• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Bahan Penelitian

4. Tahap analisis data

Data bagian pertama disajikan dalam bentuk persentase dan tabel untuk

menggambarkan distribusi dan frekuensi mengenai karakteristik responden yang

terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jumlah kunjungan, gratis atau

tidaknya biaya pelayanan kesehatan, dan pernah atau tidaknya responden

melakukan rujukan dari Puskesmas Ngemplak I ke Rumah Sakit yang

2) Analisis gap

Tingkat kepuasan pasien dijelaskan dengan menggunakan analisis

kesenjangan (gap). Analisis ini membandingkan mean antara harapan dengan

kenyataan yang diterima pasien dari dimensi pelayanan yaitu Reliability,

Assurance, Tangibles. Emphaty, dan Responsiveness.

Data kuesioner yang dikumpulkan sebelumnya dilakukan proses skoring

berdasarkan penilaian pernyataan favourable. Pernyataan favourable adalah

pernyataan yang narasinya atau-kata-katanya disusun dengan kalimat positif, yaitu

kalimat mengarah ke hal-hal yang secara normatif “baik” (Mustafa, 2009). Skoring jawaban menggunakan format tipe likert. Kelebihan penggunaan format

likert dibandingkan dengan check list yang hanya memberikan jawaban ya atau

tidak, ialah bahwa tipe likert tercermin dalam keragaman skor (variability of

scorer) sebagai akibat penggunaan skala yang dalam penelitian ini berkisar antara

1 sampai dengan 4. Dari segi pandangan statistik, skala dengan empat tingkatan (1

sampai 4) lebih tinggi keandalannya dari skala dengan dua tingkatan yaitu ya atau

tidak (Supranto, 2001).

Tabel II. Alternatif jawaban kuesioner pada harapan dan kenyataan

Harapan Kenyataan Skor

Sangat Penting Sangat Sesuai 4

Penting Sesuai 3

Tidak Penting Tidak Sesuai 2

Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Sesuai 1

Tabel III. Jenis pernyataan favorable dalam kuesioner

Aspek Nomor pernyataan

Reliability 9-16

Assurance 21-24

Tangible 1-8

Emphaty 25-30

Kepuasan paling tinggi terjadi apabila kenyataan melampaui harapan

yaitu pada saat pelayanan yang diberikan maksimal (4) sedangkan harapan

minimal (1), sehingga didapatkan nilai sebesar 4-1=3. Sebaliknya, kepuasan

paling rendah terjadi apabila pelayanan yang diberikan jauh dibawah harapannya

itu pada saat pelayanan yang diberikan minimal (1) sedangkan harapan maksimal

(4), sehingga didapatkan nilai sebesar 1 - 4 = -3. Rentang kepuasan -3 sampai 3,

sehingga akan didapatkan interval yang dapat dihitung menggunakan rumus :

Interval= (Skor tertinggi-Skor terendah)/Jumlah kelompok = (3-(-3))/4

= 1,5 (Mulyono, 1991).

Dari perhitungan interval didapatkan klasifikasi kesenjangan (gap)

sebagai berikut :

Tabel IV. Klasifikasi Kesenjangan (gap)

Interval Klasifikasi Tingkat Kepuasan

-3 s.d. -1,5 Sangat Negatif Sangat kurang puas banding harapan -1,5s.d. 0 Negatif Kurang puas banding harapan 0 s.d. 1,5 Positif Lebih puas banding harapan 1,5 s.d. 3 Sangat Positif Sangat lebih puas banding harapan

(Djunaidi, Setiawan, dan Haryono, 2006).

3) Analisis tingkat kepuasan pasien

Analisis tingkat kepuasan pasien pada pelayanan kefarmasian yang

diberikan oleh Puskesmas Ngemplak I pada penelitian ini menggunakan rumus

dari Tjiptono dan Gregorius (2005), yaitu:

Indeks Kepuasan Pasien = Skor kenyataan-Skor harapan

Kepuasan pasien tercapai apabila kenyataan lebih besar dari harapan, dan

sebaliknya pasien tidak puas apabila harapan lebih besar dari kenyataan.

yang dikatakan puas oleh pasien, sedangkan lainnya merasa tidak puas atas

pelayanan kefarmasian yang telah diberikan Puskesmas Ngemplak I Sleman.

