• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting principles (continued)

• PSAK 71: Instrumen Keuangan

PSAK 71: Instrumen Keuangan menggantikan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran untuk periode tahun yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2020, dimana PSAK tersebut menggabungkan ketiga aspek akuntansi untuk instrumen keuangan:

klasifikasi dan pengukuran; penurunan nilai; dan akuntansi lindung nilai.

Grup tidak menyajikan kembali informasi terkait untuk tahun 2019 untuk instrumen keuangan dalam ruang lingkup PSAK 71.

Oleh karena itu, informasi terkait untuk tahun 2019 dilaporkan berdasarkan PSAK 55 dan tidak dapat dibandingkan dengan informasi yang disajikan untuk tahun 2020.

Perbedaan, jika ada, yang timbul dari penerapan PSAK 71 telah diakui secara langsung dalam saldo laba per tanggal 1 Januari 2020.

PSAK 71: Financial Instruments

PSAK 71: Financial Instruments replaces PSAK 55: Financial Instruments:

Recognition and Measurements for annual periods beginning on or after January 1, 2020, bringing together all three aspects of the accounting for financial instruments:

classification and measurement; impairment;

and hedge accounting.

The Group has not restated corresponding information for 2019 for financial instruments in the scope of PSAK 71. Therefore, the corresponding information for 2019 is reported under PSAK 55 and is not comparable with the information presented for 2020. Differences, if any, arising from the adoption of PSAK 71 have been recognized directly in retained earnings as of January 1, 2020. classification and measurement and impairment.

Klasifikasi dan Pengukuran Classification and Measurement Berdasarkan PSAK 71, instrumen utang

selanjutnya diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya diamortisasi, atau nilai wajar melalui OCI. Klasifikasi tersebut didasarkan pada dua kriteria: model bisnis Grup untuk mengelola aset; dan apakah arus kas kontraktual instrumen mewakili

“pembayaran pokok dan bunga semata-mata (SPPI)” dari jumlah pokok terutang.

Under PSAK 71, debt instruments are subsequently measured at fair value through profit or loss, amortized costs, or fair value through OCI. The classification is based on two criteria: the Group’s business model for managing the assets; and whether the instruments’ contractual cash flows represent “solely payments of principal and interest (SPPI)” on the principal amount outstanding.

Penilaian model bisnis Grup dilakukan pada tanggal penerapan awal, 1 Januari 2020. Penilaian apakah arus kas kontraktual atas instrumen utang hanya terdiri dari pokok dan bunga dibuat assessment of whether contractual cash flows on debt instruments are solely comprised of principal and interest was made based on the facts and circumstances

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting principles (continued)

Persyaratan klasifikasi dan pengukuran PSAK 71 tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi Grup.

The classification and measurement requirements of PSAK 71 did not have a significant impact to the Group.

Piutang usaha dan piutang lain-lain yang diklasifikasikan sebagai pinjaman dan piutang pada tanggal 31 Desember 2019 dimiliki untuk mengumpulkan arus kas kontraktual dan menimbulkan arus kas yang hanya mewakili pembayaran pokok dan bunga. Hal ini diklasifikasikan dan diukur sebagai instrumen utang pada biaya perolehan mulai 1 Januari 2020.

Trade receivables and other receivables classified as loans and receivables as at December 31, 2019 are held to collect contractual cash flows and give rise to cash flows representing solely payments of principal and interest. These are classified and measured as debt instruments at amortized cost beginning January 1, 2020.

Grup tidak menetapkan liabilitas keuangan apa pun yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Tidak ada perubahan dalam klasifikasi dan pengukuran untuk liabilitas keuangan Grup.

The Group has not designated any financial liabilities as at fair value through profit or loss. There are no changes in classification and measurement for the Group’s financial liabilities.

Penurunan Nilai Impairment

Penerapan PSAK 71 telah secara fundamental mengubah akuntansi kerugian penurunan nilai Grup untuk aset keuangan dengan mengganti pendekatan kerugian yang terjadi PSAK 55 dengan pendekatan kerugian kredit ekspektasian (ECL) perkiraan masa depan. PSAK 71 mengharuskan Grup untuk mengakui penyisihan ECL untuk semua instrumen utang yang tidak dimiliki pada nilai wajar melalui laba rugi dan aset kontrak.

