• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1Permasalahan Pembangunan

C. Sumber Daya Manusia

Tersedianya sumber daya yang memadai dalam arti kuantitas dan kualitas, maka tantangan di masa mendatang akan bisa diatasi dengan baik. Kualitas sumber daya manusia yang sekarang kita miliki masih perlu ditingkatkan, agar tantangan tersebut bisa teratasi dengan baik.Investasi pengembangan sumber daya manusia selalu berjangka panjang. Program pengembangan jangka panjang ini mempersiapkan manusia terdidik yang memiliki ilmu pengetahuan dan mempunyai kualitas yang tinggi, yaitu manusia yang berkaliber nasional dan internasional.

Adanya gejala pengangguran manusia terdidik dewasa ini perlu mendapatkan perhatian serius. Ketahanan suatu masyarakat ditentukan oleh sumber daya alamnya dan sumber daya manusianya yang berkualitas. UNDP (United Nation Development Programme) mendefenisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimated end) sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mencapai tujuan itu.

Salah satu pengukuran keberhasilan pembangunan sumber daya manusia adalah IPM merupakan indeks yang mengukur pencapaian keseluruhan suatu negara, yang direpresentasikan oleh 3 dimensi, yaitu: umur panjang dan sehat, pengetahuan dan kualitas hidup yang layak. IPM memberikan suatu ukuran

IV - 11 Panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan hidup); (2). Indeks pendidikan : Terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi); dan (3). Indeks daya beli : Memiliki standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli/ PPP, penghasilan).

Dilihat dari IPM, Kabupaten Klungkung menempati urutan ke 8 (Delapan) setelah Denpasar, Badung, dan Tabanan, namum masih berada di atas rata-rata Provinsi Bali. Untuk itu tantangan peningkatan sumber daya manusia sesuai dengan indikator IPM adalah peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan serta peningkatan daya beli masyarakat.

4.1.4 Permasalahan Sosial Kemasyarakatan A. Sosial

Permasalahan Kesejahteraan Sosial merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kesejahteraan Sosial dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Pemasalahan sosial yang bersifat multi dimensi dan kompleks dapat muncul dari berbagai aspek kehidupan. Pencegahan terhadap permasalahan sosial harus dilaksanakan sedini mungkin melalui upaya-upaya yang sistematis berdasarkan pola penanganan yang tepat. Diperlukan peran masyarakat yang seluas-luasnya, baik perorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial, dan lembaga kesejahteraan sosial lainnya, sebagai perwujudan rasa kepedulian dan kesetiakawanan sosial, sehingga penyelenggaraan kesejahteraan sosial dapat terarah, terpadu, dan berkelanjutan untuk ikut mencegah dan menanggulangi tumbuh dan berkembangnya permasalahan kesejahteraan sosial yang semakin kompleks di era global ini.

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial harus memenuhi standar pelayanan minimal sekaligus membangkitkan kepercayaan diri para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), sehingga diharapkan mereka dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dan dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan. Pembangunan kesejahteraan sosial diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah kesejahteraan sosial yaitu kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyimpangan prilaku, korban bencana alam, dan/atau korban tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi.Penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kabupaten Klungkung akan sangat tergantung dari kualitas sumber daya manusia sebagai Pekerja Sosial Masyarakat (PMS), sarana dan prasarana pendukung yang ada maupun pemahaman masyarakat terhadap permasalah kesejahteraan sosial.

Salah satu bidang pembangunan kesejahteraan sosial yang penting sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 adalah memberikan pelayanan

IV - 12 dalam rangka rehabilitasi sosial dan juga perlindungan sosial terhadap PMKS. Rehabilitasi sosial sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial, yaitu menyelenggarakan, memfasilitasi, dan mengendalikan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada para penyandang masalah ketelantaran, kecacatan, dan ketunaan sosial.

Penyandang disabilitas ini beragam, ada 408 orang disabilitas produktif dan seratus orang disabilitas permanen. Untuk 408 orang penyandang disabilitas produktif, sebagian besar, sudah mempunyai keterampilan sendiri, seperti menjahit, berdagang, hingga menganyam. Meski demikian, mereka masih membutuhkan bantuan, apakah dengan memberikan pelatihan-pelatihan atau bentuk perhatian lainnya, agar mereka bisa tetap produktif dan mampu bertahan hidup bersama orangorang lainnya (Bali Post: 6 September 2013)

Kabupaten Klungkung walau dengan jumlah penduduk yang lebih kecil dari penduduk kabupaten lainnya di Bali, juga terdapat penduduk miskin. Pada tahun 2010, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Klungkung sebanyak12.900 jiwaatau sebesar 7,58% kemudian di tahun 2011menurun menjadi 10.700 jiwa atau sebesar 6,10%dan terus mengalami penurunan dimana tahun 2012 tersisa 9.400 jiwa atau sebesar 5,37%.

Bila dilihat distribusi sebarandari seluruh penduduk miskin (9.400 jiwa) per kecamatan, sebesar 20,55% terdapat di Kecamatan Dawan, sebesar22,46% diKecamatan Banjarangkan, dan sebesar23,75% diKecamatan Klungkung dan sebesar26,18% di Kecamatan Nusa Penida. Angka tersebut juga menunjukkan bahwa di Kecamatan Nusa Penida merupakan penyumbang hampir sebagian penduduk miskin di Kabupaten Klungkung. Hal ini terkait dengan kondisi geografis Kecamatan Nusa Penida yang identik dengan kegersangan dan daerah tandus, wilayah dengan kelerengan tinggi, curam, dan berbatu-batu, curah hujan yang rendah, keterbatasan tumbuhnya tanaman pangan termasuk tidak adanya produksi beras, dan keberadaan Nusa Penida yang dipisahkan oleh perairan/laut yang memberi dampak pada keterbatasan aksesibilitas dan keterisolasian dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Semua hal tersebut mempunyai pengaruh terhadap aspek sosial, ekonomi dan budaya penduduk seperti pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, dan sebagainya yang secara keseluruhan merupakan suatu resultante dari faktor-faktor penyebab kemiskinan.

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Klungkung dilihat dari indeks kedalaman kemiskinan menunjukan fluktuasi dimana tahun 2008 P1 sebesar 1,66 menurun menjadi 0,87 di tahun 2009 dan di tahun 2010 naik lagi menjadi 1,11 namum tetap mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Dilihat dari rata-rata Provinsi Bali, Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Klungkung tahun 2010 lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Bali yaitu sebesar 0,79.

IV - 13 penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Nilai P2 Kabupaten Klungkung dari tahun 2008 sebesar 0,59 mengalami penurunan menjadi 0,24 di tahun 2009 dan naik menjadi 0,26 di tahun 2010, di atas rata-rata Provinsi Bali yaitu 0,18.

Dokumen terkait