c. perlu demi keselamatan Pekerjaan, atau d. perlu karena kesalahan Kontraktor.
Waktu Dimulainya Pekerjaan dan Keterlambatan : Waktu Dimulainya Pekerjaan dan Keterlambatan :
PASAL 28
PENYERAHAN LAPANGAN
( 1 ) Setelah Kontrak ditandatangani dan berlaku sah, maka Pemimpin Proyek menyerahkan sebagian atau seluruh Lapangan kepada Kontraktor selambat– lambatnya dalam waktu 15 (lima belas) hari sejak penandatanganan Kontrak dengan mengeluarkan Surat Penyerahan Lapangan (SPL), agar Kontraktor
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 173
dapat memulai pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang disebutkan dalam Pasal 11.
( 2 ) Setelah mengeluarkan Surat Penyerahan Lapangan maka Pemimpin Proyek
mengeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja yang ditujukan kepada Kontraktor selambat–lambatnya dalam waktu 15 (lima belas) hari sejak tanggal penandatanganan Kontrak.
( 3 ) Tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja merupakan waktu dimulainya pekerjaan.
( 4 ) Jika Kontraktor mengalami kelambatan akibat kegagalan pihak Pemimpin Proyek untuk menyerahkan Lapangan maka atas permintaan Kontraktor, Pemimpin Proyek dapat memperpanjang Jangka waktu Pelaksanaan Pekerjaan yang menurutnya adil dan layak.
PASAL 29
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Dengan memperhatikan ketntuan–ketentuan dalam Pasal 36, (Penyerahan Pertama Pekerjaan), maka seluruh Pekerjaan harus diselesaikan oleh Kontraktor dalam Jangka Waktu Pelaksanaan yang ditetapkan dalam Kontrak yang dihitung dari tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja atau diselesaikan dalam Jangka Waktu Pelaksanaan (30 minggu) yang diperpanjang atau yang mungkin diijinkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Pasal 35 (Perpanjangan Waktu Pelaksanaan).
PASAL 30
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
( 1 ) Apabila karena jumlah pekerjaan tambah atau keadaan yang sifatnya khusus terjadi antara lain karena keadaan memaksa, hujan diluar kebiasaan
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 174
sehingga dipandang wajar oleh Kontraktor untuk meminta perpanjangan
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan maka Direksi harus
mempertimbangkan untuk selanjutnya mengusulkan kepada Pemimpin Proyek jumlah perpanjangan waktu tersebut.
( 2 ) Direksi tidak terikat untuk memperhitungkan sehubungan dengan pekerjaan tambahan atau keadaan–keadaan yang sifatnya khusus, agar permohonan tersebut dapat diselidiki dalam waktu yang singkat, kecuali apabila Kontraktor dalam waktu 14 (empat belas) hari atau ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak sesudah pekerjaan tambahan tersebut dimulai atau keadaan yang khusus itu timbul, telah menyampaikan kepada Direksi suatu permohonan tertulis disertai keterangan–keterangan yang terperinci dan
lengkap.
PASAL 31
PENYERAHAN PERTAMA PEKERJAAN
( 1 ) Menjelang penyelesaian seluruh Pekerjaan menurut Kontrak, Kontraktor dapat mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi untuk melaksanakan Penyerahan Pertama Pekerjaan dengan menyebutkan Wakil Kontraktor untuk keperluan tersebut.
( 2 ) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima surat tersebut ayat (1) Direksi memberitahukan secara tertulis kepada Kontraktor mengenai jadwal waktu rencana pemeriksaan pekerjaan oleh Panitia yang ditunjuk oleh Pemimpin Proyek.
( 3 ) Selambat–lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat tersebut ayat (2) Panitia yang ditunjuk oleh Pemimpin Proyek sudah harus mulai melakukan pemeriksaan pekerjaan di lapangan dan melakukan pemeriksaan tersebut dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 175
( 4 ) Pada Berita Acara Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan dicantumkan pula semua kekurangan dan / atau cacat serta hasil pengujian. Untuk maksud memperbaiki kekurangan dan / atau cacat tersebut Direksi memberikan waktu perbaikan yang wajar pada Kontraktor.
