Nilai serapan larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH 7,50 dan dalam suasana asam (pH 4,50), suasana basa (pH
10,50) untuk penentuan panjang gelombang (X) terpilih
Panjang ge lombang (X j nm serapan pH 4,50 pH 7,50 pH 10,50 0,540 0.531 0,506 251 0,589 0,578 0,546 252 0,598 0,587 0,557 253 0,617 0,607 0,577 254 0,621 0,613 0,587 255 0,632 0,621 0,595 256 0,641 0,630 0,605 257 0,646 0,633 0,607 258 0,649 0,635 0,609 259 0,651 0,637 0,612 260 0,654 0,639 0,613 261 * 0,656 0,642 0,614 262 0,649 0,640 0,613 263 0,641 0,634 0,609 264 0,630 0,622 0,600 265 0,622 0,614 0,595 266 0,616 0,608 0,582 267 0,609 0,593 0,570 268 0,588 0,577 0,552 269 0,567 0,552 0,531 270 0,552 0,548 0,522
•Panjanj greloxbansr <>■) nn
Gambar 3 : Kurva serap a n dari larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH 1,50-11,50 pada panjang gelombang (X) terpilih 261 n m .
51
TABEL IX
Nilai serapan larutan sefadroksil konsentrasi 31,3 ppm pada pH 7,30 dan dalam suasana asam (pH 3,30), suasana basa (pH 9,30) untuk penentuan panjang gelombang ( M terpilih
Panjang ge lombang (*) nm serapan pH 3,30 pH 7,30 pH 9,30 250 0,644 0,667 0,951 251 0,647 0,670 0,943 252 0,649 0,672 0,936 253 0,651 0,675 0,927 254 0,654 0,678 0,913 255 0,656 0,680 0,900 256 0,658 0,682 0,894 257 0,669 0,693 0,885 258 0,676 0,700 0,879 259 0,678 0,704 0,875 260 0,684 0,710 0,863 261 0,687 0,713 0,855 262 * 0,689 0,714 0,846 263 0,688 0,712 0,831 264 0,686 0,709 0,817 265 0,680 0,704 0,801 266 0,676 0,700 0,797 267 0,670 0,694 0,781 268 0,662 0,686 0,777 269 0,653 0,677 0,769 270 0,643 0,668 0,752
* = Panjang gelombang terpilih (262 nm)
2.3. Penentuan nilai pJC ampisilin, amoksisilin, s e f al e ks i n
dan sefadroksil secara spektrofotometri
Serapan untuk penentuan pK secara spektrofotometri diamati pada masing-masing panjang gelombang terpilih. Nilai pK diperoleh dengan menggunakan persamaan [20] bila aA” >&gAdan persamaan [21] bila ag^>a^“
-Pan,/ins je lo R b in j ( M ixh
Gambar 4 : Kurva serapan dari larutan konsentrasi 31,3 ppm pada gelombang ( X) terpilih 262 nm
3?0 340
sefadroksil panjang
53
2.3.1. Nilai pK ampisilin pada pH 4,20; 7,20 dart 9,20
Hasil pengamatan serapan larutan ampisilin konsentrasi 600 ppm pada pH 7,20; pH 4,20 (suasana asam) dan pH 9,20 (suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat dilihat pada tabel X. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1 adalah sebagai berikut : aHA " aobs . _ PK = pH - log ... ... HA A aobs” aA~ 0,516 - 0,445 = 7,20 - log ---0,445 - 0,422 0,071 = 7,20 - log ---0,023 = 6,71 TABEL X
Serapan larutan ampisilin konsentrasi 600 ppm pada pH larutan yang terpilih (pH 7,20) dan dalam pH 4,20 (suasana asam) pH 9,20 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih 256 nm untuk penentuan nilai pK.