The adoption of PSAK 71 has fundamentally changed the Group’s accounting for impairment losses for financial assets by replacing PSAK 55’s incurred loss approach with a forward-looking expected credit loss (ECL) approach. PSAK 71 requires the Group to recognize an allowance for ECLs for all debt instruments not held at fair value through profit or loss and contract assets.

Dampak penerapan PSAK 71 pada tanggal 1 Januari 2020 adalah sebagai berikut:

The effect of adoption PSAK 71 as at January 1, 2020 is as follows:

1 Januari 2020 / January 1, 2020

Aset Assets

Piutang usaha - pihak ketiga -

neto 2.512.033.580 Trade receivables - third parties – net

Aset pajak tangguhan 628.022.778 Deferred tax asset

Ekuitas Equity

Saldo laba (1.884.010.802) Retained earnings

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting principles (continued)

• PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan

PSAK 72 menggantikan PSAK 34: Kontrak Konstruksi, PSAK 23: Pendapatan dan Interpretasi terkait dan berlaku, dengan pengecualian terbatas, untuk semua pendapatan yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. PSAK 72 menetapkan model lima langkah untuk memperhitungkan pendapatan yang timbul dari kontrak dengan pelanggan dan mensyaratkan bahwa pendapatan diakui pada jumlah yang mencerminkan imbalan yang diharapkan entitas berhak sebagai imbalan atas transfer barang atau jasa kepada pelanggan.

PSAK 72 mengharuskan entitas untuk melakukan pertimbangan, dengan mempertimbangkan semua fakta dan keadaan yang relevan ketika menerapkan setiap langkah model untuk membuat kontrak dengan pelanggan mereka.

Standar ini juga menetapkan akuntansi untuk biaya tambahan untuk memperoleh kontrak dan biaya yang terkait langsung dengan pemenuhan kontrak. Selain itu, standar tersebut membutuhkan pengungkapan yang luas.

Grup menerapkan PSAK 72 dengan menggunakan metode penerapan retrospektif yang dimodifikasi dengan tanggal penerapan awal 1 Januari 2020.

Berdasarkan metode ini, standar dapat diterapkan untuk semua kontrak pada tanggal penerapan awal atau hanya untuk kontrak yang tidak selesai pada tanggal ini.

Grup memilih untuk menerapkan standar untuk semua kontrak pada 1 Januari 2020.

PSAK 72: Revenue from Contracts with Customers

PSAK 72 supersedes PSAK 34:

Construction Contracts, PSAK 23: Revenue and related Interpretations and it applies, with limited exceptions, to all revenue arising from contracts with customers. PSAK 72 establishes a five-step model to account for revenue arising from contracts with customers and requires that revenue be recognized at an amount that reflects the consideration to which an entity expects to be entitled in exchange for transferring goods or services to a customer.

PSAK 72 requires entities to exercise judgment, taking into consideration all of the relevant facts and circumstances when applying each step of the model to contracts with their customers. The standard also specifies the accounting for the incremental costs of obtaining a contract and the costs directly related to fulfilling a contract. In addition, the standard requires extensive disclosures.

The Group adopted PSAK 72 using the modified retrospective method of adoption with the date of initial application of January 1, 2020. Under this method, the standard can be applied either to all contracts at the date of initial application or only to contracts that are not completed at this date. The Group elected to apply the standard to all contracts as at January 1, 2020.

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting principles (continued)

Dampak penerapan PSAK 72 pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

The effect of adoption PSAK 72 as at December 31, 2019 is as follows:

Pendapatan Jasa Pendapatan Jasa

Sebelum Alokasi/ Setelah Alokasi/

Service Revenue Alokasi / Service Revenue Before Allocation Allocation After Allocation

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Consolidated Statement of Profit or Loss

Komprehensif Lain Konsolidasian and Other Comprehensive Income

31 Desember 2019 December 31, 2019

Pendapatan Jasa Service Revenue

Penunjang medis 287.152.994.417 (27.472.313.562) 259.680.680.855 Medical support

Kamar rawat inap 114.235.567.521 (12.201.437.302) 102.034.130.219 Rooms

Pasien rawat jalan 47.532.221.640 (5.773.222.035) 41.758.999.605 Outpatient

Diagnostik elektromedik 38.641.576.416 (3.764.097.461) 34.877.478.955 Electromedic diagnostic

