• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambnar 2.9 Rangkaian penguat-bukan pembalik (non-inverting) Dari rangkaian ganti Gambar 2.9 (b) jelas bahwa

2.9 Syarat Dasar Sistem Telekomunikasi

Gambar 2.14 Konfigurasi seven segmen tipe common katoda

Sesuai dengan gambar di atas, maka untuk menyalakan salah satu segmen, maka anodanya harus diberi tegangan minimal 3 volt atau logika high. Misalnya jika segmen a akan dinyalakan, maka anoda pada segmen a harus diberi tegangan minimal 3 volt atau logika high, dengan demikian maka segmen a akan menyala. Demikian juga untuk segmen lainnya.

Pertama-tama tama energi informasi tersebut harus dapat diubah menjadi suatu energi listrik untuk menghasilkan SINYAL informasi elektronis. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan TRANSDUCER (alat pengubah) yang cocok. Transducer adalah alat pengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk lain

Misalnya suatu sinyal elektronik disampaikan kesuatu tujuan melalui suatu kawat penghantar dengan suatu kecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka ditempat tujuan dibutuhkan suatu transducer untuk mengubah sinyal elektronik tersebut kembali kebentuk aslinya seperti terlihat pada gambar 2.15. Dalam praktek untuk hubungan telekomunikasi ini, dibutuhkan alat-alat lain, misalnya amplifier (penguat sinyal). Amlifier dibutuhkan pada jarak-jarak tertentu dari sistem tersebut, yaitu untuk mrnambah kekuatan sinyal elektronik tersebut sampai pada kekuatan yang diinginkan.

Untuk suatu sistem radio, sebuah TRANSMITTER (pengirim) dibutuhkan pada pihak sumber untuk mengirimkan sinyal tersebut melalui hubungan radio tanpa kawat penghantar, dimana sinyal tersebut bergerak dengan kecepatan cahaya, dan pada pihak penerima dibutuhkan alat lain yang dinamakan RECEIVER untuk menerima sinyal tersebut sebelum melalui transducer lihat gambar 2.16

Dalam hal ini penting diketahui bahwa karena beberapa keterbatasan ada pada kedua sisi pengirim dan penerima darisistem tersebut, akan terjadi gangguan-gangguan seperti bising (noise) dan juga distorsi (kerusakan) yang ada pada bentuk sinyal elektronis tersebut. Hal ini merupakan akibat yang tidak diinginkan, oleh karena itu harus diminimasikan dalam merencanakan sistem.

Gambar 2.15, jelas bahwa sistem yang sederhana ini merupakan suatu sistem konmunikasi SATU ARAH (Unidirectional). Radio dan sistem pemancar televisi domestik mnerupakan contoh dari sistem komunikasi satu arah.

Gambar 2.15 Kebutuhan-kebutuhan dasar untuk hubungan saluran telekomunikasi satu arah

Gambar 2.16 Syarat-syarat dasar untuk saluran telekomuniksi radio satu arah

2.9.1 Sinyal Analog Dan Sinyal Kode

Pada beberapa transducer telekomunikasi dihasilkan sinyal-sinyal elektronis yang langsung mengikuti perubahan-prubahan sesaat dari energi informasi aslinya. Sinyal-sinyal demikian disebut Sinyal-sinyal ANALOG.Sebagai contoh, mikrofon menghasilkan suatu sinyal elektronik yang langsung mengikuti perubahan-perubahan dari energi suara yang menggerakkan mikrofon tersebut. Loudspeaker kemudian akan menerima sinyal elektronis analog tersebut dan mengubahnya kembali menjadi energi suara yang sesuai aslinya.

Pada system yang lain, transducer menghasilkan sinyal elektronis dalam bentuk KODE-KODE (tanda-tanda) yang telah ditentukan terlebih dahulu, berupa pulsa-pulsa atau perubahan-perubahan dari sinyal elektronis tersebut yang dapat dimengerti oleh manusia dan mesin pada kedua sisi dari sistem tersebut. Sebagai contoh dari sistem ini, adalah suatu teleprinter yang menghasilkan sinyal-sinyal lode elektronik yang tergantung pada kunci tombol yang ditekan pada meja/ panel pengirim. Sinyal kode tersebut kemudian dikirimkan ketujuan, dimana ia akan diterima oleh teleprinter penerima dan huruf atau gambar-gambar yang sesuai akan dicetak kembali.

