• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber dan Jenis Pencemar Perairan Danau

D. Membangun Model Pengendalian Pencemaran Perairan

5.2. Sumber dan Jenis Pencemar Perairan Danau

60 70 N ilai IM L P

SL. Sundai Bt. Maransi Bd. Ligin SJ. Ampang Bt. Kalarian ST. Asam Stasiun

Gambar 29. Nilai indeks mutu lingkungan perairan di Danau Maninjau.

5.2. Sumber dan Jenis Pencemar Perairan Danau

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam analisis beban pencemar adalah untuk mengidentifikasi sumber pencemar, jenis bahan pencemar dan besarnya beban pencemaran yang masuk ke perairan Danau Maninjau. Secara garis besar, sumber pencemaran yang masuk ke perairan danau dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok sumber limbah, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan luar danau (domestik, pertanian dan peternakan) dan limbah dari dalam danau (KJA). Hal ini sesuai dengan pendapat Garno (2002) yang menyatakan bahwa sumber utama pencemaran waduk dan danau berasal dari limbah domestik dan kegiatan KJA.

Dari hasil pengamatan lapangan diketahui berbagai jenis kegiatan yang berlangsung di sekitar kawasan danau, yang merupakan sumber beban pencemar yang masuk ke perairan danau. Kegiatan tersebut antara lain permukiman, pertanian dan peternakan, pariwisata, dan pasar. Sumber pencemar utama yang masuk ke perairan danau berasal dari limbah domestik, limbah dari KJA dan limbah perhotelan atau restoran serta limbah peternakan. Sumber dan jenis bahan pencemar yang potensial masuk ke perairan Danau Maninjau disajikan pada Tabel 24.

Sedang

Tabel 24. Sumber dan jenis bahan pencemar potensial perairan Danau Maninjau N0 Sumber Jenis Pencemar

Tinja Limbah cair Limbah padat

1 Permukiman √ √ √ 2 KJA - √ √ 3 Pertanian - √ - 4 Peternakan √ √ - 5 Hotel √ √ √ 6 Restoran √ √ √ 7 Pasar - - √

Keterangan: = jenis pencemar dari sumber pencemar

Dari hasil pengamatan bahan-bahan pencemar yang berasal dari sumber pencemar (Tabel 24) masuk ke dalam perairan danau langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. Dari limbah-limbah tersebut limbah KJA merupakan limbah yang masuk secara langsung ke perairan danau dalam jumlah yang banyak, sedangkan yang lainnya masuk secara tidak langsung melalui limpasan dari sungai-sungai yang mengalir ke danau.

Masyarakat di sekitar perairan danau umumnya belum memiliki saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Limbah cair rumah tangga dibuang langsung ke danau atau ke sungai yang mengalir ke danau. Permukiman merupakan penyumbang beban pencemar, terutama bahan organik yang masuk ke perairan danau. Selain itu, hingga saat ini masih banyak masyarakat sekitar danau yang belum memiliki tanki septik untuk pembuangan tinja, seperti disajikan pada Tabel 25. Walaupun saat ini kadar coliform belum mencapai batas ambang, namum kondisi nilai coliform yang sudah mendekati nilai batas ambang dan banyaknya masyarakat yang langsung membuang tinja ke dalam badan air perlu diwaspadai mengingat pada masa yang akan datang jumlah penduduk dan jumlah kegiatan yang ada di sekitar danau akan semakin meningkat.

Untuk kawasan Danau Maninjau telah disediakan tempat lokasi pembuangan sampah sementara yang terletak di daerah Sungai Batang. Namun, dari pengamatan lapang, belum dimanfaatkan oleh masyarakat secara maksimal, tumpukan sampah masih banyak terlihat di sekitar danau, terutama yang terdapat di pasar-pasar, seperti Pasar Pakan Rabaa, Sungai Batang dan Bayur.

Tabel 25. Keadaan pembuangan tinja penduduk kawasan Danau Maninjau No Nagari Jumlah

penduduk

% Pembuangan tinja melalui Tanki septik Lainnya

1 Bayur 4.255 97 3 2 Maninjau 3.341 96 4 3 Sungai Batang 4.019 96 4 4 II Koto 4.781 93 7 5 III Koto 4.667 97 3 6 Tanjung Sani 5.592 91 9 7 Koto Kaciak 3.670 95 5

Sumber: Dinkes (Puskesmas) Kecamatan Tanjung Raya, (2006)

Hasil wawancara dengan beberapa kepala keluarga diperoleh rata-rata produksi sampah per keluarga adalah 8 kg/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 10 % sampah ditangani sendiri, yaitu dengan jalan dibakar atau ditimbun. Di lain pihak produksi sampah di Pasar Maninjau, Pasar Rabaa dan Pasar Bayur serta Pasar Sungai Batang diperkirakan 4 m3/hari. Lokasi pasar tersebut terletak tidak begitu jauh (± 200 m) dari danau. Diperkirakan 25% dari sampah tersebut masuk ke perairan danau (LPP-UMJ, 2006). Berdasarkan data tersebut, maka diperkirakan jumlah sampah yang masuk dari permukiman ke perairan danau sebesar 506,592 ton per tahun. Hal ini setara dengan yang dilaporkan LPPM UBH (2002) bahwa sampah yang masuk ke perairan danau sebanyak 700 ton per tahun berasal dari sampah pertanian dan sampah rumah tangga.

