H. Teknik Analisis Data
4. Tahap Penyebaran
Tahapan terakhir dari model penelitian pengembangan four D (4D) adalah tahap penyebaran produk. Pada tahap penyebaran ini, belum dapat dilakukan karena dalam penelitian ini hanya uji terbatas yang dilakukan. Uji coba produk dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan.
B. Pembahasan
Pengembangan modul berbasis pendekatan contextual teaching and learning ini dibuat berdasarkan model 4-D yang dimodifikasi menjadi 3-D karena pengembangan hanya menggunakan uji terbatas. Tahap 3-D yaitu define, design dan developement.
Tahap define (Pendefinisian) dibagi atas 6 bagian analisis yaitu analisis awal-akhir, analisis kurikulum, analisis peserta didik, analisis konsep, analisis tugas dan spesifikasi tujuan pembelajaran. Ketika melakukan analisis awal-akhir ditemukan beberapa masalah mendasar dari SMA Negeri 11 Enrekang yaitu siswa masih kesulitan dalam memahami konsep matematika yang dijelaskan oleh guru.
Selain itu, interaksi pada saat proses pembelajaran masih dominan pada guru yang menjelaskan sehingga belum terjadi interaksi dua arah. Akibatnya peserta didik kurang terbiasa dalam menginterprestasikan pengetahuan yang dimiliknya.
Contoh lain menunjukkan jika guru lebih memilih memberikan petunjuk penyelesaian tanpa memberikan kesempatan kepada peserta didik agar menyelesaikan sendiri soal latihan yang diberikan.
Analisis kurikulum menunjukkan jika kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 11 Enrekang yaitu kurikulum 2013. Perangkat pembelajaran berupa RPP yang digunakan guru disekolah disesuaikan dengan format kurikulum 2013.
Analisis peserta didik yang diperoleh menunjukkan bahwa peserta didik belum terbiasa belajar berkelompok dan belum terbiasa dalam memecahkan suatu masalah atau soal-soal yang diberikan oleh guru selama pembelajaran. Selain itu,
latar belakang pengetahuan peserta didik juga beragam, sebagian peserta didik menganggap dirinya kurang pintar sehingga kurang aktif dan kurang termotivasi ketika pembelajaran dalam bentuk kelompok. Peserta didik juga mempunyai latar belakang yang berbeda baik dari latar belakang pendidikan orang tua, penghasilan orang tua ataupun status sosial masyarakat.
Analisis konsep yang diperoleh adalah materi utama pada pembelajaran yaitu barisan dan deret yang dibuat menjadi suatu urutan materi berdasarkan kompetensi dasar yang ditetapkan, dimana materi yang dipilih tersebut dapat menunjang tercapainya kompetensi dasar. Rincian analisis konsep pada materi barisan dan deret dapat dilihat pada tabel 4.2
Analisis tugas, sesudah dilakukan kegiatan ini, diharapkan agar tugas-tugas yang diberikan bisa memberi tambahan ilmu tentang materi yang dipelajari.
Tugas-tugas yang terdapat pada modul dikerjakan dengan cara berkelompok selama proses kegiatan belajar mengajar dikelas. Selanjutnya dilakukan evaluasi yang dikerjakan secara sendiri-sendiri.
Analisis spesifikasi tujuan pembelajaran yang didapatkan adalah peserta didik dapat menemukan konsep dari materi yang dipelajarinya sendiri.
Tahap design (perancangan) terdiri atas pemilihan format dan perancangan awal. Format perangkat pembelajaran yang digunakan berisi suatu materi pembelajaran yaitu materi barisan dan deret. Format perangkat pembelajaran disusun berdasarkan format kurikulum 2013.
Rancangan awal RPP memuat: 1) Identitas mata pelajaran: meliputi kelas, semester, mata pelajaran, tema pelajaran dan jumlah pertemuan. 2) Kompetensi
dasar: sejumlah kemampuan yang mesti dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam sebuah pelajaran. 3) Tujuan pembelajaran: hasil belajar yang diharapkan dicapai peserta didik sesuai kompetensi dasar. 4) Materi pembelajaran: memuat fakta, konsep, prinsip yang relevan yang sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.5) Metode pembelajaran: metode pembelajaran digunakan guru dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang sudah ditetapkan. 6) Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari: a) Pendahuluan:
kegiatan awal dalam pertemuan dengan tujuan untuk membangun motivasi peserta didik agar aktif dalam proses pembelajaran. b) Inti: proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. c) Penutup: akhir dari kegiatan pembelajaran yang biasanya dilaksanakan dengan memberikan kesimpulan, evaluasi dan tindak lanjut dari kegiataan pembelajaran.
Rancangan awal modul memuat: 1) Sampu berisi antara lain: Judul modul, gambar ilustrasi. 2) Kata pengantar: Informasi tentang peran modul dalam pembelajaran. 3) Daftar isi: Memuat kerangka modul dan lengkapi dengan nomor halaman. 4) Petunjuk pengguna: Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul secara benar. 5) Tujuan pembelajaran: Memuat kemampuan yang harus dikuasai dalam kegiatan belajar. 6) Uraian materi: Materi pengetahuan /konsep tentang kompetensi yang sedang dipelajari. 7) Rangkuman: Poin-poin penting mengenai konsep yang terdapat pada uraian materi. 8) Latihan soal: Berisi soal yang bertujuan untuk penguatan pemahaman terhadap konsep/ prinsip-prinsip penting dipelajari.9) Kunci jawaban: Berisi jawaban pertanyaan dari tes yang
diberikan. 10) Daftar pustaka: Semua referensi yang digunakan sebagai acuan pada saat menyusun modul.
