• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3.2 Tahapan Kegiatan Perancangan

5.3.2.3 Tahap Analisis

Hasil dari tahap pengumpulan data berupa deskripsi data dan gambar-gambar. Selanjutnya, data dan gambar-gambar digunakan pada tahap analisis. Analisis merupakan tahap pengolahan data dan gambar-gambar yang sudah diperoleh, untuk menentukan kendala, potensi, dan kesesuian lahan. Proses analisis dilakukan dengan mencari hubungan antara data yang diperoleh dengan tujuan perancangan yang akan dikembangkan. Selanjutnya, hasil analisis tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan sintesis.

Sintesis merupakan tahap kristalisasi dan pengembangan hasil analisis, sebagai input untuk mencapai tujuan perancangan. Hasil dari tahap sintesis berupa solusi-solusi desain selanjutnya dikembangkan ke dalam konsep-konsep desain. Berdasarkan hasil inventarisasi tapak yang dilakukan pada tahap sebelumnya, maka mahasiswa bersama perusahaan menganalisis kondisi eksisting tapak pada zona yang telah terbagi. Proses analisis ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Dari beberapa aspek yang ada, yaitu:

a. Aksesibilitas Tapak

Lahan seluas 6,498 ha, menjadikan Arboretum RDD Office sangat potensial untuk dikembangkan lanskapnya. Arboretum R and D Office berpotensi menjadi

land mark bagi PT. RAPP. Hal itu disebabkan karena arboretum RDD Office termasuk ke dalam wilayah perusahaan.

Letak yang strategis menjadikan arboretum RDD Office mudah diakses dari berbagai lokasi di perusahaan, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan perusahaan, karena apabila ditempuh dengan berjalan kaki akan menghabiskan waktu yang cukup lama. Kemudahan dalam aksesibilitas kendaraan merupakan keunggulan dari arboretum RDD Office. Arboretum RDD Office memiliki dua jalur akses ke dalam tapak, namun kedua jalur tersebut harus dilalui dengan kendaraan yang sudah terdata oleh perusahaan dan tidak bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki. Hal tersebut menjadikan arboretum RDD Office sulit untuk dikunjungi oleh para pengunjung yang berjalan kaki atau tidak menggunakan kendaraan.

b. Iklim

Iklim suatu tempat merupakan keadaan keseimbangan antara sejumlah faktor-faktor tidak tetap pembentuk sistem iklim yang saling mempengaruhi satu sama lain (Laurie, 1990). Faktor pembentuk sistem iklim terdiri dari curah hujan, hari hujan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan lama penyinaran. Iklim merupakan salah satu faktor penentu kesesuaian lahan dan rencana aktivitas yang paling sesuai pada suatu tapak (Booth, 1983). Proses perencanaan dan perancangan ruang luar akan melibatkan suatu analisis iklim yang difokuskan pada kenyamanan pengguna (Brooks, 1988).

1.870,201.763,10 2.722,102.956,40 2.243,90 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun C u ra h H u ja n ( m m / th n ) 133 157 181 160 132 0 50 100 150 200 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun H a ri H u ja n (h a ri ) 26,1 27,1 26,9 32 33 0 5 10 15 20 25 30 35 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun S u h u ( °C ) 96,8 94,1 91,4 89,7 84,8 75 80 85 90 95 100 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun K e le m b ab an (% ) 1,3 4,3 2,7 2,7 1,9 0 1 2 3 4 5 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun K e c e p a ta n A n g in (k m / jam ) 66,6 66,8 66,6 68,2 65,2 63 64 65 66 67 68 69 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun L a m a P e n y in a ran (% )

Iklim di arboretum RDD Office tergolong ke dalam tipe iklim A (perhumid dengan vegetasi hutan tropis), berdasarkan model klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson (Gambar 24). Hal tersebut dikarenakan sepanjang tahun 2005-2009 iklim di arboretum RDD Office hanya memiliki bulan lembab.

Gambar 24. Grafik Iklim Pangkalan Kerinci Tahun 2005-2009 (Sumber: PT. RAPP, 2011; Disusun oleh Dade Anzac)

Arboretum RDD Office secara garis besar memiliki nilai rata-rata curah hujan dan hari hujan yang cukup tinggi. Tingginya nilai curah hujan merupakan suatu potensi, karena ketersediaan air di arboretum RDD Office akan selalu

(a) Grafik Curah Hujan (b) Grafik Hari Hujan

(c) Grafik Suhu (d) Grafik Kelembaban

tercukupi sepanjang tahun. Curah hujan yang tinggi juga dapat menjadi kendala apabila tidak diantisipasi dengan baik, karena dapat mengakibatkan terjadinya genangan air, banjir, erosi, dan tanah longsor.

