b. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan
b. Changes in accounting policies and disclosures
Efektif 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan untuk pertama kali, beberapa standar baru dan revisi standar yang mengakibatkan penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Penerapan tersebut mencakup PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian”, PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama”, PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar” dan revisi atas PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan” dan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. Lebih lanjut, penerapan PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain” menambahkan pengungkapan yang disyaratkan pada laporan keuangan konsolidasian. Beberapa revisi standar lain diterapkan pertama kali pada tahun 2015 namun tidak berdampak terhadap laporan keuangan konsolidasian interim Kelompok Usaha. Sifat dan dampak standar baru maupun revision diungkapkan lebih lanjut pada Catatan 2 yang relevan.
Effective on January 1, 2015, the Group applied, for the first time, certain new standards and amendments that require restatement of previous consolidated financial statements. These include PSAK No. 65, “Consolidated Financial Statements”, PSAK No. 66, “Joint Arrangements”, PSAK No. 68, “Fair Value Measurement” and amendments to PSAK No. 1 (Revised 2013), “Presentation of Financial Statements” and PSAK No. 24 (Revised 2013), “Employee Benefits”. In addition, the application of PSAK No. 67, “Disclosure of Interests in Other Entities” resulted in additional disclosures in the consolidated financial statements. Several other amendments apply for the first time in 2015. However, they do not impact the interim consolidated financial statements of the Group. The nature and the impact of each new
standards and amendments are further
described in the relevant Note 2.
PSAK No. 67 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan kepentingan dalam entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi dan entitas terstruktur. Pengungkapan yang disyaratkan PSAK No. 67 diungkapkan pada Catatan 13 dan 25
PSAK No. 67 sets out the requirements for disclosures relating to an entity’s interests in subsidiaries, joint arrangements, associates and structured entities. PSAK No. 67 disclosures are provided in Notes 13 and 25
c. Prinsip-prinsip konsolidasi c. Principles of consolidation
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian”. PSAK ini menggantikan beberapa bagian dari PSAK No. 4 (2009) mengenai pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian, yang antara lain menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain, menetapkan prinsip pengendalian (control) dan menetapkan pengendalian sebagai dasar konsolidasi; serta menetapkan penerapan prinsip pengendalian untuk mengidentifikasi apakah investor mengendalikan investee sehingga investor harus mengonsolidasi investee.
Effective January 1, 2015, the Group applied PSAK No. 65, “Consolidated Financial Statements”. This PSAK replaces the portion of PSAK No. 4 (2009) that addresses the accounting for consolidated financial statements, among others, establishes principles for the presentation and preparation of consolidated financial statements when an entity controls one or more other entities, defines the principle of control, and establishes control as the basis for consolidation; and sets out how to apply the principle of control to identify whether an investor controls an investee and therefore must consolidate the investee;
17 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) c. Principles of consolidation (continued) Sehubungan dengan penerapan PSAK ini,
manajemen mengevaluasi kembali pengendalian yang dimiliki pada seluruh entitas anak dan asosiasi dan menentukan bahwa tidak diperlukan perubahan atas akuntansi atas kepentingannya pada Entitas Anak.
In relation to the adoption of this PSAK, management re-evaluate control over all of its subsidiaries and associates and determined that no change is necessary on accounting of its investment in Subsidiaries.
Laporan keuangan konsolidasian interim meliputi laporan keuangan Kelompok Usaha dan Entitas Anak seperti disebutkan pada Catatan 1.c.
The interim consolidated financial statements comprise the financial statements of the Group and its Subsidiaries as described in Note 1.c.
Pengendalian diperoleh ketika Kelompok Usaha terekspos, atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee. Secara khusus, Kelompok Usaha mengendalikan investee jika, dan hanya jika, Kelompok Usaha memiliki seluruh hal berikut ini:
Control is achieved when the Group is exposed, or has rights, to variable returns from its involvement with the investee and has the ability to affect those returns through its power over the investee. Specifically, the Group controls an investee if, and only if, the Group has all of the following:
a. kekuasaan atas investee (misalnya adanya hak yang memberikan Kelompok Usaha kemampuan saat ini untuk mengarahkan aktivitas investee yang relevan);
a. power over the investee (i.e., existing rights that give it the current ability to direct the relevant activities of the investee);
b. eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatan Kelompok Usaha dengan
investee; dan
b. exposure, or rights, to variable returns from its involvement with the investee; and
c. kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi imbal hasil Kelompok Usaha.
c. the ability to use its power over the investee to affect the Group’s returns.