Tahap Development (pengembangan) terdiri atas 2 tahap kegiatan yaitu tahap validasi dan tahap uji coba. Pada tahap validasi, rancangan perangkat pembelajaran yang sudah dikembangkan kemudian dinilai oleh para ahli sampai valid. Hasil penilaian RPP dapat dilihat pada tabel 4.9, memperlihatkan bahwa rata-rata penilaian validator terhadap RPP dari aspek identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator, tujuan pembelajaran, kelengkapan, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, penilaian serta bahasa yaitu 3,57 yang berada pada kategori sangat valid karena terdapat pada interval 3,5 ≤ Va ≤ 4, sedangkan hasil analisis modul pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa nilai rata-rata penilaian yang diberikan untuk modul adalah 3,50 hal ini berada pada kategori sangat valid. Kesimpulan dari kedua validator menyatakan jika perangkat pembelajaran matematika materi barisan dan deret dapat diterapkan dengan revisi kecil. Selain itu, dilakukan juga validasi oleh kedua validator terhadap instrumen pembelajaran dengan hasil sebagai berikut: hasil validasi terhadap instrumen lembar tes hasil belajar menunjukkan rata-rata penilaian kedua validator yaitu 3,5 sehingga berada pada kategori “sangat valid” karena berada pada rentang 3,5 ≤ Va
≤ 4. Hasil validasi terhadap instrumen lembar aktivitas peserta didik menunjukkan rata-rata penilaian kedua validator yaitu 3,5 sehingga berada pada kategori “sangat valid” karena berada pada rentang 3,5 ≤ Va ≤ 4. Sedangkan instrumen lembar angket respons peserta didik memperoleh rata-rata 3,55. Hal ini menunjukkan instrumen lembar angket respons peserta didik berada pada kategori “sangat
valid” karena berada pada rentang 3,5 ≤ Va ≤ 4. Instrumen lembar keterlaksanaan pembelajaran memperoleh rata-rata skor 3,5 sehingga masuk kategori “sangat valid” sebab terdapat dalam interval 3,5 ≤ Va ≤ 4.
Selanjutnya dalam tahap uji coba perangkat di lapangan analisis data kepraktisan menunjukkan hasil uji kelayakan modul dan RPP berdasarkan penilaian validator menyatakan bahwa modul dan RPP yang dikembangkan dikategorikan sangat layak untuk digunakan dengan persentase kelayakan masing-masing yaitu modul dengan persentase kelayakan 87,5% dan RPP 89,25% yang memenuhi kategori kepraktisan. (2) Analisis data keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan hasil 3,37 yang berarti terlaksana dengan baik. (3) Hasil analisis angket respons peserta didik memiliki rata-rata 83,76% termasuk dalam kategori positif. Sehingga kelayakan modul, keterlaksanaan pembelajaran dan angket respons peserta didik memenuhi kategori praktis.
Analisis data keefektifan dilihat pada kriteria lainnya yang dapat dinyatakan sebagai berikut: (1) tes hasil belajar peserta didik memperoleh skor rata-rata 81,38 dari skor minimal 100. Berdasarkan tabel 4.20, menunjukkan dari 26 peserta didik yang mengikuti tes hasil belajar 76,92% peserta didik berada pada kategori tuntas dan 23,07% yang berada pada kategori tidak tuntas. (2) analisis aktivitas peserta didik ketika proses pembelajaran memiliki rata-rata 3,51 berada pada kategori
“sangat baik”. Sehingga untuk hasil analisis tes hasil belajar dan aktivitas peserta didik memenuhi kriteria efektif.
Tahap Disseminate (penyebaran), belum dapat dilakukan karena dalam penelitian ini hanya uji terbatas yang dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab IV sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian dan pengembangan modul berbasis pendekatan contextual teaching and learning sebagai berikut:
1. Modul berbasis pendekatan contextual teaching and learning bersifat valid karena berdasarkan hasil penilaian kedua validator memperoleh rata-rata 3,5 sehingga memenuhi kategori sangat valid yang berada pada rentang 3,5 ≤ Va ≤ 4.
2. Modul berbasis pendekatan contextual teaching and learning bersifat praktis karena berdasarkan hasil analisis kelayakan modul dan kelayakan RPP adalah 87,5% dan 89,25% memenuhi kategori sangat layak yang berada pada rentang 81%-100% . Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran yaitu skor rata-rata totalnya 3,37 menunjukkan bahwa pembelajaran terlaksana dengan baik.
Hasil analisis respons peserta didik memiliki rata-rata respons positif siswa adalah 83,76%. Ini menujukkan bahwa siswa merespon positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis pendekatan contextual teaching and learning pada materi barisan dan deret
3. Modul berbasis pendekatan contextual teaching and learning bersifat efektif berdasarkan:(1) Hasil analisis data aktivitas siswa pada uji terhadap pembelajaran menggunakan modul berbasis pendekatan contextual teaching
85
and learning pada materi barisan dan deret memiliki rata-rata 3,51 termasuk dalam kategori aktivitas siswa “sangat baik”. (2) Hasil analisis data tes hasil belajar berdasarkan statistik pada uji coba dengan skor rata-rata 81,38 telah memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penelitian ini menghasilkan modul pembelajaran matematika berbasis