4) Diagram kartesius

Kepuasan pasien dapat dianalisis dari dua dimensi, yaitu dari harapan

pasien yang terletak pada sumbu Y dan kenyataan yang diterima pasien atas

pelayanan kefarmasian yang terletak pada sumbu X. Hal ini bertujuan untuk

menjabarkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pasien yang

dapat diprioritaskan bagi Puskesmas untuk ditingkatkan lebih lanjut.

Penyederhanaan rumusnya dapat diperlihatkan sebagai berikut :

n Xi X

n Yi Y

Keterangan :

X

= Skor rata-rata tingkat pelaksanaan/kepuasan

Y

= Skor rata-rata tingkat kepentingan

n = Jumlah responden

Diagram kartesius merupakan suatu bagan yang dibagi atas empat bagian

yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X ,Y).

Dimana X merupakan rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau kinerja seluruh

faktor atau atribut dan Y adalah rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi harapan (Supranto, 2001). Penyederhanaan rumusnya adalah

sebagai berikut : K Xi X N i

  1 K Yi Y N i

  1

Keterangan : K = Banyaknya atribut/ fakta yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien.

5) Analisis hasil wawancara

Data kualitatif diperoleh melalui wawancara dengan Kepala Puskesmas

dan Petugas Kamar Obat (satu apoteker dan dua asisten apoteker). Tujuan

wawancara untuk mengetahui pelayanan kefarmasian pada peserta Jamkesmas

dari sudut pandang petugas pelayanan obat dan untuk mengetahui apakah

pelayanan kefarmasian yang dilaksanakan oleh Puskesmas Ngemplak I sudah

sesuai dengan Pedoman Pelayanan Kefarmasian Puskesmas. Selain itu, untuk

mendapatkan data berupa gambaran umum Puskesmas Ngemplak I (visi dan

misi), fasilitas-fasilitas yang disediakan dan pelayanan kesehatan yang diberikan.

H.Kelemahan Penelitian

Beberapa kelemahan dalam penelitian ini antara lain :

1. Pada penelitian ini tidak dapat dipastikan bahwa responden mengetahui

petugas pelayanan obat yang dimaksud adalah apoteker atau asisten apoteker.

Hal ini dikarenakan semua petugas di Puskesmas Ngemplak I memakai

seragam yang sama kecuali apabila responden melihat pada name tag petugas.

2. Pada proses validasi penelitian, informasi yang didapatkan peneliti tentang data

adanya apoteker di Puskesmas Sleman berasal dari Dinkes Sleman. Namun

demikian, peneliti tidak mengklarifikasi kembali apakah Puskesmas tersebut

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik demografi dalam pembahasan ini untuk menggambarkan

secara deskriptif pasien Jamkesmas di Puskesmas Ngemplak I periode Februari

2013 dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, gratis atau tidaknya biaya

pelayanan kesehatan, dan pernah atau tidaknya pasien Jamkesmas melakukan

rujukan.

1. Responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden penelitian ini dilihat dari jenis kelamin adalah

sebagai berikut.

Gambar 2. Jenis kelamin responden Puskesmas Ngemplak I periode Februari 2013

Gambar 2. menunjukkan responden yang berkunjung ke Puskesmas

Ngemplak I periode Februari 2013 didominasi oleh pasien perempuan yaitu

sebanyak 58 pasien Jamkesmas (58%), sedangkan sisanya adalah sebanyak 42 42%

58%

Laki-laki Perempuan

pasien laki-laki (42%). Jenis kelamin responden digunakan sebagai data

pelengkap karakteristik responden.

2. Responden berdasarkan usia

Karakteristik responden penelitian ini dilihat dari usia adalah sebagai

berikut.

