• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.6. Sumber Daya Hutan yang Dimanfaatkan Secara Illegal

Menurut Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan gangguan terhadap hutan dibedakan menjadi gangguan terhadap hutan, kawasan hutan dan hasil hutan. Gangguan yang terjadi di resort-resort pada umumnya disebabkan oleh pemanfaatan hasil hutan secara illegal (pencurian flora dan fauna). Jenis-jenis hasil hutan yang dimanfaat secara illegal disajikan dalam tabel 9.

Tabel. 9 Jenis-jenis sumber daya hutan yang dimanfaatkan secara illegal No. Sumberdaya

Hutan

Jenis YangDimanfaatkan Kejadian 1. Satwa liar - Mamalia besar : babi hutan, banteng,

rusa

- Burung : burung cucak ijo, tledekan, julang emas, trocok ijo, perkutut - Reptil : penyu

TNAP, TNGGP

2. Tumbuhan - Kayu pertukangan : belian, rasamala, tapen, manggong, laban, jati

- Kayu bakar : laban, kaliandra, - Bambu : bambu ori, wuluh

- Tanaman hias : pakis, kantong semar

TNAP, TNGGP, TNBK

Pemanfaatan secara illegal sumber daya hutan merupakan ancaman terhadap keutuhan dan kelestarian kawasan taman nasional. Beberapa hasil hutan yang dimanfaatkan baik satwa liar maupun tumbuhan merupakan jenis-jenis yang dilindungi sesuai Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Beberapa jenis satwa seperti banteng, rusa, penyu merupakan satwa dilindungi. Beberapa jenis lainnya merupakan jenis endemis seperti kayu belian yang hanya ditemukan di pulau Kalimantan dan tidak ditemukan di tempat lain.

6.1. Simpulan

1. Pada umumnya kondisi sumberdaya pengamanan yang meliputi personel, sarana, dan prasarana di resort-resort pada ketiga taman nasional belum memadai kecuali pada beberapa resort di TNAP seperti resort Rowobendo, Kucur, Sembulungan kondisinya lebih memadai.

2. Sebagian besar gangguan keamanan yang terjadi pada resort-resort di ketiga taman nasional berupa pencurian flora dan fauna. Pencurian flora dan fauna telah menyebabkan kerugian Negara (hilangnya asset) yang nilai rupiahnya bervariasi untuk setiap resort. Variasi nilai kerugian atas hilangnya asset bergantung pada jenis-jenis flora dan fauna yang dimanfaatkan.

3. Hasil analisis menggunakan model statistik regressi berganda menunjukkan kerugian akibat gangguan kawasan dipengaruhi oleh fakor-faktor pengamanan seperti personel, kondisi sarana dan prasarana serta anggaran operasional. Persamaan regresinya adalah ln Rugi = - 4,18 + 1,37 ln Personel - 0,144 ln Sarana - 0,0334 ln Prasarana - 0,330 ln Operasional.. Berdasarkan nilai R-sq menunjukkan bahwa faktor-faktor mempengaruhi kerugian sebesar 59,2 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.

4. Berdasarkan perhitungan ketidakefisienan pengamanan resort menunjukkan resort yang paling efisien adalah resort Pancur dan resort yang paling tidak efisien adalah resort Rowobendo.

6.2. Saran

1. Berdasarkan persamaan regresi penambahan nilai rupiah sarana dan prasarana akan menurunkan nilai kerugian. Mengacu pada hasil analisis tersebut dan deskripsi sarana dan prasarana pengamanan di resort-resort maka perlu peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana di tingkat resort-resort taman nasional.

2. Untuk menjamin terpeliharanya sarana dan prasarana pengamanan dengan baik maka terhadap jenis peralatan dan perlengkapan yang mempunyai sepesifikasi khusus kepada personel pengamanan perlu dilatih dalam penggunaannya sesuai standar prosedur pengoperasiannya.

