• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Operasi (Pasca Konstruksi)

Dalam dokumen Ka Amdal Kelompok 11 (Halaman 44-52)

1. Pemeriksaan dan penimbangan kendaraan angkut sampah

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap lalu lintas kendaraan, kualitas udara, kebisingan, getaran, dan kerusakan badan jalan.

2. Penurunan, penimbunan, dan penutupan sampah - Penurunan

Berpotensi menimbulkan kebisingan, kualitas udara, sanitasi lingkungan - Penimbunan

Berpotensi menimbulkan kebisingan, kualitas udara, dan dampak terhadap struktur tanah karena dilakukan pemadatan

- Penutupan

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap struktur tanah

D. Tahap Pasca Operasi

1. Sistem Pengolahan Produk Akhir Landfill - Lapisan Dasar kedap air

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap struktur tanah, air tanah, dan air permukaan.

- Jaringan pengumpul lindi

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap struktur tanah, kualitas air tanah, dan air permukaan

- Pengolahan Lindi

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap kualitas udara, kehidupan mikrooganisme, dan peningkatan nilai BOD.

- Ventilasi Gas

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap kualitas udara

2. Green Barrier

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap vegetasi, estetika lingkungan, dan kualitas udara

3. Sumur Uji

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap kualitas air tanah 4. Rekalamasi lahan bekas TPA

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap tata guna lahan dan kualitas tanah 5. Monitoring TPA pasca Operasi

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap kualitas air, kualitas udara, dan populasi mikroorganisme serta serangga.

Berdasarkan uraian tersebut, jenis-jenis dampak potensial yang timbul akibat pembangunan sanitary landfill adalah sebagai berikut :

Pendapatan masyarakat, kesempatan kerja/berusaha, faktor keamanan , ketertiban masyarakat. lalu lintas kendaraan, kerusakan badan jalan, kualitas udara, kebisingan. kualitas air permukaan, jumlah vegetasi., timbulnya sampah, limbah cair, sanitasi lingkungan, getaran, struktur tanah , kehidupan mikrooganisme, dan peningkatan nilai BOD, estetika lingkungan, dan tata guna lahan.

Matrix Identifikasi Dampak Kegiatan Proyek Komponen Lingkungan Rencana Kegiatan Pra konstruksi Konstruksi Operasi / Produksi Pasca Operasi 1 2 3 1 2 3 4 1 2 1 2 3 A. Fisik Kimia 1. Curah Hujan 2. Temperatur Udara x 3. Kelembaban Udara x x 4. Kualitas Udara x x x x x x x 5. Kebisingan x x x x x x x x

6. Erosi dan Sedimentasi x

7. Kualitas Tanah x x x

8. sumber daya mineral

9. Air Permukaan x x x

10. Air Tanah x x x x x x x x

11. Geologi dan Seismologi

B. Biologis

1. Flora dan Fauna Penghalang x x x x x 2. Tanaman Pertanian x 3. Zona Biogeoklimatik x x

C. SOSEKBUD dan KESLING MAS

1. kesempatan kerja x x x x 2. Perekonomian Lokal x x 3. tata guna lahan pemukiman x x x 4. kualitas lahan yang terbuka x x x x x 5. Sruktur dan Interaksi Sosial x x x 6. Sikap Masyarakat terhadap Proyek x x x x x x x x x x x x 7. Taman dan daerah Konservasi x 8. Jaringan Fasilitas Pembuangan Limbah x x x x 9. Jaringan Pemanfaatan Fasilitas x x x x x x

10. Kemudahan Jaringan Transportasi x x x x x x x x

Konstruksi

1. Mobilisasi Tenaga Kerja dan Alat

2. Pembersihan Lahan 3. Pembangunan Fasilitas Umum 4. Pengurugan Tanah

Pasca Operasi

1. Sistem Pengelolaan Produk Akhir Landfill 2. Maintenance

3. Reklamasi

2.3.2 EVALUASI DAMPAK POTENSIAL

A. Komponen fisik kimia

1. Penurunan kualitas udara

Timbulnya gas yang dapat menyebabkan pencemaran udara. Gas-gas yang mungkin dihasilkan dari pembangunan sanitary landfill adalah methan, H2S, NH3 dan lainnya. Gas H2S dan NH3 walaupun jumlahnya sedikit, namun dapat menyebabkan bau yang tidak enak sehingga dapat merusak sistem pernafasan tanaman dan membuat tanaman kekurangan gas oksigen dan akhirnya mati.

2. Perubahan kualitas air permukaan

Menurunnya kualitas air permukaan disebabkan oleh kegiatan pematangan lahan, pembuatan saluran drainase, serta proses pengolahan air lindi. Kegiatan tersebut dapat berpotensi menutup daerah resapan air dan menyebabkan air hujanyang turun tidak dapat terserap ke dalam tanah dan tergenang di lingkungan konstruksi.

