dibakar di belakang gedung RSUD Gunungtua.

Selain sarana yang dibutuhkan untuk menangani limbah seperti insenerator yang belum ada, RSUD Gunungtua juga belum memiliki TPS (tempat Pembuangan Sementara) dan petugas kebersihan juga tidak menggunakan masker penutup mulut dan hidung, sarung tangan dan sepatu boots saat melaksanakan pengelolaan limbah medis padat melainkan hanya menggunakan sarung tangan saja.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004 bahwa limbah medis padat harus dimusnahkan dengan insenerator, sehingga RSUD Gunungtua seharusnya memiliki insenerator sendiri atau melakukan kerjasama MoU dengan rumah sakit yang memiliki insenerator. Sedangkan untuk masalah petugas kebersihan yang tidak memakai APD lengkap sebaiknya RSUD Gunungtua mengadakan pelatihan pengelolaan limbah medis, sehingga diharapkan pelanggaran dalam tahapan pengelolaan limbah medis padat dapat diminimalkan serta ada peningkatan kedisiplinan menggunakan APD bagi petugas kebersihan.

5.3.3 Biaya Pengelolaan

Selama ini belum dilakukan perencanaan anggaran untuk pengelolaan limbah medis padat di RSUD Gunungtua, sehingga anggaran dana untuk pengelolaan limbah medis pun belum ada. Perencanaan tersebut baru disusun di akhir tahun 2014 pada bulan November yang disusun oleh Kasubag Penyusunan Program Evaluasi dan Pelaporan dan telah diusulkan kepada Kepala Daerah (Bupati PALUTA) melalui Sekretaris Daerah. RSUD Gunungtua merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah sehingga anggaran dana tersebut masih membutuhkan waktu untuk direalisasikan.

Saat ini biaya yang dikeluarkan oleh RSUD Gunungtua adalah hanya untuk intensif petugas kebersihan dan untuk belanja sarana kebersihan jika ada yang rusak atau harus diganti yaitu ± Rp. 2.000.000/bulan. Dana tersebut tentunya masih kurang memadai untuk membangun dan memelihara sistem pengelolaan limbah seperti pengadaan insenerator dan gerobak pengangkut yang memiliki tutup.

5.4 Pengelolaan Limbah Medis Padat Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua sudah mengikuti Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004, tetapi masih terdapat kekurangan dalam proses pelaksanaan pengelolaan limbah medis padat Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua meliputi penampungan, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pemusnahan dan pembuangan akhir. Seperti yang dibahas di buku Pedoman Sanitasi Rumah sakit di Indonesia bahwa kegiatan pengelolaan biasanya meliputi penampungan limbah, pengangkutan dan pembuangan akhir (DepKes RI, 2002).

5.4.1 Penampungan dan Pemilahan

Berdasarkan hasil observasi menunjukan kegiatan penampungan dan pemilahan limbah medis padat Rumah Sakit Umum Gunungtua memperoleh skor sebesar 10% dari 20% total skor untuk penampungan dan pemilahan. Skor tesebut belum memenuhi persyaratan penampungan dan pemilahan limbah medis padat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004.

Hal ini karena yang dipenuhi hanyalah wadah limbah medis dan limbah non medis terpisah serta limbah benda tajam dikumpulkan dalam satu wadah yang anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka. Sedangkan untuk keterangan bahwa tempat sampah untuk limbah medis harus dilapisi kantong plastik berwarna kuning tidak memenuhi syarat karena tempat penampungan limbah medis padat tidak dilapisi dengan plastik. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004 wadah limbah medis padat harus dilapisi plastik berwarna kuning.

5.4.2 Pengumpulan

Pada penilaian tempat pengumpulan dan penampungan limbah medis padat diberi skor sebesar 15% dari 25% skor total. Skor tersebut belum memenuhi persyaratan pengumpulan limbah medis padat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004. Hal ini karena yang dipenuhi hanyalah adanya tempat penampungan limbah disetiap ruangan yang menghasilkan limbah medis padat, sedangkan untuk tempat pengumpulan dan penampungan sementara segera didesinfeksi setelah dikosongkan tidak terpenuhi.

5.4.2 Pengangkutan

Berdasarkan pengamatan pada tahap pengangkutan limbah medis padat Rumah Sakit Umum Gunungtua memperoleh skor sebesar 15% dari 15% skor total. Skor tersebut sudah memenuhi persyaratan pengangkutan limbah medis padat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004. Hal ini karena limbah medis padat diangkut setiap hari atau kurang sehari jika 2/3 bagian tempat limbah telah terisi dapat terpenuhi.

