LANDASAN TEORI
A. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) 1.Pengertian BMT
5. Sumber Dana dan Produk BMT
a. Menghimpun dana Penghimpunan dana oleh BMT diperoleh melalui simpanan yaitu dana yang dipercayakan oleh anggota BMT untuk disalurkan kesektor produktif dalam bentuk pembiayaan. Simpanan ini
28
Ahmad Sumiyanto, BMT Menuju Koperasi Modern (Yogyakarta: ISES Publishing, 2008), h. 58-60
29
Nurul Huda, dkk, Keuangan Publik Islam Pendekatan Teori dan Sejarah, Ed.I,Cet.I,(Jakarta:Kencana, Prenada Media Group,2012),h 365.
dapat berbentuk tabungan wadiah, simpanan mudharabah jangka pendek dan jangka panjang.30
Untuk menumbuh kembangkan usaha BMT, maka para pengurus harus memiliki strategi pencarian dana. Sumber dana dapat diperoreh dari anggota, pinjaman atau dana-dana yang bersifat hibah atau sumbangan. Semua jenis sumber dana tersebut dapat diklasifikasikan sifatnya ada komersial , hibah atau sumbangan atau sekedar titipan saja. Secara umum, sumber dana BMT diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Simpanan Pokok
Simpanan pokok merupakan modal awal anggota yang disetorkan dimana besar simpanan pokok tersebut adalah sama dan tidak boleh dibedakan antara anggota. Akad syari‟ah simpanan pokok tersebut masuk kategori akad musyarakah.
2) Simpanan Wajib
Simpanan wajib masuk dalam kategori modal BMT sebagai simpanan pokok dimana besar kewajibanya diputuskan berdasarkan bagi hasil (musyawarah) anggota serta penyetorannya dilakukan secara kontinu setiap bulannya sampai seorang dinyatakan keluar dari keanggotaan BMT.
3) Simpanan Sukarela
Simpanan anggota merupakan bentuk investasi dari anggota atau calon anggota yang memiliki kelebihan dana kemudian
30
menyimpannya di BMT. Bentuk simpanan sukarela memiliki 2 jenis karakter antara lain:31
a) Karakter pertama bersifat dana titipan yang disebut wadi‟ah dan dapat diambil setiap saat. Titipan wadi‟ah terbagi atas dua macam yaitu titipan Wadi‟ah Amanah dan Wadi‟ah Yad Dhomanah. Titipan Wadi‟ah Amanah merupakan titipan yang tidak boleh dipergunakan baik untuk kepentingan BMT maupun untuk investasi usaha, melainkaan pihak BMT harus menjaga titipan tersebut sampai diambil oleh pemiliknya. Wadi‟ah Amanah yang dimaksud disini biasanya berupa dana ZIS (zakat, infak dan shadakah). Sementara titipan Wadi‟ah Yad Dhamanah adalah titpan adalah dana titipan anggota kepada BMT yang diijnkan untuk dikelola dalam usaha rill sepanjang dana tersebut belum diambil oleh si pemiliknya.