Administrasi 30.568.394.215 - 30.568.394.215 Administration

Cath lab 16.337.969.218 - 16.337.969.218 Cath lab

Lain-lain 44.062.140.805 - 44.062.140.805 Others

Diskon (49.211.070.360) 49.211.070.360 - Discount

Total 529.319.793.872 - 529.319.793.872 Total

• PSAK 73: Sewa

PSAK 73 menggantikan PSAK 30: Sewa, ISAK 8: Penentuan apakah suatu Perjanjian mengandung suatu Sewa, ISAK 23: Sewa Operasi-Insentif dan ISAK 24:

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa.

Standar tersebut menetapkan prinsip-prinsip untuk pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan sewa dan mengharuskan penyewa untuk mengakui sebagian besar sewa di laporan posisi keuangan.

PSAK 73: Leases

PSAK 73 supersedes PSAK 30: Leases, ISAK 8: Determining whether an Arrangement contains a Lease, ISAK 23:

Operating Leases-Incentives and ISAK 24:

Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease. The standard sets out the principles for the recognition, measurement, presentation and disclosure of leases and requires lessees to recognise most leases on the statement of financial position.

Akuntansi lessor berdasarkan PSAK 73 secara substansial tidak berubah dari PSAK 30. Lessor akan terus mengklasifikasikan sewa sebagai sewa operasi atau keuangan dengan menggunakan prinsip yang sama seperti dalam PSAK 30. Oleh karena itu, PSAK 73 tidak berdampak pada sewa di mana Perusahaan adalah lessor.

Lessor accounting under PSAK 73 is substantially unchanged from PSAK 30.

Lessors will continue to classify leases as either operating or finance leases using similar principles as in PSAK 30. Therefore, PSAK 73 did not have an impact for leases where the Company is the lessor.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting principles (continued)

Perusahaan menerapkan PSAK 73 menggunakan metode penerapan retrospektif yang dimodifikasi dengan tanggal penerapan awal 1 Januari 2020.

Berdasarkan metode ini, standar diterapkan secara retrospektif dengan efek kumulatif dari penerapan awal standar yang diakui pada tanggal penerapan awal.

Perusahaan memilih untuk menggunakan cara praktis transisi yang tersedia untuk tidak menilai kembali apakah suatu kontrak adalah, atau berisi sewa pada tanggal 1 Januari 2020. Sebaliknya, Perusahaan menerapkan standar hanya untuk kontrak yang sebelumnya diidentifikasi sebagai sewa dalam penerapan PSAK 30 dan ISAK 8 pada tanggal penerapan awal.

The Company adopted PSAK 73 using the modified retrospective method of adoption with the date of initial application of January 1, 2020. Under this method, the standard is applied retrospectively with the cumulative effect of initially applying the standard recognized at the date of initial application.

The Company elected to use the transition practical expedient to not reassess whether a contract is or contains a lease at January 1, 2020. Instead, the Company applied the standard only to contracts that were previously identified as leases applying PSAK 30 and ISAK 8 at the date of initial application.

Setelah penerapan PSAK 73, Perusahaan menerapkan pendekatan pengakuan dan pengukuran tunggal untuk semua sewa kecuali untuk sewa jangka pendek dan sewa atas aset bernilai rendah. Lihat Catatan 2k Sewa untuk kebijakan akuntansi yang dimulai pada 1 Januari 2020. Standar ini mengatur persyaratan transisi khusus dan cara praktis yang tersedia, yang telah diterapkan oleh Perusahaan.

Upon adoption of PSAK 73, the Company applied a single recognition and measurement approach for all leases except for short-term leases and leases of low-value assets. Refer to Note 2k Leases for the accounting policy beginning January 1, 2020. The standard provides specific transition requirements and practical expedients, which have been applied by the Company.

Perusahaan menerapkan PSAK 73 menggunakan pendekatan retrospektif modifikasi.

The Company adopted PSAK 73 using modified retrospective approach.

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting principles (continued)

Pada saat penerapan PSAK 73, Grup mengakui aset hak guna dan utang sewa sehubungan dengan sewa yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai 'sewa operasi' berdasarkan prinsip-prinsip dalam PSAK 30,

“Sewa". Utang sewa diukur pada nilai kini dari sisa pembayaran sewa, yang didiskontokan dengan menggunakan suku bunga pinjaman inkremental Grup pada tanggal 1 Januari 2020.