PASAL 32
BERITA ACARA PENYERAHAN PERTAMA PEKERJAAN
Apabila Pemimpin Proyek berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan berpendapat bahwa pekerjaan telah selesai dan telah lulus pemeriksaan dan pengujian akhir dengan memuaskan, maka Pemimpin Proyek selambat–lambatnya dalam waktu 6 (enam) hari setelah pemeriksaan berakhir mengeluarkan Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan dan sejak tanggal dikeluarkannya Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan tersebut maka jangka waktu pemeliharaan dinyatakan mulai berlaku.
PASAL 33
DENDA KETERLAMBATAN
( 1 ) Jika Kontraktor tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan sesuai Jangka Waktu Pelaksanaan yang ditentukan dalam Kontrak sesuai dengan ketentuan dalam pasal 34 (Jangka Waktu Pelaksanaan), maka Kontraktor dikenakan denda 0,1 % (sepermil) dari nilai kontrak setiap hari keterlambatan dan setinggi– tingginya 5 % dari Nilai Kontrak.
( 2 ) Pemimpin Proyek tanpa mengurangi hak Kontraktor untuk menagih pembayaran, dapat memperhitungkan denda tersebut pada Ayat (1) pada
uang tagihan yang menjadi hak Kontraktor.
( 3 ) Pengenaan denda akibat keterlambatan tidak membebaskan Kontraktor dari kewajiban untuk menyelesaikan seluruh Pekerjaan sesuai kontrak atau kewajiban–kewajiban dan tanggung jawab menurut Kontrak.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 176
PASAL 34
PEMELIHARAAN, KERUSAKAN DAN CACAT
( 1 ) Dalam hal ini yang dimaksud Jangka Waktu Pemeliharaan adalah jangka waktu yang dicantumkan dalam Kontrak, dihitung sejak tanggal dikeluarkannya Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan.
( 2 ) Dalam waktu 14 (empat belas) hari sesudah berakhirnya Penyerahan Pertama Pekerjaan, Kontraktor harus telah selesai melakukan perbaikan, perubahan, pembangunan kembali, pembetulan kerusakan–kerusakan, kekurang sempurnaan, penyusutan–penyusutan dan kesalahan yang telah ditemukan dalam Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan sesuai yang diminta secara tertulis oleh Pimpinan Proyek, berdasarkan hasil pemeriksaan Panitia Penyerahan Pertama Pekerjaan sebelum berakhirnya
Jangka Waktu Pemeliharaan tersebut, kecuali keausan yang wajar.
( 3 ) Semua pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan biaya sendiri, bilamana menurut pendapat Direksi hal itu diperlukan, karena penggunaan bahan–bahan atau cara pengerjaan yang tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak, atau berhubung dengan kelalaian Kontraktor dalam memenuhi kewajiban menurut Kontrak.
Tetapi apabila menurut pendapat Direksi hal itu timbul karena sebab yang lain, maka biaya pekerjaan tersebut dianggap sebagai pekerjaan tambahan. ( 4 ) Jika Kontraktor tidak berhasil mengerjakan pekerjaan tersebut sebagaimana
diminta oleh Direksi, maka Pemilik berhak melaksanakan pekerjaan itu dengan tenaga kerjanya sendiri, atau dengan Kontraktor lain, bilaman pekerjaan tersebut harusnya menjadi kewajiban Kontraktor, maka dalam hal
ini biaya pekerjaan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 177
PASAL 35
BERITA ACARA PENYERAHAN AKHIR PEKERJAAN
( 1 ) Kewajiban Kontraktor tidak boleh dianggap selesai sebelum Berita Acara Penyerahan Akhir Pekerjaan disetujui oleh Pemimpin Proyek dan diterima oleh Pemilik yang menyatakan bahwa Pekerjaan telah selesai dan dipelihara sesuai dengan Kontrak.
( 2 ) Apabila Pemimpin Proyek berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Akhir Pekerjaan, yang dibuat oleh Panitia, berpendapat bahwa Kontraktor telah memenuhi semua kewajiban Jangka Waktu Pemeliharaan, maka Pemimpin Proyek selambat–lambatnya dalam waktu 6 (enam) hari setelah dipenuhinya semua kewajiban Jangka Waktu Pemeliharaan, wajib mengeluarkan Berita Acara Penyerahan Akhir Pekerjaan.
PASAL 36 JENIS KONTRAK
( 1 ) Apabila Kontrak didasarkan atas sistem Harga Total Tetap (lump – sum), maka dalam hal demikian Kontraktor menerima pembayaran atas dasar harga yang tercantum dalam kontrak.
