• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 13 : Hasil Model Regresi Sektor Jasa

lnTK_Jasa = 8,099 + 0,222 ln_UMP_Rt + 0,095 lnPMDN_Rt + 0,370 lnPMA

t-stat (3,390) t *** (1,419) 5,860)*** Sig. 0,002 - 0,000 R2 D-W = 1,243 (df:3,33) Sig. = 0,000 = 0,944 F-Stat = 161,911 (df: 3,29) Sumber : Lampiran 28

Persamaan regresi disimpulkan berdistribusi normal dalam residu, dimana Ratio Skewness (-0.788 / 0,409 = -1,927) dan Ratio Kurtosis (1.39 / 0,798 = 1,74) terletak dalam interval -2 dan +2.

Uji Multikoliner berdasarkan Lampiran 28, menunjukkan tidak ditemuinya gangguan multikolinearitas, dimana nilai VIF tidak melebihi angka 10.

Uji Heteroskedastisitas berdasarkan Lampiran 29 dengan metode Glejser menunjukkan tidak ditemukannya gangguan heteroskedastisitas dalam model, dimana tidak satu pun variabel bebas yang signifikan dalam mempengaruhi residual absolut dari persamaan sektor Keuangan.

Uji Durbin Watson berdasarkan Lampiran 28 membuktikan bahwa tidak ditemukannya gejala otokorelasi dalam model pada kesalahan 1 persen, dimana dU (1,43)< D-W Hitung (1,243) < 4 –

dU ( 2,57).

Secara simultan semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap Tenaga Kerja sektor Keuangan pada keyakinan 1 persen (FHitung sebesar 32,125 lebih besar dari FTabel (df: 3,29) yaitu sebesar 4,51.

R2 = 0,944, berarti ke-tiga variabel bebas mampu menjelaskan variasi dari pada variabel Tenaga kerja sektor Keuangan adalah sebesar 95 persen sedangkan sisanya sebesar 5 persen adalah kontribusi dari variabel lain.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Sektor Pertanian.

Sektor Pertanian sebagai ternyata masih mendominasi penyerapan tenaga kerja dari semua sektor yang ada di propinsi Sumatera Utara yaitu dengan kontribusi rata-rata sebesar

55,53 persen pertahun. Namun sektor ini senantiasa mengalami penurunan kontribusi dari total tenaga kerja, rata-rata 1,4 persen pertahun. Dengan kata lain peranan sektor ini secara berangsur digantikan oleh sektor lain.

a. Upah Minimum Propinsi ternyata berpengaruh signifikan positip terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian pada keyakinan 5 persen, membuktikan bahwa masih banyak angkatan kerja yang siap untuk bekerja, namun selama ini tidak tersedia dalam upah yang layak. Sehingga setiap kenaikan dalam UMP langsung direspon dengan masukya pekerja baru ke sektor pertanian dimaksud. Hal ini umumnya terjadi pada sektor pertanian dalam bentuk skala usaha yang besar seperti perkebunan baik milik pemerintah (BUMN) dalam hubungan Pekerja Harian Lepas, maupun perkebunan milik swasta. Namun ditemukan bahwa respon peningkatan tenaga kerja dimaksud bersifat inelastis yaitu sebesar 0,032, dengan arti setiap kenaikan 1 persen UMP hanya diikuti peningkatan tenaga kerja sebesar 0,032 persen, asumsi cetris paribus. Hal ini juga menunjukkan bahwa sektor pertanian masih bersifat strategis dalam upaya mengurangi tingkat pengangguran di Provinsi Sumatera Utara dengan cara menguapayakan perbaikan dalam tingkat upah.

b. Penanaman Modal Asing (PMA) juga ditemukan berpegaruh positif signifikan pada keyakinan 1 persen terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara. Gejala ini menunjukkan perusahaan-perusahaan pertanian di Sumatera Utara masih didominasi oleh investor asing khususnya yang padat tenaga kerja. Dengan demikian perusahaan pertanian asing pada umumnya memberikan insentip upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaaan pertanian investor domestik (PMDN), walaupun sifat variabel Tenaga Kerja dimaksud masih inelastis terhadap perobahan Penanaman Modal asing (PMA), yaitu sebesar 0,45 persen.

