• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan. Data ini diperoleh melalui wawancara sebagi pendukung penelitian ini. Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, mempergunakan data yang diperoleh dari internet.50

Bahan hukum tersebut terdiri dari:

a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum tetap mengikat, yaitu meliputi:

1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana..

2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

3) Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 Tentang Pemeriksaan Keuangan 4) Undang-Undang No. 1 Tahun 2004, Tentang Perbendaharaan Negara

50

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan hukum yang mempelajari penjelasan terhadap bahan hukum primer, yaitu meliputi:

putusan pengadilan yang berkaitan dengan judul skripsi dan surat edaran jaksa agung. c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan-bahan yang berguna untuk memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder berupa pendapat para sarjana dalam berbagai literatur, dokumen, dan sumber internet.

C. Penentuan Narasumber

Narasumber adalah orang yang memberi (mengetahui secara jelas atau menjadi sumber). Adapun narasumber dari penelitian ini terdiri dari :

1. Kejaksaan Negeri Bandar Lampung : 1orang

2. Kejaksaan Tinggi Lampung : 1orang

3. Akademisi Hukum Pidana Unila : 1orang

Jumlah : 3orang

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data

Berdasarkan pendekatan masalah dan sumber data yang dibutuhkan, maka pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka, studi dokumen, serta wawancara.

1. Studi pustaka (Library Research)

Data sekunder didapatkan dan dikumpulkan melalui studi pustaka dengan melakukan serangkaian kegiatan seperti membaca, menelaah dan mengutip dari literature peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pokok bahasan. 2. Wawancara

Dilakukan dengan pihak-pihak yang memahami dengan permasalahan yang sedang diteliti. Hal ini dilakukan sebagai data pendukung dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, maupun dengan menggunakan pedoman pertanyaan secara tertulis.

2. Pengolahan Data

Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya pengolahan sehingga data yang didapat dipergunakan untuk menganalisis permasalahan yang diteliti yang pada umumnya dilakukan dengan cara51 :

1. Pemeriksaan data (editing), yaitu melakukan pemeriksaan data yang terkumpul apakah sudah cukup lengkap, sudah cukup benar, dan sudah sesuai dengan permasalahan.

2. Rekonstruksi data (reconstructing), yaitu menyusun ulang data secara teratur, berurutan, logis, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.

3. Sistematisasi data (sistematizing), yaitu menempatkan data menurut kerangka sistematika bahasan berdasarkan uraian masalah.

51

E. Analisis Data

Setelah dilakukan pengolahan data, selanjutnya data dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan menghubungkan data yang satu dengan data yang lain secara lengkap, kemudian ditarik kesimpulan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai jawaban dari permasalahan yang dibahas.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis yaitu Analisi Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tuntutan Terhadap Perkara Tindak Pidana Korupsi, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dampak pengembalian kerugian negara dalam tuntutan berdampak kepada ranah Kejaksaan Agung yang diatur didalam Surat Edaran Jaksa Agung S.E 003/JA/02/2010 Tentang Tindak Pidana Korupsi yang mengatur mengenai besar kecilnya tuntutan jaksa dalam menjatuhkan pidana sesuai jumlah kerugian negara yang telah dibayar oleh terdakwa. Dalam penjatuhan tuntutan jaksa menuntut berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Pasal 2 dan Pasal 3.

2. Faktor penghambat dalam pengembalian kerugian keuangan negara yaitu dimana jaksa dalam menemukan aset terdakwa jika terdakwa telah membawa lari asetnya ke luar negeri dan enggannya terdakwa untuk memberitahu letak asenya hal ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam penegakan hukum pengembalian uang pengganti. Kurangnya kesigapan penegak hukum dalam hal menangani

kasus tindak pidana korupsi serta kurangnya pemberian sanksi yang tegas dalam hal pengembalian kerugian uang negara serta enggannya terdakwa mengakui kesalahan yang telah dilakukannya dan enggannya terdakwa yang seringkali memberikan informasi lengkap kepada penegak hukum terhadap aset/harta miliknya sehingga hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi penghambatan dalam hal pengembalian uang pengganti dalam tindak pidana korupsi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka penulis memberikan saran yaitu:

