• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. Jenis Madu Manfaat

1 Madu Bunga Kapuk/ Randu Meningkatkan nafsu makan Meningkatkan daya tahan tubuh Menyembuhkan sariawan

Menyembuhkan luka bakar (dioles pada bagian yang luka)

Memperlancar fungsi otak

2 Madu Bunga Karet Meningkatkan daya tahan tubuh Menyembuhkan keputihan Menyembuhkan gatal-gatal Menyembuhkan alergi Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar

3 Madu Bunga Kopi Meningkatkan daya tahan tubuh

Membuat enak tidur Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar 4 Madu Bunga Klengkeng Meningkatkan daya tahan tubuh

Memperlancar urine Memperkuat fungsi ginjal Menyembuhkan sakit pinggang

Mempercepat penyembuhan luka operasi Memperlancar fungsi otak

Menyembuhkan luka bakar 5 Madu Bunga Durian Meningkatkan daya tahan tubuh

Menghilangkan rasa mual Membuat enak tidur Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar 6 Madu Bunga Rambutan Meningkatkan daya tahan tubuh

Memperlancar urine Memperkuat fungsi ginjal Menyembuhkan sakit pinggang Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan sakit maag Menyembuhkan luka bakar 8 Madu Bunga Mangga Meningkatkan daya tahan tubuh

Menghilangkan rasa mual

Memperkuat kandungan bagi ibu hamil Memperlancar fungsi otak

Menyembuhkan luka bakar 7 Madu Bunga Apel / Jambu Air Meningkatkan daya tahan tubuh

Menghilangkan rasa mual

Memperkuat kandungan bagi ibu hamil Memperlancar fungsi otak

Membuat enak tidur

Menyembuhkan luka bakar

No. Jenis Madu Manfaat

9 Madu Bunga Kaliandra Meningkatkan daya tahan tubuh Meningkatkan hormon

Memperlancar pencernaan Menyembuhkan darah tinggi 10 Madu Hutan / Madu Multiflora Meningkatkan daya tahan tubuh

Menyembuhkan darah tinggi/darah rendah Membuat enak tidur

Mengobati reumatik Memperlancar fungsi otak Menyembuhkan luka bakar 11 Madu Bunga Mahoni Meningkatkan daya tahan tubuh

Menyembuhkan sakit malaria

Menyembuhkan keputihan bagi wanita Memperlancar fungsi otak

Menyembuhkan luka bakar Menyembuhkan asam urat 12 Madu Pollen (Madu + Pollen) Meningkatkan daya tahan tubuh

Meningkatkan hormon Menyuburkan peranakan

Menyembuhkan keputihan bagi wanita Menghaluskan muka dan menghilangkan jerawat (dioles pada bagian muka) serta

Menjadikan kulit muka tidak berkeriput

Menghilangkan rasa letih yang berkepanjangan Memperlancar fungsi otak

Menyembuhkan penyakit darah tinggi dan jantung

13 Madu Super (Madu + Pollen + Royal jelly)

Meningkatkan daya tahan tubuh Meningkatkan hormon

Menyuburkan peranakan bagi wanita Sangat cocok dikonsumsi bagi pria dewasa Menyembuhkan penyakit darah tinggi dan jantung

Menyembuhkan sel tubuh yang rusak Mempercepat penyembuhan loka operasi Mengendurkan bagian syaraf yang tegang Menghilangkan rasa letih yang berkepanjangan Memperlancar fungsi otak

JURNAL PENELITIAN

ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MADU DAN PRODUK PESAINGNYA SERTA

IMPLIKASINYA BAGI STRATEGI PEMASARAN

Oleh FIRMANSYAH

F03400125

2006

DEPARETEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

ANALISIS PERILAKU DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MADU DAN PRODUK PESAINGNYA SERTA IMPLIKASINYA BAGI STRATEGI PEMASARAN

(Studi Kasus di Lima Kecamatan di Kotamadya dan Kabupaten Bogor) Firmansyah, Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB

ABSTRACT

This research aims to analyze the attribute of consumer behavior and their preferences in buying the honey product, to describe the relationship between honey products and its competitors with any other factors that influencing the consumer behavior and preferences, and also to formulate the alternative strategy and marketing plan of honey products. Data collection was conducted by distributing the questionnaire with purposive sampling at five sub districts of Bogor district and regencies. Weighting analysis was selected to decide attribute ranking of consumer priority in buying the honey products, while cluster consumer analysis was conducted to determine segmentation and market target of honey consumer, and correspondence analysis was performed to observe the position of honey products attribute with its competitors. For marketing develop of honey, consumers clusters who were selected as the target to develop marketing strategy was group with these following criteria: age between 21 – 30 years old; private employee; average income per month was IDR 1.000.001 to 1.500.000; average expenses per month was IDR 800.001 to 1.250.000. Positioning of the product was “natural product, halal and healthy honey”. Result of correspondence analysis between honey and its competitor products by using the same attributes showed that honey products was completely relatively close with the attributes of benefit (A1), halal logos (A2), hygiene (A3), and flavor (A5).