5.4.3 Pemusnahan dan Pembuangan Akhir

Pada tahap akhir yaitu pemusnahan dan pembuangan akhir, Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua memperoleh skor sebesar 10% dari 40% total skor. Skor tersebut belum memenuhi persyaratan pemusnahan dan pembuangan akhir limbah medis padat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004. Hal ini karena yang dipenuhi hanya pemusnahan limbah ≥ 24 jam yaitu yang dilakukan pada sore hari, sedangkan untuk pemusnahan limbah infeksius, sitotoksis, dan farmasi dengan insenerator (suhu 1000ºC) atau khusus untuk limbah infeksius

dapat disterilkan dengan auto clave serta bagi yang tidak memiliki insenerator melakukan kerjasama MoU dengan RS yang memiliki incinerator belum terpenuhi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004 tentang pengelolaan limbah medis padat seharusnya RSUD Gunungtua melakukan kerjasama MoU dengan Rumah sakit yang memiliki insenerator atau menggunakan insenerator sendiri untuk membakar limbah medis padat RSUD Gunungtua. Peraturan menyebutkan bahwa pengelolaan limbah medis padat dibakar setiap hari dengan suhu di atas 1000ºC (DepKes RI, 2004; KepMenKes RI No.1204, 2004).

5.5 Hasil Pengelolaan Limbah Medis Padat RSUD Gunungtua

Pengelolaan Limbah medis padat rumah sakit dapat ditunjang apabila rumah sakit memiliki sumber daya yaitu tenaga pengelola limbah medis padat, dana pengelolaan dan sarana serta prasarana. Dengan adanya sistem pengelolaan limbah medis padat rumah sakit dapat melindungi kesehatan masyarakat sekitar dan juga lingkungan (Adisasmito, 2007).

Dengan mengikuti prosedur yang ada dalam manajemen pengelolaan limbah rumah sakit, maka sekaligus akan membantu dalam mematuhi peraturan perundang-undangan dan sistem manajemen yang efektif (Adisasmito, 2007). Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua memperoleh skor sebesar 50% dari total penilain 100%. Skor tersebut diperoleh dari pemilahan dan penampungan yang diberi skor 10%, pengumpulan 15%, pengangkutan 15%, pemusnahan dan pembuangan akhir diberi skor 10%.

Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua belum mengikuti persyaratan pengelolaan limbah medis padat karena wadah penampungan limbah medis padat

sementara tidak dilapisi dengan plastik berwarna kuning, tempat pengumpulan dan penampungan sementara segera didesinfeksi setelah dikosongkan, gerobak yang digunakan untuk mengangkut limbah medis padat tidak memiliki tutup, petugas kebersihan tidak memakai alat pelindung diri lengkap saat mengelola limbah medis padat, dan RSUD Gunungtua tidak memiliki insenerator.

Berdasarkan KepMenKes RI No. 1204 tahun 2004 seharusnya RSUD Gunungtua menyediakan wadah penampung limbah medis dilapisi dengan plastik berwarna kuning dan menggunakan gerobak pengangkut limbah medis yang memiliki tutup, memberikan pelatihan tengtang pengelolaan limbah medis padat pada petugas kebersihan, dan melakukan kerjasama MoU dengan rumah sakit yang memiliki insenerator atau menyediakan insenerator sendiri. Berdasarkan KepMenKes RI No. 1204 tahun 2004 rumah sakit dapat memenuhi persyaratan apabila mendapat skor minimum sebesar 80% untuk rumah sakit tipe C.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh dan pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Peraturan dan kebijakan pengelolaan limbah medis padat RSUD Gunungtua yang memenuhi syarat hanya pada kegiatan pengangkutan limbah medis padat, sedangkan untuk penampungan, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan akhir belum terpenuhi.

2. Sumber limbah medis padat berasal dari ruangan-ruangan yang menghasilkan limbah medis padat yaitu ruang perawatan, IGD, poli, ruang operasi, ruang bersalin dan ICU. Timbulan limbah medis padat berkisar 0,07 – 0,175 m³/hari. 3. Sumber Daya Pengelolaan Limbah Medis Padat di RSUD Gunungtua:

Pengelolaan limbah medis padat di RSUD Gunungtua ditangani oleh petugas kebersihan yang diawasi oleh kepala petugas kebersihan dengan sarana yang dimiliki adalah 1 buah gerobak sampah dan 14 buah wadah penampung limbah medis padat serta biaya yang dikeluarkan tiap bulan sebesar Rp. 2.000.000 hanya untuk intensif petugas kebersihan dan untuk belanja peralatan kebersihan yang rusak dan harus diganti.

4. Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua

Berdasarkan penilaian table chek list, Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua memperoleh skor sebesar 50% dari total penilain 100% dan tidak

memenuhi persyaratan karena skor minimum untuk pengelolaan limbah medis padat rumah sakit tipe C adalah 80%.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian dapat diberikan saran pada Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua sebagai berikut:

a. Memenuhi pelaksanaan pengelolaan limbah medis padat sesuai KepMenKes RI No. 1204 tahun 2004.

b. Sarana yang perlu ditambah yaitu penyediaan insenerator sendiri atau harus melakukan kerjasama dengan pihak yang memiliki insenerator, penyediaan kantong plastik sesuai warna dan simbol, penyediaan gerobak pengangkut limbah medis yang memiliki tutup.

c. Mengadakan pelatihan tentang pengelolaan limbah medis padat secara berkala, sehingga diharapkan pelanggaran dalam tahapan pengelolaan limbah medis padat dapat diminimalkanserta ada peningkatan kedisiplinan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) bagi petugas kebersihan.

d. Disarankan untuk mengdesinfeksi tempat penampungan limbah setelah tempat tersebut dikosongkan minimal satu kali sehari.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W, 2007. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. EGC, Jakarta.

Ahmad, W, P., 2011. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. PT. Rineka Jaya, Jakarta. Astuti dan Purnama, 2014. Kajian Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit Umum

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Artikel Penelitian. Diakses pada tanggal 19 Juni 2014.

Blenkharn, J, 2006. Medical Wastes Management In The South Of Brazil. Diakses pada tanggal 11 Desember 2014 dari

http://search.sciencedirect.com/science?ob=MiamiImageURLcid=27183&cov erdate=31-dec-2006

Bonas, A, 2013. Pengelolaan Sampah Rumah Sakit dan Permasalahannya. Diakses pada tanggal 13 Agustus 2014 dari

http://teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=24

Chandra, B, 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan, EGC, Jakarta. Depkes RI, 2002. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Di Indonesia. Direktorat

Jendaral PPM & PLP, Jakarta.

_________, 2004. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit, Bakti Husada, Jakarta. _________, 2004. Permenkes RI No 1204/ Menkes/SK/X/2004 Tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Fauziah, M., Sugiarti, M, dan Laelasari, E, 2005. Pengelolaan Aman Limbah layanan Kesehatan. EGC, Jakarta.

Ika, Y, 2008. Determinan TIndakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Kementrian Lingkungan Hidup, 2006. Limbah Rumah Sakit. Diakses pada tanggal 13 September 2014 dari

http://b3.menlh.go.id/pengelolaan/article.php?article_id=95

Notoatmodjo, S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Paramita, 2007. Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot

Soebroto. Jurnal Presipitasi. Diakses pada tanggal 21 November 2014 dari http://digilib.its.ac.id/ITS-Master-3100007029311/6397

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

PPM & PL, Direktorat Jenderal, 2004. Pengeleloaan Limbah Rumah Sakit. Bakti Husada, Jakarta.

Potter, P, A & Perry, A, G, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses Dan Praktik, EGC, Jakarta.

Pruss, Giroult, dan Rushbrook, 2005. Pengelolaan Aman Limbah layanan Kesehatan, EGC, Jakarta.

Reinhardt, P, A dan Gordon, G, J, 1991. Textbook of Infectius and Medical Waste Management. Lewis Publisher Inc, Michigan.

Riza, 2008. Rumah Sakit Pun Bisa Bikin Sakit. Diakses pada tanggal 13 Juni 2014 dari

http://nursingbrainriza.blogspot.com/2008/07/rumah-sakit-pun-bisa-bikin-sakit.html

Soemirat, Juli, 2009. Kesehatan Lingkungan. Gadjamada University Press. Cetakan kedelapan, Jakarta.

World Health Organization, 2007. Wastes from Health Care Activities. Diakses pada tanggal 19 Oktober dari

Formulir Observasi Check List

Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua Tahun 2014

No Item Ya Tidak Skor (%)

Penampungan dan pemilahan

1 Wadah limbah medis dan limbah non medis terpisah.

√ - 5

2 Wadah penampung limbah medis padat kuat, tahan karat, kedap air, memiliki tutup yang rapat, tahan terhadap benda tajam dan runcing

- √ 0

3 Wadah penampung limbah medis dilapisi kantong plastik berwarna kuning sesuai pedoman

- √ 0

4 Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah yang anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka.