Solusi dari kendala-kendala tersebut adalah dengan memperhatikan kondisi fisik tanah agar selalu memiliki daya serap yang baik. Selanjutnya, dengan membuat suatu sistem drainase yang baik dan retaining wall untuk mengurangi laju air. Penggunaan jenis vegetasi yang mampu menahan dan mengikat air hujan yang baik, juga akan mengurangi dampak buruk dari curah hujan yang berlebihan. Suhu Udara di arboretum RDD Office bersifat fluktuatif, dengan nilai rata-rata suhu udara di arboretum RDD Office sepanjang tahun 2005-2009 adalah 27,48 °C. Suhu udara tertinggi di aroretum RDD Office adalah 33 °C pada bulan April 2009 dan terendah adalah 22,6 °C pada bulan januari 2006. Arboretum RDD Office secara garis besar memiliki rata-rata suhu udara yang nyaman untuk daerah tropis.

Nilai rata-rata kelembaban udara di arboretum RDD sepanjang tahun 2005-2009 adalah 91,4%. Sementara itu, nilai kelembaban udara tertinggi di arboretum RDD Office adalah 96,8% pada bulan Februari 2005 dan terendah adalah 84,8% pada bulan Oktober 2009.

Nilai suhu dan kelembaban udara dapat menentukan tingkat kenyamanan di suatu tapak. Penentuan tingkat kenyamanan tersebut didasarkan pada perhitungan

Thermal Humidity Index (THI). Nilai rata-rata THI di arboretum RDD Office adalah 26,99. Sementara itu, THI tertinggi arboretum RDD Office adalah 28,41 pada bulan Juni 2005 dan terendah adalah 25,93 pada bulan April 2009. Oleh karena itu, arboretum RDD Office memiliki nilai suhu yang nyaman untuk manusia berdasarkan perhitungan THI pada Tabel 5. Menurut Laurie (1990), apabila hasil perhitungan THI berada pada nilai selang 26 sampai dengan 28, maka suhu dan kelembaban udara berada pada tingkat yang nyaman bagi manusia.

Tabel 5. THI Arboretum RDD Office Tahun 2005-2009

Tahun T Rata-rata RH

THI Nilai Kenyamanan (°C) (%) 2009 29,3 84,8 28,41 Tidak Nyaman 2008 28 89,7 27,42 Nyaman 2007 26,9 91,4 26,44 Nyaman 2006 27,1 94,1 26,78 Nyaman 2005 26,1 96,8 25,93 Tidak Nyaman Rata-rata 27,48 91,4 26,99 Nyaman Keterangan: T: Suhu RH: Kelembaban

THI: Thermal Humidity Index

Suhu dan kelembaban udara yang nyaman di arboretum RDD Office tersebut merupakan potensi yang harus dipertahankan. Solusinya adalah dengan mempertahankan dan menambah vegetasi yang dapat difungsikan sebagai peneduh. Selain itu, fasilitas yang akan dikembangkan harus menggunakan material yang mampu menyerap panas dengan mempertimbangkan jenis dan warna bahan.

Nilai rata-rata kecepatan angin di arboretum RDD Office sepanjang tahun 2005-2009 adalah 2,58 km/jam. Sementara itu, kecepatan angin tertinggi di arboretum RDD Office adalah 4,3 km/jam pada bulan April 2006 dan terendah adalah 1,3 km/jam pada bulan Desember 2005. Hal tersebut menunjukkan bahwa kecepatan angin di arboretum RDD Office bukan suatu kendala untuk pengembangan lanskap.

Nilai rata-rata radiasi matahari di arboretum RDD Office sepanjang tahun 2005-2009 adalah 66,7%. Sementara itu, radiasi matahari tertinggi di arboretum RDD Office adalah 68,2% pada bulan Juni 2007 dan terendah adalah 66,6% pada bulan Desember 2009. Brooks dalam APRIL (2001) menyatakan radiasi matahari dapat meningkatkan panas elemen lanskap yang terdapat pada suatu tapak. Semakin licin dan terang permukaan suatu material, maka akan semakin banyak radiasi matahari yang dipantulkan.

c. Tanah

Jenis tanah di arboretum RDD Office adalah ultisol berwarna kuning kecoklatan yang terbentuk dari bahan volkan dan batuan beku. Tanah ultisol di arboretum RDD Office memiliki nilai aliran dalam (perkolasi) yang tinggi, mengindikasikan bahwa tanah di arboretum RDD Office memiliki daya serap yang baik. Kemampuan tanah menyerap air dengan baik, akan menghasilkan jumlah air tanah yang stabil.

