• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Arahan Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang

III- 29 Tabel 3. 3 Arahan Struktur Ruang dan Pola Ruang Kota Denpasar

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

Rencana pola ruang wilayah Kota Denpasar, mencakup: kawasan lindung dan kawasan budidaya.

A. Rencana pengembangan kawasan lindung mencakup:

a. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya,

meliputi,kawasan resapan air.

b. kawasan perlindungan setempat, meliputi :

kawasan suci, mencakup :kawasan suci campuhan; kawasan suci pantai; kawasan suci laut; kawasan suci mata air, dan kawasan suci chatus patha;

kawasan tempat suci, mencakup : radius kawasan tempat suci Pura Dang Kahyangan di sekitar pura Sakenan; dan radius kesucian tempat suci kawasan Pura Kahyangan Tiga dan pura lainnya tersebar di 35 (tiga puluh lima) Desa Pakraman di wilayah Kota Denpasar.

kawasan sempadan pantai;

kawasan sempadan sungai;

kawasan sempadan jurang;

kawasan sekitar waduk;

kawasan sekitar mata air

c. kawasan pelestarian alam,cagar budaya,dan ilmu pegetahuan meliputi :

kawasan pantai berhutan bakau;

kawasan taman hutan raya;

kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil; dan

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

Rencana struktur ruang wilayah Kota Denpasar terdiri atas:sistem pusat pelayanan kota; dan sistem prasarana kota.

Sistem pusat pelayanan kota,terdiri atas:

a. sistem dan fungsi perwilayahan pengembangan kota;

b. sistem pusat-pusat pelayanan kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi,sosial, budaya, pendidikan dan pemerintahan; dan

c. sistem hirarki pelayanan kegiatan kota.

Sistem prasarana kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas: a. sistem jaringan transportasi sebagai jaringan prasarana utama;

b. sistem jaringan prasarana lainnya:

sistem jaringan energi;

sistem jaringan telekomunikasi; dan

sistem jaringan sumber daya air.

c. infrastruktur perkotaan, terdiri atas:

sistem penyediaan air minum kota;

sistem pengelolaan air limbah kota;

sistem persampahan kota;

sistem drainase kota;

penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan

kaki;

sistem penanggulangan bencana; dan

III-30

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

d. kawasan rawan bencana, meliputi :

kawasan rawan banjir;

kawasan rawan tsunami;

kawasan rawan abrasi pantai; dan

kawasan rawan intrusi air laut. e. Ruang terbuka hijau (RTH), meliputi:

RTH pada persil terdiri atas: RTH pekarangan pada perumahan;RTH

halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha; danRTH dalam bentuk taman atap bangunan;

RTH pada lingkungan perumahan, terdiri atas:RTH berupa taman skala lingkungan perumahan; danRTH berupa taman Unit Lingkungan atau Banjar;

RTH skala kota, terdiri atas:RTH berupa taman skala Desa/Kelurahan atau

Unit Lingkungan;RTH berupa taman skala beberapa desa/kelurahan atau Sub BWK;RTH berupa taman skala kecamatan atau BWK;RTH Taman Kota;RTH Hutan Kota;RTH Sabuk Hijau atau pertanian/persawahan;RTH Taman Hutan Raya;RTH Jalur hijau jalan;RTH Ruang pejalan kaki; danRTH fungsi tertentu seperti sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan jalurtegangan tinggi, setra/makam.

Kawasan lindung yang terkait dengan bidang cipta karya di Kota Denpasar adalah ruang terbuka hijau (RTH).RTH dikembangkan seluas kurang lebih 36 % (tiga puluh enam perseratus) dari luas wilayah kota, terdiri atas:RTH Publik; dan RTH Privat.

Rencana struktur ruang wilayah Kota Denpasar yang terkait dengan bidang cipta karya adalah sistem prasarana kota teruatama infrastruktur perkotaan, meliputi : sistem penyediaan air minum kota; sistem pengelolaan air limbah kota;sistem persampahan kota;sistem drainase kota.