3. Berdasarkan persamaan regresi menunjukkan bahwa penambahan biaya untuk personel akan meningkatkan nilai kerugian. Pembiayaan untuk personel merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap kinerja personel pengamanan. Penambahan biaya untuk personel yang justru meningkatkan kerugian diduga terkait dengan kinerja personel yang belum sesuai harapan. Untuk membuktikan dugaan tersebut dan sesuai dengan sifat penelitian ini yang eksploratif (preliminary research) maka perlu dukungan penelitian-penelitian lainnya. Kajian terhadap kinerja personel pengamanan di resort-resort khususnya terkait dengan jumlah, kompetensi, dan motivasi personel merupakan penelitian yang perlu dilakukan. Dukungan penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi masukan untuk peningkatan kinerja pengamanan di tingkat resort.

4. Agar kinerja pengamanan lebih efisien maka penanganan gangguan sebaiknya difokuskan pada gangguan-gangguan yang menyebabkan nilai kerugian paling besar (hasil hutan yang mempunyai nilai asset tinggi contoh : perburuan banteng) dan bila diperlukan dapat membentuk tim anti perburuan.

Appleton MR, Teson GI, Uriarte MT. 2003. Competence Standars for Protected Area Jobs in South East Asia, Los Banos, ASEAN Regional Center for Biodiversity Conservation. Los Banos. Philiphines.

Arikunto, Suharsini. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

[BTNAP] Balai Taman Nasional Alas Purwo. 1998. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Alas Purwo 1998-2023. Banyuwangi : BTNAP

[BTNAP] Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2009. Buku Informasi Taman Nasional Alas Purwo Tahun 2009. Banyuwangi : BTNAP.

[BTNAP] Balai Taman Nasional Alas Purwo, 2009. Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Alas Purwo Tahun 2009. Banyuwangi : BTNAP

[BTNAP] Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2009. Statistik Balai Taman Nasional Alas Purwo Tahun 2009. Banyuwangi : BTNAP.

[BBTNBK] Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun. 1999. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Betung Kerihun 2000-2024. Putussibau : BBTNBK.

[BBTNBK] Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun. 2009. Buku Informasi Taman Nasional Betung Kerihun Tahun 2009, Putussibau : BBTNBK. [BBTNBK] Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun, 2009. Laporan

Tahunan Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Tahun 2009. Putussibau : BBTNBK.

[BBTNBK] Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun. 2009. Statistik Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Tahun 2009. Putussibau : BBTNBK. [BBTNGGP] Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 1995. Rencana Pengelolaan Taman Nasional gunung Gede Pangrango 1995-2014. Cibodas : BBTNGGP.

[BBTNGGP] Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2009. Laporan Tahunan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Tahun 2009. Cibodas : BBTNGGP.

[BBTNGGP] Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2009. Buku Informasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Tahun 2009, Cibodas : BBTNGGP

[BBTNGGP] Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 2009. Statistik Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Tahun 2009, Cibodas : BBTNGGP.

Basuni S. 1987. Konsep Pengaturan Sumberdaya Taman Nasional, Media Konservasi I (3): 1-11.

Basuni S. 2003. Kinerja Perlindungan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Media Konservasi 2003;VIII (3) : 95 -100

Carey C, Dudley N, & Stolton S. 2000. Squandering Paradise? The Importance and Vulnerability of the World’s Protected Areas, WWF-World Wide Fund For Nature, International, Gland, Switzerland.

[DEPHUT] Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 1985. Konsepsi Pengamanan Hutan Terpadu, Jakarta : Dephut RI.

[DEPHUT dan KAPOLRI] Departemen Kehutanan Republik Indonesia dan Kepala Kepolisian Repubilik Indonesia 1993, Keputusan Bersama Menteri Kehutanan dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, 10/Kpts-11/93-Skep/07/I/93 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Jagawana, Jakarta : Dephut RI.

[DEPHUTBUN] Departemen Kehutanan dan Perkebunan 1998, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 597/Kpts-VI/1998 tentang Satuan Tugas Operasional Jagawana, Jakarta : Dephut RI.

[DEPHUT] Peraturan Menteri Kehutanan No. 03/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional, Jakarta : Dephut RI. [Ditjen PHKA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

2005. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor : SK.102/IV/Set-3/2005 tentang Petunjuk Teknis Pengamanan Kawasan Konservasi di Wilayah Laut.

[Ditjen PHKA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2009. Statistik Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 2009.

Hartono. 2008. Mencari Bentuk Pengelolaan Taman Nasonal di Indonesia : Sebuah Tinjauan Reflektif Praktek Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia ; dalam Workshop Sistem Pengelolaan Kawasan Konservasi di Banyuwangi. Tidak Dipublikasikan.