Aliran permukaan (run-off) tanah ultisol di arboretum RDD Office bernilai rendah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sewaktu-waktu dapat terjadi erosi dan pengikisan permukaan tanah oleh aliran permukaan di arboretum RDD Office. Solusi pencegahannya adalah dengan menggunakan vegetasi yang mampu menahan dan memecah air hujan. Selain itu, sistem drainase yang baik dan pembuatan retaining wall juga dapat mengurangi terjadinya resiko erosi.

Tanah sebagai media tumbuh tanaman (agriculture classification) menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Unsur hara yang tidak seimbang dapat menjadi faktor penghambat bagi pertumbuhan tanaman. Sifat fisik dan kimia tanah ultisol di arboretum RDD Office tida memiliki banyak faktor penghambat dalam kaitannya dengan kegiatan pembangunan (engineering classification). Kegiatan pembanguna harus memperhatikan daya dukung tanah (load bearing capacity) dalam menahan beban bangunan. Daya dukung tanah ultisol di arboretum RDD Office bernilai sedang, karena memiliki kandungan pasir dan liat yang kurang seimbang. Kandungan pasir dan liat yang kurang seimbang dapat mengalami resiko keretakan tanah yang dapat mengakibatkan pergeseran pondasi dan runtuhnya dinding bangunan. Solusinya adalah dengan dibangunnya sistem drainase yang baik dan retaining wall yang dapat mengurangi resiko keretakan tanah.

d. Hidrologi

Arboretum RDD Office memiliki sumberdaya air yang dihasilkannya dengan membuat sumur sendiri, air yang berasal dari air hujan, dan sungai kecil. Hari dan curah hujan yang tidak stabil dapat mengakibatkan kekeringan ataupun mengakibatkan air berlebih. Air yang kurang mengakibatkan kekeringan, dapat

dikontrol dengan penyimpanan air pada sumber air yang dibangun oleh perusahaan. Sedangkan air berlebih dapat yang tidak dikontrol dapat mengakibatkan aliran permukaan (run-off) yang berlebihan, sehingga dapat menyebabkan erosi. Kontrol terhadap resiko terjadinya air berlebih di arboretum RDD Office dapat dilakukan dengan pembuatan sistem drainase. Sistem drainase yang baik dapat menampung dan mengarahkan air berlebih, saat tanah berada pada kondisi jenuh terhadap air. Perubahan sistem drainase di arboretum RDD Office harus memperhatikan bentukan lahan (landform), sehingga memiliki daya tampung dan arah aliran yang sesuai.

Sungai kecil di arboretum RDD Office merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan utilitas, visual, dan ekologis. Sungai kecil tersebut merupakan bentuk air yang dinamis dan dapat menstimulir emosi. Oleh karena itu, keberadaan sungai kecil di arboretum RDD Office dapat dikreasikan menjadi

water feature yang memberi nuansa terapi, sejuk, lembut, dan indah.

e. Topografi

Kondisi topografi pada suatu tapak akan berpengaruh pada kegiatan pembangunan (engineering classification), pola ruang, serta aktivitas dan utilitas. Peta topografi memberikan informasi mengenai kondisi ketinggian dan kelas kemiringan suatu tapak. Oleh karena itu, perancangan lanskap sangat memerlukan informasi mengenai topografi pada suatu tapak.

Pada arboretum RDD Office ketinggian 120 mdpl merupakan area tertinggi dan ketinggian 92 mdpl merupakan area terendah. Area yang lebih tinggi berpotensi dijadikan tempat observasi untuk mengamati pandangan. Sementara itu, tempat yang lebih rendah dapat dimanfaatkan sebagai node yang dapat diamati dari tempat yang lebih tinggi.

Perbedaan pada level ketinggian tersebut akan menghasilkanvariasi pada kelas kemiringan. Peta klasifikasi kemiringan lahan memuat informasi mengenai tingkat keragaman kelas kemiringan di arboretum RDD Office (Gambar 25). Bentukan lahan di arboretum RDD Officedapat dibagi menjadi beberapa kelas kemiringan yang tegas, yakni datar, landai, miring, terjal, curam.

Area yang datar berpotensi mengalami genangan air pada saat musim hujan, sehingga memerlukan sistem drainase yang baik. Area yang datar akan memberikan kesan luas dan monoton, untuk itu area yang datar lebih cocok untuk penempatan bangunan. Penempatan bangunan pada area yang datar akan mengurangi biaya persiapan lahan untuk membangun bangunan tersebut.