b) Karakter kedua bersifat investasi, yang memang ditujukkan untuk kepentingan usaha dengan mekanisme bagi hasil (mudharabah) baik Revenue Sharing, Profit Sharing maupun Profit and loss
Sharing. Konsep simpanan yang diperlakukan dapat berupa
simpanan berjangka Mudharabah Muqayyadah.32 b. Penyaluran Dana
Penyaluran dana BMT kepada Anggota terdiri atas dua jenis:
1) Pembiayaan dengan sistem bagi hasil, dan kedua jual beli dengan pembayaran ditangguhkan. Pembiayaan merupakan penyaluran dana
31
Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern (Yogyakarta: Liberty, 2005), h. 105
32
BMT kepada pihak ketiga berdasarkan kesepakatan pembiayaan antara BMT dengan pihak lain dengan jangka waktu tertentu dan nisbah bagi hasil yang disepakati. Sesuai dengan sifat BMT dan fungsinya, maka sumber dan yang diperoleh haruslah disalurkan kepada anggota maupun calon anggota. Sifat penyaluran dananya adalah yang berkategori komersil yakni dengan menggunakan bagi hasil (Mudharabah atau Musyarakah) dengan harga jual beli (Piutang Murabahah dan Piutang Salam), Piutang Istishna‟ dan sejenisnya, bahkan ada juga yang bersifat jasa umum, misalnya pengalihan piutang (Hiwalah), sewa-menyewa barang (Ijarah) atau pemberian manfaat berupa pendidikan dan sebagainya.33
2) Investasi/Kerjasama
Kerjasama dapat dilakukan dalam bentuk Mudharabah dan
Musyarakah. Dalam penyaluran dana dalam bentuk Mudharabah
dan Musyarakah BMT bertindak selaku pemilik dana (Shahibul
Maal), Sedangkan pengguna dana adalah pengusaha dilakukan
(Mudharib) kerjasama dapat dilakukan untuk mendanai sebuah
usaha yang dinyatakan layak untuk didanai. 3) Jual Beli (Al-Bai‟)
Jual beli (Al-bai) yaitu menukar barang dengan barang atau uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar merelakan. Pembiayaan jual beli dalam UKS pada BMT memiliki beragam jenis yang dapat dilakukan antara lain seperti:
33
Sri NurhayatiWasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Selemba Empat, 2014), h. 179-182
a) Jual beli secara tangguh antara si Penjual dengan si Pembeli dimana sudah terjadi kesepakatan harga dan si Penjual menyatakan harga belinya dan si Pembeli mengetahui besar keuntungan si Penjual transaksi ini disebut Bai‟ Al-murabahah.34 b) Jual beli secara fararel yang dilkukan oleh 3 pihak, sebagai contoh
pihak satu memesan pakain seragam sebanyak 100 setel kepada BMT dan BMT memesan dari konveksi untuk dibuat 100 setel seragam yang dimaksud dan BMT membayarnya dengan uang muka dan dibayar setelah jadi, setelah selesai diserahkan kepada pihak 1 dan pihak 1 membayarnya baik secara tunai maupun diangsur. Pembiayaan ini disebut bai Istisna‟. Jika BMT membayarnya dimuka disebut Bai‟ Salam.
4) Jasa-Jasa
Disamping produk kerja sama dan jual beli BMT juga dapat melakukan kegiatan jasa layanan antara lain:
a) Jasa Al-Ijarah (sewa)
Jasa Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti oleh dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.35
b) Jasa Wadi‟ah (titipan)
Wadi‟ah adalah sesuatu yang ditempatkan bukan pada
pemiliknya supaya dijaganya.Jasa wadi‟ah dapat dilakuakan pula dalam locker karyawan atau penitipan sepeda motor, mobil dan lain-lainnya.
34
Ibid, h. 196
35
c) Hiwalah (Anjak Piutang)
Hiwalah adalah pengalihan hutang dari orang yang
berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.
d) Rahn
Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.Dalam produk gadai ini BMT tidak mengenakan bunga melainkan mengenakan tarif sewa penyimpanan dari barang yang digadaikan tersebut. Dalam produk gadai ini BMT tidak mengenakan bunga melainkan mengenakan tarif sewa penyimpanan dari barang yang digadaikan tersebut.
e) Wakalah (Perwakilan)
Wakalah adalah penyerahan harta seseorang kepada orang
lain untuk menjaga di masa hidupnya.36Jasa ini timbul dari hasil pengurusan sesuatu hal yang dibutuhkan anggotanya dimana anggota mewakilkan urusan tersebut kepada BMT.
f) Kafalah
Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung
BMT kepada pihak ketiaga untuk memenuhi kewajiban anggotanya atau yang ditangguingkan atau seputar pengalihan tanggung jawab.
g) Qordh (Pinjaman Lunak)
Jasa ini termasuk pinjaman lunak, dimana pinjaman yang diberikan harus dikembalikan sejumlah dana yang diterima tanpa adanya tambahan. Kecuali jika si anggota mngembalikan lebih
36
Ibrahim Muhammad al-Jurnal, Fiqh Muslimah, Ibadah di Muamalah (Jakarta: pustaka Amani, 2007), h. 367.
tanpa persyaratan dimuka maka kelebihan dana tersebut diperolehkan diterima oleh BMT dan dimasukkan kedalam kelompok dana Qardh atau (Baitulmaal-ZIS). Umumnya sumber dana ini diambil dari simpanan pokok.37