Hasan I. 2009. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Cetakan Keempat, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Hockings M, Stolton S, Dudley N. 2000. Evaluating effectiveness : A framework for assessing management effectiveness of protected areas. Best Practice Protected Area Guidelines Series No. 6, IUCN, Gland, Switzerland: in Association with Cardiff University, UK.

Indrawan M, Primack RB, Supriatna J. 2007. Biologi Konservasi, Edisi Revisi, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Irwanto. 2006. Focused Group Discussion (FGD): Sebuah Pengantar Praktis, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

[IUCN] International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. 1994. Guidelines for Protected Area Management Categories, Gland, Switzerland: IUCN.

MacKinnon J, MacKinnon K, Child G, Thorsell J. 1990. Pengelolaan Kawasan Yang Dilindungi di Daerah Tropika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Indonesia.

Mardalis. 2004. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Cetakan Keempat, Jakarta : Bumi Aksara.

Meffe KG, Carrol CR. 1994. Principles of Conservation Biology. Sinauer Associates, Inc. Sunderland, Massachusset.

Nachrowi ND, Usaman H. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisi Ekonomi dan Keuangan, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rambaldi G. 2000. Staffing Protected Area : Defining Criteria Based On Case Study Of Protected Area, Special Report, Department of Environment and Natural Resources, Philippine.

[RI] Republik Indonesia. 1990. Undang-undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

[RI] Republik Indonesia. 1990. Peraturan Pemerintan No. 68 Tahun 1998 Tentang

Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

[RI] Republik Indonesia. 1990. Undang-undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

[RI] Republik Indonesia. 1990. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan.

Sevila CG, Ochave JA, Punsalan TG, Regalla BP, Uriarte GG. 1993. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia,

Stoner JAF, Freeman RE. 1992. Manajemen, Edisi Keempat, Jakarta : Penerbit Intermedia,

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung : Penerbit Alfa Beta Bandung.

Trihermawan T. 2006. Pemetaan Kompetensi Staf Balai Taman Nasional Alas Purwo, Laporan, Kerjasama Universitas Gadjah Mada dengan Balai Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Tidak Dipublikasikan.

Wiratno. 2009. Kawasan Konservasi di Tengah Pusaran Zaman, Buletin Konservasi Alam Vol VII No.1 : 16-19.

Lampiran 1. Jumlah personel pengamanan No. Uraian R E S O R T R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 1. Jumlah Personel 3 2 1 1 1 5 5 5 5 5 5 1 3 2 1 2 2 2. Luas Area (ha) 220.886 133.240 96.659 279.985 87.077 2.042 14.013 2.013 3.958 7.306 14.087 692,88 778,75 500,24 500,19 439,11 598,37 3. Rasio jumlah personel ; luas area (ha)

1 : 74029 1 : 66.240 1 : 96.659 1 : 279.985 1 : 87.077 1 : 408,4 1 : 2.803 1 : 403 1 : 792 1 : 1.479 1 : 2.817 1 : 693 1 : 256 1 : 250 1: 500 1:259 1:299 lanjutan lampiran 1 No. Uraian R E S O R T Rata-Rata jumlah personel R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 1. Jumlah Personel 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 orang per resort 2. Luas Area (ha) 696,38 983,36 864.74 1.297,95 864.74 1.039,41 2.274,87 1.201,09 1.378,80 1.135,39 1.876,6 369 2.112,47 1.042,41 1.240,04 992,62 3. Rasio jumlah personel ; luas area (ha)

1:696 1 : 983 1:492 1:649 1:432 1:520 1:1137 1:601 1:689 1:568 1:938 1:185 1:528 1:521 1:620 1:496

Sumber data : Diolah dari laporan kepegawaian Balai Besar TN Betung Kerihun, Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango, Balai TN Alas Purwo Tahun 2009 dan Peta Wilayah Kerja TN Betung Kerihun, TN Gunung Gede Pangrango dan TN Alas Purwo;