Rata-rata tertimbang suku bunga inkremental yang digunakan adalah sebesar 10,90%. Aset hak guna diukur pada jumlah yang sama dengan utang sewa, disesuaikan dengan jumlah pembayaran di muka atau pembayaran sewa yang masih harus dibayar sehubungan dengan sewa yang diakui di laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2019.

Dengan menerapkan standar ini, pada tanggal 1 Januari 2020 aset tidak lancar Grup meningkat sebesar Rp421.850.146 yang terdiri dari reklasifikasi dari biaya sewa sebesar Rp177.190.000 dan pengakuan sewa yang sebelumnya diakui sebagai sewa operasi sebesar Rp244.660.146. Selain itu, utang sewa Grup meningkat sebesar Rp421.850.146 yang terdiri dari pengakuan utang sewa yang sebelumnya diakui sebagai sewa operasi sebesar Rp421.850.146.

On the adoption of PSAK 73, the Group recognized right of use assets and lease payables in relation to leases which were previously classified as 'operating lease' under the principles of PSAK 30, "Leases". These lease payables were measured at the present value of the remaining lease payments, discounted using the Group’s incremental borrowing rate as of January 1, 2020. The weighted average of the Group’s incremental borrowing rate applied was 10.90%. Right of use assets were measured at the amount equal to the lease payables, adjusted by the amount of any prepaid or accrued lease payments relating to that lease recognized in the statement of financial position as of December 31, 2019. By applying this standard, as of January 1, 2020 the Group’s non-current asset increased by Rp421,850,146 which comprised reclassification of rent expenses amounted to Rp177,190,000 and recognition of leases that were previously recognised as operating lease amounted to Rp244,660,146. In addition, the Group’s lease payables increased by Rp421,850,146 which comprised recognition of lease obligation that were previously recognised as operating lease amounted to Rp421,850,146.

Rekonsiliasi antara komitmen sewa operasi yang diungkapkan berdasarkan PSAK 30 pada tanggal 31 Desember 2019 dan utang sewa yang diakui berdasarkan PSAK 73 pada tanggal 1 Januari 2020 adalah sebagai berikut:

The reconciliation between the operating lease commitments disclosed under PSAK 30 as of December 31, 2019 and the lease payables recognized under PSAK 73 as of January 1, 2020 is as follow:

2019

Komitmen sewa operasi yang diungkapkan

pada 31 Desember 2019 -

Operating lease commitment disclosed as of December 31, 2019

Ditambah: Add:

Komitmen sewa yang tidak diungkapkan

pada 31 Desember 2019 421.850.146

Operating lease commitment that were not disclosed as of December 31, 2019

Total utang sewa yang diakui pada

1 Januari 2020 421.850.146

Total lease payables recognized as of January 1, 2020

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting principles (continued)

Dalam menerapkan PSAK 73 untuk pertama kalinya, Grup menerapkan cara praktis berikut yang diizinkan oleh standar:

In applying PSAK 73 for the first time, the Group used the following practical expedients permitted by the standard:

- menerapkan tingkat diskonto tunggal untuk portofolio sewa dengan karakteristik yang cukup serupa.

- the use of a single discount rate to a portfolio of leases with reasonably similar characteristics.

- sewa operasi yang masa sewanya berakhir dalam 12 bulan dari 1 Januari 2020 diperlakukan sebagai sewa jangka pendek.

- operating leases with a remaining lease term of less than 12 months as at January 1, 2020 are treated as short-term lease.

- pengecualian biaya langsung awal dari pengukuran aset hak guna pada tanggal penerapan awal.

- the exclusion of initial direct costs for the measurement of the right of use asset at the date of initial application.

- menggunakan tinjauan ke belakang (hindsight) dalam menentukan masa sewa jika kontrak mengandung opsi untuk memperpanjang atau menghentikan sewa.

- the use of hindsight in determining the lease term where the contract contains options to extend or terminate the lease.

- untuk tidak memisahkan komponen

- mengandalkan penilaian apakah sewa bersifat memberatkan sesuai PSAK 57,

“Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” segera sebelum tanggal penerapan awal sebagai alternatif untuk melakukan tinjauan penurunan nilai.