Gambar 3. Usia responden Puskesmas Ngemplak I periode Februari 2013

Berdasarkan Gambar 3. menunjukkan bahwa kelompok usia responden

Puskesmas Ngemplak I didominasi oleh kelompok usia 31-45 tahun yaitu sebesar

44 pasien Jamkesmas (44%). Pada kelompok usia 15-31 tahun dan 31-45 tahun ini

tergolong usia produktif yaitu usia ketika seseorang masih mampu bekerja dan

menghasilkan sesuatu. Pada Gambar 3. menunjukkan jumlah usia produktif yaitu

sebanyak 60 pasien Jamkesmas (60%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar usia produktif pasien Jamkesmas di Puskesmas Ngemplak I bermasalah

dengan kesehatannya dan adanya kesadaran akan pentingnya kesehatan, sehingga

diharapkan dapat menciptakan situasi masyarakat yang melek kesehatan. 16% 44% 24% 16% 15-30 tahun 31-45 tahun 46-60 tahun 61-75 tahun

3. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang

tentang kesehatan. Kondisi ini juga mencerminkan pemilihan lokasi untuk

pemeriksaan kesehatan. Gambaran umum mengenai pengunjung pengguna jasa

Puskesmas Ngemplak I berdasarkan kelompok pendidikan dapat dilihat sebagai

berikut :

Gambar 4. Tingkat pendidikan responden Ngemplak I periode Februari 2013

Gambar 4. menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak adalah dari

kalangan yang berpendidikan SMA atau sederajat sebanyak 40 pasien Jamkesmas

(40%), kemudian SMP dan SD yang masing-masing sebanyak 30 pasien

Jamkesmas (30%). Data ini menegaskan bahwa dengan tingkat pendidikan

responden yang menengah ke bawah, pola pikir seseorang terhadap kesehatan

kurang optimal sehingga berdampak pada timbulnya masalah kesehatan. Dalam

upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan bagi setiap pasien,

Puskesmas Ngemplak I dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan

dengan maksimal sehingga pasien memperoleh kepuasan yang maksimal. 0% 10% 20% 30% 40% 50%

SD SMP SMA Diploma Sarjana

Pr e se n tas e ju m lah t in gka t p e n d id ika n

4. Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan ke Puskesmas

Responden yang berobat ke Puskesmas Ngemplak I pada penelitian ini

yang paling banyak adalah responden yang datang lebih dari 10 kali yaitu sebesar

56 pasien Jamkesmas (56%). Urutan terkecil untuk responden dengan kunjungan

pertama kali yaitu sebesar 5 responden (5%). Uraian tersebut dapat terlihat pada

Gambar 5. di bawah ini.

Gambar 5. Jumlah kunjungan responden Puskesmas Ngemplak I periode Februari 2013

Data ini menegaskan bahwa Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan

dasar tingkat pertama untuk memperoleh surat rujukan yang ditujukan ke jaringan

Puskesmas lain atau Puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap maupun ke

fasilitas kesehatan lanjutan (Rumah Sakit). Hal ini ditunjukkan pada Gambar 7.

sebanyak 51 pasien Jamkesmas (51%) pernah melakukan rujukan ke RSUD

Murangan atau pun RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Sebanyak 48 pasien

Jamkesmas (Tabel VI) menyatakan mudahnya prosedur administrasi untuk

mendapatkan surat rujukan dan memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu, 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

pertama kali 2-5 kali 6-10 kali >10 kali

Pr e se n tas e J u m lah Ku n ju n gan

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar bagi pasien Jamkesmas yang tidak

mempunyai biaya yang cukup untuk berobat ke sarana layanan kesehatan swasta,

seperti klinik ataupun praktik dokter. Dengan demikian, Puskesmas sebagai salah

satu sarana pelayanan kesehatan diharapkan mampu memberikan pelayanan

kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhan pasien.

5. Responden berdasarkan gratis tidaknya biaya pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak I

Karakteristik responden penelitian ini dilihat dari biaya pelayanan

kesehatan adalah sebagai berikut.

