• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I VSUMBER-SUMBER PENGETAHUAN PETANI TENTANG

4.1. Sumber-sumber Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit

4.1.2 Sumber Pengetahuan dari Sesama Petani

Sesama petani yang dimasukan penulis dalam tulisan ini adalah sesama petani yang ada di Desa Sukanalu yang bukan kerabat dekat. Walupun di dalam masyarakat karo seiring dengan adanya marga semua akan mendapat tutur masing masing akan tetapi memiliki makana berbeda. Dimana kekuatan tutur itu akan berbeda jika masih memiliki hubungan dara atau perkawinan, dengan hanya memiliki marga yang sama, atau kebetulan memiliki marga yang sama dengan istri. Sehingga sesama petani yang dimaksudkan beda dengan keluarga/ kerabat. Pembicaraan sesama petani sering terjadi di kedai kopi, di ladang, dan di mana saja bisa terjadi tergantung topik pembicaraan, sehingga, sesama petani di Desa Sukanalu sering memperbincangkan

dalam pengolahan tanah, pemilihan bibit, iklim, hama, penyakit dan perawatan tanaman. Namun saat ini, hal yang paling sering dibahas sesama petani adalah masalah hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk mereka. Hal tersebut terjadi karena petani terkadang sering menghadapi masalah tanaman jeruk yang berbeda dari satu musim tanam ke musim berikutnya. Petani terkadang menanam jenis jeruk yang sama, namun menghadapi penyakit dan hama yang berbeda. Hal tersebut membuat petani sering berdiskusi dengan petani lainnya tentang bagaimana masalah tiap-tiap petani Desa Sukanalu.

Perbincangan antara sesama petani laki-laki sering terjadi di warung kopi. Hal tersebut terjadi, ketika awalnya mereka hanya berniat untuk minum kopi sehingga, pembicaraan mulai mengarah ke pertanian ketika ada salah seorang yang memulai berbicara tentang kondisi tanaman jeruk mereka. Petani yang lain juga terpancing menceritakan kondisi tanamannya. Masing-masing petani menceritakan pengalamannya dalam memberantas hama yang menyerang tanaman jeruk dan bagaimana mereka mengetahui bahwa tanaman mereka telah terserang penyakit namun, pada saat ini pembicaraan selalu mengenai lalat buah, karena hama lalat buah membuat petani sangat merugi sehingga petani sering membicarakan masalah penanggulangan hama lalat buah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbincangan yang terfokus pada seputar hama lalat buah yang mengakibatkan buah jeruk petani busuk. Dalam perbincangan tersebut, umumnya mereka saling memberi tahu cara- cara pengendalian hama dan penyakit yang mereka lakukan. Namun, tidak semua petani mau mencoba pengalaman petani lain untuk dipraktekan pada tanamannya.

Tetapi, ada juga beberapa petani yang berani mencoba hal baru dari pengalaman petani lain.

Salah satu pembicaraan petani di kedai kopi yakni (Bapak Roni dan Bapak Anta Perangin-angin, kedai kopi 2 Oktober 2012) yang membicarakan seputar lalat buah, yang berlangsung disebuah kedai kopi yang ada di Desa Sukanalu.

Bapak roni: rimo ku nadai go keri kel ndabuh ban cit cit ndai, lanai kel kin ter tahan gundarai cit cit ndai, gom kutama lalap lela lela lalap nge dat melala me labo keri keri cict ndai e.

Babak Anta Perangin angin: payo silih rimo taah pe keri kel banna enggom kutama kelambuna epe lolit ngaruhna, emaka go gawat kel rimo ndai ban cit cit nadai gundari.

Tapi lit ka nina kuidah rimo kalak la ndabuh. Obat tagerndai banna obatna tapi merga kel banna sada tong saja pe 100 ribu bagi rimo ta ahh 6 tong mego kapndu galang biayana sada minggu e, ence langa bo lit jaminen la ndabuh rimo nadai. Me lo kita pang encubakenca.

(Artinya: Bapak Roni: Jeruk saya habis semua jatuh akibat lalat buah, saat ini lalat buah memang sangat mengganas saya selalu memasang lela-lela dan selalu banyak terperang akan tetapi lalat buah seakan takada habisnya.

Bapak Anta Perangin angin: Benar itu silih, jeruk saya juga habis akibat lalat buah padahal saya sudah memasang kelambu akan tetapi tidak ada manfaatnya, sehingga memang benar benar masalah besar akibat lalat buah ini.