√ - 5

Pengumpulan

5 Tempat pengumpulan dan penampungan sementara segera didesinfeksi setelah dikosongkan.

- √ 0

6 Terdapat tempat penampungan limbah disetiap ruangan yang menghasilkan limbah medis padat.

Pengangkutan

7 Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari jika 2/3 bagian telah terisi.

√ - 15

Pemusnahan dan Pembuangan Akhir

8

Pemusnahan limbah infeksius, sitotoksis, dan farmasi dengan insenerator (suhu 1000ºC) atau khusus untuk limbah infeksius dapat disterilkan dengan auto clave.

- √ 0

9

Bagi yang tidak memiliki insenerator melakukan kerjasama MoU dengan RS yang memiliki incinerator

- √ 0

10 Pemusnahan limbah ≥ 24 jam 0 10

Lembar Kuesioner

Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah GunungtuaTahun 2014

Nama Responden :

Jabatan :

Lokasi Penelitian : RSUD Gunungtua Kabupaten PALUTA Jenis Rumah Sakit : Kelas C

Jumlah tempat tidur : 107 buah

Jumlah rata-rata pasien rawat inap per hari : Jumlah rata-rata pasien rawat jalan per hari : I. Sumber Limbah Medis Padat Rumah Sakit

1. Berasal dari unit pelayanan/ruangan apakah limbah medis padat yang dihasilkan oleh rumah sakit?

2. Jumlah rata-rata produksi limbah medis per hari di rumah sakit : II. Pengelolaan limbah Medis Padat Rumah Sakit

a. Penampungan dan pemilahan

1. Apakah ada tempat penampungan limbah medis di rumah sakit?

2. Siapa yang melakukan pemilahan limbah medis dan non medis sebelum dibuang?

3. Adakah pemilahan limbah medis dan limbah non medis di setiap ruangan yang menghasilkan limbah?

b. Pengumpulan

1. Apakah tersedia tempat limbah (wadah) khusus untuk jenis limbah benda tajam, bagaimana bentuknya?

2. Apakah tempat limbah medis padat dilapisi dengan kantong plastik?

3. Apakah tempat limbah medis padat yang telah dipakai dibersihkan atau dicuci? 4. Siapakah yang mengangkut limbah medis padat, berapa orang?

5. Berapa kali limbah tersebut diambil dalam sehari? 6. Kapan jadwal pengangkutan limbah medis dilakukan?

7. Pernahkah terjadi penumpukan limbah medis padat di dalam tempat dan terlambat diambil oleh cleaning service?

8. Dimanakah biasanya limbah tersebut dipindahkan setelah dikumpulkan? 9. Berapa jumlah gerobak sampah angkut yang ada?

10.Apakah Rumah Sakit Umum Daerah Gunung tua memiliki tempat penampungan sementara?

c. Pembuangan Akhir

1. Apakah limbah medis dan limbah non medis dijadikan satu pada waktu pembakaran?

2. Apakah limbah medis padat dibakar dalam incenerator? III. Tenaga Pengelola Limbah Medis Rumah sakit

1. Berapa orang jumlah tenaaga pengelola limbah?

2. Apakah ada tenaga khusus yang menangani limbah medis?

4. Apakah tenaga yang terlibat dalam pengelolaan limbah medis pernah mendapatkan pendidikan atau pelatihan khusus mengenai pengelolaan limbah medis?

IV. Pembiayaan

1. Apakah ada dana atau anggaran khusus yang disediakan rumah sakit untuk pengelolaan limbah medis, berapa besar anggarannya?

V. Sarana dan prasarana

1. Fasilitas dan peralatan apa saja yang disediakan rumah sakit dalam membantu melancarkan proses pengelolaan limbah medis?

2. Apakah berbagai fasilitas dan peralatan yang disediakan dapat berfungsi dengan baik?

3. Apakah penyediaan peralatan selama ini dapat dikatakan mencukupi sesuai kebutuhan?

VI. Kebijakan Rumah Sakit

1. Adakah kebijakan yang mendasari pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua, sebutkan?

Foto Sarana dan Prasarana Pengelolaan Limbah Medis Padat RSUD Gunungtua

Gambar 1. RSUD Gunungtua Kabupaten PALUTA

Gambar 2. Wadah penampungan limbah medis padat dan non medis padat.

Dokumen terkait