Replikasi pH 4,20 serapan pK pH 7,20 pH 9,20 1 0,516 0,445 0,422 6,71 2 0,521 0,448 0,421 6,77 3 0,514 0,444 0,417 6,79 4 0,517 0,449 0,425 6,75
2.3.2. Nilai pK amoksisilin pada pH 4,00; 7,00 dan 8,00
Hasil pengamatan serapan larutan amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm pada pH 7,00; pH 4,00 (suasana asam) dan pH 8,00
(suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat dilihat pada tabel XI. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1 adalah sebagai berikut: aobs" aHA a _ . ft PK = pH - log ... A HA a A - ~ a ,A obs = 7,00 - log = 7,00 - log = 7,08 0,608 - 0,558 0,668 - 0,608 0,050 0,060 TABEL XI
Serapan larutan amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm pada pH
larutan yang terpilih (pH 7,00) dan dalam pH 4,00 (suasana asam), pH 8,00 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih 272 nm untuk penentuan nilai pK.
Replikasi pH 4,00 pH 7,00serapan pH 8,00 PK
1 0,558 0,608 0,668 7,08
2 0,565 0,614 0,677 7,11
3 0,563 0,610 0,676 7,15
55
2.3.3. Nilai pK sefaleksin pada pH 4,50; 7,50 dan 10,30
Hasil pengamatan serapan larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH 7,50, pH 4,50 (suasana asam) dan pH 10,50 (suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat dilihat pada tabel XII. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1 adalah sebagai berikut :
pK = pH - log aHA " aobs aobs aA = 7,50 - log 0,648 - 0,640 0,640 - 0,627 0,008 0,013 aHA > aA = 7,71 TABEL XII
Serapan larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH larutan yang terpilih (pH 7,50) dan dalam pH 4,50 (suasana asam) pH
10,50 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih 261 nm untuk penentuan nilai pK.
Replikasi pH 4,50 pH 7,50serapan pH 10,50 PK
1 0,648 0,640 0,627 7,71
2 0,650 0,635 0,614 7,65
3 0,660 0,652 0,640 7,68
2.3.4. Nilai pK sefadroksil pada pH'3,30; 7,30 dan 9,30
Hasil pengamatan serapan larutan sefadroksil konsentrasi 31,3 ppm pada pH 7,30, pH 3,30 (suasana asam) dan pH 9,30 (suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat dilihat pada tabel XIII. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1 adalah sebagai berikut:
aobs aHA a , _ pK = pH - log ... ... A. KA aA aobs 0,711 - 0,689 = 7,30 - log ---0,842 - 0,711 0 , 0 2 2 = 7,30 - log ---0,131 = 8,07 TABEL XIII
Serapan larutan sefadroksil konsentrasi 31,3 ppm pada pH larutan yang terpilih (pH7,30) dan dalam pH 3,30 (suasana asam), pH 9,30 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih 262 nm untuk penentuan nilai pK.
Replikasi pH 3,30 pH 7,30serapan pH 9,30 PK
1 0,689 0,712 0,842 8,07
2 0,685 .0,710 0,840 8,02
3 0,689 0,714 0,844 8,02
57
3. Perhitungan nilai efek elektronik sigma Co-)
Hammett
3.1. Penentuan nilai sigma ( . c r ) Hammett dari gugus hidroksi
pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin
Nilai sigma (o') Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para ini diperoleh dengan menggunakan persamaan[22]. Contoh perhitungan p e r hidroksi pada replikasi 1 adalah :
* * * hidroksi ~ p^Ampisilin p^Amoksisilin = 6,71 - 7,08
= - 0,37
Hasil perhitungan nilai sigma (o') Hammett dari gugus
4
hidroksi (-0H) pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin dapat dilihat pada tabel XIV.
TABEL XIV
Penentuan nilai sigma { p e r ) Hammett dari gugus hidroksi (-0H)
pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin.
Replikasi p^Ampisilin ^Amoksisilin ^Hidroksi
1 6,71 7,08 -0,37 2 6,77 7,11 -0,34 3 6,79 7,15 -0,36 4 6,75 7,11 -0,36 x = -0,3575 SD = 0,013 ^Hidroksi = -°’357S ± ° ’013
Perhitungan standart deviasi (SD) dapat dilihat pada lampiran 5.