Perairan Danau Maninjau selain dipergunakan untuk mandi, cuci dan kakus, air danau juga digunakan sebagai air baku air minum. Penggunaan deterjen untuk mencuci pakaian akan menambah beban pencemaran di perairan danau. Peavy et al. (1986) menyatakan bahwa deterjen merupakan salah satu penyebab kekeruhan air dan mengandung pospat, sehingga dapat merangsang pertumbuhan alga secara cepat. Selain itu, proses penguraian deterjen dalam air berlangsung lambat, menyebabkan deterjen akan terakumulasi di perairan. Hal ini dapat meracuni kehidupan dalam air.

Hotel dan restoran yang berada di sekitar danau telah membuat tanki septik untuk pembuangan tinja. Namun, dari pengamatan lapangan masih banyak restoran yang membuang limbah cair secara langsung ke perairan danau. Hotel yang tedapat di sekitar danau berjumlah 5 buah dengan rata-rata kamar 31 buah, sedangkan hotel melati berjumlah sebanyak 29 buah. Jumlah restoran atau rumah

makan yang terdapat di sekitar Danau Maninjau adalah 6 buah dengan rata-rata luas ruangan makan 30 m2.

Limbah cair dari hotel dan restoran umumnya dibuang melalui saluran atau dibuang langsung ke danau. Rata-rata pemakaian air dari pengunjung hotel adalah 250 liter orang-1 hari-1. Jumlah air limbah dari hotel diperkirakan sebesar 70% dari konsumsi air bersih (Temenggung, 2004). Rata-rata kunjungan hotel di Danau Maninjau sebanyak 19 orang setiap hari, maka dihasilkan limbah cair sebanyak 3.325 liter per harinya. Dengan demikian, kegiatan hotel diperkirakan menyumbang limbah cair ke perairan danau sebesar 1.197 m3 per tahun. Hal ini akan meningkatkan jumlah beban pencemaran di badan air danau.

Penduduk di Kecamatan Tanjung Raya, khususnya di daerah sempadan danau banyak yang memelihara berbagai jenis hewan ternak, yang meliputi sapi potong, kerbau, kambing dan ayam. Limbah ternak berupa tinja sebagian langsung mengalir ke danau atau ke sungai menuju danau dan sebagian lagi ditimbun sebagai pupuk. Pembuangan limbah ini dapat meningkatkan pengayaan unsur hara, sehingga dapat merangsang pertumbuhan secara pesat populasi organisme air seperti eceng gondok (Eichornia crassipes) dan plankton. Gejala ini dapat terlihat dengan jelas pada seluruh tepian danau. Demikian juga halnya dengan daerah yang padat dengan aktivitas keramba. Pada lokasi ini, terjadi peningkatan unsur hara yang berasal dari limbah domestik dan dari sisa pakan ikan. Hal ini akan menstimulir bagi perkembangan gulma air. Oleh karena itu gulma air (eceng gondok), saat ini telah menjadi gulma yang mendominasi perairan Danau Maninjau.

Dari sektor pertanian, konstribusi beban pencemar yang masuk ke perairan danau diduga juga besar. Mengingat luas lahan sawah di sekitar Danau Maninjau menurut monografi kecamatan adalah 2.518 ha. Hasil pengamatan lapang dan wawancara dengan petugas penyuluh pertanian Kecamatan Tanjung Raya, pemanfaatan lahan sawah oleh masyarakat, penggunaan pupuk dan pestisida dapat dikategorikan sangat intensif. Rata-rata pemakaian pupuk kimia (ZA, Urea, TSP, NPK dan KCl) untuk pertanian dan perkebunan berkisar antara 334–450 kg per ha per musim tanam. Setiap tahunnya perairan danau menerima masukan beban

pencemaran berupa fosfor (P) yang berasal dari lahan sawah sebesar 5.087,60 kg/tahun (LPPM-UMJ, 2006).

Selain itu, dari sektor pertanian juga terjadi erosi lahan. Dari hasil perhitungan PSDA Sumbar (2005), sedimentasi akibat erosi lahan di sekitar danau yang masuk ke badan perairan danau mencapai 2.410 ton per tahun. Terjadinya erosi dan sedimentasi ini pada akhirnya juga akan meningkatkan transpor hara dari penggunaan lahan yang terdapat di sekitar danau yang masuk ke perairan danau.