• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

Dalam dokumen LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Halaman 59-65)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Tagihan dan Keberatan atas Hasil Pemeriksaan Pajak

Claims for Tax Refund and Tax Assessments Under Appeal

Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini, manajemen mempertimbangkan apakah jumlah yang tercatat dalam akun di atas dapat dipulihkan dan direstitusi oleh Kantor Pajak. Nilai tercatat atas tagihan pajak penghasilan Kelompok Usaha pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp577.171 dan Rp492.509. Penjelasan lebih lanjut atas akun ini akan diberikan pada Catatan 12.

Based on the tax regulations currently enacted, the management judged if the amounts recorded under the above account are recoverable and refundable by the Tax Office. The carrying amount of the Group’s claims for tax refund as of December 31, 2015 and 2014 were Rp577,171 and Rp492,509. Further explanations regarding this account are provided in Note 12.

Asumsi utama masa depan dan sumber utama

estimasi ketidakpastian lain pada tanggal

pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha

mendasarkan asumsi dan estimasi pada

parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau

situasi di luar kendali Kelompok Usaha.

Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

The key assumptions concerning the future and other key sources of uncertainty of estimation at the reporting date that have a significant risk of causing material adjustments to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.

Penentuan Mata Uang Fungsional Determination of Functional Currency

Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer di tempat entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi penghasilan dan beban dari jasa yang diberikan.

The functional currency of each of the entities under the Group is the currency of the primary economic environment in which each entity operates. It is the currency that influences the revenue and cost of rendering services.

Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions

Asumsi utama masa depan dan sumber utama

estimasi ketidakpastian lain pada tanggal

pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha

mendasarkan asumsi dan estimasi pada

parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau

situasi di luar kendali Kelompok Usaha.

Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing material adjustments to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year/period are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions relating to future developments may change as a result of market changes or circumstances beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Cadangan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha Allowance for Impairment of Trade Receivables

a. Evaluasi Individual a. Individual Assessment

Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang

bersangkutan tidak dapat memenuhi

kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut,

Kelompok Usaha mempertimbangkan,

berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan atas penurunan nilai piutang usaha.

The Group evaluates specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Group exercises its judgment, based on the available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions for customers’ receivables in an effort to reduce the receivable amounts that the Group expects to collect. These specific provisions are re- evaluated and adjusted if additional information received affects the amounts of allowance for impairment of trade receivables.

b. Evaluasi Kolektif b. Collective Assessment

Bila Kelompok Usaha memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan maupun tidak, Kelompok Usaha menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan risiko kredit yang serupa karakteristiknya dan melakukan

evaluasi kolektif atas penurunan nilai.

Karakteristik yang dipilih mempengaruhi

estimasi arus kas masa depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.

If the Group determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed trade receivable, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. The characteristics chosen will influence the estimation of future cash flows for groups of such trade receivables by serving as an indication of the customers’ ability to settle in full amounts due.

Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk

penurunan nilai diestimasi berdasarkan

pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dengan piutang usaha pada kelompok tersebut.

Future cash flows in a group of trade receivables that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for trade receivables with credit risk characteristics similar to those in the group.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Cadangan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha (lanjutan)

Allowance for Impairment of Trade Receivables (continued)

Imbalan Kerja Employee Benefits

Pengukuran kewajiban dan biaya pensiun dan

liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha

bergantung pada pemilihan asumsi yang

digunakan oleh aktuaris independen dalam

menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi

tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto,

tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat

pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi- asumsi aktuarial diakui secara langsung pada laporan posisi keuangan konsolidasian dengan debit atau kredit ke saldo laba melalui penghasilan komprehensif lainnya dalam periode terjadinya.

The measurement of the Group’s obligations and cost for pension and employee benefits liabilities is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rates, future annual salary increase, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actuarial gains or losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are recognized immediately in the consolidated financial position with a corresponding debit or credit to retained earnings through other comprehensive income the the period in which they occur.

Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau

perubahan signifikan dalam asumsi yang

ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto.

While the Group believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Group’s actual experiences or significant changes in the Group’s assumptions may materially affect its estimated liabilities for pension and employee benefits and net employee benefits expense.

Nilai tercatat atas liabilitas imbalan kerja jangka

panjang Kelompok Usaha pada tanggal

31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp410.091 dan Rp374.856. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 31.

The carrying amounts of the Group’s long-term employee benefits liabilities as of December 31, 2015 and 2014 were Rp410,091 and Rp374,856, respectively. Further details are disclosed in Note 31.

Penyusutan Aset Tetap Depreciation of Fixed Asset

Biaya perolehan aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis

lurus berdasarkan taksiran masa manfaat

ekonomisnya dengan memperhitungan taksiran nilai residu sebesar persentase tertentu dari nilai tercatat, kecuali untuk prasarana tanah yang tidak

diperhitungkan nilai residunya. Manajemen

mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 2 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

The costs of fixed asset, except land, are depreciated using the straight-line basis over their estimated useful lives after taking into account the residual values at a certain percentage of the carrying values, except for land improvements which have no salvage value. Management estimates the useful lives of such fixed asset to be from 2 to 20 years. These are common life expectancies applied in the industries where the Group conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological developments could affect the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges are subject to revision.

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued) Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan

apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut.

Impairment review is performed when certain impairment indicators are present. Determining the fair value of assets requires the estimation of cash flows expected to be generated from the continued use and ultimate disposition of such assets.

Nilai tercatat neto atas aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014

masing-masing sebesar Rp11.123.465 dan

Rp9.058.302. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11.

The net carrying amounts of the Group’s fixed asset as of December 31, 2015 and 2014 were Rp11,123,465 and Rp9,058,302, respectively. Further details are disclosed in Note 11.