( 2 ) Apabila Kontrak didasarkan atas sistem Harga Satuan (Unit Price) maka volume pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus dianggap sebagai pedoman dalam mengajukan harga penawaran. Dalam hal demikian Kontraktor menerima pembayaran atas dasar Harga Satuan dikalikan dengan volume pekerjaan yang nyata–nyata dilaksanakan di lapangan atau didasarkan hasil pengukuran dan pemeriksaan bersama (mutual check).
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 178
PASAL 37
PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN
( 1 ) Pemimpin Proyek dapat melakukan beberapa perubahan rencana Pekerjaan atau bagian Pekerjaan yang dianggap perlu atau dianggap lebih baik, dan Pemimpin Proyek mempunyai wewenang menetapkan pada Kontraktor untuk melaksanakannya dan Kontraktor harus melaksanakan hal – hal sebagai berikut :
a. Menambah atau mengurangi Pekerjaan yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak.
b. Menghapus sebagian Pekerjaan.
c. Mengubah mutu atau macam Pekerjaan.
d. Mengubah elevasi, kedudukan dan dimensi dari bagian – bagian pekerjaan.
( 2 ) Perubahan–perubahan pekerjaan tidak boleh dilaksanakan oleh Kontraktor tanpa suatu perintah perubahan. Perintah perubahan tersebut harus diberikan secara tertulis oleh Pemimpin Proyek, setelah mendapatkan usulan dari Direksi. ( 3 ) Kontraktor wajib melaksanakan setiap perubahan bagian Pekerjaan seperti telah dijelaskan dalam ayat (1) diatas tanpa harus memperhatikan besarnya pekerjaan tambah kurang yang terjadi dibandingkan terhadap kontrak asli. Kontraktor tidak berhak mengajukan perubahan harga satuan yang telah tercantum dalam Dokumen Kontrak.
( 4 ) Bila harga satuan bagian Pekerjaan dimaksud dalam ayat (1) tidak tercantum dalam Dokumen Kontrak, maka harga satuan baru dapat ditetapkan atas persetujuan bersama.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 179
PASAL 38
HAMBATAN YANG MENGAKIBATKAN TAMBAHAN BIAYA
( 1 ) Apabila dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor menjumpai kondisi fisik di lapangan yang nyata–nyata menghambat Kontraktor melaksanakan pekerjaannya, sedangkan kondisi fisik tersebut tidak dapat diramalkan sebelumnya sekalipun oleh Kontraktor pada umunya yang sudah berpengalaman, maka Kontraktor harus segera memberitahukan secara
tertulis keadaan tersebut kepada Direksi.
( 2 ) Segera setelah Direksi memeriksa dan menyetujui pemberitahuan tersebut atas persetujuan Pemimpin Proyek, maka Direksi akan memerintahkan tindakan–tindakan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dan untuk pekerjaan–pekerjaan ini biayanya ditanggung oleh Pemilik.
PASAL 39
PERALATAN KONSTRUKSI, PEKERJAAN SEMENTARA DAN BAHAN
( 1 ) Semua Peralatan Konstruksi, Pekerjaan Sementara dan Bahan yang disediakan oleh Kontraktor, jika dibawa ke lapangan harus dianggap hanya dimaksudkan untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan Kontraktor tidak boleh memindahkan, menyerahkan dan menjual barang–barang tersebut atau sebagian daripadanya tanpa ijin tertulis dari Pemimpin Proyek. Ijin tersebut tak dapat dibatalkan tanpa alasan.
( 2 ) Pemilik harus dibebaskan setiap waktu dari tanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan Peralatan Konstruksi, Pekerjaan Sementara atau Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan Pekerjaan.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 180
PASAL 40 LAPORAN
( 1 ) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Laporan terperinci dalam formulir pada waktu–waktu yang telah ditentukan oleh Direksi yang antara lain mencantumkan susunan staf pelaksana, jumlah dari berbagai macam tenaga kerja menurut waktu–waktu yang diperlukan oleh Kontraktor di lapangan, keterangan–keterangan tentang Peralatan Konstruksi dan lain– lain.
