• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam disertasi yang berjudul :

”ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN BERDASARKAN MORFOLOGI, AKTIVITAS HARIAN, GAMBARAN DARAH, DAN KARAKTER DNA MITOKONDRION BEBERAPA SUBSPESIES BURUNG BEO (Gracula religiosa Linnaeus 1758)”

merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi saya sendiri dengan bimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Januari 2007

ABSTRACT

ERNA SUZANNA. Analysis of phylogenic relationship based on morphology, daily activities, hemathology and mitochondrial DNA characteristic of some subspecies of Mynah birds (Gracula religiosa

Linnaeus 1758). Advisory committee: Prof. Dr. drh. Nawangsari Sugiri, Prof.drh. Reviany Widjajakusuma, PhD, Dr. Ir.Dedy Duryadi Solihin, DEA, Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, MSc, and Dr. Ir. A. M. Thohari,DEA.

The subspecies status of Mynah bird is currently unclear. Reports on their genetic characteristics and diversity are still lacking especially on their molecular aspects. The objectives of this research are to analyze the phylogenic relationship based on morphological, daily activities variations, haemathology, genetic variability and genetic distance of four subspecies of Mynah birds of Nias, Medan, Kalimantan and Flores origin and other four mynah birds of unknown origin. SPSS software was used to analyze the main grouping of the birds using grouping distance of 20, with the following results. Based on the morphometric measurements, the resulting dendrogram showed that four main groups of mynah birds i.e. a) birds of unknown origin (UK4 and UK2), b) nias mynahs (N1, N2, N3, N4, N5, N6, N7, N8) c) medan mynahs (M1 and M2) and d) kalimantan mynahs (K1, K2, K3), flores mynahs (F1 and F2) and mynahs of unknown origin (UK1, UK3). Based on the daily activities, the dendrogram showed two main groupings, i.e. a) nias, medan and flores mynahs group and b) kalimantan mynah. Analysis based on the length and width of red blood cells and red blood nuclear cells showed two main groupings, i.e. a) Nias (N1, N2, N3), Medan (M1), Kalimantan (K1, K2) and Flores (F2) group and b) Nias (N4), Medan (M2), Kalimantan (K3), Flores (F1) and mynahs of unknown origin (UK1, UK2, UK3, UK4) group. Based on the hemathology variations (erythrocyte, hemoglobin level, hematocrit value and leukocyte) showed two main groupings, i.e. a) Nias, Kalimantan, mynah UK3, and mynah UK2 group and b) Medan, Flores and mynah UK1 and mynah UK4. Sequencing of the PCR product using primer H417 on D-loop

Domain I mtDNA, yielded a base sequence of 400 bp. The results of

D-loop fragments sequencing were put on multiple alignment with other Mynahs from Thailand (Genbank) and were analyzed with the aid of MEGA program version 3. Comparison with Thailand mynah revealed 36 different nucleotide sites. Genetic distance based on nucleotide D-loop

calculated using Nucleotide Differences showed the smallest value of 0 (0%) and the biggest of 36 (9%) The phylogenetic tree (phylogram tree) resulted from Neighbor-Joining method based on nucleotide differences using white leghorn chicken as comparisons showed five groups of Mynah birds, i.e. a) cross breed of nias mynah and kalimantan mynah group (N2, N3, N4, K1, K3, UK2, UK4) b) medan mynah group (M1, M2, N1, northern thailand race mynah) c) Kalimantan (K2, UK3) d) Flores (F1, F2) d) Sumbawa (UK1), while using Pica pica pica, Pica pica jankowskii,

Cyanopica cyanus interposita, northern thailand race mynah and southern thailand race mynah for comparisons resulted in six groups of Mynah birds i.e. a) cross breed of nias mynah and kalimantan mynah group (N2, N3, N4, K1, K2, K3, UK2, UK4) b) medan mynah group (M1, M2, northern thailand race mynah) c) Nias (N1) d) Kalimantan (K2, UK3) e) Flores (F1, F2) and f) Sumbawa (UK1). D-loop domain I mtDNA could be used to differentiate the subspecies. The morphological variations could be used to support the phylogenetic analysis among the subspecies of Mynah birds. The variations of haemathology and daily activities of Mynah birds supplement this research and are contribute significantly in captive breeding for mynah birds.

Keywords: Mynah birds, morphology, daily activities, hemathology,

genetic characteristic, genetic distance, D-loop, mitochondrial DNA

ABSTRAK

ERNA SUZANNA. Analisis hubungan kekerabatan berdasarkan morfologi, aktivitas harian, gambaran darah dan karakter DNA mitokondrion beberapa subspesies burung beo (Gracula religiosa

Linnaeus 1758). Dibimbing oleh Prof. Dr. drh. Nawangsari Sugiri, Prof. drh. Reviany Widjayakusuma, PhD, Dr. Ir.Dedy Duryadi Solihin, DEA, Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, MSc dan Dr. Ir. A. M. Thohari, DEA.