Gambar 6. Gratis atau tidaknya biaya pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak I Periode Februari 2013

Gambar 6. menunjukkan bahwa sebanyak 85 pasien Jamkesmas (85%)

menyatakan bahwa pelayanan kesehatan dengan menggunakan kartu Jamkesmas,

pelayanannya tidak dipungut biaya atau gratis. Sisanya sebanyak 15 pasien

Jamkesmas (15%) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan menggunakan kartu

Jamkesmas pelayanan masih dipungut biaya. Berdasarkan data, responden yang 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Gratis Bayar Pr e sen tase g ratis tidak n y a p e lay n aan ke seh atan

Gratis atau tidaknya biaya pelayanan kesehatan bagi responden

dipungut biaya merupakan responden yang mendapatkan pelayanan untuk

melakukan USG. Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

2581/MENKES/PER/XII/2011, untuk pelayanan USG tidak dimasukkan dalam

klaim Jamkesmas. Untuk itu, apabila pasien Jamkesmas mau melakukan USG

harus membayar sesuai peraturan daerah setempat.

6. Responden berdasarkan pernah tidaknya melakukan rujukan di Puskesmas

Karakteristik responden penelitian ini dilihat dari pernah tidaknya

melakukan rujukan adalah sebagai berikut.

Tabel V. Persentase Responden atas prosedur dalam mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit yang bekerjasama dengan program Jamkesmas

No Keterangan Jumlah Persentase

1

Pernah Rujukan dengan prosedur mudah dalam administrasi maupun pelayanan

48 responden 48%

2

Pernah Rujukan dengan prosedur berbelit-belit/ penanganan lama dalam administrasi maupun pelayanan

3 responden 3%

3 Belum Pernah Rujukan 49 responden 49%

Gambar 7. Pernah atau tidaknya responden melakukan rujukan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Pernah prosedur mudah Pernah prosedur berbeli-belit belum pernah Pr e sen tase p e rn ah tidak n y a m e laku ka ru ju kan

Gambar 7. menunjukkan bahwa sebanyak 51 pasien Jamkesmas (51%)

pernah melakukan rujukan ke RSUD Murangan atau pun RSUP Sardjito. Sisanya

sebanyak 49 pasien Jamkesmas (49%) belum pernah melakukan rujukan dari

Puskesmas Ngemplak I. Selain itu, pada Tabel VI. menunjukkan sebanyak 3

pasien Jamkesmas (3%) masih mengeluhkan prosedur administrasi maupun

pelayanan yang diterima bagi pasien Jamkesmas untuk memperoleh pelayanan

kesehatan yang semestinya.

Rujukan dilakukan apabila pihak Puskesmas Ngemplak I tidak bisa

menangani terkait kesehatan pasien dan harus dirujuk ke Rumah Sakit yang telah

bekerjasama dengan Jamkesmas agar mendapatkan pelayanan yang optimal.

Rumah Sakit yang menjadi tempat rujukan adalah RSUD Murangan dan RSUP

Sardjito.

B.Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas di Puskesmas Ngemplak I

Analisis tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di Puskesmas Ngemplak I

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Gap Analisis

Analisis gap dilakukan untuk mengetahui rata-rata dari keseluruhan

persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan kefarmasian ditinjau dari RATER

yaitu Reliability, Assurance, Tangible, Emphaty, dan Responsiveness. Menurut

Tjiptono dan Gregorius (2005) menyatakan semakin besar absolute dari hasil

mendekati 0 (nol) atau lebih maka akan semakin bermutu hasil yang didapatkan

demikian sebaliknya.

Analisis tiap dimensi berdasarkan urutan dari gap terbesar ke gap terkecil

dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Assurance

Tabel VI. Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap, Kualitas Pelayanan Dimensi Assurance, dan letak Kuadran Diagram Kartesius pada pasien Jamkesmas

di Puskesmas Ngemplak I Periode Februari 2013

Dimensi Nomor

Pernyataan Kenyataan Harapan

Σ GAP Tingkat Kepuasan Kuadran Diagram Kartesius Assurance 21 3,300 3,530 -0,230 Tidak Puas I 22 3,320 3,510 -0,190 Tidak Puas II 23 3,400 3,540 -0,140 Tidak Puas II 24 3,330 3,610 -0,280 Tidak Puas II

Rata-rata 3,338 3,548 -0,210 Tidak Puas

Assurance merupakan penilaian pasien terhadap pengetahuan,

kemampuan petugas untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan kepada

pasien atas pelayanan yang ditawarkan. Pada Tabel VI. secara keseluruhan

dihasilkan mean nilai gap sebesar -0,210 yang menunjukkan klasifikasi gap

negatif. Hal ini menunjukkan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas

Ngemplak I kurang puas. Pada dimensi Assurance terdapat nilai gap tertinggi

yaitu sebesar -0,280 (pernyataan 24). Hal ini sangat penting khususnya bagi

petugas pelayanan obat untuk meningkatkan kecukupan pengetahuan dalam

melayani informasi obat kepada pasien agar harapan pasien terpenuhi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pelayanan obat, dalam

upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia khususnya pelayanan kefarmasian

Kesehatan baik di tingkat Kabupaten maupun Provinsi dan mengikuti kegiatan

seminar seperti CPD (Continuing Professional Development).

b) Emphaty

Tabel VII. Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap, Kualitas Pelayanan Dimensi Emphaty, dan letak Kuadran Diagram Kartesius pada

pasien Jamkesmas di Puskesmas Ngemplak I Periode Februari 2013

Dimensi Nomor

Pernyataan Kenyataan Harapan

Σ GAP Tingkat Kepuasan Kuadran Diagram Kartesius Emphaty 25 3,390 3,510 -0,120 Tidak Puas II 26 3,350 3,570 -0,220 Tidak Puas II 27 3,330 3,570 -0,240 Tidak Puas II

28 3,250 3,470 -0,220 Tidak Puas III

29 3,390 3,550 -0,160 Tidak Puas II

30 3,090 3,350 -0,260 Tidak Puas III

Rata-rata 3,300 3,503 -0,203 Tidak Puas

Emphaty merupakan penilaian pasien terhadap kepedulian petugas

Puskesmas dalam memberikan perhatian kepada pasien. Pada Tabel VII. secara

keseluruhan dihasilkan mean nilai gap sebesar -0,203 yang menunjukkan

klasifikasi gap negatif. Hal ini menunjukkan pelayanan yang diberikan Puskesmas

Ngemplak I kurang puas. Pada dimensi Emphaty terdapat mean nilai gap tertinggi

sebesar -0,260 (pernyataan 30). Ini menunjukkan bahwa petugas tidak selalu

mengucapkan terima kasih kepada pasien pada akhir pelayanan. Ini menjadi

perhatian bagi pihak Puskesmas karena dengan adanya ucapan terima kasih di

akhir pelayanan akan terpenuhinya harapan pasien. Jika harapan pasien terpenuhi

maka pasien akan merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas

c) Responsiveness

Tabel VIII. Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap, Kualitas Pelayanan Dimensi Responsiveness, dan letak Kuadran Diagram Kartesius pada

pasien Jamkesmas di Puskesmas Ngemplak I Periode Februari 2013

Dimensi Nomor

Pernyataan Kenyataan Harapan

Σ GAP Tingkat Kepuasan Kuadran Diagram Kartesius Responsiveness 17 3,230 3,500 -0,270 Tidak Puas I 18 3,340 3,510 -0,170 Tidak Puas II 19 3,400 3,570 -0,170 Tidak Puas II 20 3,390 3,540 -0,150 Tidak Puas II

Rata-rata 3,340 3,530 -0,190 Tidak Puas

Responsiveness merupakan penilaian pasien terhadap kemampuan

petugas Puskesmas dalam memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap.

Pada Tabel VIII. secara keseluruhan dihasilkan mean nilai gap sebesar -0,190

yang menunjukkan klasifikasi gap negatif. Hal ini menunjukkan pelayanan yang

diberikan oleh Puskesmas Ngemplak I kurang puas. Pada dimensi Responsiveness

terdapat mean nilai gap tertinggisebesar -0,270 (pernyataan 17). Ini menunjukkan

bahwa petugas belum memenuhi harapan pasien untuk menawarkan bantuan

terhadap pasien yang terlihat kebingungan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas pelayanan

obat, pada saat jam sibuk petugas cenderung fokus terhadap pekerjaannya masing-

masing. Menurut petugas, sebaiknya pasien yang harus cepat tanggap untuk

menanyakan kepada petugas apabila bingung untuk melakukan pelayanan

kesehatan di Puskesmas Ngemplak I. Hal ini menjadi perhatian petugas untuk

meningkatkan kepedulian terhadap pasien agar harapan pasien terpenuhi dan

d) Reliability

Tabel IX. Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap, Kualitas Pelayanan Dimensi Reliability, dan letak Kuadran Diagram Kartesius pada