Umumnya, kepemilikan hak suara mayoritas (a
majority of voting rights) menghasilkan
pengendalian. Untuk mendukung hal ini, dan jika Kelompok Usaha memiliki hak suara kurang dari hak suara mayoritas, atau hak sejenis atas suatu
investee, Kelompok Usaha mempertimbangkan
seluruh fakta dan keadaan ketika menilai apakah Kelompok Usaha memiliki kekuasaan atas
investee, termasuk:
Generally, there is a presumption that a majority of voting rights result in control. To support this presumption and when the Group has less than a majority of the voting, or similar, rights of an investee, it considers all relevant facts and circumstances in assessing whether it has power over an investee, including:
a. pengaturan kontraktual dengan pemegang hak suara lainnya pada investee;
a. the contractual arrangement(s) with the other vote holders of the investee;
b. hak-hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain; dan
b. rights arising from other contractual
arrangements; and
c. hak suara yang dimiliki Kelompok Usaha dan hak suara potensial.
c. the Group’s voting rights and potential voting rights.
18 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) c. Principles of consolidation (continued) Kelompok Usaha menilai kembali apakah masih
mengendalikan investee jika fakta dan keadaan mengindikasikan bahwa terdapat perubahan dalam satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian. Konsolidasi atas entitas anak dimulai sejak tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian atas entitas anak dan berakhir ketika Kelompok Usaha kehilangan pengendalian atas entitas anak.
The Group reassesses whether or not it controls an investee if facts and circumstances indicate that there are changes to one or more of the three elements of control. Consolidation of a subsidiary begins when the Group obtains control over the subsidiary and ceases when the Group loses control of the subsidiary.
Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain (“OCI”) diatribusikan kepada pemilik entitas Induk dari Kelompok Usaha dan KNP, meskipun hal tersebut mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit.
Profit or loss and each component of other comprehensive income (“OCI”) are attributed to the equity holders of the parent of the Group and to the NCI, even if this results in the NCI having a deficit balance.
Laporan keuangan konsolidasian interim disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. Jika anggota Kelompok Usaha menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan yang serupa, maka penyesuaian dilakukan atas laporan keuangannya dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim.
The interim consolidated financial statements are prepared using uniform accounting policies for like transactions and other events in similar circumstances. If a member of the Group uses different accounting policies for like transactions and events in similar circumstances, appropriate adjustments are made to its financial statements in preparing the interim consolidated financial statements.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar Perusahaan dengan Entitas Anak telah dieliminasi.
All significant intercompany accounts and
transactions between the Company and
Subsidiaries have been eliminated.
Perubahan dalam bagian kepemilikian Kelompok Usaha pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian Kelompok Usaha pada entitas anak dicatat sebagai transaksi ekuitas.
A change in the ownership interest of a subsidiary, without a loss of control, is accounted for as an equity transaction.
Ketika Kelompok Usaha kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka Kelompok Usaha menghentikan pengakuan aset (termasuk
goodwill), liabilitas, Kepentingan Nonpengendali (KNP) dan komponen ekuitas lainnya serta mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian. Saldo investasi yang masih dimiliki diakui pada nilai wajarnya.
If the Group losses control over a subsidiary, it derecognises the related assets (including goodwill), liabilities, non-controlling interest (NCI) and other components of equity while any resulting gain or loss is recognised in profit or loss. Any investment retained is recognised at fair value.
19 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) c. Principles of consolidation (continued) KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi
dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung kepada Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laba atau rugi dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian interim, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
NCI represents the portion of the profit or loss and net assets of the Subsidiaries not
attributable, directly or indirectly, to
the Company, which are presented in profit or loss and under the equity section of the interim consolidated statements of financial position, respectively, separately from the corresponding portion attributable to the equity holders of the parent entity.