Keterangan : R1(Resort Sadap), R2( Resort Nanga Potan), R3 (Resort Nagan Hovat), R4(Resort Nanga Bungan), R5(Resort Tanjung Lokang). R6(Resort Rowobendo), R7(Resort Plengkung), R8 (Resort Grajagan), R9(Resort Kucur), R10(Resort Sembulungan), R11(Resort Tanjung Pasir), R12 (Resort Pasir Sumbul), R13 (Resort Mandalawangi), R14(Resort Gunung Putri), R15(Resort Maleber), R16(Resort Sarongge), R17 (Resort Sukamulya), R18 (Resort Cijoho), R19(Resort Tegallega), R20(Resort Goalpara), R21(Resort Cipetir), R22(Resort Selabintana), R23 (Resort Situgunung), R24 (Resort Cimungkad), R25(Resort Cirendeu), R26(Resort Nagrak), R27(Resort Pasir Hantap), R28(Resort Bodogol), R29(Resort PPKAB), R30(Resort Cimande), R31(Resort Tapos), R32(resort Cisarua), R33 (Resort Tugu)

Lampiran 2. Kualifikasi personel No. Uraian R E S O R T R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 1 Jumlah personel yang mempunyai pendidikan : 1.1.Sarjana - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - 1.2.Diploma 1 1 - - - - - - - - - - - - - - 1.3.SMA/Seder ajat 1 1 1 1 1 5 5 5 5 4 5 - 3 2 1 2 2. Pelatihan 2.1. Rata-rata jumlah pelatihan yang pernah diikuti oleh personel resort 3 3 4 7 6 2 3 3 2 3 2 5 3 6 9 5 lanjutan lampiran 2 No. Uraian R E S O R T R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 1 Jumlah personel yang mempunyai pendidikan : 1.1.Sarjana - - - - - 1 - - - - - - 1 1 - - -1.2.Diploma - - - - - - - - - - - - - - - - 1.3.SMA/Seder ajat 2 1 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2. Pelatihan Rata-rata jumlah pelatihan yang pernah diikuti oleh personel resort 6 5 4 7 6 6 3 7 6 4 1 7 7 3 3 8 6

Sumber data : Diolah dari laporan kepegawaian Balai Besar TN Betung Kerihun, Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango Tahun, Balai TN Alas Purwo Tahun 2009.

Keterangan : R1(Resort Sadap), R2( Resort Nanga Potan), R3 (Resort Nagan Hovat), R4(Resort Nanga Bungan), R5(Resort Tanjung Lokang). R6(Resort Rowobendo), R7(Resort Pancur), R8 (Resort Grajagan), R9(Resort Kucur), R10(Resort Sembulungan), R11(Resort Tanjung Pasir), R12 (Resort Pasir Sumbul), R13 (Resort Mandalawangi), R14(Resort Gunung Putri), R15(Resort Malaber), R16(Resort Sarongge), R17 (Resort Sukamulya), R18 (Resort Cijoho), R19(Resort Tegallega), R20(Resort Goalpara), R21(Cipetir), R22(Resort Selabintana), R23 (Resort Situgunung), R24 (Resort Cimungkad), R25(Resort Cirendeu), R26(Resort Nagrak), R27(Resort Pasir Hantap), R28(Resort Bodogol), R29(Resort PPKAB), R30(Resort Cimande), R31(Resort Tapos), R32(resort Cisarua), R33 (Resort Tugu)

Lampiran 3. Sarana pengamanan No. Sarana pengamanan R E S O R T R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 1. Sepeda motor trail 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2. Speedboat/lon gboat 1 1 1** 1** 1** - - 1** - - 1 - - - - -3. Perahun Karet - - - - - - - - 1 - - - - - - -4. Jukung (perahu kecil) - - - - - - - - - 1 - - - - - -5. Senjata Api 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 6. HT - - - - - 1 1 1 1 1 1 - - - - -7. Rig. 1* 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 - 1 1 - 1 8. GPS - - - - - 1 1 1 1 1 1 - - - - -9. Kamera digital 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - -lanjutan lampiran 3 No. Sarana pengamanan R E S O R T R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 1. Sepeda motor trail - 1 1 1 - 1 1 1 - 1 1 1 1 1** 1* 1** - 2. Speedboat/lon gboat -- - - - 3. Perahun Karet - - - - - - - - - - - - - - - -4. Jukung (perahu kecil) - - - - - - - - - - - - - - - -5. Senjata Api - 1 1 1 2 2 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 6. HT - - - - 1 - 1 - 7. Rig. 1 1 1 - - - 1 1 - 1 - 1 - - 1 1 - 8. GPS - - - - - - - - - - - - - - - - - 9. Kamera digital - - - - - 1 1 - - - - - - - - - -

Sumber : Diolah dari Statistik dan Lap. Tahunan Balai Besar TN Betung Kerihun, Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango, Balai TN Alas Purwo Tahun 2009 dan hasil observasi.