( 2 ) Kontraktor berkewajiban untuk mempersiapkan dan menandatangani
laporan harian yang berisi :
a. Jumlah dan macam bahan atau barang yang ada di lapangan dan belum dipakai.
b. Jumlah tanaga kerja untuk setiap macam tugas dan / atau ketrampilan. c. Jumlah dan jenis peralatan yang masih dapat digunakan dan yang rusak. d. Jenis bagian Pekerjaan dan Pekerjaan Permanen yang dilaksanakan. e. Taksiran volume Pekerjaan Permanen yang dilaksanakan.
f. Keadaan cuaca termasuk hujan, angin, banjir dan peristiwa–peristiwa alam lain yang mempengaruhi kelangsungan pekerjaan.
g. Catatan lain yang berkenan dengan pelaksanaan, perubahan desain dana lain–lain. Laporan harian tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk diperiksa dan disahkan. Laporan harian yang disahkan yang merupakan rekaman kejadian dan kenyataan disekitar pelaksanaan pekerjaan dan harus disimpan dengan baik oleh Direksi dan Kontraktor. ( 3 ) Dalam hubungannya dengan pasal ini juga, Kontraktor berkewajiban untuk
mempersiapkan dan menyediakan :
a. Laporan mingguan yang mencatat perihal macam pekerjaan dan kemajuan pekerjaan.
b. Laporan bulanan yang mencatat perihal hasil pelaksanaan pekerjaan.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 181
c. Rencana kerja mingguan yang memuat rencana kerja Kontraktor dalam 1 (satu) minggu mendatang, termasuk perkiraan volume pekerjaan, personel dan jumlah peralatan untuk mendukung pencapaian volume pekerjaan yang direncanakan tersebut.
d. Buku harian yang setiap saat harus tersedia di kantor lapangan dimana sewaktu–waktu Direksi dapat memberikan perintah dan catatan–catatan dan sebagainya dalam Buku Harian tersebut.
PASAL 41 UANG MUKA
( 1 ) Kontraktor berhak mendapatkan dari Pemimpin Proyek uang muka sebesar 20 % dari nilai kontrak setelah kontraktor menyerahkan jaminan uang muka. ( 2 ) Agar uang muka tersebut benar–benar digunakan untuk persiapan Pekerjaan proyek yang bersangkutan, maka Kontraktor harus mengajukan permohonan yang disertai Rencana penggunaan uang muka tersebut untuk diperiksa Direksi.
( 3 ) Setelah persetujuan Direksi, Kontraktor menyampaikan jamianan uang muka yang jumlahnya sama besar dengan nilai uang muka. Jaminan uang muka diberikan oleh Penjamin dan mulai berlaku sejak uang muka dibayarkan sampai lunasnya pembayaran kembali uang muka.
( 4 ) Pembayaran kembali uang muka dilakukan dengan cara memotong
pembayaran angsuran bulanan secara sebanding. Garansi Bank dapat diganti sesuai dengan sisa uang muka yang belum dikembalikan.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 182
Tata Cara Pembayaran : Tata Cara Pembayaran :
PASAL 42
PEMBAYARAN ANGSURAN BULANAN
( 1 ) Semua pembayaran dalam Kontrak dilakukan dengan cara Angsuran, berdasarkan Berita Acara Bulanan yang diajukan oleh Kontraktor dan yang telah disetujui secara tertulis oleh Pemimpin Proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai.
( 2 ) Selambat–lambatnya pada setiap akhir bulan, Kontraktor harus mengajukan pembayaran sementara dengan mengirimkan Berita Acara Bulanan bersama–sama dengan dokumen pendukungnya kepada Direksi untuk memperoleh persetujuan, sesuai dengan ketentuan–ketentuan dalam ayat ini dan dalam spesifikasi umum.
Berita Acara Bulanan merupakan ringkasan dari nilai kotor (gross–volume) dari semua pekerjaan yang telah diselesaikan sejak pekerjaan dimulai, yang dihitung dari kwantitas pekerjaan yang diukur dan Harga Satuan masing– masing, bersama–sama dengan setiap pekerjaan tambahan yang telah diselesaikan berdasarkan Change Order.
Dalam Berita Acara juga dihitung dalam jumlah bersih yang dapat dibayarkan sementara kepada Kontraktor dengan pengurangan–pengurangan sebagai berikut:
a. Jumlah kotor dari Sertifikat Bulanan sebelumnya.
b. 10 % (sepuluh per seratus) dari selisih yang dihitung berdasarkan pengurangan yang ditetapkan pada (1) di atas, yang akan ditahan
sebagai jaminan.
c. Angsuran untuk pembayaran kembali Uang Muka sesuai dengan Pasal
49.
d. Pengurangan lainnya, seperti pajak, biaya – biaya yang diperlukan menurut Hukum atau Kontrak atau keperluan lainnya.
e. Semua denda menurut Pasal 38.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 183
f. Semua pengurangan lainnya yang dimiliki Kontraktor sesuai dengan bunyi Syarat syarat Umum Kontrak.