Sistem jaringan air minum kota,terdiri atas:pengembangan kapasitas terpasang pada sistem penyediaan air minum kota; dan pemerataan jaringan distribusi ke pelanggan.

Pengembangan kapasitas terpasang pada sistem penyediaan air minum kota dilaksanakan melalui:

a. peningkatan pelayanan Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang telah ada terdiri atas IPA Ayung 1, 2 dan 3 dan IPA Waribang 1, dan 2 yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Denpasar;

b. penyediaan air baku Estuary Dam Tahap I seluas 35 Ha, dan pengembangan wadukmuara (Estuary Dam) Tahap II seluas 105 Ha di Pemogan; dan

c. pengembangan kerjasama sistem penyediaan air minum (SPAM) Sarbagitaku,

melaluiintegrasi IPA yang telah ada dengan pengembangan IPA baru terdiri atas IPA Ayung diBlusung dan Kesiman, IPA Penet di Tabanan dan IPA Petanu di Gianyar.

Pemerataan jaringan distribusi ke pelanggan, dilaksanakan melalui:

a. pemeliharaan peningkatan pelayanan jaringan distribusi yang telah ada;

b. kerjasama dengan PDAM Gianyar, PDAM Badung dan pihak ketiga untuk

melayanikawasan-kawasan yang tidak terjangkau jaringan distribusi PDAM Kota Denpasar; dan

III-31

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

RTH Publik dikembangkan kurang lebih20 % (dua puluh perseratus) dariluas wilayah kota berupa: taman-taman kota, taman rekreasi kota, lapangan olah raga, jalurhijau jalan, sempadan pantai, sempadan sungai, Tahura Ngurah Rai, hutan kota, setra,makam, estuary dam, serta areal persawahan ekowisata.

RTH Privat dikembangkan seluas kurang lebih16 % (enam belas perseratus) dari luaswilayah berupa: areal persawahan, kebun campuran serta taman pekarangan rumah danperkantoran.

B. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya, mencakup :

a. kawasan peruntukan perumahan dan permukiman;

b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;

c. kawasan peruntukan perkantoran;

d. kawasan peruntukan pariwisata;

e. kawasan peruntukan industri dan pergudangan;

f. kawasan ruang evakuasi bencana;

g. kawasan peruntukan kegiatan sektor informal; h. kawasan ruang terbuka non hijau; dan i. kawasan peruntukan lainnya, meliputi:

kawasan peruntukan fasilitas pendidikan;

kawasan peruntukan fasilitas kesehatan;

kawasan peruntukan fasilitas rekreasi, taman dan olah raga;

kawasan peruntukan fasilitas peribadatan;

kawasan peruntukan pertanian;

kawasan peruntukan perikanan;

c. pengembangan jaringan distribusi baru pada seluruh wilayah kota; dan

d. penyebaran hidrant-hidrant umum pada seluruh wilayah kota.

Sistem pengelolaan air limbah kota, terdiri atas:

a. sistem pengelolaan air limbah perpipaan terpusat skala kota melalui

jaringanpengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat;

b. sistem pembuangan air limbah setempat secara individual maupun

berkelompok skalakecil; dan

c. penanganan air limbah industri ditangani secara kolektif pada lingkup kawasanperuntukan industri.

d. Pada kawasan-kawasan yang tidak terlayani jaringan air limbah perpipaan terpusat skalakota, dikembangkan jaringan air limbah komunal setempat (on-site) dalam bentuk programsanitasi masyarakat (sanimas) dan bentuk lainnya yang dapat dikelola masyarakat ataukerjasama dengan pihak lain.

Sistem persampahan kota terdiri atas: jenis sampah yang dikelola penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah; dan penanganan sampah.

Jenis sampah yang dikelola terdiri atas: sampah rumah tangga, tidak termasuk tinja; sampah sejenis sampah rumah tangga; dan sampah spesifik.

Penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah terdiri atas:

a. pengurangan sampah untuk sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah

rumahtangga meliputi pembatasan timbulan sampah (reduce), pendauran ulang sampah(recycle); pemanfaatan kembali sampah (reuse); perubahan pola pikir (reimagine); danperubahan disain pengelolaan (redesign);

III-32

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan;

kawasan pesisir dan laut; dan

kawasan peruntukan setra dan makam

Pengembangan kawasan budidaya yang terkait dengan bidang cipta karya adalah kawasan peruntukan perumahan dan permukiman; kawasan ruang evakuasi bencana;dan kawasan ruang terbuka non hijau.

Kawasan peruntukan perumahan dan permukiman dikembangkan seluas kurang lebih 46,24% (empat puluh enam koma empat satu perseratus) dari luas wilayah kota.

Bentuk-bentuk pengembangan kawasan perumahan dan permukiman :

a. mengakomodasi keberadaan permukiman tradisional Bali, kelompok

permukiman semitradisional dan kelompok pembangunan baru, pembangunan perumahan olehpengembang, kapling siap bangun, rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan), rumahdengan kamar sewa (kamar kost), rumah sewa, dan tanah sewa di seluruh wilayah kota;

b. perumahan tipe tradisional yang ada di tiap pusat-pusat unit

lingkungan/permukimantetap dipertahankan dengan peningkatan aksesibilitas dan sarana prasaranapendukungnya;

c. mengarahkan permukiman dan perumahan yang dapat difungsikan sebagai

tempatusaha dalam bentuk rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan) atau rumah usaha lainnyadi pusat-pusat kegiatan sosial ekonomi skala wilayah, skala Kota, skala Kecamatan, skaladesa/kelurahan maupun skala Lingkungan serta di sepanjang jalan-jalan utama Kota,Kawasan dan zona efektif pariwisata;

melaluipemilahan, pegumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir; dan

c. pengelolaan sampah spesifik termasuk sampah limbah B3, diatur dengan PeraturanWalikota.

Penanganan sampah dilaksanakan melalui:

a. sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah makan/restoran dan

sampahhotel dikumpulkan oleh penghuninya atau petugas sampah, setelah melalui tahapanpengurangan sampah, kemudian diangkut ke transfer depo atau ke TPS;

b. sampah jalanan dan sampah lainnya dikumpulkan pada tepi jalan kemudian diangkutdengan sarana pengangkut sampah ke transfer depo;

c. sebelum ke TPA sampah dari transper depo dan TPS dapat dibawa ke tempatpengomposan dengan pemilahan sampah terlebih dahulu;

d. sampah di transfer depo dan TPS diangkut dengan truck sampah ke

tempatpemrosesan akhir (TPA) di IPST Suwung; dan

e. pengelolaan sampah dikelola oleh dinas terkait, desa pakraman, masyarakat atauswasta.

Sistem drainase kota terdiri atas: sistem jaringan drainase primer;sistem jaringan drainase sekunder; dansistem jaringan drainase tersier.

Sistem jaringan drainase primer, terdiri atas:

a. sistem pengendalian banjir kota dan wilayah yang lebih luas, dilaksanakan sesuaidengan master plan sistem pengendalian banjir berdasarkan kerjasama antar daerah;

III-33

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

dan

d. mengarahkan permukiman dan perumahan bertingkat bertipe susun pada

kawasankawasandiluar permukiman tradisional, yang dilengkapi dengan kajian teknis dan diaturlebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman dilaksanakan melalui :

a. revitalisasi (peremajaan) kawasan perumahan kumuh (slums) dan kawasan-kawasandengan lingkungan yang tidak teratur di seluruh wilayah kota; b. penertiban lingkungan perumahan liar (squatter) di seluruh wilayah kota;

c. penataan dan peningkatan kualitas lingkungan perumahan pada kawasan yang

tidakterjangkau jaringan jalan kendaraan roda empat;

d. integrasi kawasan perumahan milik pemerintah dengan lingkungan sekitarnya di seluruh wilayah kota; dan

e. perlindungan kawasan perumahan dan permukiman khusus mencakup

pengaturan lingkungan perumahan atau bangunan khususyang mempunyai nilai historis dan nilai budaya pada kawasan heritage dan pusat-pusatpermukiman tradisional.