3. Perubahan kuantitas air tanah Prakonstruksi

1. Perizinan 2. Studi Kelayakan Teknis

3. Rekruitmen dan Seleksi Tenaga Kerja

Operasi

1. Demobilisasi Peralatan 2. Pengoperasian Sistem Pembuangan Sampah

Berkurangnya kuantitas air tanah disebabkan kegiatan pada tahap konstruksi dan operasi seperti kegiatan dewatering, kegiatan konstruksi, kegiatan operasi pada perawatan zona hijau yang memanfaatkan air tanah.

4. Perubahan kebisingan dan getaran

Alat berat yang beroperasi pada saat kegiatan pematangan lahan akan meningkatkan kebisingan.

5. Peningkatan sampah

Timbulan sampah di lokasi proyek disebabkan oleh kegiatan pekerja dalam pembangunan

sanitary landfill. Sampah tersebut dihasilkan dari material sisa yang sudah tidak dapt

digunakan lagi.

B. Komponen Biologis/ Hayati 1. Flora/vegetasi darat

Dampak penting yang akan terjadi pada kegiatan konstruksi menyebabkan berkurangnya lahan hidup untuk vegetasi, karena lahan tersebut dijadikan tempat pembangunan dan sebagai jalur mobilisasi alat berat.

2. Fauna darat

Dampak penting bagi fauna akan terjadi pada proses dewatering dimana fauna seperti jenis moluska akan terkena dampak dari proses tersebut.

C. Komponen Sosial Ekonomi

1. Kesempatan kerja dan berusaha

Dampak penting dari kesempatan kerja dan berusaha pada tahap konstruksi akibat kegiatan mobilisasi tenaga kerja. Pada tahap operasi dampak kesempatan kerja terjadi akibat kegiatan rekrutmen tenaga kerja, pengoperasian dan maintenance proyek.

2. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Kelalaian program kesehatan dan keselamatan kerja berdampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja dalam kegiatan konstruksi.

Penigkatan pendapatan masyarakat disebabkan oleh kegiatan mobilisasi tenaga kerja dan pengoperasian TPA. Pengoperasian TPA juga membuka peluang usaha yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.

4. Persepsi masyarakat

Proses kegiatan yang menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air, gangguan sanitasi lingkungan, menurunnya pendapatan serta tingkat kesehatan masyarakat dikhawatirkan memicu sikap penolakan dan penentangan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan Pelabuhan Kontainer. Hal ini dapat diatasi melalui berbagai upaya persuasif disertai dengan upaya lain yang dapat meminimalisir berbagai dampak yang diprakirakan akan memicu sikan penolakan dan pertentengan masyarakat tersebut.

2.3.3. DAMPAK PENTING HIPOTETIK

 Penurunan kualitas udara

 Peningkatan kebisingan

 Perubahan kualitas dan kuantitas air

 Peningkatan sampah

 Keanekaragaman flora dan fauna

 Kesempatan bekerja dan pendapatan masyarakat

 Perubahan sistem transportasi (kepadatan lalu lintas)

 Estetika dan Sanitasi Lingkungan

2.3.4. LINGKUP WILAYAH STUDI i. Batas Proyek

Batas proyek yang dimaksud adalah batas dimana lokasi dan sarana pendukung konstruksi proyek berada. Batas konstruksi proyek Sidoarjo Sanitary Landfill adalah:

Sumber:

https://maps.google.co.id/maps?hl=en&q=desa+kebon+agung+sidoarjo&ie=UTF-8

 Utara: Desa Pekarungan  Selatan: Dusun Bakalan  Barat: Desa Wilayut  Timur: Dusun Luwung ii. Batas Ekologis

Batas ekologis merupakan batas yang mempertimbangkan sebaran dampak melalui banyak media.Batas dalam proyek Sidoarjo Sanitary Landfill ini meliputi wilayah Porong, Sidoarjo.

iii. Batas Sosial

Batas sosial merupakan ruang di sekitar lokasi kegiatan yang merupakan tempat berbagai interaksi sosial yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat rencana kegiatan. Batas sosial dalam proyek ini, meliputi wilayah

administrasi Porong, Sidoarjo.

Batas administratif proyek Sidoarjo Sanitary Landfill meliputi daerah admistrasi Surabaya, Gresik, Pasuruan dan Mojokerto.

2.3.5. Batas Wilayah Studi

Batas wilayah studi merupakan batas studi AMDAL dengan mempertimbangkan batas proyek, ekologi, sosial, dan administratif.

BAB III

Dalam dokumen Ka Amdal Kelompok 11 (Halaman 44-52)

Dokumen terkait