• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.8 Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.15 Koefisien determinasi

Sumber : Hasil Olahan Data Spss

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat besarnya Adjusted R2 adalah 0,256. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada pada variabel pemahaman akuntansi sebesar 25,6% dapat dijelaskan variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritul dan perilaku belajar sedangkan sisanya 74,4 % dijelaskan oeh faktor lain yang tidak termasuk dalam model

4.9 Pembahasan

Setelah dilakukan pengujian statistik secara parsial ( individu ) dengan menggunakan uji t, maka analisis lebih lanjut dari hasil analisis regresi adalah:

4.9.1 Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Pemahaman Akuntansi Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan intelektual

tidak berpengaruh signifikan 0,349 > 0,05 terhadap pemahaman akuntansi dengan koefisien 0,349 Dengan batas signifikansi 0,05. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan kecerdasan intelektual maka pemahaman akuntansi juga tidak meningkat. Dengan begitu faktor kecerdasan intelektual yang diukur melalui kemampuan memecahkan masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwijayanti (2009) yang menyatakan bahwa orang yang hanya memiliki kecerdasan intelektual saja atau banyak memiliki gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan sering kali yang berpendidikan formal lebih rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal saja, padahal yang diperlukan sebenarnya adalah bagimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi. Perbedaan hasil penelitian ini dengan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,543a ,295 ,256 5,248

a. Predictors: (Constant), PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERASAN SPIRITUAL

b. Dependent Variable: PEMAHAMAN AKUNTANSI

penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya perbedaan lokasi pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.

4.9.2 Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pemahaman Akuntansi Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan emosional tidak berpengaruh dan signifikan 0,102 > 0,05 terhadap pemahaman akuntansi dengan koefisien 0,102. Dengan batas signifikansi 0.05 Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan kecerdasan emosional maka pemahaman akuntansi juga tidak meningkat. Dengan begitu faktor kecerdasan emosional yang diukur melalui pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi.

Penelitian ini tidak mendukung hasil peneliti, Sahara (2014) dengan kecerdasan emosional, seseorang mampu mengetahui dan menanggapi perasaan mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaan-perasaan orang lain dengan efektif. Seseorang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk berprestasi kecerdasan emosi sehingga bentuk pemahaman akuntansi seharusnya tidak hanya dipahami secara teoritis tetapi juga dipahami berdasarkan hati agar tercipta keseimbangan dalam pendidikan akuntansi. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya penilai pemahaman akuntansi sesuai standar penilaian fakultas.

4.9.3 Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap Pemahaman Akuntansi Berdasarkan hasil pengujian regresi menunjukkan variabel kecerdasan spiritual berpengaruh dan signifikan 0,013 < 0,05 terhadap pemahaman akuntansi dengan koefisien 0,013. Dengan batas signifikansi 0.05. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan kecerdasan spiritual maka pemahaman akuntansi juga akan meningkat. Dengan begitu faktor kecerdasan spiritual yang diukur melalui bersikap fleksibel, kesadaran diri, menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, menghadapi dan melampaui perasaan sakit, keengganan untuk menyebabkan kerugian, kualitas hidup, berpandangan holistik, kecenderungan bertanya, dan bidang mandiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi.

Penelitian ini mendukung hasil peneliti, Dwijayanti (2009), Rachmi (2010) dan Zakiah (2013) yang berpendapat bahwa Kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk mempungsikan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional secara efektif. Kecerdasan spiritual yang baik dapat dilihat dari ketuhanan, kepercayaan, kepemimpinan pembelajaran, berorientasi masa depan, dan keteraturan. Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, memiliki ketenangan hati dan selalu yakin bahwa sesuatu yang dilaksanakan di imbangi dengan berdoa akan lebih percaya diri untuk belajar sehingga akan mudah memahami suatu materi yang dipelajari. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya perbedaan lokasi pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.