Sampai saat ini status subspesies dari burung beo masih belum jelas. Laporan hasil penelitian tentang karakter genetik dan keragamannya masih jarang, khususnya dalam aspek molekuler. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kekerabatan berdasarkan variasi morfologi, variasi aktivitas harian burung beo di penangkaran, variasi gambaran darah dan variabilitas genetik serta jarak genetik dari empat subspesies beo, yang berasal dari Nias, Medan, Kalimantan, Flores serta empat ekor burung beo yang tidak diketahui asal-usulnya. Berdasarkan hasil analisis kelompok utama dengan menggunakan perangkat lunak SPSS pada pengukuran morfometri dengan jarak pengelompokkan 20 diperoleh dendrogram yang menunjukkan adanya empat kelompok besar burung beo yaitu kelompok : a) beo yang tidak diketahui asal usulnya (UK4 dan UK2) b) beo nias (N1, N2, N3, N4, N5, N6, N7, N8) c) beo medan (M1 dan M2) dan d) beo kalimantan (K1, K2, K3), beo Flores (F1 dan F2) dan beo yang tidak diketahui asal usulnya (UK1, UK3). Berdasarkan hasil analisis kelompok utama pada aktivitas harian burung beo di penangkaran dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dengan jarak pengelompokkan 20 diperoleh dendrogram yang menunjukkan adanya dua kelompok besar yaitu a) kelompok beo nias, beo medan dan beo flores serta b) beo kalimantan. Hasil analisis kelompok utama berdasarkan ukuran panjang dan lebar sel darah merah dan inti sel darah merah dengan menggunakan SPSS dengan jarak pengelompokkan 20 menunjukkan adanya dua kelompok besar yaitu : a) kelompok beo nias (N1, N2, N3), beo medan (M1), beo kalimantan (K1, K2), dan beo flores (F2) serta b) kelompok beo nias (N4), beo medan (M2), beo kalimantan (K3), beo flores (F1) dan beo yang tidak diketahui asal usulnya (UK1, UK2, UK3, UK4). Berdasarkan gambaran darah secara keseluruhan (eritrosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan leukosit) dengan menggunakan SPSS dengan jarak pengelompokkan 20 diperoleh dendrogram yang menunjukkan adanya dua kelompok besar yaitu kelompok a) beo nias, beo kalimantan, beo UK3, dan beo UK2 serta b) beo medan, beo flores dan beo UK1 dan beo UK4. Perunutan DNA hasil PCR dengan menggunakan Primer H417 daerah Domain I D-loop

DNA mitokondrion, menghasilkan runutan nukleotida berukuran 400 pb. Hasil perunutan sebagian D-loop mtDNA disejajarkan berganda dengan menggunakan fragmen DNA burung beo yang berasal dari Thailand

(Genbank) dengan menggunakan perangkat lunak Program MEGA versi

penelitian menunjukkan adanya 36 situs nukleotida yang berbeda diantara subspesies burung beo. Jarak genetik berdasarkan perbedaan nukleotida menunjukkan jarak terkecil 0 (0%) dan jarak terbesar 36 (9%). Pohon filogeni (pohon filogram) yang dihasilkan dengan metode Neighbor Joining berdasarkan perbedaan nukleotida dengan pembanding ayam white leghorn memperlihatkan lima kelompok burung beo yaitu kelompok: (a) beo campuran antara beo nias dan beo kalimantan (N2, N3, N4, K1, K2, K3, UK2, UK4) (b) beo medan (M1, M2, N1, beo thailand utara) (c) kalimantan murni (K2, UK3) (d) flores (F1, F2) (d) kemungkinan beo sumbawa (UK1). Dengan menggunakan pembanding Pica pica pica, Pica

pica jankowskii dan Cyanopica cyanus interposita, beo thailand utara dan

beo thailand selatan diperoleh enam kelompok beo yaitu: (a) beo campuran antara beo nias dan beo kalimantan (N2, N3, N4, K1, K3, UK2, UK4) (b) beo medan (M1, M2, beo thailand utara) (c) beo nias murni (N1) (d) kalimantan murni (K2, UK3) (e) flores (F1, F2) (f) kemungkinan beo sumbawa (UK1). Domain I D-loop DNA mitokondrion dapat digunakan untuk membedakan subspesies burung beo. Adanya variasi morfologi dapat mendukung analisis filogram (analisis filogeni) diantara subspesies burung beo. Variasi gambaran darah, dan variasi aktivitas harian burung beo melengkapi penelitian ini dan sangat berguna untuk pengelolaan burung beo di penangkaran.

Kata kunci: burung beo, morfologi, aktivitas harian, gambaran darah, karakter genetik, jarak genetik, D-loop, DNA mitokondrion

.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor tahun 2007 Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa ijin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotocopy, microfilm, dan sebagainya

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN BERDASARKAN

Dokumen terkait