Keyword : Attribute of honey, competitors product of honey, and marketing strategy

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi aneka ragam jenis lebah penghasil madu dan jenis tanaman berbunga sebagai sumber pakan lebah yang cukup besar untuk memproduksi madu. Dengan potensi tersebut seharusnya Indonesia dapat mengoptimalkan produksi madunya. Apabila potensi tersebut bisa dikelola secara profesional dan tingkat konsumsi madu oleh masyarakat terus meningkat, maka industri madu dan perlebahan akan semakin maju.

Konsumsi madu per kapita di Indonesia masih sangat rendah yaitu sebesar 0,3 kg per tahun, sedangkan negara Jerman dan Jepang sudah mencapai 1,3 kg per tahun menurut Pusbahnas (Pusat Perlebahan Nasional). Tingkat konsumsi madu di masyarakat Indonesia yang masih rendah disebabkan oleh persepsi masyarakat tentang fungsi madu hanya sebagai obat. Dari produksi nasional madu yang saat ini diperkirakan 8.800 ton, masih jauh dari kebutuhan yang semestinya sekitar 25.000 ton per tahun. Karena itu, Indonesia belum dapat mengekspor madu untuk menghasilkan devisa, karena untuk kebutuhan dalam negeri saja belum terpenuhi.(www.bi.go.id, 2004).

Selain dapat dikonsumsi secara langsung, madu juga banyak digunakan dalam berbagai industri. Beberapa industri yang sering menggunakan madu adalah industri minuman, makanan farmasi, dan kosmetik. Kebutuhan akan bahan baku madu untuk bahan dasar obat-obatan, kosmetik, makanan dan minuman diperkirakan terus meningkat. Tingkat permintaan tersebut belum dapat diimbangi oleh peningkatan produksi madu dalam negeri. Produksi madu dalam periode lima tahun dari tahun 1996

hingga 2000 mengalami fluktuasi dengan produksi terendah 1.538 ton pada tahun 1999 dan produksi tertinggi sebesar 2.824 pada tahun 1998. (www.bi.go.id, 2004).

Saat ini banyak produk-produk minuman kesehatan, minuman penyegar, dan food suplemen

yang dijual di pasaran. Produk-produk tersebut juga diklaim oleh produsennya memiliki manfaat atau khasiat untuk kesehatan yang juga dimiliki oleh madu. Hal ini perlu disikapi oleh produsen dan pemasar madu sebagai tantangan agar selalu berusaha mempromosikan madu sebagai produk alami yang sangat berguna untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Penelitian mengenai perilaku dan preferensi konsumen madu melalui survei kepada konsumen yang mengkonsumsi madu secara langsung perlu dilakukan untuk memberikan informasi dan masukan kepada produsen, pemasar, dan konsumen tentang kelebihan dan kekurangan produk madu dibandingkan dengan produk-produk pesaingnya. Hasil dari penelitian ini digunakan untuk membuat rekomendasi strategi pemasaran yang bersaing untuk produk madu.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi

perilaku dan preferensi konsumen dalam pembelian madu.

2. Mendeskripsikan posisi madu dan produk-produk pesaingnya dengan atribut-atribut yang mempengaruhi perilaku dan preferensi konsumen. 3. Menyusun alternatif strategi dan taktik pemasaran

madu.

METODOLOGI PENELITIAN

Tujuan akhir dari konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan konsumen sepenuhnya. Kepuasan konsumen sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan (Kotler dan Amstrong, 1995). Dalam merencanakan strategi pemasaran yang kompetitif, efektif, dan efisien, maka perusahaan perlu memiliki pemahaman mengenai pasar dan perilaku konsumen. Dengan mengenali dan membedakan kelompok konsumen, pengembangan strategi pemasaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Hal itu merupakan syarat utama bagi setiap perusahaan yang ingin mempertahankan eksistensinya dalam persaingan pasar. Taktik bauran pemasaran merupakan taktik untuk merangsang penjualan dengan jalan merubah atau memodifikasi salah satu atau lebih elemen bauran pemasaran yaitu 4P: product, price, place, dan

promotion.

Penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan langsung di pasar, penyebaran kuesioner, wawancara, dan studi pustaka. Metode analisis yang akan digunakan adalah analisis pembobotan, analisis

cluster, dan analisis korespondensi. Identifikasi atribut-atribut produk madu dilakukan dengan wawancara dan penyebaran kuesioner dengan para pakar atau praktisi yang sudah memahami karakteristik produk madu dan pemasarannya. Kemudian dari atribut-atribut yang diperoleh, penulis menyusun kuesioner dengan menambahkan pertanyaan yang berusaha mengetahui perilaku dan preferensi konsumen terhadap atribut madu dan produk-produk pesaingnya.

Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan melakukan pengamatan langsung, wawancara dengan pihak perusahaan madu, dan penyebaran kuesioner dengan teknik wawancara terhadap responden di lima kecamatan di wilayah Bogor. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) Perhutani, instansi- instansi yang terkait dengan penelitian, berbagai literatur di perpustakaan IPB, dan informasi dari beberapa situs internet.

Jenis Penelitian dan Pengambilan Sampel

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan mengumpulkan data dari konsumen. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan yang utama.

Tipe desain riset yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe riset deskriptif. Riset deskriptif memiliki tujuan untuk menjelaskan

karakteristik pasar atau konsumen. Karakteristik riset ini memiliki desain penelitian secara terstruktur dengan menggunakan data primer (survei), data sekunder, panel atau observasi (Rangkuti, 1997)

Penarikan sampel dilakukan dengan penyebaran kuesioner menggunakan metode non random sampling dengan prosedur purpossive sampling, yaitu metode penarikan sampel secara sengaja dan tidak acak berdasarkan pertimbangan ahli sesuai dengan tujuan penelitian. Alasan pemilihan metode ini adalah pertimbangkan kemudahan dalam menemui responden di tempat-tempat tersebut dan pernah mengkonsumsi madu.

Sampel diperoleh dengan menyebarkan kuesioner di lima kecamatan di daerah Bogor, yaitu Kecamatan Dramaga, Kecamatan Cibinong, Kecamatan Ciomas, Kecamatan Bogor Barat, dan Kecamatan Bogor Tengah. Besarnya persentase sampel disetiap kecamatan disesuaikan dengan jumlah populasi penduduk kecamatan tersebut. Data jumlah populasi penduduk kelima wilayah tersebut diketahui dari www. jakweb.com dan www. kotabogor.go.id. Berdasarkan data populasi penduduk di lima kecamatan di Bogor yang berjumlah 596.444 jiwa.

Jumlah kuesioner yang disebarkan pada penelitian ini sebanyak 180 buah kuesioner. Dari total kuesioner yang disebarkan sebanyak 165 buah kuesioner diolah untuk kepentingan penelitian ini.

Jumlah tersebut telah memenuhi standar jumlah sampel minimal yang disyaratkan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dengan persen kesalahan (e) 0,08 yaitu 156 buah. Jumlah tersebut diperoleh dari perhitungan dibawah ini, 156 ) 08 . 0 ( 596444 1 596444 1+ 2 = + 2 ≈ = Ne N n orang

Keterangan : N = Ukuran populasi penduduk n = Jumlah sampel

e = toleransi kesalahan

pengambilan sampel, yaitu 8% Sebelum dilakukan penarikan sampel, terlebih dahulu dilakukan uji validitas (keabsahan) dan uji reliabilitas (keandalan) terhadap kuesioner yang akan digunakan. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity). Untuk menghitung koefisien reliabilitas digunakan teknik

test re-test, kemudian skor total dikorelasikan dengan teknik product moment. Nilai korelasi dikoreksi kembali untuk mencari nilai korelasi keseluruhan,. Metode Pengolahan Data

Pada penelitian ini pengolahan data primer dari kuesioner yang terkumpul dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel for Windows

2003, program SPSS 11.0 for Windows dan program Minitab 13.0 for Windows. Data dan hasil penelitian yang bersifat kualitatif ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif diuji dengan beberapa uji statistik untuk melihat hubungan antar variabel digunakan analisis yang akan digunakan

antara lain : analisis pembobotan, analisis cluster, dan analisis korespondensi.