( 3 ) Selambat–lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima permintaan
Pembayaran Bulanan sesuai dengan ayat (2) di atas, Direksi akan menandatangani Berita Acara Bulanan atas sejumlah uang yang diminta atau sejumlah uang yang seharusnya diberikan.
( 4 ) Permintaan pembayaran sementara dikirimkan oleh Kontraktor sesuai dengan Ayat (2) pada pasal ini dapat termasuk didalamnya pembayaran sementara untuk bahan–bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, yang sudah dikirim ke lapangan dan disimpan sesuai dengan syarat–syarat yang ditentukan. Pembayaran sementara yang demikian dapat dilakukan hingga 80 (delapan puluh) % dari nilai bahan yang bersangkutan seperti tercantum dalam Perincian Analisis Harga Satuan Kontraktor untuk bahan di lapangan.
Pemutusan Kontrak : Pemutusan Kontrak :
PASAL 43 PEMUTUSAN KONTRAK
( 1 ) Apabila Kontraktor tidak bertindak sesuai dengan ketentuan–ketentuan Kontrak atau perintah Direksi atau Kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan tidak memulai pelaksanaan Pekerjaan, maka Direksi dapat menentukan waktu yang wajar dalam mana Kontraktor masih diberi kesempatan uantuk memenuhi kewajiban–kewajibannya.
( 2 ) Apabila Kontraktor tidak mentaati peringatan yang dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, atau kalau dalam pelaksanaan selanjutnya ia masih saja melakukan hal atau kelalaian yang sama, dan setelah diberi peringatan tertulis tiga kali berturut–turut dengan tenggang waktu 15 (lima belas) hari, maka dengan sendirinya ia dianggap dalam keadaan lalai, dan Pemimpin Proyek berhak memutuskan Kontrak secara sepihak.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 184
( 3 ) Apabila Kontraktor terlambat menyelesaikan Pekerjaan sedemikan rupa sehingga denda-denda yang dikenakan akibat keterlambatan tersebut diperkirakan akan mencapai maksimum maka Direksi dapat menentukan waktu yang wajar dalam mana Kontraktor masih diberi kesempatan untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya. Apabila Kontraktor gagal
menyelesaikan Pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditentukan tersebut pada ayat ini maka Pemimpin Proyek berwenang untuk memutuskan
Kontrak.
( 4 ) Dalam hal terjadi pemutusan Kontrak berdasarkan pasal ini, tanpa mengurangi hak Kontraktor untuk memperoleh pembayaran bagi Pekerjaan yang telah dikerjakan, maka Kontraktor wajib membayar denda–denda dan hutang-hutang yang terhutang pada saat pemutusan kontrak. Selain itu Pemilik akan mencairkan Jaminan Pelaksanaan dan menyetorkannya ke Kas Negara.
( 5 ) Apabila Kontraktor mengundurkan diri setelah penandatanganan Kontrak atau dalam waktu pelaksanaan Pekerjaan, maka Kontrak dinyatakan putus dan berlaku ketentuan dalam ayat (4) pasal ini.
5.2
5.2 Syarat Syarat KhususSyarat Syarat Khusus
1. JAMINAN PELAKSANAAN
Penawar yang ditunjuk sebagai pemenang untuk Pelelangan pekerjaan ini harus menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dalam waktu 15 (lima belas) hari setelah diterbitkannya Surat Keputusan Pemenang Pelelangan. Jaminan Pelaksanaan berupa Surat Jaminan dari Bank Pemerintah atau Bank–Bank lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan RI (seperti tercantum dalam lampiran 6) sebesar 10 % dari Nilai Kontrak.
Jaminan Pelaksanaan mempunyai masa berlaku sampai dengan Penyerahan Kedua (selesai masa pemeliharaan).