Tetapi ada juga jeruk petani lain tidak jatuh. Obat racikan sendiri dipakai akan tetapi sangat mahal dijual, harganya 100 ribu satu tong, sehingga jika seperti jeruk saya 6 tong berarti 600 ribu perminggu, dan jaminan jeruk tidak jatuh tidak ada sama sekali sehingga saya

Sehingga sangat jelas bagaimana pembagian pengetahuan dan pengalaman petani berlangsung di kedai kopi akan tetapi keputusan untuk mengikuti ajuran yang didengar di kedai kopi akan diputuskan sendiri oleh petani.

Perbincangan sesama petani perempuan umumnya di kedai kopi juga. Di Desa Sukanlau ada kedai kopi khusus untuk perempuan. Disini, para ibu rumah tangga memperbincangkan pembicaraan mengenai seputar kendala ataupun keberhasilan tanaman jeruk mereka. Perlu kita ketahui bahwa perempuan di dalam masyarakat karo umumnya, telah menggambil peran penting dalam pengelolaan jeruk. Umumnya di lingkungan masyarakat karo, perempuan merupakan ujung tombak pertanian baik dalam pengelolaan pertanian dan jeruk. Akan tetapi jika berbicara di pesta adat, pihak laki-lakilah yang banyak berbicara, namun yang memperaktekan secara konkrit adalah pihak perempuan.

Selain di kedai kopi wanita, pembicaraan terjadi ketika para kaum ibu berkumpul di salah satu rumah penduduk ketika sedang santai atau perpulungen bagi yang beragama Kristen. Akan tetapi dikesempatan perpulungan ini biasanya laki-laki dan perempuan akan sama-sama menceritakan apa pendapat mereka tetang pertaniannya. Sehingga setiap keluarga bercerita tentang pertaniannya pada sela-sela perpulungan biasanya pada saat sebelum perpulungan dimulai dan pada saat perpulungan telah usai biasanya pembicaraan itu berlangsung.

Pengetahuan dari sesama petani juga sering terjadi ketika petani sedang berada di ladang. Beberapa petani datang ke ladang petani lain untuk melihat atau

membandingkan keadaan jeruk miliknya. Jika tanaman milik seorang petani mengalami gangguan (penyakit) dan serangan hama, maka petani tersebut akan melihat tanaman jeruk petani lainnya. Petani tersebut akan memperhatikan apakah tanaman petani lain mengalami hal yang sama. Jika petani tersebut mengalami hal yang sama, maka mereka akan saling bercerita apa-apa saja yang telah mereka lakukan terhadap tanaman mereka dan saling bertukar pikiran mancari tahu kira-kira apa yang menyebabkan tanaman mereka seperti itu.

Jika tanaman jeruk petani yang lain tidak mengalami hal yang sama, maka petani yang satu akan bertanya apa yang telah dilakukan petani tersebut sehingga tanamannya tidak diserang hama dan penyakit. Pengetahuan dari sesama petani sangat berguna bagi petani. Selain mendapat informasi, petani juga saling bertukar pikiran untuk melakukan yang terbaik agar hasil panen tanaman mereka pada musim berikutnya lebih baik lagi. Dalam memperoleh pengetahuan dari sesama petani, umumnya para petani lebih sering bertanya kepada petani yang selalu berhasil memperoleh panen yang terbaik di setiap masa tanam. Namun dalam kenyataannya, tidak sedikit para petani yang tetap mempertahankan pengalamannya sendiri dan tidak mau mencoba pengalaman petani lainnya. Karena pada beberapa petani malu bertanya kepada petani lainya karena merasa angkuh dengan pengetahuan yang dimilikinya. Seperti penuturan (Bapak Juai Tarigan 55 tahun, wawancara 23 Agustus 2012) pengalaman bertani 15 tahun mengungkapkan.

“Lo ka man sunkunen kalak, kita pe sietteh nge apai obat ras pupuk simejile, jandi labo perlu nunkun kalak

(Artinya: Tidak perlu bertanya kepada orang lain, kita juga tau mana obat dan pupuk yang bagus untuk tanaman jeruk, sehingga tidak perlu bertanya kepada orang lain, kita kan sudah lama menanam jeruk.(pen)).

Ungkapan Bapak Juai di atas menjadi salah satu gambaran petani yang tidak bisa menerima masukan dari petani lain. Karena merasa angkuh dengan pengetahuan yang dimiliki selama bertani. Ini menjadi cerminan yang kurang baik, karena di dalam perawatan jeruk khususnya bagian hama dan penyakit petani harus terus mempebaharui pengetahuan untuk bisa tetap mengoptimalkan hasil pertanian.

Dokumen terkait