Analisis yang digunakan adalah analisis pembobotan untuk mengetahui urutan atribut yang menjadi prioritas konsumen dalam pembelian madu, analisis cluster konsumen dengan untuk menentukan segmentasi dan target pasar konsumen madu, dan metode analisis korespondensi untuk melihat posisi produk madu atributnya dengan produk pesaingnya. Dari perpaduan analisis pembobotan, analisis cluster, dan analisis korespondensi akan disusun alternatif strategi dan taktik pemasaran produk madu. Analisis

cluster digunakan untuk menyusun strategi pemasaran. Analisis pembobotan dan analisis korespondensi akan digunakan untuk menyusun taktik pemasaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian validitas untuk pertanyaan yang berskala ordinal menyatakan dari lima belas jenis produk yang menjadi objek survei, sepuluh atribut valid dengan faktor koreksi 95%. Adapun kesepuluh atribut tersebut adalah : atribut manfaat, kehalalan, kehigienisan, kemasan, rasa, harga, ketersediaan, promosi, aroma, dan citra produsen. Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada kuesioner ini didapatkan bahwa nilai r hitung adalah sebesar 0,480. Angka ini lebih besar dari nilai r tabel pada taraf kepercayaan 95% yaitu 0,361. Dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan pada penelitian ini reliabel sebagai alat ukur untuk menggambarkan perilaku dan preferensi konsumen yang menjadi objek survei pada taraf kepercayaan 95%.

Karakteristik Demografi Responden

Dari hasil survei terhadap 165 responden diperoleh hasil bahwa 63% adalah pria, berusia 21-30 tahun (34%), berprofesi sebagai pelajar /mahasiswa dengan persentase sebesar 27%, dengan berpendidikan SMA sebanyak 41%, memiliki pendapatan Rp 300.001 - 500.000 (30%), dan pengeluaran rata-rata Rp 250.001 - 400.000 sebanyak (28%), dan sebagian besar berasal dari suku Sunda (47%). Perilaku dan Preferensi Konsumen Madu

Berdasarkan pengetahuan responden tentang manfaat atau khasiat madu diperoleh informasi bahwa 84% responden mengetahui manfaat / khasiat dari madu dan 18% tidak mengetahui manfaat atau khasiat madu.

Berdasarkan pengalaman responden membeli atau mengkonsumsi madu, sebanyak 53% pernah membeli dan mengkonsumsi madu, 29% tidak pernah membeli madu tapi pernah mengkonsumsi madu, dan 18% tidak pernah membeli dan tidak pernah mengkonsumsi madu.

Adapun alasan responden yang tidak membeli madu antara lain 60% karena harganya mahal, dan 40% karena sulit untuk mendapatkannya, menunjukkan bahwa harga madu yang mahal masih

menjadi alasan utama responden tidak membeli dan tidak mengkonsumsi madu, khususnya pada masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah

Dari 88 konsumen madu yang membeli atau mengkonsumsi madu diketahui bahwa sebagian besar konsumen membeli madu untuk dikonsumsi sendiri dengan persentase 45%. Kemudian konsumen yang membeli madu untuk dikonsumsi bersama keluarga sebesar 29%. Motivasi konsumen untuk mengkonsumsi madu sebagai obat untuk penyakit yang diderita dengan persentase sebesar 32%. Untuk meningkatkan kebugaran tubuh persentasenya sebesar 26%

Dari data frekuensi mengkonsumsi madu bahwa konsumen paling banyak mengkonsumsi madu secara tidak menentu dengan persentase sebesar 34%. waktu mengkonsumsi madu yang paling banyak dilakukan oleh konsumen adalah ketika sedang sakit dengan persentase sebesar 28%. Sebagian besar konsumen madu merasakan kesembuhan dari penyakitnya setelah mengkonsumsi madu dengan persentase sebesar 40%

Merek madu yang paling banyak dikonsumsi oleh konsumen madu yaitu merek Madurasa 30%, disusul madu Perhutani 18%. Alasan konsumen yang membeli madu merek-merek diatas antara 26% karena harganya murah, terjamin 21% karena keasliannya. Jenis aroma madu yang paling disukai oleh konsumen adalah jenis aroma madu hutan 25%. Kemudian madu dengan aroma bunga rambutan 17%.

