• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti merumuskan kesimpulan secara umum yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan sikap mandiri siswa, dalam pelaksanaannya Pendidikan Kewarganegaraan berdampingan dengan ekstrakurikuler pramuka dalam menumbuhkan sikap mandiri, dalam hal ini Pendidikan Kewarganegaraan lebih memberikan secara konsep tentang kemandirian dan ekstrakurikuler pramuka melalui kegiatan-kegiatan pramuka seperti berkemah dan penjelajahan yang dilaksanakan secara langsung oleh siswa-siswi, sehingga ada keseimbangan antara konsep yang dipelajari dan pelaksanaan secara langsung dalam bentuk kegiatan pramuka.

Secara khusus, peneliti merumuskan kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka sangat berkaitan dengan mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan terutama dalam tujuannya yaitu ingin membentuk karakter dalam sikap kemandirian melalui kegiatan pramuka seperti berkemah, penjelajahan, dan latihan rutin kepramukaan. 2. Peran pendidikan Kewarganegaraan dalam menumbuhkan sikap kemandirian dalam ekstrakurikuler pramuka yaitu pembelajaran pendidikan karakter mandiri secara konsep dalam kegiatan pembelajaran ataupun melalui kegiatan diluar kelas seperti pemberian tugas individu dan dalam kegiatan ektarkurikuler belajar bersikap mandiri secara langsung melalui kegiatan-kegiatan pramuka seperti berkemah sehingga anak mampu bersikap mandiri dengan mendidik untuk berani

memutuskan pilihannya sendiri, meningkatkan kepercayaan dirinya, dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.

3. Faktor yang mendukung dalam menumbuhkan sikap mandiri yaitu: lingkungan dan pergaulan, latihan kepramukaan, kegiatan-kegiatan pramuka, tenaga pendidik. Yang menjadi faktor penghambat dalam menumbuhkan kemandirian terdapat dari lingkungan, diri sendiri dengan adanya rasa malas dan pergaulan, ketika hal tersebut muncul ada upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasinya dimulai dengan keyakinan pada diri sendiri untuk mau bekerja keras, mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif sehingga waktu yang ada akan di optimalkan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan mengandung nilai-nilai pendidikan, dalam hal ini seperti mengikuti kegiatan yang ada disekolah dan kegiatan dalam ekstrakurikuler pramuka.

4. kegiatan-kegiatan yang berperan besar dalam menumbuhkan kemandirian yaitu berkemah dan penjelajahan, dan dalam kegiatan ini juga didukung oleh kegiatan lain seperti tali temali dan kegiatan keterampilan lainnya. Dengan berkemah siswa-siswi belajar hidup mandiri dengan menentukan pilihannya sendiri, bertanggung jawab atas pilihannya, percaya diri, mengembangkan diri dengan kepercayaaan diri serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu pramuka mendidik siswa untuk peduli dan memiliki watak sosial dan pengabdian masyarakat yang tinggi dalam rangka kepedulian terhadap berbagai masalah kemasyarakatan.

B. Saran

Dari hasil penelitian rumusan kesimpulan di atas sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, maka peneliti merumuskan beberapa rekomendasi yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan, masukan, dan saran di antaranya sebagai berikut:

1. Keterkaitan antara pendidikan kewarganegaraan dan ektrakurikuler pramuka dalam menumbuhkan sikap mandiri siswa melalui pengetahuan secara konsep dan teori serta melalui kegiatan kepramukaan perlu ditingkatkankan, hal ini bertujuan agar sikap kemandirian dapat tumbuh secara langsung kepada siswa melalui kegiatan-kegiatan yang ada dalam ekatrakurikuler pramuka.

2. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dilakukan di SMK Negeri 12 Bandung perlu disosialisasikan lagi kepada siswa, karena jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka masih sangat sedikit, serta pengajaran konsep mandiri secara konsep dan teori yang di ajarkan dalam pendidikan kewarganegaraan harus lebih disesuaikan dengan kegiatan yang ada dalam lingkungan terutama lingkungan pramuka.

3. Faktor-faktor pendukung dalam menumbuhkan sikap mandiri yaitu lingkungan, kegiatan kepramukaan, pergaulan dan pendidik perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam menumbuhkan sikap mandiri, sehingga siswa bisa lebih optimal dalam memotivasi diri dan bersikap kreatif, inovatif untuk bersikap mandiri sehingga mampu mengatasi hambatan yang ada pada dirinya seperti rasa malas dan lingkungan dengan kemampuannya untuk menentukan pilihan.

4. Pelaksanaakn kegiatan-kegitan dalam pramuka seperti berkemah dan penjelajahan serta kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan lingkungan dan alam harus lebih ditingkatkan dengan rencana yang matang antar pihak sekolah dengan dewan ambalan/anggota pramuka, sehingga semua kegiatan terancang dengan baik dan tidak lepas dari tujuan diadakannya kegiatan-kegiatan tersebut yaitu menciptakan manusia yang berkarakter dan mandiri.

109 A. SUMBER BUKU

Adipuro Kusmini et a.(2004). Kewirausahaan. Bandung : Ghalia Indonesia

Alwasilah, A. Chaedar. (2002). Pokoknya Kualitatif (Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif). Jakarta: PT. Dunia Pusaka Jaya dan Pusat Studi Sunda. Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Asmani, Jamal Ma’mur. (2011) Buku Panduan Internalisasi pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta : Diva Press.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung : Widya Aksara Press

Budimansyah. (2011). Pembinaan Karakter Generasi Muda. Bandung: CV Dua Usaha Muda Faisal, Sanapsiah. (1992). Format-format Penelitian Sosial (Dasar-dasar dan Aplikasi).

Jakarta: Rajawali Pers

Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Barat. (2011). Himpunan Petunjuk Penyelenggara Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Bandung: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka Kwartir Daerah jawa Barat. (2011). Administrasi Organisasi Satuan.

Bandung: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Moleong. Lexy J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Meleong, Lexy J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Nasution, S. (2002). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nasution. (2008). Metode Penelitian Naruralistik Kualitatif. Bandung : Tarsito. Nazir. M (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurmalina, Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Daerah. (2010). Materi Kursus pembinaan Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Bandung : Pusdiklatda

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta cv Sumantri, Numan. (1976). Metode Mengajar Civics, Jakarta : Erlangga

Sunardi, Andri. (2011). Boyman Ragam Latihan Pramuka. Bandung : Nuansa Muda

Wasriah, N & Danial, E. (2007). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pkn-PFIPS UPI.

Wuryan Sri, Syaifullah, (2009). Ilmu Kewarganegaraa. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaan FPIPS UPI

Zubaedi, (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta : Premada Media Group B. PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi. C. SUMBER LAINNYA

Mu’tadin. 2002. Psikologi Kemandirian. [Online]. Tersedia: http://www.e-psikologi.com/[22 Februari 2013]

Pandurasta. 2008. Kegiatan Pramuka. [Online]. Tersedia:

http://racanastainska.blogspot.com/2008/02/kegiatan-pramuka.html

Irfan, pramuka mendidik siswa menjadi praja disiplin .2010.

http://irfansworld.com/2010/04/15/pramuka-mendidik-siswa-menjadi-praja-disiplin/ [17 Januari 2012]

Dokumen terkait