Keterangan : - R1(Resort Sadap), R2( Resort Nanga Potan), R3 (Resort Nagan Hovat), R4(Resort Nanga Bungan), R5(Resort Tanjung Lokang). R6(Resort Rowobendo), R7(Resort Pancur), R8 (Resort Grajagan), R9(Resort Kucur), R10(Resort Sembulungan), R11(Resort Tanjung Pasir), R12 (Resort Pasir Sumbul), R13 (Resort Mandalawangi), R14(Resort Gunung Putri), R15(Resort Maleber), R16(Resort Sarongge), R17 (Resort Sukamulya), R18 (Resort Cijoho), R19(Resort Tegallega), R20(Resort Goalpara), R21(Resort Cipetir), R22(Resort Selabintana), R23 (Resort Situgunung), R24 (Resort Cimungkad), R25(Resort Cirendeu), R26(Resort Nagrak), R27(Resort Pasir Hantap), R28(Resort Bodogol), R29(Resort PPKAB), R30(Resort Cimande), R31(Resort Tapos), R32(resort Cisarua), R33 (Resort Tugu)

- * rusak ringan, - ** rusak berat

Lampiran 4. Prasarana pengamanan No. Prasarana pengamanan R E S O R T R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 1. Jumlah pondok Jaga 1 1 1 1 1** 1 1 1 1 1 - - 1 1 - 1 2. Jumlah pos Jaga - - - - - 1 - 1 1 1 - - 1 1 1 1 3. Pal Batas - - - - - - - - 101 - - - -4. Jalan Patroli (km) 2 - 2 2 2 10 11 7 - 25 - - - - -lanjutan lampiran 4 No. Prasana pengamanan R E S O R T R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 1. Jumlah pondok Jaga 1 1 1 1 - 1 1 1 - 1 1 1 - 1 1 1* - 2. Jumlah pos jaga -- - 1 - 1 - - - 1 - - - 1** - 3. Pal Batas 117 190 163 111 46 126 157 173 172 - - 12 - - - - 4. Jalan Patroli (km) 16,249 - 27 7,2 - 6,5 6,7 8,3 6,7 30 - - - - --

Sumber : Diolah dari Statistik dan Laporan tahunan Statistik Balai Besar TN Betung Kerihun, Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango Tahun, Balai TN Alas Purwo tahun 2009. Peta Wilayah Kerja TN Betung Kerihun, TN Gunung Gede Pangrango dan TN Alas Purwo dan hasil observasi.

Keterangan : R1(Resort Sadap), R2( Resort Nanga Potan), R3 (Resort Nagan Hovat), R4(Resort Nanga Bungan), R5(Resort Tanjung Lokang). R6(Resort Rowobendo), R7(Resort Pancur), R8 (Resort Grajagan), R9(Resort Kucur), R10(Resort Sembulungan), R11(Resort Tanjung Pasir), R12 (Resort Pasir Sumbul), R13 (Resort Mandalawangi), R14(Resort Gunung Putri), R15(Resort Maleber), R16(Resort Sarongge), R17 (Resort Sukamulya), R18 (Resort Cijoho), R19(Resort Tegallega), R20(Resort Goalpara), R21(Resort Cipetir), R22(Resort Selabintana), R23 (Resort Situgunung), R24 (Resort Cimungkad), R25(Resort Cirendeu), R26(Resort Nagrak), R27(Resort Pasir Hantap), R28(Resort Bodogol), R29(Resort PPKAB), R30(Resort Cimande), R31(Resort Tapos), R32(resort Cisarua), R33 (Resort Tugu)

- * rusak ringan - ** rusak berat

Lmpiran 5. Penganggaran pengamanan

Dokumen terkait