- rely on the assessment of whether leases are onerous based on PSAK 57,

“Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” immediately before the date of initial application as an alternative to perform an impairment review.

• Amandemen PSAK 1 dan PSAK 25:

Definisi Material

Amandemen tersebut memberikan definisi baru tentang material yang menyatakan,

“informasi adalah material jika dihilangkan, salah disajikan, atau dikaburkan informasi tersebut secara wajar dapat diharapkan mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pengguna utama laporan keuangan bertujuan umum berdasarkan laporan keuangan tersebut, yang memberikan informasi tentang entitas pelapor tertentu”.

Amandements to PSAK 1 and PSAK 25:

Definition of Material

The amendments provide a new definition of material that states, “information is material if omitting, misstating or obscuring it could reasonably be expected to influence decisions that the primary users of general purpose financial statements make on the basis of those financial statements, which provide financial information about a specific reporting entity”.

Amandemen ini mengklarifikasi definisi material dengan tujuan menyelaraskan definisi yang digunakan dalam kerangka kerja konseptual dan beberapa PSAK terkait. Selain itu, juga memberikan panduan yang lebih jelas mengenai definisi material dalam konteks pengurangan

These amendments clarify the definition of material with aim of harmonizing the definitions used in the conceptual framework and some relevant PSAKs. In addition, it also provides clearer guidance regarding the definition of material in the context of reducing over disclosure due to changes in

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting principles (continued)

• Amendemen PSAK 71: Instrumen Keuangan tentang Fitur Percepatan Pelunasan dengan Kompensasi Negatif

Berdasarkan PSAK 71, instrumen utang dapat diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau pada nilai wajar melalui pendapatan komprehensif lain, asalkan arus kas kontraktual adalah hanya pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang (kriteria SPPI) dan instrumen tersebut diadakan dalam model bisnis yang sesuai untuk klasifikasi tersebut. Amandemen PSAK 71 mengklarifikasi bahwa aset keuangan memenuhi kriteria SPPI terlepas dari peristiwa atau keadaan yang menyebabkan penghentian kontrak lebih awal dan terlepas dari pihak mana yang membayar atau menerima kompensasi yang wajar untuk penghentian kontrak lebih awal.

Amandemen ini tidak berdampak pada laporan keuangan Perusahaan.

Amandements to PSAK 71: Prepayment Features with Negative Compensation

Under PSAK 71, a debt instrument can be measured at amortized cost or at fair value through other comprehensive income, provided that the contractual cash flows are

‘solely payments of principal and interest on the principal amount outstanding (the SPPI criterion) and the instrument is held within the appropriate business model for that classification. The amendments to PSAK 71 clarify that a financial asset passes the SPPI criterion regardless of an event or circumstance that causes the early termination of the contract and irrespective of which party pays or receives reasonable compensation for the early termination of the contract. These amendments had no impact on the financial statements of

the Company.

c. Prinsip-prinsip Konsolidasi c. Principles of Consolidation

Grup menerapkan PSAK 65 (Revisi 2015),

“Laporan Keuangan Konsolidasian”, PSAK 67 (2015) “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”, serta amandemen terkait.

The Group adopted PSAK 65 (Revised 2015),

"Consolidated Financial Statement", PSAK 67 (2015) "Disclosure of Interests in Other Entities", and their subsequent amendments.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1c, dimana Perusahaan memiliki pengendalian secara langsung.

The consolidated financial statements include the financial statements of the Company and its subsidiaries as mentioned in Note 1c, in which the Company has the ability to directly exercise control.

Laporan keuangan entitas anak disusun dengan periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Grup, kecuali dinyatakan lain.

The financial statements of the subsidiaries are prepared for the same reporting period as the Company. The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the Group, unless otherwise stated.

Entitas-entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung melalui entitas-entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.

Subsidiaries are fully consolidated from the date of acquisition, being the date on which the Company obtains control, and continue to be consolidated until the date when such control ceases. Control is presumed to exist if the Company owns, directly or indirectly through subsidiaries, more than half of the voting power of an entity.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Prinsip-prinsip Konsolidasi (lanjutan) c. Principles of Consolidation (continued)

Transaksi antar perusahaan, saldo dan

Transaksi antar perusahaan, saldo dan