3 . Penentuan nilai sigma Cc O Hammett dari gugus hidroksi
C-OH} pada posisi para dari sefaleksin dengan sefadroksil Nilai sigma (o') Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para ini diperoleh dengan menggunakan persamaan [23]. Contoh perhitungan ^Hidr o k s i Pa<*a replikasi 1 adalah
^Hidroksi ~ p^Sefaleksin ^Sefadroksil = 7,71 - 8,07
= - 0,36
Hasil perhitungan nilai sigma (o') Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para dari sefaleksin dengan sefadroksil dapat dilihat pada tabel XV.
TABEL XV
Penentuan nilai sigma ( p e r ) Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para dari sefaleksin dengan sefadroksil.
Replikasi
p^Sefaleksin p^Sefadroksil ^Hidroksi
1 7,71 8,07 -0,36 2 7,65 8,02 -0,37 3 7,68 8,02 -0,34 4 7,65 7,99 -0,34 x = - 0,3525 SD = 0,015 ^Hidroksi = - ° ’3525 1 ° ’015
59
4. Analisis Data
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai sigma ( c r ) Hammett dari gugus hidroksi(-OH) pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin dan sefaleksin-sefadroksil, maka data yang diperoleh dianalisis dengan uji "t" pooled dua pihak. Nilai sigma ( c r ) Hammett dari
gugus hidroksi C-OH) pada posisi para dari
ampisilin-amoksisilin -0,3575 £ 0,013 dan sefaleksin- sefadroksil -0,35251" 0,015.
Dari perhitungan diperoleh ”t“ percobaan = 0,5051, sedangkan "f'tabel dari tabel t pada ot = 0,05 (dua sisi) d.b = 6 adalah 2,4469
Karena ''t“ percobaan lebih kecil dari “t*' tabel, maka dapat disimpulkan bahwa antara nilai sigma (o > Hammett dari
gugus hidroksi (-0H) pada posisi para dari
ampisilin-amoksisilin dan sefaleksin-sefadroksil tidak ada perbedaan yang bermakna. Perhitungan uji "t" Pooled dua pihak dapat dilihat pada lampiran 7.
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna antara nilai sigma ( c r ) Hammett dari gugus Hidroksi (-0H)
pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin serta
sefaleksin-sefadroksil dan nilai sigma ( c r ) Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para pada tabel, maka data yang diperoleh dianalisis dengan uji “t" satu pihak.
Dari perhitungan diperoleh “t*' percobaan nilai sigma
(cr ) Hammett dari gugus hidroksi (-OH)pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin = 1,9231 dan sefaleksin-sefadroksil = 2,3333. Sedangkan “t“ tabel dari tabel t pada o = 0,05 (satu sisi) d.b = 3 adalah 2,3534. Karena "t" percobaan lebih kecil dari "t" tabel maka dapat disimpulkan bahwa.antara nilai sigma ( < y ) Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para dari ampisilin- amoksisilin dan sefaleksin- sefadroksil dengan nilai sigma ( cr ) Hammett pada tabel tidak ada perbedaan yang bermakna. Perhitungan uji "t" satu pihak dapat dilihat pada lampiran 8 dan lampiran 9. Tabel nilai sigma ( cr ) Hammett dapat dilihat pada lampiran 10.
BAB V PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian tentang penentuan nilai sigma { a ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para dari Ampisilin dengan Amoksisilin dan Sefaleksin dengan Sefadroksil. Sigma ( o ) Hammett merupakan salah satu parameter elektronik yang banyak digunakan untuk menghubungkan struktur kimia serta sifat fisika-kimia dengan aktivitas biologis, sehingga dipilih parameter tersebut untuk diteliti.
Bahan penelitian yang digunakan adalah ampisilin, amoksisilin, sefaleksin dan sefadroksil. Ampisilin dan amoksisilin mempunyai rumus bangun induk yang sama, demikian pula sefaleksin dan sefadroksil mempunyai rumus bangun induk yang sama, hanya pada amoksisilin dan sefadroksil terdapat gugus hidroksi ( -OH ) yang tersubtitusi pada posisi para.