pasien Jamkesmas di Puskesmas Ngemplak I Periode Februari 2013

Dimensi Nomor

Pernyataan Kenyataan Harapan

Σ GAP Tingkat Kepuasan Kuadran Diagram Kartesius Reliability 9 3,380 3,570 -0,190 Tidak Puas II 10 3,370 3,480 -0,110 Tidak Puas IV 11 3,380 3,610 -0,230 Tidak Puas II 12 3,320 3,450 -0,130 Tidak Puas IV 13 3,400 3,540 -0,140 Tidak Puas II 14 3,170 3,320 -0,150 Tidak Puas III 15 3,220 3,390 -0,170 Tidak Puas III 16 3,300 3,450 -0,150 Tidak Puas III Rata-rata 3,318 3,476 -0,159 Tidak Puas

Reliability merupakan penilaian pasien terhadap kemampuan Puskesmas

untuk melaksanakan pelayanan yang dapat diandalkan dan terpercaya. Pada Tabel

IX. dihasilkan mean nilai gap sebesar -0,159 yang menunjukkan klasifikasi gap

negatif. Hal ini menunjukkan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas

Ngemplak I kurang puas. Pada dimensi Reliability terdapat mean nilai gap

tertinggi sebesar -0,230 (pernyataan 11). Ini menunjukkan bahwa petugas belum

memenuhi harapan pasien atas pemberian informasi kegunaan obat kepada pasien.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pelayanan obat,

kenyataannya petugas pelayanan obat sudah memberikan informasi tentang

kegunaan obat kepada pasien. Namun demikian, petugas harus lebih bersikap

sabar dalam menghadapi berbagai macam karakter pasien baik yang masih muda

maupun yang sudah tua. Tujuannya adalah untuk memastikan informasi obat yang

pasien terpenuhi maka pasien akan merasa puas atas pelayanan yang diberikan

oleh Puskesmas Ngemplak I.

e) Tangible

Tabel X. Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap, Kualitas Pelayanan Dimensi Tangible, dan letak Kuadran Diagram Kartesius pada pasien Jamkesmas di

Puskesmas Ngemplak I Periode Februari 2013

Dimensi Nomor

Pernyataan Kenyataan Harapan

Σ GAP Tingkat Kepuasan Kuadran Diagram Kartesius Tangible 1 3,370 3,380 -0,010 Tidak Puas IV

2 3,260 3,480 -0,220 Tidak Puas III

3 3,360 3,380 -0,020 Tidak Puas IV

4 3,340 3,500 -0,160 Tidak Puas II

5 3,070 3,450 -0,380 Tidak Puas III

6 3,240 3,440 -0,200 Tidak Puas III

7 3,310 3,300 0,010 Puas III

8 3,400 3,490 -0,090 Tidak Puas IV

Rata-rata 3,294 3,428 -0,134 Tidak Puas

Tangible merupakan penilaian pasien terhadap dimensi kualitas

pelayanan berupa penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, petugas, dan sarana

yang ditawarkan di Puskesmas. Pada Tabel X. mean nilai gap sebesar-0,134 yang

menunjukkan klasifikasi gap negatif. Hal ini menunjukkan pelayanan yang

diberikan oleh Puskesmas Ngemplak I kurang puas. Pada dimensi Tangible

terdapat mean nilai gap tertinggi yaitu sebesar -0,380 (pernyataan 5). Hal ini

menunjukkan bahwa petugas belum memenuhi harapan pasien atas jumlah tempat

duduk di ruang tunggu. Berdasarkan hasil observasi, khususnya pada jam sibuk

masih dijumpai pasien yang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas untuk jumlah

tempat duduk sudah disesuaikan dengan jumlah pasien per hari dan disesuaikan

2. Analisis Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Ngemplak I

Pada uraian Tabel VI sampai Tabel X. dijelaskan bahwa secara

keseluruhan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian yang

ditinjau dari Reliability, Assurance, Tangible, Emphaty dan Responsiveness

adalah tidak puas. Hal ini menunjukkan harapan pasien lebih tinggi dibandingkan

kenyataannya. Namun demikian, secara keseluruhan Puskesmas Ngemplak I

sudah melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan baik yang ditunjukkan pada