4.4.2. Sektor Pertambangan.

a. PDRB (Output) sektor pertambangan ternyata berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor pertambangan pada taraf signifikansi 5 persen dan bersifat inelastis dengan koefisien elastisitas 0,474. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai tambah yang timbul dari sektor pertambangan umumnya digunakan kembali atau diproduksikan guna perluasan usaha sehingga pada tahapan selanjutnya membutuhkan pekerja baru, sekalipun bersifat inelastis.

b. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), ditemukan berpengaruh signifikan dan positip terhadap peningkatan tenaga kerja di sektor pertambangan pada taraf signifikansi 5 persen namun dengan sifat inelastis serta dengan koefisien elastisitas 0,0289. Keadaan ini menunjukkan bahwa kegiatan pertambangan di Sumatrea Utara umumnya dilakukan dengan investor domestik, sebab untuk investor asing masih banyak ditolak oleh masyarakat. Terdapat anggapan kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh investor asing adalah eksploitasi atau menguras habis sumber daya alam Indonesia dimana hasilnya kurang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia atau lokal termasuk dalam aspek penyerapan tenaga kerja.

4.4.3. Sektor Industri.

a. Ekspor barang industri sangat signifikan dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri pada taraf signifikansi 1 persen bahkan dengan koefisien yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,813 atau mendekati unitary elastic. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor ini sangatlah potensil untuk dikembangkan oleh pengambil kebijakan.

b. Upah Minimum Propinsi (UMP), ditemukan tidak signifikan dalam mempengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor Industri, mengindikasikan bahwa pada umumnya karyawan atau buruh industri masih memilih untuk bekerja di sektor ini sekalipun upah yang diterima tidak mengalami peningkatan. Di sisi lain aktivitas demonstrasi buruh dalam upaya menuntut kenaikan upah bukanlah harga mati bagi buruh sehingga jika upah tidak dinaikkan maka buruh dimaksud harus hengkang dari perusahaan tresbut. Dengan kata lain sektor ini dapat dikategorikan sebagai sektor yang potensil dalam penyerapan tenaga kerja sektor industri di Sumatera Utara walaupun konstribusinya cukup besar yaitu rata-rata 7,34 persen dari total tenaga kerja.

c. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), ditemukan berpengaruh signifikan dan positip terhadap peningkatan tenaga kerja di sektor industri pada taraf signifikansi 5 persen, dengan sifat inelastis serta dengan koefisien sebesar 0,145. Hal ini menggambarkan bawah investor domestik di sektor industri sudah cukup bergairah di Sumatrea Utara serta berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja sekalipun sifatnya inelastis.

d. Penanaman Modal Asing (PMA), ditemukan berpengaruh signifikan dan positip terhadap peningkatan tenaga kerja di sektor industri pada taraf signifikansi 5 persen serta dengan

koefisien sebesar 0,074. Angka dimaksud adalah lebih rendah dari pada keofisien PMDN, mengandung makna bahwa investor domestik lebih berperan dalam persoalan ketenaga-kerjaan di Sumatera Utara dibandingkan dengan investor asing. Oleh karena itu, pengambil keputusan harus lebih intensip dalam hal pengembangan industri yang didanai oleh Penanaman Modal Dalam Negeri.