Area arboretum RDD Office yang miring berpotensi mengalami aliran permukaan (run-off) yang berlebihan, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya erosi. Solusi untuk menanggulangi erosi adalah dengan penanaman rumput ataupun ground cover. Selanjutnya, area miring tersebut ditanami oleh vegetasi dengan perakaran dalam yang mampu mengikat air dengan baik. Pembuatan

retaning wall juga dapat digunakan untuk menjaga konsistensi tanah yang miring, sehingga mengurangi resiko terjadinya erosi.

Variasi kelas kemiringan di arboretum RDD Office merupakan potensi yang menjadi daya tarik sendiri bagi pengguna tapak. Pengguna tapak akan memiliki apresiasi tinggi sebagai bentuk efek psikologis yang ditimbulkan oleh adanya variasi kelas kemiringan. Potensi variasi kelas kemiringan dan ketinggian tersebut harus dimanfaatkan dengan baik. Pemanfaatan tersebut harus didukung oleh upaya rekayasa tapak yang berorientasi ekologis. Salah satu upaya rekayasa tapak adalah dengan melakukan grading (cut and fill). Grading dilakukan dengan seminimal mungkin dan memperhatikan kondissi alami arboretum RDD Office.

Grading yang berlebihan akan menimbulkan kerusakan bentukan lahan (landform) pada suatu tapak. Grading yang berorientasi ekologis diharapkan mampu memudahkan kegiatan pembangunan dan menambah nilai visual.

55

Gambar 25. Peta Klasifikasi Kemiringan Lahan Arboretum RDD Office (Sumber: PT. RAPP, 2011; Digambar oleh Dade Anzac)

f. Vegetasi

Arboretum RDD Office memiliki koleksi vegetasi yang didominasi oleh kelapa sawit dengan jumlah kurang lebih 265 spesies. Vegetasi non kelapa sawit di arboretum RDD Office tergolong ke dalam pohon sedang, perdu dan semak. Melihat kondisi tersebut arboretum RDD Office memerlukan penambahan variasi vegetasi non kelapa sawit untuk menambah nilai keindahan dengan memperhatikan kestabilan kualitas lingkungan.

Rumput dan ground cover dapat digunakan untuk membentuk bidang bawah (lantai). Kombinasi antara rumput dan ground cover yang dipertegas dengan semak rendah dapat membentuk ruang terbuka (open space) dan private. Semak dan pohon pendek dengan jarak tanam yang dekat mampu membentuk bidang vertikal (dinding). Sementara itu, pohon tinggi berkanopi dengan jarak tanam yang dekat dan kanopi saling bersentuhan dapat membentuk bidang atas (langit).

Pada area dengan tingkat kebisingan tinggi, perlu ditambahkan vegetasi yang mampu memecah suara bising tersebut. Selain itu, arboretum RDD Office juga memerlukan vegetasi yang mampu menyerap polutan untuk mengurangi polusi atau asap kendaraan yang melalui arboretum untuk menuju ke gedung departemen RDD. Rumput dan ground cover dapat mengurangi resiko terdapatnya genangan air di area arboretum RDD. Pohon-pohon besar berkanopi dapat difungsikan sebagai penangkap air hujan, pengikat air tanah, mengurangi resiko erosi, dan mempertahankan konsistensi tanah.

Perusahaan sendiri telah memiliki konsep vegetasi atau vegetasi apa saja yang akan ditanam di arboretum RDD Office, dengan ketetapan seperti itu RDD menata vegetasi mana saja yang akan ditanam dan yang tidak, vegetasi terdiri dari vegetasi HTI dan vegetasi langka koleksi PT. RAPP. Berikut adalah daftar vegetasi yang akan ditanam di arboretum :

1. Acacia mangium

2. A. crassicarpa

3. A. auriculiformis

4. Alstonia pneumatophora (Pulai)

5. Anisoptera spp.(Mersawa)

7. Azadirachta excelsa (Sentang)

8. A. indica (Mimba)

9. Cinnamomum spp. (Medang)

10. Dipterocarpus costulatus (Keruing)

11. Dyera costulata (Jelutung)

12. Eucalyptus pellita 13. E. grandis 14. E. grophylla 15. Eugenia sp. (Jambu-jambuan) 16. Ficus spp. (Beringin) 17. Gmelina arborea

18. Gonystilus bancanus (Ramin)

19. Hibiscus macrophylla (Waru)

20. Macaranga spp. (Mahang)

21. Melaleuca spp.(Gelam, kayu putih)

22. Maesopsis eminii (kayu Afrika)

23. Paraserianthes falcataria (Sengon)

24. Pentaspadon montley (Plajau)

25. Peronema canescen (Sungkai)

26. Pinus merkusii (Pinus)

27. Scorodocarpus sp.(Kulim)

28. Shorea parvifolia (Meranti)

29. Swietenia macrophylla (Mahoni)

30. Tectona grandis (Jati)

31. Terminalia cattapa (Ketapang)

g. Satwa

Keragaman jenis satwa yang hidup di arboretum RDD Office menunjukkan adanya kestabilan ekosistem. Lingkungan tempat hidup satwa tersebut harus dipertahankan dan dijaga kelestariannya. Atraksi satwa dapat dijadikan sebagai daya tarik penunjang dalam program pengembangan lanskap RDD tersebut.

