• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 25

(1) Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana terdiri dari :

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat, membawahkan : 1. Sub Bagian Program; 2. Sub Bagian Umum; 3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pemberdayaan Desa/ Kelurahan, membawahkan : 1. Sub Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan;

2. Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan Desa dan Kelurahan. d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, membawahkan :

1. Sub Bidang Pengembangan Partisipasi Masyarakat; 2. Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat.

e. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, membawahkan : 1. Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan;

2. Sub Bidang Perlindungan Anak.

f. Bidang Keluarga Berencana, membawahkan :

1. Sub Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; 2. Sub Bidang Pendataan, Penilaian dan Pelaporan.

g. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB). h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana sebagaimana terlampir pada Lampiran IV Peraturan Daerah ini.

32 Pasal 26

Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Sub Bidang dan Unit Pelaksana Teknis Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kelima

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Paragraf 1

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 27

(1) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah.

(2) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dipimpin oleh seorang kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 28

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dalam ruang lingkup Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dan Perlindungan Masyarakat.

Pasal 29

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis dibidang Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;

33 Paragraf 2

Kewenangan Pasal 30

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai berikut :

a. penetapan kebijakan operasional (merujuk kepada kebijakan umum nasional dan kebijakan teknis provinsi) di bidang ketahanan ideologi negara, wawasan kebangsaan, bela negara, nilai-nilai sejarah kebangsaan dan penghargaan kebangsaan skala Kabupaten;

b. pelaksanaan kegiatan di bidang ketahanan ideologi negara, wawasan kebangsaan, bela negara, nilai-nilai sejarah kebangsaan dan penghargaan kebangsaan skala Kabupaten;

c. pembinaan dan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat (bimbingan, supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan, pengembangan dan evaluasi) di bidang ketahanan ideologi negara, wawasan kebangsaan, bela negara, nilai-nilai sejarah kebangsaan dan penghargaan kebangsaan skala Kabupaten;

d. pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat di bidang ketahanan ideologi negara, wawasan kebangsaan, bela negara, nilai-nilai sejarah kebangsaan dan penghargaan kebangsaan skala Kabupaten;

e. peningkatan kapasitas aparatur kesbangpol di bidang ketahanan ideologi negara, wawasan kebangsaan, bela negara, nilai-nilai sejarah kebangsaan dan penghargaan kebangsaan skala Kabupaten;

f. koordinasi penetapan kebijakan operasional (merujuk kepada kebijakan umum nasional dan kebijakan teknis provinsi) di bidang kewaspadaan dini, kerjasama intelkam, bina masyarakat, perbatasan Koordinasi penetapan kebijakan operasional (merujuk kepada kebijakan umum nasional dan kebijakan teknis provinsi) di bidang kewaspadaan dini, kerjasama intelkam, bina masyarakat, perbatasan dan tenaga kerja, penanganan konflik pemerintahan, penanganan konflik sosial, pengawasan orang asing dan lembaga asing skala Kabupaten;

g. pelaksanaan kegiatan di bidang ketahanan ideologi negara, wawasan kebangsaan, bela negara, nilai-nilai sejarah kebangsaan dan penghargaan kebangsaan skala Kabupaten;

34 h. pembinaan dan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat (koordinasi, bimbingan, supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan, pengembangan dan evaluasi) di bidang kewaspadaan dini, kerjasama intelkam, bina masyarakat, perbatasan dan tenaga kerja, penanganan konflik pemerintahan, penanganan konflik sosial, pengawasan orang asing dan lembaga asing skala Kabupaten;

i. pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat di bidang kewaspadaan dini, kerjasama intelkam, bina masyarakat perbatasan dan tenaga kerja, penanganan konflik pemerintahan, penanganan konflik sosial, pengawasan orang asing dan lembaga asing skala Kabupaten;