Kawasan ruang evakuasi bencana merupakan tempat-tempat atau ruang yang digunakan untuk menampung sementara korban bencana, terdiri atas: tempat atau ruang evakuasi di lapangan terbuka; dan tempat atau ruang evakuasi berupa bangunan tertutup.

Tempat atau ruang evakuasi di lapangan terbuka, terdiri atas:Lapangan Lumintang di Kecamatan Denpasar Utara; Lapangan Kapten Japa di Kecamatan Denpasar

b. saluran pembuangan utama terdiri atas:

sistem saluran pembuangan Tukad Badung;

sistem saluran pembuangan Tukad Ayung;

sistem saluran pembuangan Tukad Mati;

sistem saluran pembuangan Niti Mandala – Suwung; dan

sistem saluran pembuangan Pemogan.

Pengembangan dan peningkatan sistem jaringan drainase, dilakukan dengan cara:

a. Normalisasi aliran sungai-sungai utama dengan membuat sodetan/saluran

diversidilengkapi bangunan pelimpah samping dan pintu-pintu di bagian hilir, sertapenyaringan/penangkapan sampah;

b. Perbaikan dimensi penampang bangunan-bangunan pelengkap seperti:

jembatan dangorong-gorong;

c. Kawasan permukiman baru yang dikelola secara pribadi maupun massal,

wajibmenyiapkan sistem drainase dan sumur resapan;

d. Penerapan persyaratan koefisien dasar hijau (KDH) dan pembuatan sumur resapan padasetiap persil pemanfaatan ruang terbangun, sebelum disalurkan kepada drainase kota;

e. Menyediakan jalan inspeksi sebagai ruang gerak pengelolaan saluran;

f. Pengembangan retarding basin (kolam penampung) pada sistem saluran

pembuanganTukad Mati, long storage (wadah penyimpan) pada sistem saluran

pembuangan NitiMandala – Suwung dan Pemogan sesuai masterplan drainase

III-34

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

Timur; Lapangan Letda Pica, Lapangan Pegok dan Lapangan Sidakarya di Kecamatan Denpasar Selatan; dan Lapangan Kompyang Sujana di Kecamatan Denpasar Barat.

Tempat atau ruang evakuasi berupa bangunan tertutup, terdiri atas: Gedung Olah Raga Lila Bhuwana di Kecamatan Denpasar Utara; Gedung Olah Raga Tembau di Kecamatan Denpasar Timur; Wantilan Pura Sakenan di Kecamatan Denpasar Selatan; Gedung Olah Raga Kompyang Sujana di Kecamatan Denpasar Barat; dan Balai banjar di tiap banjar di Kota Denpasar.

Kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau kota dikembangkan dengan fungsi sebagai: wadah aktifitas sosial budaya masyarakat; tempat pengungkapan ekspresi pelestarian budaya kota; tempat media komunikasi warga kota; tempat olahraga dan rekreasi; wadah dan objek pendidikan, penelitian; dan pelatihan dalam mempelajari alam.

Bentuk-bentuk peruntukan ruang terbuka non hijau kota, dikembangkan tersebar dalam wilayah kota, terdiri atas: plasa sebagai pelataran tempat berkumpulnya massa (assembly point); parkir terbuka;lapangan olah raga; tempat bermain dan rekreasi;pembatas (buffer); koridor sebagai jalur aksesibilitas pejalan kaki; pedestrian; dan kolam (ruang terbuka perairan).

III-35

Dokumen terkait