2.9.2 Penggunaan Sinyal Arus Searah Dalam Telekomunikasi

Arus searah yang konstan yang mengalir dalam rangkaian, tidak dapat membawa sendiri sinyal informasi, tetapi dengan memasang saklar on-off yang sederhana memungkinkan arus tersebut dapat diatur dalam bentuk pulsa-pulsa. Ketika saklar dibuka, arus tururn ke harga nol, dan ketika saklar ditutup arus naik ke suatu nilai yang tetap. Bila pulsa-pulsa arus tersebut dibuat sesuai dengan tanda-tanda (kode-kode) yang telah ditentukan terlebih dahulu, dengan mana setiap huruf atau angka dinyatakan dengan kombinasi pulsa-pulsa tertentu, maka kerja dari saklar akan dapat mengirimkan setiap pesan yang diinginkan. Pulsa-pulsa arus ini harus dapat menggerakkan peralatan-peralatn yang memungkinkan sipenerima dapat meliha atau mendnganr pesah-pesan tersebut. Kode mors adalah suatu contoh terkenal dari bentuk sinyal arus searah ini, dan rangkaian yang sangat sederhana diperlihatkan pada gambar 2.17 setiap huruf mempunyai kode yang terdiri dari sejumlah pulsa-pulsa arus panjang dan pendek yang harganya tetap, yang disebut titik-titik dan garis-garis. Kode huruf abjad yang lengkap tidak akan diberikan disini, karena telah tersedia pada buku yang lain. Sebagai contoh, komunikasi pulsa –pulsa yang dinyatakan juruf A diperlihatkan pada gambar 2.18

Gambar 2.17 Rangkaian kode morse sederhana dengan menggunakan sinyal lampu

Gambar 2.18 Kode arus searah sebagai representasi huruf A dalam kode morse.

Bila pada gambar 2.17, hubungan-hubungan kesumber arus DC yang ada ditukar, maka arah arus juga akan terbalik. Karenanya arah arus dapat dianggap sebagai positif dan negatif sesuai dengan arah mengalirnya arus dalam rangkaian tersebut. Hal ini dikenal dengan polaritas arus.

Dengan menggunakan metode sinyal DC ini, sinyal informasi dibawa oleh perubahan dari ada atau tidaknya arus ini. Adalah juga mungkin untuk menyampaikan sinyal informasi ini dengan menggunakan saklar DC antara dua harga arus yang berbeda. Dalam kedua hal tersebut variasi arus amplitudo itulah yang penting.

Penggunaan lain dari sinyal arus searah adalah:

(1) Pengerjaan otomatis dari saklar-saklar pengubah hubungan dari deal telepon

(2) Kontrol atau pengawasan dan pengukuran panggilan-panggilan telepon antara saklar-saklar penghubung.

(3) Dalam pemakaian instrumen penunjuk arus sederhana, seperti alat Ukur bahan bakar mobil.

Perlu ditambahkan disini, bahwa sistem-sistem lain seperti pendata dan ceefax menggunakan sinyal-sinyal DC dalam bermacam-macam bentuk, apakah itu dalam bentuk on-off, atau menggunakan arus-arus yang berubah-ubah .

Keugian-kerugian utama dari sinyal arus searah adalah :

(1) Kesulitan pengiriman pada rangkaian jarak jauh, karena adanya pengurangan kekuatan sinyal (attenuation) dan distorsi (kerusakan sinyal), walaupun pembentukan kembali sinyal (boosting) dan penguatan sinyal adalah mungkin. (2) Kawat penghantar selalu dibutuhkan dalam keseluruhan sistem.

Walaupun demikian perlu disadari, bahwa sumber-sumber yang menyediakan arus serah mungkin digunakan dalam rangkaian elektronik.

Sebenarnya perubahan-perubahan ataupun turunnya harga-harga sinyal arus searah akan menghasilkan suatu sinyal dengan karakteristik.

2.9.3 Lebar Band Dari Suatu Sinyal Informasi

Gelombang-gelombang suara yang dihasilkan oleh suara manusia adalah berubah-ubah sesuai dengan perberubah-ubahan tekanan udara, dngan demikian gelombang suara ini dapat dianggap sebagai berubah secara alami dan bentuk gelombang yang dihasilkan adalah suatu bentuk gelombang kompleks yang berbeda-beda untuk masing-masing individu (manusia). Ini adalah suatu sifat yang unik dari gelombang suara yang berupa gelombang kompleks, yang memungkinkan kita mengenali suara masing-masing individu. Karena setiap suara memiliki gelombang kompleks yang berbeda-beda, maka ia harus memiliki frekuensi-frekuensi dasar dan harmonic yang berbea-beda juga. Secara umum, lebar daerah dari frekuensi-frekuensi dasar mempresentasikan informasi-informasi atau berita-berita, sementara harmonic-harmoniknya merupakan pengakuan terhadap adanya pribadi-pribadi. Karena itu gelombang-gelombang suara yang dihasilkan manusia harus terdiri dari suatu JARAK frekuensi-frekuensi, dan daerah ini dikenal sebagai BANDWIDTH (lebar band). Karena mikropon menghasilkan sinyal elektronik yang sesungguhnya merupakan duplikatlangsung dari gelombang suara, maka sinyal elektronik informasi suara harus juga mempunyai lebar

band frekuensi minimum, yang harus diatur atau disesuikan pada keseluruh system pembawa informasi.

Gambar 2.19 Amplitudo tambahan dari frekuensi dasar dan harmonik-harmonik ke 3, serta ke 5.

Jenis-jenis lain dari sinyal informasi dalam system telekomunikasi (telegraf, televise, musik, data, dan sebagainya), mempunyai lebar band minimum yang berbeda juga, yang akan dijelaskan kemudian.

Harus disadari bahwa pengertian tentang lebar band dari sinyal informasi ini merupakan bagian penting dalam perencanaan system, yaitu dalam penentuan media transmisi dan system rangkaian.

Dokumen terkait