j. peningkatan kapasitas aparatur kesbangpol di bidang kewaspadaan dini, kerjasama intelkam, bina masyarakat, perbatasan dan tenaga kerja, penanganan konflik pemerintahan, penanganan konflik sosial, pengawasan orang asing dan lembaga asing skala Kabupaten;

k. koordinasi penetapan kebijakan operasional (merujuk kepada kebijakan umum nasional dan kebijakan teknis provinsi) di bidang ketahanan seni dan budaya, agama dan kepercayaan, pembauran dan akulturasi budaya, organisasi kemasyarakatan, penanganan masalah sosial kemasyarakatan skala Kabupaten;

l. pelaksanaan kegiatan di bidang ketahanan seni dan budaya, agama dan kepercayaan, pembauran dan akulturasi budaya, organisasi kemasyarakatan, penanganan masalah sosial kemasyarakatan skala Kabupaten;

m. pembinaan dan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat (koordinasi, bimbingan, supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan, pengembangan dan evaluasi) di bidang ketahanan seni dan budaya, agama dan kepercayaan, pembauran dan akulturasi budaya, organisasi kemasyarakatan dan penanganan masalah sosial kemasyarakatan skala Kabupaten; n. pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan

masyarakat bidang ketahanan seni dan budaya, agama dan kepercayaan, pembauran dan akulturasi budaya, organisasi kemasyarakatan, penanganan masalah sosial kemasyarakatan skala Kabupaten;

o. peningkatan kapasitas aparatur kesbangpol di bidang ketahanan seni dan budaya, agama dan kepercayaan, pembauran dan akulturasi budaya, organisasi kemasyarakatan dan penanganan masalah sosial kemasyarakatan skala Kabupaten;

35 p. koordinasi penetapan kebijakan operasional (merujuk kepada kebijakan umum nasional dan kebijakan teknis provinsi) sistem dan implementasi politik, kelembagaan politik pemerintahan, kelembagaan partai politik, budaya dan pendidikan politik, fasilitasi pemilu, pilpres dan pilkada skala Kabupaten;

q. pelaksanaan kegiatan di bidang sistem dan implementasi politik, kelembagaan politik pemerintahan, kelembagaan partai politik, budaya dan pendidikan politik, Pelaksanaan kegiatan di bidang sistem dan implementasi politik, kelembagaan politik pemerintahan, kelembagaan partai politik, budaya dan pendidikan politik, fasilitasi pemilu, pilpres dan pilkada skala Kabupaten;

r. pembinaan dan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat (koordinasi, bimbingan, supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan, pengembangan dan evaluasi) di bidang sistem dan implementasi politik, kelembagaan politik pemerintahan, kelembagaan partai politik, budaya dan pendidikan politik, fasilitasi pemilu, pilpres dan pilkada skala Kabupaten;

s. pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat bidang sistem dan implementasi politik, kelembagaan politik pemerintahan, kelembagaan partai politik, budaya dan pendidikan politik, fasilitasi pemilu, pilpres dan pilkada skala Kabupaten;

t. peningkatan kapasitas aparatur kesbangpol di bidang sistem dan implementasi politik, kelembagaan politik pemerintahan, kelembagaan partai politik, budaya dan pendidikan politik, fasilitasi pemilu, pilpres dan pilkada skala Kabupaten;

u. koordinasi penetapan kebijakan operasional (merujuk kepada kebijakan umum nasional dan kebijakan teknis provinsi) di bidang ketahanan sumber daya alam, ketahanan perdagangan, investasi, fiskal dan moneter, perilaku masyarakat, kebijakan dan ketahanan lembaga usaha ekonomi, Koordinasi penetapan kebijakan operasional (merujuk kepada kebijakan umum nasional dan kebijakan teknis provinsi) di bidang ketahanan sumber daya alam, ketahanan perdagangan, investasi, fiskal dan moneter, perilaku masyarakat, kebijakan dan ketahanan lembaga usaha ekonomi, kebijakan dan ketahanan ormas perekonomian skala Kabupaten;

v. pelaksanaan kegiatan di bidang kebijakan dan ketahanan sumber daya alam, ketahanan perdagangan, investasi, fiskal dan moneter, perilaku masyarakat, kebijakan dan ketahanan lembaga usaha ekonomi, kebijakan dan ketahanan ormas perekonomian skala Kabupaten;