Tabel VI sampai Tabel X. dengan rata-rata total skor kenyataan dari keseluruhan

dimensi yaitu sebesar 3,318. Dari keseluruhan pernyataan, hanya pada pernyataan

nomor 7 dimensi Tangible menyatakan pasien puas atas pelayanan yang

diberikan. Pernyataan tersebut adalah tersedia fasilitas diruang tunggu (TV,

leaflet, poster dll) sebagai informasi obat/ kesehatan.

3. Diagram Kartesius

Diagram Kartesius digunakan untuk menggambarkan analisis hasil

pengukuran kualitas pelayanan berdasarkan tingkat harapan dan kenyataan yang

memungkinkan pihak Puskesmas untuk dapat melakukan usaha-usaha perbaikan,

Gambar 8. Diagram Kartesius dari Pernyataan yang mempengaruhi persepsi Pasien Jamkesmas di Puskesmas Ngemplak I (keterangan : pernyataan 9-14 dimensi Reliability, pernyataan 21-24 dimensi Assurance, pernyataan 1-8 dimensi Tangible, pernyataan 25-30

dimensi Emphaty, dan pernyataan 17-20 dimensi Responsiveness).

Dari gambar diatas terlihat bahwa letak pernyataan tiap item yang

mempengaruhi kepuasan pasien terbagi atas 4 bagian, yaitu :

a. Kuadran I (Prioritas Utama)

Kuadran I adalah kuadran yang menunjukkan atribut-atribut yang

mempengaruhi kepuasan pasien di Puskesmas Ngemplak I. Namun, di dalam

pelaksanaannya belum sesuai dengan harapan pasien, sehingga perlu di

prioritaskan untuk diperbaiki kualitas pelayanannya karena atribut-atribut inilah

yang dinilai sangat penting oleh pasien akan tetapi di dalam pelaksanaannya

belum memuaskan. Atribut yang termasuk pada kuadran I dapat dijelaskan

1) Responsiveness

Atribut petugas selalu menawarkan bantuan terhadap pasien yang terlihat

kebingungan (pernyataan 17). Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut ini

berada pada kuadran I diagram kartesius, sehingga perlu diprioritaskan untuk

diperbaiki dalam pelaksanaannya. Hal ini dianggap sangat penting oleh pasien

sementara Puskesmas belum melaksanakannya sesuai dengan harapan pasien.

Bagi petugas sebaiknya perlu meningkatkan pelayanan khususnya pada daya

tanggap apabila terlihat pasien yang baru pertama kali berkunjung atau mengalami

masalah dalam menemukan informasi pelayanan kesehatan di Puskesmas

Ngemplak I.

2) Assurance

Atribut pelayanan obat buka tepat pada waktunya (pernyataan 21). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa atribut ini berada pada kuadran I diagram

kartesius, sehingga perlu diprioritaskan untuk diperbaiki dalam pelaksanaannya

karena dianggap sangat penting oleh pasien sementara Puskesmas belum

melaksanakannya sesuai dengan harapan pasien.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas, pelayanan

pendaftaran dibuka mulai pukul 7.30 WIB dan apel pegawai dimulai pukul 08.00

WIB. Pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak I dimulai pada pukul

08.00 WIB setiap harinya. Apabila apel paginya terlalu lama akan menghambat

pelayanan kesehatan kepada pasien, walaupun petugas sudah datang tepat waktu.

Bagi petugas sebaiknya lebih meningkatkan kedisiplinan untuk mengatur jadwal

b. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)

Pernyataan yang berada pada kuadran II perlu dipertahankan, karena

pada umumnya tingkat pelaksanaannya telah sesuai dengan kenyataan dan

harapan pasien, sehingga dapat memuaskan pasien. Pernyataan yang termasuk

pada kuadran II dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Reliability

Pernyataan tentang kualitas pelayanan yang terdapat pada kuadran II

Dokumen terkait