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 185
2. ASURANSI TENAGA KONTRAKTOR
a. PIHAK KEDUA berkewajiban mengadakan usaha–usaha untuk
menjamin keamanan dan keselamatan kerja para pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. PIHAK KEDUA berkewajiban membayar iuran ASTEK kepada
Perum Astek ke Bank Pemerintah. Besarnya pembayaran sebanding dengan angsuran pembayaran harga kontrak yang telah diterima Kontraktor.
3. SURAT KETERANGAN DAN PEMBAYARAN
a. Uang Muka
Pemborong diberi hak mengambil Uang Muka sebesar maximum 20% dari Nilai Kontrak dengan menyerahkan Jaminan Uang Muka dari Bank Pemerintah atau Bank–bank dan lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
Permintaan uang muka perlu dilengkapi dengan surat pernyataan perincian penggunaan uang, disertai copy kontrak pembelian material (antara lain semen, besi beton, pasir, dll) dan mobilisasi alat yang besarnya minimum 20 % dari besar uang muka. Uang muka tersebut
hanya digunakan untuk pekerjaan dalam proyek yang bersangkutan.
b. Jumlah minimum asuransi pihak ketiga
Kontraktor diwajibkan mengasuransikan Tenaga Personil Direksi sebanyak–banyaknya 6 (enam) orang pada asuransi tenaga kerja (Astek) sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. KEWENANGAN / ORGANISASI KONTRAKTOR
Setiap paket pekerjaan harus dibawahi oleh seorang Site Manager / Engineer yang diberi wewenang dalam hal teknik dan administrasi (tidak merangkap). Dan Direktur / Kepala Cabang atau Kuasa Direktur / Kepala Cabang harus berkedudukan di Semarang.
5. PEMAKAIAN PRODUKSI DALAM NEGERI
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 186
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, para Kontraktor sejauh mungkin menggunakan bahan–bahan produksi dalam negeri dengan persetujuan Direksi dan tidak menyimpang terhadap ketentuan–ketentuan tentang penggunaan produksi dalam negeri seperti yang tercantum dalam Lampiran
2 Keppres No.29/1984.
6. KERJA SAMA DENGAN GOLONGAN EKONOMI LEMAH (GEL)
a. Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan / melakukan kerja sama dengan pemborong Perusahaan Golongan Ekonomi Lemah (GEL) sebagai Sub Kontraktor atau Leveransir dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
b. Pekerjaan yang di sub kontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan pokok / utama.
c. Tanggung jawab untuk pekerjaan–pekerjaan yang disubkan kepada Sub Kontraktor, tetap ada Kontraktor.
7. PEMAKAIAN JALAN YANG ADA
a. Dalam hal sama–sama melaksanakan pekerjaan, setiap Kontraktor harus memberi kesempatan kepada Kontraktor lain melaksanakan pekerjaannya (kerja sama) yang dikoordinir oleh Pemimpin Proyek. b. Bila mempergunakan jalan desa atau jalan inspeksi sebagai jalan
masuk ke lokasi kerja dan untuk transportasi material maka (tekanan gandar) muatan maximum kendaraan (truk) tidak boleh lebih dari 4 ton.
Dan perbaikan kembali jalan tersebut seperti semula menjadi tanggungan Kontraktor. Kontraktor harus memperhatikan hal–hal sebagai berikut :
1. Kecuali bilamana ditentukan lain dalam 7 (tujuh) hari sesudah dikeluarkannya pemberitahuan bahwa pekerjaan dapat dimulai, Kontraktor harus mengambil alih dan memelihara jalan masuk, jalan logistik dan jalan inspeksi sesuai usulan dalam penawaran
yang akan dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR 187
2. Kontraktor harus membuat persiapan–persiapan yang diperlukan, antara lain perkuatan jalan dan jembatan dalam waktu 10 (sepuluh) hari setelah penyerahan pekerjaan dan memperoleh ijin dari yang berwenang atau pemilik untuk menggunakan jalan yang dimaksud tersebut dan mematuhi setiap peraturan dari pihak yang berwenang atau pemilik.
3. Selama dalam pelaksanaan Kontraktor harus memperhatikan keadaan jalan beserta bangunan yang terkait untuk selalu dalam keadaan layak dipakai oleh masyarakat dan pada penyerahan pekerjaan akhir keadaan jalan beserta bangunan yang terkait minimal kembali seperti pada keadaan sebelum pekerjaan dimulai.
4. Semua jenis pengeluaran akibat ketentuan pada ayat ini sudah termasuk didalam harga penawaran Kontraktor.