36 w. pembinaan dan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat (koordinasi, bimbingan, supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan, pengembangan dan evaluasi) di bidang kebijakan dan ketahanan sumber daya alam, ketahanan perdagangan, investasi, fiskal dan moneter, perilaku masyarakat, kebijakan dan ketahanan lembaga usaha ekonomi, kebijakan dan ketahanan ormas perekonomian skala Kabupaten;

x. pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat bidang kebijakan ketahanan sumber daya alam, ketahanan perdagangan, investasi, fiskal dan moneter, perilaku masyarakat, kebijakan dan ketahanan lembaga usaha ekonomi, kebijakan dan ketahanan ormas perekonomian skala Kabupaten; y. peningkatan kapasitas aparatur kesbangpol di bidang kebijakan dan ketahanan

sumber daya alam, ketahanan perdagangan, investasi, fiskal dan moneter, perilaku masyarakat, kebijakan dan ketahanan lembaga usaha ekonomi, kebijakan dan ketahanan ormas perekonomian skala Kabupaten.

z. Penetapan kebijakan Kabupaten dengan merujuk kebijakan nasional dalam bidang: 1. Ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;

2. Perlindungan masyarakat;

aa. Pelaksanaan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat skala Kabupaten; bb. Pelaksanaan perlindungan masyarakat skala Kabupaten;

cc. Koordinasi dengan instansi terkait skala Kabupaten.

Paragraf 3 Susunan Organisasi

Pasal 31

(1) Susunan organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, terdiri dari :

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat, membawahkan : 1. Sub Bagian Program; 2. Sub Bagian Umum; 3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Kesatuan Bangsa, membawahkan : 1. Sub Bidang Ideologi dan Kewaspadaan Dini; 2. Sub Bidang Ketahanan dan Penyelesaian Konflik.

37 d. Bidang Politik, membawahkan :

1. Sub Bidang Kelembagaan dan Organisasi Sosial Politik; 2. Sub Bidang Bina Budaya dan Pendidikan Politik.

e. Bidang Perlindungan Masyarakat, membawahkan : 1. Sub Bidang Bina Personil Perlindungan Masyarakat; 2. Sub Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Masyarakat. f. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB).

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan susunan organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat sebagaimana terlampir pada Lampiran V Peraturan Daerah ini.

Pasal 32

Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Sub bidang dan Unit Pelaksana Teknis Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keenam Badan Kepegawaian Daerah

Paragraf 1

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 33

(1) Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah. (2) Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang kepala Badan yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 34

Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dalam ruang lingkup Kepegawaian Daerah.

Pasal 35

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Badan Kepegawaian Daerah mempunyai fungsi :

38 b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang

Kepegawaian Daerah;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Kepegawaian Daerah;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Paragraf 2

Kewenangan Pasal 36

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Badan Kepegawaian Daerah berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai berikut :

a. penyusunan formasi PNSD di Kabupaten setiap tahun anggaran; b. penetapan formasi PNSD di Kabupaten setiap tahun anggaran; c. usulan formasi PNSD di kabupaten setiap tahun anggaran; d. pelaksanaan pengadaan PNSD Kabupaten;

e. usulan penetapan NIP;

f. penetapan kebijakan pengangkatan CPNSD di lingkungan Kabupaten; g. pelaksanaan pengangkatan CPNSP di lingkungan Kabupaten;

h. pelaksanaan orientasi tugas dan pra jabatan, sepanjang telah memiliki lembaga diklat yang telah terakreditasi;

i. penetapan CPNSD menjadi PNSD di lingkungan Kabupaten; j. penetapan kebutuhan diklat PNSD Kabupaten;