1. Pemberian sanksi terhadap pengembalian kerugian difokuskan hanya kepada pengembalian uang penggantinya saja, jika tidak lebih ditegaskan lagi mengenai penjatuhan sanksi pidana atau diberatkan lagi agar pelaku lebih memilih untuk mengembalikan kerugian negara bukan justru memilih dipidana.

2. Aparat penegak hukum agar lebih detail dalam menangani kasus ini terutama dalam menemukan aset-aset terdakwa agar tidak adanya kendala dalam hal pengembalian kerugian negara dalam tindak memberikan hukuman pidana, penegak hukum dan masyrakat agar tidak adanya faktor-faktor yang dapat menghambat penegak hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Andrisman,Tri,2011, Hukum Pidana Asas-Asas dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia, Bandar Lampung: Penerbit Universitas Lampung.

AmrizalSutan Kayo, 2013, Forensik Penggunaan dan Kompetensi Auditor dalam

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Yogyakarta: GRAHA ILMU

Chazawi.Adami, 2010, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta : PT. Raja Grafindo. Danil,Elwi,2012, Korupsi Konsep, Tindak Pidana dan Pemberantasannya, PT. Raja

Jakarta: Grafindo Persada.

EviHartanti, 2012, TindakPidanaKorupsi, Sinar, Jakarta :SinarGrafika

Handoyo,Eko, 2013, Pendidikan Anti Korupsi, Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Hamzah,Andi, 2007, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Naional dan Internasional, PT. RajaGrafindo Persada.

Jurnal Penegaan Hukum Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung, 2007.

Laila, KholisEfi, 2010, Pembayaran Uang Pengganti Dalam Perkara Korupsi, Depok: Solusi Publishing.

Makawimbang,Hernold Ferry, 2015, Memahami Menghindari Perbuatan Merugikan Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi dan Pencucian Uang,Yogyakarta : Thafa Media.

Mujiran, Paulus. 2004, Republik Para Maling, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Muladi, Barda Nawawi Arief, 2010 Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Bandung :PT. Alumni.

Nawawi, Barda Arief, 1998, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan

Pengembangan Hukum Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Prinst,Darwan, 2002, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Poerwadarminta, W.J.S, 1999, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Bina Pustaka.

Purwaning M Yanuar., 2007, Pengembalian Aset Hasil Korupsi, Bandung: PT Alumni.

Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Bandung: UI Press Alumni. ---, 1983, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,

Jakarta: Rajawali Pers.

---, 2004, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Surachmin, 2011, Strategi Korupsi dan Teknik Korupsi,Jakarta: Sinar Grafika.

Sulistia, Teguh, 2011, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Theodorus M. Tuanakotta,2009, Menghitung Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi, Bandung : Penerbit Salemba Empat.

Undang-undang terkait :

Undang-undang No. 15 Tahun 2006, TentangPemeriksaanKeuangan Undang-undang No. 1 Tahun 2004, Tentang Perbendaharaan Negara

Undang-undang No. 31 Tahun 1999, Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Peraturan-peraturan terkait:

SuratEdaranJaksaAgungNomor: S.E-001/A/JA/2010 SuratEdaranJaksaAgungNomor: S.E 003/A/JA/02/2010

Internet : http://gagasanhukum.wordpress.com/2012/05/14/dilema-pengembalian-uang-negara http://raypratama.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-uang pengganti.html http://kamusbahasaindonesia.org/dampakKamusBahsaIndonesia.prg/ http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4d0786albb8b5/pengembalian-uang-hasil-korupsi http://jonaediefendi.blogspot.co.id/2012/10/perspektif-yuridispengembalian

Dokumen terkait