4.4.4 Sektor Listrik Gas dan Air Bersih.

a. Upah Minimum Propinsi (UMP), adalah sangat berpengaruh dan signifikan terhadap peningkatan tenaga kerja di sektor LGA pada taraf signifikansi 1 persen dan bersifat inelastis dengan koefisien sebesar

0,137

. Sektor ini cukup banyak mempekerjakan buruh termasuk melalui mitra dari perusahaan berskala lebih besar dan pekerja dimaksud umumnya menerima upah yang relatif rendah. Sehingga dengan adanya kenaikan upah secara umum maka cenderung semakin banyak pekerja yang memasuki sektor ini.

b. Penanaman Modal Asing (PMA), berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan tenaga kerja sektor LGA walaupun dengan koefisien yang relatif kecil atau sangat inelastis yaitu dengan koefisien sebesar 0,058. Indikasi ini menunjukkan banyaknya perusahaan yang bergerak dalam sektor LGA menggunakan investasi asing dan cukup responsif terhadap penyerapan tenaga kerja. Namun oleh karena sektor ini memiliki kontribusi paling rendah dari semua sektor yang ada, yaitu rata-rata sebesar 0,26 persen pertahun, maka sektor ini kurang strategis dalam pemecahan persoalan ketenaga-kerjaan di Sumatera Utara.

a. PDRB Sektor Konstruksi(PDRB_Konst(t-1)), yaituPDRB sektor konstruksi beda kala 1 (satu)

tahun terbukti berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan tenaga kerja sektor konstruksi dengan koefisien sebesar 0,131. Hal ini menggambarkan bahwa nilai tambah yang berasal dari sektor ini pada tahun sebelumnya memberikan efek multiplier tertentu dan memacu untuk semakin besarnya volume kegiatan sektor dimaksud pada tahun ini, dengan demikian semakin dibutuhkan penambahan tenaga kerja.

b. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), berpengaruh positip dan signifikan pada taraf signifikansi 1 persen juga menunjukkan gambaran yang hampir sama dengan faktor penanaman modal dalam negeri (PMDN), namun peristiwa ini banyak terjadi di kota-kota besar.

c. Penanaman Modal Asing (PMA), berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan tenaga kerja sektor konstruksi dengan koefisien 0,123. Fenomena ini sangat tampak di kawasan dan pinggiran perkotaan dimana kegiatan konstruksi sangat berkembang dan bersifat padat karya khususnya dalam pembangunan pemukiman dan pertokoan, perkantoran dan mall. Hingga saat ini memang kontribusi sektor konstruksi ini dalam penyerapan tenaga kerja masih relatif kecil yaitu sekitar 3,87 persen namun senantiasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

4.4.6. Sektor Perdagangan

Pada sektor perdagangan, ditemukan hanya variabel Upah Minimum Propinsi (UMP) yang berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan daya serap tenaga kerja sektor perdagangan dengan koefisien 0,264 dengan taraf signifikansi 1%. Sebaliknya variabel lain berupa PMDN, PMA serta PDRB Sektor Perdagangan, tidak signifikan secara statistik. Hal

tersebut dapat dimaklumi oleh karena kegiatan sektor perdagangan yang mencakup perdagangan besar hingga eceran, tidaklah tidak serta-merta berkaitan dengan Penanaman Modal, oleh karena dilakukan oleh masyarakat pedagang. Sebagaimana kita ketahui bahwa walaupun tingkat upah di sektor perdagangan yang didominasi oleh usaha dagang tanpa badan hukum, namun penetepan UMP propinsi adalah berpengaruh terhadap pengupahan secara umum termasuk dalam sektor perdagangan. Di sisi lain, kemajuan yang cukup berarti tampak pada bidang perhotelan dan restoran khususnya di pusat ibu kota kabupaten dan kotamadya di Sumatera Utara. Oleh karena itu, peningkatan UMP terbukti langsung direspon oleh semakin banyaknya tenaga kerja yang masuk ke sektor dimaksud. Kegiatan perdagangan dalam perekonomian Sumatera Utara merupakan sektor yang sangat penting sebab merupakan urutan kedua dalam PDRB setelah sektor pertanian yaitu rata-rata sebesar 16,14 persen dan hal yang sama juga terdapat pada aspek penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu dengan sangat strategisnya peranan sektor ini, maka pemerintah harus senantiasa mengambil langkah-langkah yang efektif guna melakukan pembinaan sehingga dapat mengurangi permasalahan ketenaga-kerjaan sekaligus pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.

