• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survey Potensi Daya (Potensial Site Survey)

Dalam dokumen PLTMH (Halaman 38-44)

STUDI KELAYAKAN ( FEASIBILITY STUDY ) PLTMH

3.2. Survey Potensi Daya (Potensial Site Survey)

BAB III

STUDI KELAYAKAN ( FEASIBILITY STUDY ) PLTMH

3.1. Letak geografis

secara visual mempunyai potensi sebagai PLTMH dilihat dari letak geografis dari lokasi yang akan dibangun PLTMH, sehingga layak untuk dikaji dan didesain sebagai pembangkit tenaga listrik.

3.2. Survey Potensi Daya (Potensial Site Survey)

Pekerjaan Survey Potensi Daya ini berupa kunjungan langsung ke lapangan (site visit) untuk melakukan:

1. Site Assessment, yaitu kunjungan lapangan untuk dasar perhitungan dan penafsiran engineering secara kasar bedasarkan pengalaman yang telah dilakukan untuk menentukan apakah suatu lokasi secara teknik layak untuk dibangun PLTMH. Setelah dilakukan tahap site assessment diambil kesimpulan bahwa lokasi curug malela dinyatakan layak secara teknik untuk dijadikan PLTMH.

2. Preliminary Selection, dari perhitungan kasar site assessment lokasi ini dinilai layak secara teknik, maka dilakukan perkiraan posisi untuk: bendung dan intake, saluran pembawa, bak penenang, lintasan penstock dan rumah pembangkit. Penentuan posisi di atas dengan mempertibangkan aspek: teknik hidrolika, keselamatan bangunan terhadap banjir dan longsor, serta kemudahan pelaksanaan konstruksi.

3. Pengukuran topografi calon lokasi PLTMH, meliputi:

a. Peta situasi pada lokasi pembangkit meliputi: bendung dan intake, saluran pembawa, bak penenang, penstock, rumah pembangkit dan jalur kabel transmisi dari pembangkit ke desa (konsumen).

b. Potongan melintang (cross-section) dan potongan memanjang (long-section) pada bendung dan intake ,saluran pembawa, bak penenang, penstock dan rumah pembangkit.

c. Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran ini adalah: Digital Theodolit Leica TS-01, Digital Pressure Gauge Ashcroft D1005PS, GPS eTrex Vista Garmin dan roll meter.

4. Pengukuran hidrologi calon lokasi PLTMH untuk menentukan Debit Disain. Adapun pekerjaan yang dilakukan meliputi:

a. On spot flow measurement, yaitu pengukuran debit pada beberapa titik sebagai dasar untuk menentukan debit disain. Apabila aliran sumber air (sungai atau saluran irigasi) yang hendak diukur bersifat laminar dengan penampang aliran homogen, maka debit akan diukur dengan metoda propeller dan metoda salt gulp dilution sebagai pembanding. Sementara bila aliran sumber air bersifat turbelen dengan kondisi penampang sungai berbatu-batu, sehingga tidak dimungkinkan pengukuran dengan metoda propeller maka pengukuran hanya dilakukan dengan metoda salt gulp dilution.

b. Estimasi karakter pola debit pada musim kemarau dan pola debit pada musim hujan, dengan mengamati jejak pola tinggi muka air pada musim kemarau dan pada musim hujan pada penampang sungai. Estimasi ini juga menggunakan informasi dari penduduk setempat sebagai referensi dan sumber informasi sekunder.

c. Evaluasi terhadap kandungan air yang terkait dengan perencanaan PLTMH khususnya menyangkut: tingkat keasaman air (PH) dan tingkat sedimentasi.

d. Evaluasi terhadap penggunaan air yang akan dipakai sebagai dasar debit disain, yaitu perkiraan debit konservasi yang harus tetap dialirkan ke aliran sungai semula, apabila tipikal lokasi adalah sungai alami dengan bendung (weir) dan intake sebagai diverting structure untuk membelokan aliran air ke arah saluran pembuka.