Madu dengan ukuran volume 20 ml paling banyak dibeli oleh konsumen 29%. Kemudian yang berukuran 250 ml 21%. Bahan kemasan yang paling disukai konsumen adalah bahan dari botol kaca 54%, kemudian bahan plastik sebesar 24%. Bentuk kemasan madu yang paling disukai oleh konsumen adalah bentuk botol 74%. Kemudian bentuk kotak (sachet) sebesar 27%. informasi kadaluarsa paling banyak diinginkan terdapat pada label kemasan madu dengan persentase sebesar 51%. Kemudian informasi tentang manfaat atau khasiat madu 49%.

Tempat pembelian madu paling banyak oleh konsumen yaitu toko atau warung 36%. Kemudian supermarket 26%. Alasan konsumen memilih tempat pembelian madu karena alasan harga madu yang murah merupakam alasan yang paling banyak dengan persentase sebesar 29. Kemudian alasan berikutnya adalah karena lokasinya lebih dekat sebesar 24%. Tempat penjualan madu yang disukai konsumen madu adalah warung atau toko kelontong dengan persentase 32%.

Sumber informasi konsumen madu terbesar adalah dari pihak keluarga dengan persentase sebesar 34%, lalu disusul oleh informasi dari teman sebesar 21%. Bentuk promosi madu yang disukai oleh konsumen adalah iklan televisi dengan persentase sebesar 24%. Setelah itu ada bentuk promosi dengan potongan harga (discount) dengan persentase sebesar 16%

Harga madu yang diinginkan oleh konsumen sangat bervariasi sesuai ukuran kemasan madu. Untuk madu kemasan sachet (20 ml) paling banyak diinginkan oleh konsumen adalah pada kisaran harga

Rp 500 – 1000,- dengan persentase sebesar 47%. madu kemasan botol ukuran sedang (250/300 ml), sebagian besar konsumen menginginkan harga antara Rp 20001 – 25000,- (50%). Untuk madu kemasan botol ukuran besar (600/650 ml), harga madu yang paling diinginkan oleh konsumen adalah Rp 40001 – 45000,- (35%).

Konsumen yang tidak pernah mengkonsumsi produk lebah selain madu sebesar 67%. Yang pernah mengkonsumsi produk lebah selain madu sebesar 33%. Adapun produk lebah selain madu yang paling banyak dikonsumsi konsumen adalah royal jelly sebesar (65%). Sedangkan untuk produk lainnya yaitu propolis sebesar (25%), bee pollen (8%), dan lilin (2%). Konsumen yang pernah mengkonsumsi produk yang mengandung bahan baku madu sebanyak 63% dan konsumen yang tidak pernah mengkonsumsi produk lebah selain madu (37%). produk berbahan baku madu yang pernah dikonsumsi oleh konsumen yaitu susu 21% (29 orang), dan shampoo sebesar 21% Analisis Pembobotan

Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut madu, keaslian madu menjadi atribut yang paling utama diprioritaskan dalam membeli madu dengan nilai sebesar 13,70. kemudian diikuti oleh atribut logo halal (11,21) dan atribut manfaat / khasiat madu (9,90) di peringkat kedua dan ketiga yang menjadi prioritas konsumen dalam membeli madu

Tabel 1. Hasil analisis pembobotan atribut produk madu

Atribut Nilai Prioritas Rangking

Keaslian 13,70 1 Logo Halal 11,21 2 Manfaat/khasiat 9,90 3 Kehigienisan 9,04 4 Harga 6,79 5 Kekentalan 6,54 6 Aroma 6,28 7 Kadar Air 6,25 8 Kemasan 5,15 9 Ketersediaan 3,31 10

Kehalalan produk madu memang telah diyakini oleh konsumen madu terutama yang beragama Islam. Namun keyakinan konsumen akan kehalalan madu tidak boleh dijadikan alasan bagi produsen untuk tidak mencantumkan logo halal pada kemasan produk madunya dan memiliki sertifikasi halal. Pencantuman logo halal pada kemasan akan menambah kepercayaan dari konsumen terhadap suatu produk. Kehigienisan madu juga sangat penting untuk diperhatikan oleh produsen dan konsumen madu, karena kehigienisan ikut menentukan baik-buruknya kualitas madu. Salah satu contoh ketidakhigienisan dalam proses pengolahan madu yaitu melakukan ekstraksi di tempat yang kurang bersih. Dalam proses pengolahan madu, upaya untuk mencegah timbulnya kontaminasi dan pencegahan pertumbuhan kontaminan dalam produk harus dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya

kegiatan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, peralatan, pakaian kerja, serta lingkungan produksi. Analisis Cluster

Hasil analisis cluster menunjukkan bahwa ada empat kelompok segmen pasar madu, yang memiliki persentase dan karakteristik yang berbeda-beda. berdasarkan variabel demografis (pendapatan dan pengeluaran rata-rata per bulan, usia, pekerjaan, dan suku asal).