Untuk tujuan konsolidasi, laporan keuangan entitas anak yang mata uang fungsionalnya adalah Rupiah dijabarkan ke dalam Dolar AS dengan menggunakan:
For consolidation purposes, the financial
statements of Subsidiaries with Rupiah
functional currency are translated into US Dollar using the following:
Akun/Accounts Kurs/Exchange Rates
Aset dan liabilitas/ Kurs rata-rata pembelian dan penjualan Bank Indonesia pada akhir periode
Assets and liabilities pelaporan / Average buying and selling exchange rate of Bank Indonesia
at end of reporting period
Pendapatan dan beban/ Rata-rata tertimbang dari kurs tengah Bank Indonesia selama periode laporan laba
Revenues and expenses rugi komprehensif / Weighted-average middle exchange rate of Bank Indonesia
during the period of the statements of comprehensive income
Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan Entitas Anak tersebut ke dalam Dolar AS disajikan dalam akun “Penghasilan Komprehensif Lainnya - Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan Entitas Anak” sebagai bagian dari Penghasilan Komprehensif Lainnya pada ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim.
The difference arising from the translation of financial statements into US Dollar is presented as “Other Comprehensive Income - Difference in Foreign Currency Translation of the Financial Statements of Subsidiaries” account as part of Other Comprehensive Income in the equity section of the interim consolidated statements of financial position.
d. Transaksi dengan pihak berelasi d. Transaction with related parties Kelompok Usaha mempunyai transaksi dengan
pihak berelasi sebagaimana didefinisikan pada PSAK No. 7 (Revisi 2010).
The Group has transactions with related parties as defined in PSAK No. 7 (Revised 2010).
Saldo dan transaksi yang material antara Kelompok Usaha dengan Pemerintah Negara Republik Indonesia dan entitas berelasi dengan Pemerintah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian interim yang relevan. Kelompok Usaha memilih untuk mengungkapkan transaksi dengan entitas berelasi dengan Pemerintah dengan menggunakan pengecualian dari persyaratan pengungkapan pihak berelasi.
Significant transactions and balances of
the Group with the Government of the Republic of Indonesia and Government-related entities are disclosed in the relevant notes to the interim consolidated financial statements. The Group elected to disclose the transactions
with Government-related entities, using
the exemption from general related party disclosure requirements.
20 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
d. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) d. Transaction with related parties (continued) Transaksi dengan pihak berelasi dilakukan
berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, yang mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.
Transactions with related parties are made based on terms agreed by the parties, which may not be the same as those of the transaction between unrelated parties.
e. Penentuan Nilai Wajar e. Determination of Fair Value
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”. PSAK ini, antara lain, PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan. Penerapan PSAK ini tidak berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Effective on January 1, 2015, the Group applied PSAK No. 68, “Fair Value Measurement”. This PSAK, among others, This PSAK provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted. The adoption of this PSAK has no significant impact on the consolidated financial statements.
Kelompok Usaha mengukur instrumen keuangan seperti derivatif pada nilai wajar setiap tanggal pelaporan. Pengungkapan nilai wajar untuk instrumen keuangan disajikan dalam Catatan 33.
The Group measures financial instruments such as derivatives at fair value at each reporting date. Fair value related disclosures for financial instruments are disclosed in Note 33.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar berdasarkan asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi di: • pasar utama untuk aset dan liabilitas tersebut;
atau
• dalam hal tidak terdapat pasar utama, maka pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut.
Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date. The fair value measurement is based on the presumption that the transaction to sell the asset or transfer the liability takes place either:
• In the principal market for the asset or liability; or
• In the absence of a principal market, in the most advantageous market for the asset or liability.
Kelompok Usaha harus memiliki akses ke pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan tersebut.
The principal or the most advantageous market must be accessible by the Group.
Nilai wajar aset dan liabilitas di ukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.
The fair value of an asset or a liability is measured using the assumptions that market participants would use when pricing the asset or liability, assuming that market participants act in their economic best interest.
Kelompok Usaha menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
The Group uses valuation techniques that are appropriate in the circumstances and for which sufficient data are available to measure fair value, maximising the use of relevant observable inputs and minimising the use of unobservable inputs.
