• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Pelaksanaan Produksi

Dalam dokumen Dasar-Dasar Broadcasting (Halaman 60-66)

BAB III. TELEVISI

3.10 Tahap Pelaksanaan Produksi

Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut Standart Operation Procedure (SOP), yaitu:66

1) Pra-produksi (Perencanaan dan Persiapan)

Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:

(a) Penemuanide

Tahap ini dimulai ketika sorang produser menemukan ide, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

66

(b) Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, alokasi, dan crew. Selain estimasi biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati danteliti.

(c) Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontak, perijinan, dan surat-suratnya. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti, dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudahditetapkan.

2) Produksi(pelaksanaan)

Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Selain sutradara, penata cahaya dan suara juga mengatur dan bekerja agar gambar dan suara bisa tayang denganbaik.

3) Pasca-produksi

Pada pasca produksi memiliki lima langkah utama, yaitu:

(a) Editing Offline dengan TeknikAnalog

Setelah shootingselesai, penulis script membuat logging yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiapshoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan, sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment.

Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung- sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar, hasilnya dilihat dalam screening. Setelah hasil editing offline dirasa cukup, maka dibuat editing script. Didalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online.

(b) Editing Online dengan Teknik Analog

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online sudah siap, proses berlanjut dengan mixing.

(c) Mixing (Percampuran Gambar denganSuara)

Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli,suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing dan secara menyeluruh produksi juga selesai, biasanya diadakan preview.

(d) Editing Offline dengan Teknik digital ataunon-Linier

Merupakan editing yang menggunakan computer dengan peralatan khusus untuk editing. Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, kedalam hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar ke pita menjadi file.

Dalam editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak harus mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog. Sesudah tersusun baik maka diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render, dapat dilakukan screening. Setelah semuanya dirasa memuaskan, boleh dikatakan editing offline selesai. Bahan offline dalam computer langsung dibuat online.

(e) Editing Online dengan Teknik Digital

Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam computer, sekaligusmixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan.

Sesudah semua sempurna, hasil online kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standart. Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai. Selanjutnya adalah bagian pekerjaan di stasiun televisi.

DAFTAR PUSTAKA

______ . 2011. “Teori pencitraan” dalam

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01229- MC%20Bab2001.pdf

Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Badjuri, A. 2010. Jurnaslitik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Baksin, A. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktek. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Brillianto, K. J. 2016. kuliah jurusan apa? Broadcasting, PT Gramedia pustaka utama, Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,2005).

Djamal, H. 2011. Dasar-Dasar Penyiaran. Jkarat :Prenada Media Grup

Dominick, J. R. 2002. The Dynamic of mass communication, media in the digital age, Seventh edition. Boston

Effendy, O. U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, cet ke-3. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Fikse. 2012. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta:Rajawali Pers.

Jaya, B.K. 2016. Kuliah jurusan apa? Broadcasting. Jakarta : PT Gramedia pustaka utama.

Jayantri, Mila. 2015. Pengaruh Pengidolaan Dai Seleb di Televisi terhadap Sikap Sosial Remaja Kelas XI SMK NU 02 Rowosari, (Semarang: UIN Walisongo, 2015).

Karyanti S. R. 2005. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Krisnamulawarman. 2014. Sejarah Pertumbuhan Komunitas di Indonesia : dalam

www.krisnamulawarman.com/files/sejarah_tv_komunitas_ind.pdf 02 April 2014

Kusumo, E. B. 2011. Analisis Isi Berita Pencitraan Lembaga Kepolisian RI Di SKH Kompas periode tahun 2009-2010. Pencitraan Lembaga Kepolisian Ri Terkait Kasus Terorisme Di Indonesia Yang Dimuat Dalam Skh Kompas, Agustus 2011.

Kuswandi, W. ___. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Jakarta.

Littlejohn, Stephen W and Karen A. Foss. 2012. Teori Komunikasi, Terjemahan: Mohammad Yusuf Hamdan, (Jakarta: Salemba Humanika).

Lubis, S. 2012. Jurnalistik Terapan. Bandung :Ghalia Indonesia

Marbun, R. ___. , Peran Komisi penyiaran Indonesia, Websites.

Maryani, E. 2010. Media dan Perubahan Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Masduki. 2004. Jurnalistik Radio. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta

Morisan. 2009. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana

Morissan. 2008. Manajemen media penyiaran. Kencana prenada media group, Jakarta.

Mufid, M. 2005. Komunikasi & Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana

Mufid, M. 2010. Komunikasi & Regulasi Penyiaran. Jakarta: Prenada Media

Muhtadi, A. S. 1999. Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu

Oramahi, H. A. 2012. Jurnalistik Radio, Jakarta : Erlangga

Panuju, D. 2015. Sistem Penyiaran Indonesia. Jakarta : Kencana

Rahmat, Jalaludin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995).

Rakhmat, Jalaludin. 1996. Pesikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996).

Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Ciputat: UIN Jakarta Press

Sartono, S. 2008. Teknik Penyiaran dan Prodksi Psogram Radio, Televisi dan Film. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Sutikna, N. ___. Pencitraan: Sebuah Tinjauan Filsafat Komunikasi. Jurnal Analysis Sosial Universitas Unsoed, Hlm.610

Sutisno P.C.S. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta: PT Grasindo

Syamsul, A dan M. Romli. 2009. Dasar-dasar Siaran Radio. Bandung: Penerbit Nuansa.

Syamsul, A dan M. Romli. 2010. broadcast journalism. Bandung: Penerbit Nuansa.

Syarifudin, L. 2012. Jurnalistik terapan, Ghalia Indonesia. Bandung.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Vane, E. T. ___. Programming for TV,Radio and Cable. Boston,London : Focal Press

Vivian, J. 2008. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana

Wahyudi. ___. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Dalam dokumen Dasar-Dasar Broadcasting (Halaman 60-66)

Dokumen terkait