Dari empat kelompok segmen diatas, kelompok satu dan tiga memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan kelompok dua dan empat. Kelompok satu adalah kelompok konsumen dengan persentase sebesar 32,6% yang berusia antara 15-20 tahun, dan sebagian besar berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa. Selain itu kelompok tiga memiliki rata-rata pendapatan atau uang saku per bulan kurang dari Rp 300.000,- dan rata-rata pengeluaran per bulan kurang dari Rp 250.000,- per bulan. Sedangkan kelompok tiga adalah kelompok konsumen dengan persentase sebesar 34,8% yang berusia antara 21-30 tahun, dan sebagian besar berprofesi sebagai karyawan swasta. Selain itu kelompok tiga memiliki rata-rata pendapatan per bulan antara Rp 1.000.001 - 1.500.000,- dan rata-rata pengeluaran per bulan antara Rp 800.001 - 1.250.000,-.

Kelompok tiga merupakan kelompok konsumen madu di Bogor yang layak untuk dijadikan target pasar karena memiliki persentase yang terbesar dibandingkan dengan kelompok satu. Kelayakan ini didukung dengan karakteristik konsumen yang usianya masih muda dan banyak menggunakan sebagian besar tenaganya dalam bekerja atau aktivitas lain, sehingga madu sangat tepat untuk dijadikan makanan tambahan bagi kelompok ini. Selain itu sebagian besar konsumen pada kelompok tiga berprofesi sebagai karyawan swasta yang sudah mandiri dalam berpenghasilan dengan memiliki pendapatan rata-rata per bulan Rp 1.000.001 - 1.500.000,- dan pengeluaran rata-rata per bulan Rp 800.001 - 1.250.000,-.

Tabel 2. Hasil Analisis Cluster

Cluster 1 2 3 4 % 32,6 % 17,8 % 34,8 % 14,8 % Usia 15 – 20 tahun 15 – 20 tahun 21 – 30 tahun 41 – 50 tahun Pekerjaan Pelajar/ Mhs Pelajar/ Mhs Karyawan Swasta Wira swasta Pendapat an/uang saku per bulan < 300.000 < 300.000 1.000.001- 1.500.000 > 3.000.000 Pengelua ran per bulan < 250.000 < 400.000 800.001- 1.250.000 > 2.500.000 Sementara kelompok satu walaupun persentasenya tidak jauh selisihnya dengan kelompok tiga, juga cukup potensial dijadikan target pasar karena karakteristik demografi konsumennya yang merupakan para pelajar atau mahasiswa yang memiliki pendapatan / uang saku rata-rata per bulan

kurang dari Rp 300.000,- dan pengeluaran rata-rata per bulan kurang dari Rp 250.000,-. Namun untuk kelompok tiga memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan kelompok satu yang masih tergantung pada pemberian orang tua serta memiliki banyak kebutuhan lain yang lebih diprioritaskan daripada mengkonsumsi madu. Maka, dari karakteristik demografi ekonomi dan sosial kelompok tiga sangat potensial menjadi kelompok sasaran dalam pengembangan pemasaran produk madu.

Analisis Korespondensi

Berdasarkan hasil analisis korespondensi produk madu dengan produk minuman kesehatan (lihat tabel 43), dapat diketahui bahwa posisi produk madu (P1) berdekatan dengan atribut manfaat bagi kesehatan (A1), logo halal (A2), dan kehigienisan (A3). Sementara itu, produk teh (P2) posisinya paling dekat dengan atribut ketersediaan (A7), disamping relatif dekat juga dengan atribut kemasan (A4) aroma (A9), dan citra produsen (A10). Produk susu (P3) relatif dekat dengan atribut kemasan (A4), rasa (A5), promosi (A8), dan aroma (A9). Produk jamu (P4) relatif lebih dekat dengan atribut harga (A6). Sedangkan produk sari buah berada sangat dekat dengan atribut kemasan (A4), disamping relatif dekat dengan atribut ketersediaan (A7), promosi (A8), aroma (A9), dan citra produsen (A10).

Tabel 3. Hasil Analisis Korespondensi Madu dengan

Dokumen terkait