21 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Penentuan Nilai Wajar (lanjutan) e. Determination of Fair Value (continued) Semua aset dan liabilitas yang nilai wajarnya
diukur atau diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian interim dikelompokkan dalam hirarki nilai wajar, sebagaimana dijelaskan dibawah ini, berdasarkan tingkatan level input yang terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar secara keseluruhan: • Level 1 - harga kuotasian (tanpa
penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.
• Level 2 - teknik penilaian dimana tingkat level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nial wajar dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung.
• Level 3 - teknik penilaian dimana tingkat level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nial wajar dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung.
All assets and liabilities for which fair value is
measured or disclosed in the interim
consolidated financial statements are
categorised within the fair value hierarchy, described as follows, based on the lowest level input that is significant to the fair value measurement as a whole:
• Level 1 - Quoted (unadjusted) market prices in active markets for identical assets or liabilities.
• Level 2 - Valuation techniques for which the lowest level input that is significant to the fair value measurement is directly or indirectly observable.
• Level 3 - Valuation techniques for which the lowest level input that is significant to the fair value measurement is unobservable.
Untuk aset dan liabilitas yang diukur secara berulang dalam laporan keuangan konsolidasian, Kelompok Usaha menentukan apakah perpindahan antar level hirarki telah terjadi dengan melakukan evaluasi pengelompokan (berdasarkan level input yang terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar secara menyeluruh) pada setiap akhir periode pelaporan.
For assets and liabilities that are recognised in the financial statements on a recurring basis, the Group determines whether transfers have occurred between Levels in the hierarchy by re-assessing categorisation (based on the lowest level input that is significant to the fair value measurement as a whole) at the end of each reporting period.
f. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing f. Foreigncurrencytransactionsandbalances Masing-masing Entitas mempertimbangkan
indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang fungsionalnya. Perusahaan dan Kelompok Usaha menentukan mata uang fungsional adalah Dolar AS sejak tahun 2000 dan memutuskan mata uang penyajian laporan keuangan konsolidasian interim menggunakan Dolar AS.
Each entity considers the primary indicators and other indicators in determining its functional currency. The Company and certain Subsidiaries determined that its functional currency is the US Dollar since year 2000 and decided that the presentation currency for the interim consolidated financial statements is the US Dollar.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan sesuai dengan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal transaksi perbankan terakhir untuk periode/tahun yang bersangkutan dan laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode yang bersangkutan, kecuali untuk selisih kurs yang dapat diatribusikan ke aset tertentu dikapitalisasi ke aset dalam pembangunan dan pemasangan.
Transactions involving foreign currencies are recorded in the functional currency at the rates
of exchange prevailing at the time
the transactions are made. At the reporting date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the average of the selling and buying rates of exchange prevailing at the last banking transaction date of the period/year as published by Bank Indonesia and any resulting gains or losses are credited or charged to current period
operations, except for foreign exchange
differentials that can be attributed to qualifying assets which are capitalized to properties under construction and installation.
22 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
(lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing (lanjutan)
f. Foreign currency transactions and balances (continued)
Nilai tukar yang digunakan adalah sebagai berikut:
The rates of exchange used were as follows:
30 Juni 2015/ 31 Des. 2014/
June 30, 2015 Dec. 31, 2014
Rupiah/1 Dolar AS (US$) 13.332,00 12.440,00 Rupiah/US Dollar 1 (US$)
Euro/1 Dolar AS (US$) 1,12 1,22 Euro/US Dollar 1(US$)
JPY/1 Dolar AS (US$) 0,01 0,01 JPY/US Dollar 1 (US$)
SG$/1 Dolar AS (US$) 0,74 0,76 SG$/US Dollar 1 (US$)
AU$/1 Dolar AS (US$) 0,75 0,82 AU$/US Dollar 1 (US$)
g. Setara kas g. Cash equivalents
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat ditempatkan dan tidak dijaminkan diklasifikasikan sebagai setara kas. Deposito berjangka yang dijaminkan atau telah ditentukan penggunaannya untuk pinjaman jangka pendek disajikan sebagai “Deposito Berjangka Yang Dibatasi Penggunaannya” sebagai bagian dari aset lancar pada laporan posisi keuangan konsolidasian interim.
Time deposits with maturity periods of three