Pada penelitian ini digunakan ampisilin dan amoksisilin trihidrat sedangkan untuk sefaleksin dan sefadroksil monohidrat. Bentuk trihidrat dan monohidrat mempunyai kelarutan dalam air yang lebih besar daripada bentuk anhidrat, pada penelitian ini senyawa yang digunakan harus larut dalam air. Sebab penentuan nilai pK masing-masing senyawa didasarkan pada pH larutan dalam air, sedangkan pH yang dipilih pada prinsipnya adalah pH
suasana asam, pH suasana netral dan pH suasana basa. Selain itu larutan induk dari masing-masing bahan penelitian untuk penentuan nilai pK dibuat dengan melarutkan bahan tersebut dalam pelarut air. Air suling yang digunakan harus bebas dari CO sebab adanya CO akan
+2 2
berikatan dengan ion hidrogen ( H ) dari air, membentuk
H2 C ° 3 * asatn karbonat J yang dapat mempengaruhi pH.
Sebagai tahap awal telah dilakukan identifikasi bahan penelitian secara kualitatif yang berupa suhu lebur Organoleptis dan uji reaksi warna. Hasil analisis amoksisilin, ampisilin, sefaleksin, sefadroksil yang tercantum pada tabel I, ternyata memberikan hasil yang sesuai dengan pustaka.
Nilai sigma ( a ) Hammett ditentukan dengan mengukur
nilai tetapan keseimbangan reaksi (pK) dari masing-masing bahan penelitian. Metode yang digunakan adalah metode
Spektrofotometri ultra lembayung karena metode ini
mempunyai ketelitian yang cukup tinggi (9).
Konsentrasi yang dibuat untuk masing-masing bahan adalah ekuimolar dan tetap untuk berbagai pH. Karena pada
prinsipnya penentuan nilai sigma (a ) Hammett adalah
membandingkan tetapan keseimbangan reaksi dua senyawa. Nilai tetapan keseimbangan reaksi tersebut tergantung pada konsentrasi dari asam dan basa konyugasi yang digunakan.
Dengan jumlah mol keduanya dibuat sama diharapkan
63
konsentrasi 600 ppm, amoksisilin 207,9 ppm, sefaleksin 30 ppm dan sefadroksil 31,3 ppm. Penentuan konsentrasi masing-masing larutan tersebut berdasarkan orientasi. Konsentrasi larutan ampisilin dibuat lebih besar dari amoksisilin. Hal ini disebabkan larutan ampisilin dengan konsentrasi 200 ppm memberikan serapan yang sangat kecil terutama dalam suasana pH basa sedangkan nilai serapan yang dapat dipakai untuk metode spektrofotometri antara 0,2 - 0,8 . Konsentrasi dari bahan-bahan penelitian tersebut dipakai untuk penentuan nilai pK yang meliputi pembuatan larutan dapar pada pH yang diperlukan, penentuan panjang gelombang terpilih dan penentuan nilai pK secara spektrofotometri.
Penentuan pH dilakukan dengan jalan mengurangi minimum dua satuan pH dibawah nilai pH larutan * dalam air untuk pH suasana asam dan menambah minimum dua satuan pH diatas nilai pH larutan dalam air untuk pH dalam suasana basa untuk masing-masing bahan penelitian.
Dari hasil orientasi, pH larutan ampisilin
konsentrasi 600 ppm, amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm, sefaleksin konsentrasi 30 ppm, sefadroksil konsentrasi 31,3 ppm dalam air adalah 6,20 6,00; 6,50 dan 6,30 untuk menentukan pH suasana asam dan basa seharusnya ditentukan mengurangi minimum dua satuan pH dan menambah minimum dua satuan pH diatas nilai pH larutan dalam air tersebut. Dilihat dari kurva panjang gelombang ( X ) nm terhadap serapan dalam berbagai pH dari masing-masing larutan bahan
pH yang saling berhimpit termasuk pH larutan bahan tersebut dalam air. pH yang berhimpit ini menunjukkan jumlah bentuk molekul dan bentuk ionnya hampir tidak mengalami perubahan pada pH tersebut. pH yang saling berhimpit ini menimbulkan kesulitan dalam menentukan pH yang tepat untuk pH suasana asam dan pH suasana basa.