e. Evaluasi terhadap debit desain yang diijinkan untuk digunakan sebagai penggerak turbin, khususnya pada saluran irigasi dimana keberadaan PLTMH akan merubah pola aliran air untuk kebutuhan irigasi. Evaluasi ini tidak diperlukan apabila penggunaan air untuk PLTMH tidak akan merubah pola aliran. Pada kondisi ini hanya dibutuhkan mekanisme pelimpah dimana apabila turbin berhenti beroperasi karena keperluan perbaikan atau sengaja diberhentikan, pola aliran tidak berubah dan kebutuhan air untuk irigasi tetap terjamin. f. Apabila kondisi lokasi dan sumber daya manusia setempat memungkinkan maka akan

dipasang weir measurement untuk memonitor debit secara berkala (debit diukur setiap 2 hari sekali oleh penduduk setempat). Apabila kondisi medan sungai tidak memungkinkan pemasangan weir measurement maka akan dipasang rod gauge level untuk memonitor ketinggian muka air sungai. Level air akam diukur secara bekala 2 hari sekali oleh penduduk setempat. Data debit dari weir measurement atau data ketinggian muka air sungai dari rod gauge level akan dipakai sebagai referensi dan cross check data hasil on spot flow measurement pada saat calon lokasi PLTMH ini jadi dibangun. Hal ini penting sekali dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam menentukan debit disain.

g. Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran debit ini adalah: MiniAir20 untuk pengukuran debit dengan metoda propeller, Conductivity Meter CD 4030 atau instrument setara untuk pengukuran debit dengan metoda salt gulp dilution, PH meter untuk mengukur tingkat keasaman air, sampling air dan sampling sedimen untuk menentukan jenis sedimentasi, weir

profile (rectangular atau triangular) sesuai dengan perkiraan debit dan rod gauge level. Baik weir profile maupun rod gauge level akan dilengkapi dengan tabel ukur untuk pencatatan hasil pengukuran secara berkala.

a. Pekerjaan Survey Potensi Ekonomi, Sosial dan Lingkungan.

Survey potensi ekonomi, sosial dan lingkungan ini bertujuan sebagai pelengkap data data teknis dan non teknis yang dibutuhkan sebagai acuab dalam membuat rencana anggaran biaya pembangunan dan prakiraan biaya perawatan . Selain itu survey ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang keadaan sosio structural masyarakat setempat, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan kendala non teknis dapat diminimalisir. Survey yang dilakukan meliputi:

1. Survey kondisi ekonomi masyarakat 2. Survey kondisi sosial masyarakat 3. Survey kondisi lingkungan

a. Survey Kondisi Ekonomi Masyarakat

Survey ini terkait dengan kondisi perekonomian lokal termasuk sumber pendapatan masyarakat, pola pemukiman yang ada, fasilitas umum dan fasilitas sosial, tingkat pendidikan, keterampilan, jumlah rumah yang membutuhkan listrik dan aspek lain yang mungkin terkait dengan keberadaan PLTMH. Faktor lain yang juga perlu diketahui misalnya masalah sumber daya manusia, harga tenaga kerja lokal, transportasi material , harga material lokal.

b. Survey Kondisi Sosial Masyarakat

Survey ini terkait dengan kondisi sosial masyarakat yang meliputi pola hidup, pola pemukiman, faktor sumber daya manusia lokal untuk mendukung pelaksanaan proyek.

c. Survey Kondisi Lingkungan

Survey ini terkait dengan pengumpulan data kondisi lingkungan dilokasi pembangkit dan sekitarnya. Faktor faktor yang diamati meliputi pola aliran sungai, penggunaan air untuk keperluan lain, kandungan material air, ketersediaan material lokal, pemahaman kelestarian lingkungan masyarakat.