Satwa sangat peka terhadap perubahan lingkungan disekitarnya, oleh karena itu pada area satwa bermain dan mencari makan harus diperhatikan. Pengunjung dengan intensitas tinggi dan berkelompok, terkadang dapat mengganggu kehidupan satwa. Aktivitas penunjang tersebut sebaiknya berupa observasi, bukan interkasi secara langsung. Sistem kontrol yan baik terhadap pengunjung , daoat mencegah terjadinya perburuan dan pengrusakan habitat satwa di arboretum RDD Office. Pada lingkungan tempat hidup yang tidak terganggu akan menjadikan satwa tersebut dapat hidup dan berkembang secara alami. Oleh karena itu, penambahan variasi vegetasi sangat diperlukan untuk sumber makanan dan tempat tinggal bagi satwa yang ada di arboretum RDD Office.

h. Fasilitas dan Utilitas

Pengembangan ruang-ruang dengan fungsi dan aktivitas yang beragam membutuhkan kelengkapan fasilitas dan utilitas. Fasilitas dan utilitas yang baik dan tepat akan memberikan kenyamanan dan kemudahaan bagi pengguna tapak. Minimnya fasilitas dan utilitas di arboretum RDD Office memang sengaja dilakukan agar aktivitas di arboretum menjadi terbatas dikarenakan dalam upaya menjaga kelestarian arboretum.

Fungsi masing-masing ruang dan aktivitas pengguna yang beragam dan bersifat dadakan pada acara tertentu, mengakibatkan arboretum RDD Office membutuhkan penambahan fasilitas. Penambahan fasilitas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Shelter

2. Lokasi Event Penanaman

3. Track Alternatif dalam Arboretum 4. Lampu Taman

5. Water Feature 6. Signage Gedung

Penentuan fasilitas dan utilitas harus didasarkan pada fungsi ruang dan aktivitas pengguna tapak. Pengadaan fasilitas dan utilitas juga harus memperhatikan bahan dan material yang digunakan. Bahan dan material yang digunakan harus tahan lama, ramah lingkungan, dan aman bagi pengguna tapak.

Fasilitas eksisting di arboretum RDD Office, seperti papan nama (signage), tempat pengolahan dan penyulingan air, dan jalan beton sudah baik. Namun perlu dipindahkan ke tempat yang lebih terlihat oleh pengunjung dan diganti dengan bahan yang lebih tahan lama.

Penempatan fasilitas dan utilitas harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tapak. Fasilitas dan utilitas yang berada di area yang tidak tepat akan menjadi tidak berguna dalam pembangunannya, seperti kondisi yang gelap pada saat malam hari perlu dilakukannya instalasi lampu taman untuk memudahkan apabila ada kunjungan ketika malam hari. Pada area arboretum RDD Office sendiri belum terdapat lampu taman yang dibutuhkan untuk penerangan dan pemenuhan estetika di malam hari.

i. Pengguna Tapak

Selera, keinginan, dan kenyamanan pribadi merupakan bagian dari sifat dasar estetika manusia yang tidak dapat diperdebatkan, sifat dasar estetika tersebut selalu mempengaruhi cara hidup manusia. Informasi karakter dan pemahaman terhadap pengguna tapak sangat perlu dipahami untuk mengkreasi lingkungan fisik luar ruang. Oleh karena itu, perbedaan dalam karakter dan pemahaman dari pengguna terhadap suatu tapak merupakan peubah yang harus dipertimbangkan dalam perancangan lanskap.

Fungsi arboretum RDD Office sebagai kebun koleksi plasma nutfah untuk vegetasi HTI dan vegetasi langka milik PT. RAPP harus lebih diutamakan. Vegetasi langka yang akan menggantikan dominasi kelapa sawit diharapkan dapat menunjang kebutuhan estetika pengguna tapak dan juga untuk mengeksplorasi berbagai ilmu pengetahuan mengenai vegetasi langka yang dimiliki oleh perusahaan.

Dokumen terkait