4.4.7. Sektor Transportasi Dan Komunikasi

a. Upah Minimum Propinsi (UMP), berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan tenaga kerja sektor tranportasi dan komunikasi pada taraf signifikansi 1 persen dengan koefisien 0,131. Sektor ini mencakup banyak aspek mulai dari transportasi hingga ke komunikasi yang pada saat ini sangat berkembang pesat sehingga peranannya cukup berarti dalam penerapan tenaga kerja dengan pertumbuhan hampir 10 persen setiap tahunnya.

b. Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN)), juga berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan tenaga kerja sektor tranportasi dan komunikasi pada taraf signifikansi 5 persen dengan koefisien 0,088. Hal yang cukup menonjol adalah sektor transportasi udara yang berkembang cukup pesat di era tahun 2000an, dengan semakin banyaknya investasi dalam penambahan armada penerbangan swasta, bahkan dengan pesaiingan yang semakin ketat, telah banyak menyerap tenaga kerja di sumatera Utara. Di sisi lain investasi dalam sub-sektor komunikasi khususnya seluler juga sangat meningkatkan daya serap tenaga kerja.

c. Penanaman Modal Asing (PMA)), berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan tenaga kerja sektor tranportasi dan komunikasi pada taraf signifikansi 1 persen dengan koefisien 0,1456. Hal ini mengindikasikan bahwa investasi asing baik pada sub sektor transportasi maupun komunikasi juga masih bersifat padat karya atau tidak didominasi oleh penggunaan teknologi tinggi yang padat modal.

4.4.8. Sektor Keuangan Real Estate dan Jasa Perusahaan.

a. Upah Minimum Propinsi (UMP) berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan tenaga kerja sektor tranportasi dan komunikasi pada taraf signifikansi 1 persen dengan koefisien 0,262. Hal ini kenaikan UMP telah mendorong buruh pertukangan untuk masuk ke dalam subsektor real estate dengan jumlah yang semkain besar pertukangan oleh akibat kenaikan upah.

b. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) serta Penanaman Modal Asing (PMA) juga ditemukan berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan daya serap tenaga kerja di sektor keuangan pada taraf signifikansi 1 persen dan 5 persen dengan koefisien 0,414 dan

0,209. Keadaan ini menunjukkan bahwa investor domestik ternyata lebih berperan dalam penyerapan tenaga kerja pada sektor keuangan di Sumatera utara.

c. Penanaman Modal Asing (PMA), ternyata berpangaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien -0,209 serta signifikan pada taraf signifikansi 5 persen. Koefisien dimaksud memang tidak terlalu besar namun hal ini mengindikasikan bahwa umumnya perusahaan asing dalam yang bergerak dalam sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan, masih banyak menggunakan tenaga kerja asing dari pada tenaga kerja yang berasal dari daerah Sumatera Utara.

4.4.9. Sektor Jasa.

a. UMP ditemukan berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan daya serap tenaga kerja di sektor Jasa pada taraf signifikansi 1 persen dengan koefisen 0,222. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pada UMP telah membuat para pekerja untuk semakin banyak terjun, khususnya di dunia jasa hiburan dan rekreasi.

b. PMA ditemukan berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan daya serap tenaga kerja di sektor Jasa pada taraf signifikansi 1 persen dengan koefisen 0,370. Kondisi ini diduga kuat terjadi pada jasa kemasyarakatan dalam wadah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang begerak dalam berbagai bidang jasa kemasyarakatan ternyata cukup banyak menyerap tenaga kerja.

BAB V

Dokumen terkait