d. Analisa Dampak Lingkungan

Analisa ini merupakan kajian teoritik yang dilihat dari sudut pandang ekonomi, sosial dan lingkungan berdasarkan pengamatan lapangan . Analisa ini penting untuk memperkirakan dampak yang akan timbul pada saat persiapan, pelaksanaan proyek maupun operasional PLTMH.

e. Pekerjaan Desain Teknik (Technical Design), Gambar desain (Desain Drawing) dan Estimasi Anggaran biaya Pembangunan (Estimate Bill of Quantity)

Dari hasil pekerjaan Survey Potensi Daya akan dilakukan pekerjaan desain teknik, gambar disain dan estimasi anggaran biaya yang akan menghasilkan dokumen teknik sebagai acuan apabila calon PLTMH yang telah disurvey ini jadi dibangun. Adapun lingkup pekerjaan disain teknik, gambar desain dan estimasi anggaran biaya ini adalah sebagai berikut :

f. Desain Teknik (Technical Design)

Desain Teknik, yaitu untuk melakukan perhitungan engineering untuk menentukan daya yang dapat dibangkitkan oleh calon lokasi PLTMH yang telah disurvey yang meliputi criteria desain utama sebagai berikut:

1. perhitungan debit desain sesuai dengan potensi yang tersedia dengan memperhitungkan kebutuhan daya calon pengguna PLTMH

2. Perhitungan tinggi jatuh efektif (head set) dengan memperhitungkan rugi-rugi tinggi jatuh (head losses) sesuai dengan desain penstock

3. Perhitungan bangunan sipil meliputi: bendung (weir), intake, saluran pembawa (head race), bak pngendap (silting basin), saluran pelimpah (spill way), bak penenang (fore bay), sliding block dan thrust block pada penstock, rumah pembangkit (power house) serta saluran pembuang (tail race). Perhitungan ini meliputi aspek hidrolika dan kekuatan bangunan. 4. Perhitungan penstock meliputi pemilihan diameter optimal rugi gesek (friction losses), rugi

turbelen (turbulent losses), factor keselamatan (safety factor), dan pemuaian penstock akibat perubahan temperature (temperature expansion).

5. Perhitungan daya terbangkit berdasarkan turbin yang sesuai meliputi: jenis, dimesi dasar, efisiensi, torsi dan kecepatan putar turbin yang dipilih serta syarat teknis lain yang berkaitan turbin.

6. Perhitungan system transmisi mekanik yang sesuai meliputi: jenis, dimesi dasar, speed ratio, efisiensi effective pull dan shaft load serta syarat teknis lain yang berkaitan dengan transmisi mekanik.

7. Pemilihan generator yang sesuai meliputi: merk yang direkomendasikan, rating daya dan factor daya, rating tegangan dan system koneksi, rating arus, kecepatan putar dan frekuensi, insulation class, system bearing dan jenis AVR yang direkomendasikan.

8. Pemilihan pengkabelan rumah pembangkit (power house wiring) yang sesuai meliputi: jenis dan ukuran kabel daya utama (main power cable) yang direkomendasikan, system untuk

grounding, penerangan rumah pembangkit, dan system lightning arrester yang direkomendasikan.

9. Rekomendasi untuk suku cadang mekanik, suku cadang elektrik, tool kit dan perlengkapan operator yang harus disediakan.

10. Rekomendasi untuk tata cara uji coba dan commissioning pembangkit serta metoda pelatihan operator.

11. Pemilihan jaringan distribusi listrik yang sesuai meliputi: perhitungan rugi daya (losses) dan jatuh tegangan (voltage drop), jenis dan ukuran kabel yang direkomendasikan, jenis tiang dan aksesorinya serta system pembagian jalur.

12. Rekomendasi untuk instalasi listrik di konsumen meliputi: daya terpasang, rating MCB dan jumlah titik lampu.

Dalam dokumen PLTMH (Halaman 38-44)

Dokumen terkait