4.9.4 Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi

Berdasarkan hasil pengujian regresi menunjukan bahwa variable perilaku berpengaruh signifikan terhadap pemahaman Akuntansi dengan melihat nilai koefisen sebesar 0.024. Dengan batas signifikansi 0.05, maka signifikansi 0.024 <

0.05. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan Perilaku belajar maka pemahaman akuntansi juga akan meningkat. Karena perilaku belajar adalah kegiatan belajar mahasiswa yang telah diterapkan sehari-hari sehingga menjadi pedoman yang baik untuk dapat mengetahui wawasan yang lebih luas khususnya dalam bidang akuntansi.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rachmi, (2010) telah melakukan penelitian tentang Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Dimana variabel Perilaku Belajar berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Nugraha (2014) perilaku sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat, misalnya semangat, cara belajar, dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya kebutuhan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Pengertian belajar sangat beragam, tergantung dari sisi pandang orang yang mengamatinya. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya perbedaan lokasi pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji studi kasus pada mahasiswa/i akuntansi apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH Hasil uji penelitian ini merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulan sebagai berikut:

a) Kecerdasan intelektual secara parsial nilai signifikansi 0,349 > 0,05 tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH.

b) Kecerdasan emosional secara parsial nilai signifikansi 0,102 > 0,05 tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH .

c) Kecerdasan spiritual secara parsial nilai signifikansi 0,013 < 0,05 berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH.

d) Perilaku belajar secara parsial nilai signifikansi 0,024 < 0,05 berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH

5.2 Saran

1. peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar, misalkan saja dengan mengambil berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Negeri lainnya.

2. penelitian ini kurang valid sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan memperoleh data yang lebih valid.

3. Bagi perguruan tinggi negeri diharapkan lebih dapat meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar mahasiswanya, sehingga dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lainnya.

4. Peneliti berikutnya dapat memperluas penelitian , mungkin lebih baik apabila dilakukan penelitian pada obyek dan subyek yang berbeda dengan profesi yang berbeda.

6.1 Referensi

Ary Ginanjar. 2001. Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way 152.Jakarta:Arga Publishing

Ary Ginanjar.2007. Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way 165.Jakarta:

Arga Publishing

Baharudin dan Wahyuni, E.N., 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media

Depdikbud, 2000, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

Dwijayanti, Pengestu, A. 2009. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan kecerdasan Sosial terhadap pemahamn akuntansi”. Jakarta. Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Tidak Dipublikasikan.

Goleman, Daniel. 2005. Emosional Intellegence, Kecerdasan Emosional:

mengapa EQ lebih penting daripada IQ. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2015. “Emotional Intelligence”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Pertama. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanum, S. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi STIE PERBANAS Suraba ya. Rangkuman Skripsi. Fakultas Ekonomi.

STIE PERBANAS Surabaya.

Lesmana, F.B. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepercayaan Diri Terhadap Pemahaman Akuntansi. Tidak diterbitkan. Jember. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Maya, Nuraini .2007.”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan MInat Belajar Mahasiswa Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi“.Jurnal Beta Vol.5 No.2.

Noor, Juliansyah., “Metode Penelitian”. Edisi Pertama, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Nugraha, Prima , A. 2013, Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Universitas Jember:

Skripsi

Pratiwi, Dianny. 2011. Pengaruh Kemampuan Pemakai Tegnologi Informasi, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan. Tidak diterbitkan. Jember. Skripsi FakultasnEkonomi Universitas Jember

Rachmi, Filia. 2010. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi”. Semarang. Jurnal Pendidikan Akuntansi.

Riduwan, 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Robbins P.Stephen dan A.Judge Timothy, 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta:

Salemba Empat.

Santoso, Singgih., “Panduan Lengkap SPSS”. Jakarta: PT Elex Media Kompetindo, 2014

Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi: Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta:

SalembaEmpat.

Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi; Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Trisnawati dan S. Suryaningsum. 2003. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.Simposium Nasional Akuntansi VI : 1073-1091

Zakiah, Farah. 2013. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan Tahun 2009 di Universitas Jember). Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember.

Zohar, Danah dan Marshall, Ian, 2005, Memberdayakan SC di Dunia Bisnis.

Terjemahan. Helmi Mustofa. Bandung: Mizan

Dokumen terkait