k. usulan penetapan sertifikasi lembaga diklat Kabupaten; l. pelaksanaan diklat skala Kabupaten;

m. penetapan kenaikan pangkat PNSD Kabupaten menjadi golongan ruang I/b s/d III/d; n. usulan penetapan kenaikan pangkat anumerta dan pengabdian;

o. penetapan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS Kabupaten dalam dan dari jabatan struktural eselon II atau jabatan fungsional yang jenjangnya setingkat, kecuali pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian sekda Kabupaten;

p. usulan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian sekda Kabupaten;

q. usulan konsultasi pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian eselon II PNS Kabupaten;

r. penetapan perpindahan PNSD Kabupaten;

s. penetapan pemberhentian sementara dari jabatan negeri bagi semua PNSD di Kabupaten;

39 u. penetapan pemberhentian PNSD Kabupaten gol/ruang III/d ke bawah dan

pemberhentian sebagai CPNSD Kabupaten;

v. pelaksanaan pemutakhiran data PNSD di kabupaten/ kota;

w. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian skala Kabupaten;

x. menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan manajemen PNS dilingkungan kabupaten.

Paragraf 3 Susunan Organisasi

Pasal 37

(1) Susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah , terdiri dari : a. Kepala Badan.

b. Sekretariat, membawahkan : 1. Sub Bagian Program; 2. Sub Bagian Umum; 3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Administrasi Kepegawaian, membawahkan : 1. Sub Bidang Formasi dan Pengadaan;

2. Sub Bidang Mutasi dan Kepangkatan.

d. Bidang Pendidikan dan Latihan, membawahkan : 1. Sub Bidang Pendidikan dan Diklat Penjenjangan; 2. Sub Bidang Diklat Fungsional dan Teknis.

e. Bidang Kesejahteraan Pegawai, membawahkan : 1. Sub Bidang Penghargaan dan Sanksi;

2. Sub Bidang Bina Mental dan Pensiun. f. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB). g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana terlampir pada Lampiran VI Peraturan Daerah ini.

Pasal 38

Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Sub Bidang dan Unit Pelaksana Teknis Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

40 Bagian Ketujuh

Kantor Polisi Pamong Praja Paragraf 1

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 39

(1) Kantor Polisi Pamong Praja merupakan unsur penunjang Pemerintahan Daerah. (2) Kantor Polisi Pamong Praja dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 40

Kantor Polisi Pamong Praja mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 41

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Kantor Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi :

a. penyusunan program dan pelaksanaan ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan, Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

b. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum di Daerah;

c. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah; d. pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan peyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum secara serta penegakan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dengan Aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan/atau aparatur lainnya;

e. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

Paragraf 2 Kewenangan

Pasal 42

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 Kantor Polisi Pamong Praja berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai berikut :

41 a. menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum yang mengganggu

ketenteraman dan ketertiban umum;

b. melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

c. melakukan tindakan responsif non yustisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah dan keputusan kepala daerah.

Paragraf 3 Susunan Organisasi

Pasal 43

(1) Susunan organisasi Kantor Polisi Pamong Praja terdiri dari : a. Kepala Kantor.

b. Sub Bagian Tata Usaha. c. Seksi Penegakkan Hukum. d. Seksi Bina Personil.

e. Seksi Ketenteraman, Ketertiban dan Pemadam Kebakaran. f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan susunan organisasi Kantor Polisi Pamong Praja sebagaimana terlampir pada Lampiran VII Peraturan Daerah ini.

Pasal 44

Penjabaran tugas dan fungsi Sub Bagian, masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedelapan Rumah Sakit Umum Daerah

Paragraf 1

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 45

(1) Rumah Sakit umum Daerah Kabupaten Kuantan Singingi, yang selanjutnya disebut RSUD adalah merupakan unsur penunjang Pemerintahan Daerah dibidang pelayanan medis.

42 (2) RSUD dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 46

Dokumen terkait