Tabel routing adalah sebuah router mempelajari informasi pengarahan dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian di tempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini untuk memberi tahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.
Tabel routing tersebut menyimpan informasi mengenai network yang terhubung dengannya (Connected Networks) maupun network yang tidak terhubung dengannya (Remote networks). Connected networks adalah network yang terhubung dengan salah satu interface pada router. Remote networks adalah network yang tidak terhubung langsung dengan salah interface pada router. Routing Tabel bisa dibentuk dengan berbagai macam cara yaitu dengan Static Routing maupun Dynamic Routing. Pada Tabel2.3 dapat dilihat cara menentukan tabel routing secara statis ataupun dinamis [2][3].
Tabel 2.3 Cara Menentukan Tabel Routing Secara Statis Ataupun Dinamis
Static Routing Dynamic Routing
Routing diatur secara manual oleh administrator
Routing ditentukan oleh protokol routing
Lebih cocok digunakan pada jaringan skala kecil
Biasa digunakan pada jaringan skala besar
Bila ada link yang putus, maka administrator harus mengeset ulang
Bila ada link yang putus, maka protokol routing akan meng-update tabel routing dan menentukan jalur routing yang baru 2.5.1 Routing Static
24
Routing staticadalah router yang me-rute-kan jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute iniditentukan oleh administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP "internetwork".
Rute staticadalahrute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau meng- updaterute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Mengkonfigurasi routerstatic adalah dengan memasukkan tabel routing secara manual. Tidak terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif [2][3].
2.5.2 Routing Dynamic
Router dynamic adalah router yang me-rute-kan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru.
Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak ke link-link lain dalam suatu internetwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork. Pada Gambar 2.17 dapat dilihat klasifikasi routing protocol[2][3].
Gambar 2.17 Klasifikasi routing protocol [3]
Pada protokol link-state setiap router akan menciptakan tiga buah table terpisah. Satu table mencatat perubahan dari network-network yang terhubung langsung, satu table lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table. Router yang link-state mengetahui
25 lebih banyak tentang internetwork dibandingkan semua jenis routing protokol yang distance-vector.
Algoritma yang dipakai oleh link-state yaitu algoritma Djikstra di mana jalur terpendek akan dibangun berdasarkan jalur-jalur terbaik dan disimpan di tabel routing. Tetapi kelemahan dari link-state yaitu membutuhkan resource yang besar seperti memori yang besar untuk menyimpan table routing, contoh: OSPF, IS-IS, dan lain-lain. Pada Gambar 2.18 dapat dilihat cara kerja dari algoritma link-state.Ciri-ciri (sifat) routing dinamik[2][3]:
a. Router berbagi informasi routing secara otomatis b. Jumlah gateway sangat banyak.
c. Routing tabel dibuat secara dinamik.
d. Membutuhkan protokol routing seperti RIP atau OSPF atau EIGRP
Gambar 2.18Link State[3]
Routing protokol adalah berbeda dengan router protokol. Routing protokol adalah komunikasi antara router-router. Routing protokol mengijinkan router,untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki tabel routing.
seperti pada contoh dibawah ini.
Ada beberapa routing dinamic untuk IP dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan : Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF), ExchangeInterior Gateway Routing Protocol (EIGRP), dan lain-lain [2][3].
26 1. Routing Information Protocol (RIP)
RIP yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.
RIP memiliki 3 versi yaitu [2]: a. RIPv1
b. RIPv2 c. RIPng
InformasiRoutingProtocol(RIP) pada awalnyaditentukan dalamRFC1058ini memilikikarakteristikutama sebagai berikut[2]:
a. Hopdigunakan sebagaimetrikuntuk pemilihanpath.
b. Jikajumlahhopuntukjaringanlebih besar dari15, RIPtidakdapat menyediakanrute kejaringanitu.
c. UpdateRoutingdisiarkanataumulticastsetiap 30detik, secara default.
Kelebihan
Menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Kekurangan
Jumlah host terbatas RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cararouting ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada. 2. Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF) adalah protokol routing link-state yang dikembangkan sebagai pengganti distance vectorrouting protokol RIP. RIP adalah protokol routing yang diterima pada hari-hari awal jaringan dan Internet, tetapi
27 ketergantungan pada hop count sebagai satu-satunya ukuran untuk memilih rute terbaik dengan cepat menjadi tidak dapat diterima dalam jaringan yang lebih besar yang membutuhkan solusi routing yang lebih kuat. OSPF adalah protokol routing tanpa kelas yang menggunakan konsep area untuk skalabilitas. RFC 2328 mendefinisikan metrik OSPF sebagai nilai sewenang-wenang yang disebut biaya. The Cisco IOS menggunakan bandwith sebagai OSPF biaya metrik.
OSPF memiliki 3 table di dalam router [2]: 1. Routing table
Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database
Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.
3. Topological database
Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya.
Kelebihan
Tidak menghasilkan routing loopmendukung penggunaan beberapa metrik sekaligusdapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuanmembagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.
Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar lebih rumit.
3. Enchanced Interior Gatway Routing Protocol (EIGRP)
Enchanced Interior Gatway Routing Protocol (EIGRP) merupakan jenis protocol distance vector yang menggunakan perhitungan metric seperti IGRP.
EIGRP merupakan peningkatan dari IGRP adalahCiscoproprietaryjarakvektorprotokol
28 a. Hal ini dapatmelakukanyang tidak samabebanbiayabalancing.
b. MenggunakanAlgoritmaPembaruanDiffusing(DUAL) untuk menghitungjalur terpendek.
c. Tidak adaupdateperiodiksepertiRIPdanIGRP. UpdateRoutingdikirimhanya bilaada perubahandalam topologi.
Kelebihan
melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.memerlukan lebih sedikit memori dan proses memerlukan fitur loop avoidance.
Kekurangan
Hanya untuk Router Cisco.