Sehubangan dengan hal diatas, maka dipilih pH yang tidak saling berhimpit dan memberikan perbedaan serapan terbesar antara pH suasana asam, netral dan basa. Perbedaan serapan yang besar ini menunjukkan senyawa tersebut terionisasi sempurna atau tidak terionisasi sempurna ( dalam bentuk molekul ). pH yang terpilih untuk masing-masing bahan penelitian dalam penentuan nilai pK adalah sebagai berikut : pH 4,20; pH 7,20; pH 9,20 untuk ampisilin, pH 4,00; pH 7,00; pH 8,00; untuk amoksisilin pH 4,50; pH 7,50; pH 10,50; untuk sefaleksin dan pH 3,30; pH 7,30; pH 9,30 untuk sefadroksil.
Pada penentuan pH amoksisilin ini digunakan pH 8,00 untuk pH suasana basa sebab pada pH 8,00 diperoleh nilai serapan yang berbeda cukup besar dengan nilai serapan pH 7,00 kemungkinan amoksisilin sudah terionisasi sempurna pada pH 8,00 Sedangkan apabila digunakan pH 9,00 diperoleh nilai serapan yang lebih tinggi dari 0,8 dan kemungkinan cincin laktam dari amoksisilin sudah terurai ( dilihat dari profil kurva serapan terhadap panjang gelombang (\) gambar c. Larutan ampisilin dan sefaleksin
65
mempunyai serapan yang lebih besar dalam suasana pH asam daripada suasana pH basa ( aHA > 3A ) maka nilai tetapan keseimbangan reaksi ( pK ) dari senyawa induk dan senyawa tersubtitusi ditentukan dengan menggunakan persamaan [21 ]. Sedangkan larutan amoksisilin dan sefadroksil mempunyai serapan yang lebih besar dalam suasana pH basa daripada
a - a
suasana pH asam ( A > HA ) maka nilai tetapan keseimbangan reaksi ( pK ) dari senyawa induk dan senyawa tersubtitusi ditentukan dengan menggunakan persamaan [20].
Nilai sigma ( cr ) ini tergantung pada sifat dan posisi substituen pada senyawa induk, sedangkan rho ( p ) adalah tetapan yang tergantung pada pada jenis kondisi dan reaksi, misalnya : pelarut, suhu, pH dan juga tergantung pada sifat rantai samping ( 1, 4, 7 ).
Nilai rho ( p ) tidak selalu tetap pada satu seri, karena rho ( p ) dipengaruhi oleh temperatur dan pelarut. Nilai rho ( p ) untuk ionisasi asam benzoat dalam air pada 25,0°C adalah 1,00 Oleh karena itu, reaksi ini digunakan sebagai standart untuk menetapkan nilai sigma [ a ) dari substituen baru. ( 1 )
Untuk penentuan nilai pK, maka larutan zat pada suasana pH asam, pH basa, pH netral diamati pada panjang gelombang ( X) terpilih. Panjang gelombang terpilih adalah panjang gelombang dimana terdapat perbedaan serapan
terbesar antara larutan pH asam dan pH basa ( 9 ).
Nilai serapan ampisilin, amoksisilin, sefaleksin dan sefadroksil untuk penentuan panjang gelombang terpilih
gelombang { A. ) nm terhadap serapan dari larutan ampisilin, amoksisilin sefaleksin,dan sefadroksil untuk penentuan panjang gelombang terpilih dapat dilihat pada gambar 1, 2, 3, 4.
Kurva panjang gelombang ( \ ) nm terhadap serapan dari larutan ampisilin 600 ppm menunjukkan tiga puncak. Panjang gelombang terpilih adalah 256 nm karena pada panjang gelombang ( X ) tersebut diperoleh nilai serapan yang tinggi dan perbedaan antara pH suasana asam, pH suasana netral dan pH suasana basa yang besar .