Pajak Penghasilan Income Tax

Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah dan timbulnya penghasilan kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas penghasilan dan beban pajak yang telah dicatat.

Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations, changes in tax laws, and the amount and timing of future taxable income, could necessitate future adjustments to tax income and expense already recorded.

Estimasi juga dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.

Estimate is also involved in determining the provision for corporate income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business.

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam

menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Significant judgment is involved in determining the provision for corporate income tax. There are certain transactions and computations for which the ultimate tax determination is uncertain in the ordinary course of business. The Group recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates as to whether additional corporate income tax will be due.

Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Nilai tercatat neto utang pajak penghasilan badan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp98.406 dan Rp138.439. Penjelasan lebih rinci mengenai perpajakan diungkapkan dalam Catatan 30.

The Group recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. The net carrying amount of corporate income tax payable as of December 31, 2015 and 2014 were Rp98,406 and Rp138,439, respectively. Further details regarding taxation are disclosed in Note 30.

Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets

dan strategi perencanaan pajak masa depan. strategies.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

(lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan

Allowance for Decline in Market Values and Obsolescence of Inventories

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang

dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya

penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Nilai tercatat persediaan Kelompok Usaha sebelum penyisihan atas keusangan dan penurunan nilai pasar pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014

masing-masing sebesar Rp5.454.705 dan

Rp4.349.253. Penjelasan lebih rinci mengenai persediaan diungkapkan dalam Catatan 7.

Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories is estimated based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical conditions, their market selling prices, estimated costs of completion and estimated costs to be incurred for their sales. The allowance is re- evaluated and adjusted as additional information received affects the amount estimated. The carrying amount of the Group’s inventories before allowance for obsolescence and decline in market values as of December 31, 2015 and 2014 were Rp5,454,705 and Rp4,349,253, respectively. Further details regarding inventories are disclosed in Note 7.

Deplesi dan Cadangan Kematian Ayam Pembibit Turunan

Depletion and Mortality Allowance of Breeding Flocks

Deplesi dihitung dengan menggunakan metode

saldo menurun berdasarkan taksiran umur

produktif ayam telah menghasilkan sejak awal masa produksi dengan memperhitungkan nilai sisa. Cadangan kematian diestimasi berdasarkan data kematian sebelumnya, serta usia ayam. Nilai tercatat ayam pembibit turunan sebelum cadangan kematian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp1.172.874 dan Rp1.077.653. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 8.

Depletion is computed using the declining balance method based on the estimated productive lives of the producing flocks from the start of the production period after taking into account their salvage values. Mortality allowance is estimated from previous data and the age of the chickens. The carrying amounts of the Group’s breeding flocks before allowance for mortality of breeding flocks as of December 31, 2015 and 2014 are Rp1,172,874 and Rp1,077,653, respectively. Further details are disclosed in Note 8.

4. KOMBINASI BISNIS 4. BUSINESS COMBINATIONS

Berdasarkan Perjanjian Pembelian Saham pada tanggal 28 Desember 2015, Perusahaan melalui PT Sarana Farmindo Utama membeli 100% kepemilikan saham PT Prospek Karyatama (“PKT”) dan entitas anaknya dari pihak ketiga dengan harga beli sebesar Rp6.699. PKT dan entitas anaknya bergerak di bidang perdagangan sarana produksi peternakan ayam dan hasil peternakan ayam.

Based on the Share Purchase Agreement dated December 28, 2015, the Company through PT Sarana Farmindo Utama purchased 100% share ownership of PT Prospek Karyatama (“PKT”) and its subsidiaries from third parties at purchase price of Rp6,699. PKT and its subsidiaries engaged in the trading of poultry supplies and chicken produce.

yang dialihkan pada tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:

Cash flows information arising from the acquisition date were as follows:

Nilai Wajar/

Fair value

Aset Assets

Aset lancar 551.535 Current assets

Aset tetap - neto 21.491 Property, plant and equipment - net

Aset lain-lain 51.097 Other assets

Sub-total 624.123 Sub-total

Liabilitas Liabilities

Liabilitas jangka pendek (856.432) Short-term liabilities

Liabilitias jangka panjang (38.645) Long-term liabilities

Sub-total (895.077) Sub-total

Nilai wajar libilitas neto teridentifikasi (270.954) Fair value of net liabilities acquired

Kepentingan non-pengendali (1.006) Non-controlling interest

Liabilitas neto bagian Perusahaan (271.960) Net liabilities portion of the Company

Goodwill 209.370 Goodwill

Aset takberwujud 69.289 Intangible assets

Imbalan yang dibayarkan 6.699 Consideration paid

Kas dari entitas anak yang diakuisisi (90.444) Cash of the acquired subsidiaries

Akuisisi entitas anak, setelah dikurangi Acquisition of subsidiaries,

kas yang diperoleh (83.745) net of cash acquired

Penilaian saham dan perhitungan alokasi harga beli berdasarkan laporan penilaian dari KJPP Ruky,

Safrudin & Rekan, penilai independen,

berdasarkan laporannya masing-masing tertanggal

24 Desember 2015 dan 28 Maret 2016. Goodwill

sebesar Rp209.370 terutama berasal dari selisih imbalan yang dialihkan dengan nilai wajar aset neto perusahaan yang diakuisisi. Goodwill bukan merupakan objek pajak untuk tujuan pajak penghasilan badan.

Share price valuation and calculation of purchase price allocation was based on valuation by KJPP Ruky, Safrudin & Rekan, an independent valuer, based on its report dated December 24, 2015 and March 28, 2016, respectively. The negative goodwill of Rp209,370 mainly arised from the difference between consideration transferred and the fair value of the net assets of the acquired entities. Goodwill is not taxable for corporate income tax purposes.

Dalam dokumen LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Halaman 59-65)

Dokumen terkait