Pada penelitian ini diperoleh hasil, nilai pK
amoksisilin lebih besar dari nilai pK ampisilin, nilai pK sefadroksil lebih besar dari nilai pK sefaleksin, ini
berarti bahwa adanya substitusi gugus yang bersifat
mendorong elektron ( elektron donor menyebabkan
peningkatan pada nilai pK tersubstitusi, yang menyebabkan
turunnya nilai sigma ( a ) Hammett.
Berdasarkan hasil penentuan nilai sigma { a )
Hammett, dapat dilihat bahwa nilai sigma ( a ) Hammett
dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para dari
ampisilin dengan amoksisilin adalah -0,3575 + 0,013,
sedangkan nilai sigma { a ) Hammett dari sefaleksin dengan
sefadroksil adalah -0,3525 + 0,015. Pada penelitian ini
nilai sigma { a > Hammett yang diperoleh merupakan nilai
dari < p e r ) hidroksi. Nilai rho ( p ) yang dipakai
substituen baru adalah nilai rho ( p ) untuk ionisasi asam benzoat dalam air pada suhu 25,0° C ( p = 1,00 ) karena sistem senyawa induk pada penelitian berbeda dengan tabel, dimana pada tabel digunakan sistim asam benzoat, maka sebaiknya dilakukan studi korelasi nilai rho C P ) dari sistem senyawa induk ampisilin dan sefaleksin.
Sedangkan pada penelitian ini nilai rho ( p ) dapat diabaikan karena nilai sigma ( p e t ) Hammett yang diperoleh mendekati nilai sigma ( p o ) Hammett dar i gugus hidroksi (-0H) asam ben2oat. Sehingga nilai rho (p) dari hasil percobaan dapat dianggap 1,00. Setelah dilakukan uji " t pooled " dua sisi antara nilai sigma ( & ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para dengan ampisilin dan amoksisilin dan nilai sigma ( o ) Hammett dari sefaleksin dengan sefadroksil, ternyata tidak ada perbedaan diantara keduanya. Ini berarti bahwa gugus
hidroksi ( -OH ) yang tersubstitusi pada posisi para
memberikan efek elektronik sigma ( & ) Hammett yang
besarnya sama terhadap struktur amoksisilin dan struktur sefadroksil. Dan kemungkinan efek elektronik dari gugus
hidroksi ( - OH > ini yang meningkatkan aktivitas
farmakologik dari amoksisilin dan sefadroksil dibandingkan aktivitas senyawa induknya yaitu ampisilin dan sefaleksin selain dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia dan ikatan obat tersebut dengan reseptor.
pada posisi para pada tabel yaitu -0,37. Pada penelitian ini diperoleh nilai sigma ( o ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin -0,3575 + -0,013 dan dari sefaleksin dengan sefadroksil yaitu -0,3525 + -0,015. Gugus hidroksi ( -OH > pada posisi para merupakan gugus pendorong elektron, maka seharusnya nilai sigma ( o ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para bernilai negatif. Pada penelitian ini nilai sigma ( cr ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para yang diperoleh dari ampisilin dengan amoksisilin dan sefaleksin dengan sefadroksil benar bernilai negatif.Hal ini mendukung sifat yang dimiliki gugus hidroksi (-0H).
Setelah dilakukan uji "t student" antara nilai sigma ( cr ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin dan sefaleksin dengan sefadroksil terhadap nilai sigma ( cr ) Hammett pada tabel ( -0,37 ), ternyata tidak ada perbedaan. Ini berarti bahwa gugus hidroksi (-0H) yang tersubstitusi pada posisi para
pada suatu senyawa akan memberikan nilai sigma ( o )
Hammett atau efek elektronik sekitar -0,37.Sedangkan arti dari nilai efek elektronik 9ugus hidroksi ( -OH ) tersebut berbeda-beda bagi setiap senyawa induk yang tersubstitusi gugus hidroksi (_0H) pada posisi para .
BAB VI