• Tidak ada hasil yang ditemukan

NAMA SISWA

1. Tahap Perencanaan

Penulis mempersiapkan siklus II dengan beberapa kegiatan dalam pembelajaran dan instrumen penelitian. Kegiatan yang

dilakukan dengan perencanaan adalahmenyusun rencanana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan individu dengan masalah kesulitan belajar.pada pertemuan pertama dilakukan dengan melakukan perencanaan, yakni menyiapkan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) dua kali pertemuandan daftar kehadiran siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Siklus ini dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu 11September 2019 dimulai jam 08.15 -10.30 WIB. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 16September 2019 dimulai jam 08.15 -10.30 WIB.Sedangkan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu 18 April 2019 di mulai jam 08.15 -10.30 WIB.

Tabel.13

Jadwal Pelaksanaan Tindakan Siklus II No Tanggal Kegiatan siklus I Pertemua n I Pertemua n II Pertemuan III 1 11September 2019 √ 2 16September 2019 √ 3 18September 2019 √ a. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama siklus II, penulis melaksankan layanan bimbingan kelompok sesuai dengan rencana pelaksanaan

layanan (RPL) dan pedoman observasi dengan prosentase kesesuaiannya mencapai 75%. Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan tidak jauh beda dengan siklus I hal ini berdasarkan dengan hasil observasi yang dilakukan, dimana pengentasan kesulitan belajar siswa belum sepenuhnya dapat dilakukan siswa dengan baik, karena masih banyak yang dikategorikan sedang. Maka dipertemuan di siklus II ini akan lebih ditingkatkan lagi. 1.Tahap Awal

Pada Tahap awal ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini juga terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, sebagai berikut:

a) Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, dan

kegiatan.

b) Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien.

c) Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan

membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif yang sesuai, untuk mengantisipasi masalah yang dihadapi klien. Menegosiasikan kontrak.

d) Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi: (1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan; (2) Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien, dan (3) Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling.

2. Tahap Inti (Tahap Kerja)

Setelah tahap awal dilaksanakan dengan baik, proseslayananindividu selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, sebagai berikut:

a) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadapmasalah yang sedang dialaminya.

b) Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.

c) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.

Hal ini bisa terjadi apabila kondisi di mana: (1) Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya. (2) Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar-benar peduli terhadap klien. (3) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien.

3. Tahap Akhir (Tahap Tindakan)

Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perludilakukan, yaitu:

a) Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.

b) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.

c) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).

d) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya

Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu: (1) menurunnya kecemasan klien; (2) perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis; (3) pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya, dan (4) adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua ini penulis melaksanakan layanan bimbingan individu sesuai dengan rencana pelaksanaan layanan (RPL). Pelaksanaan layanan bimbingan individu dilaksanakan selama lebih kurang 45menit.Berikut dijelaskan tahap-tahap pelaksanaan layanan bimbingan individu:

1. Tahap Awal

Pada Tahap awal ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini juga terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, sebagai berikut:

a) Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada

terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling, terutama, asas

kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, dan kegiatan.

b) Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien.

c) Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif yang sesuai, untuk mengantisipasi masalah yang dihadapi klien. Menegosiasikan kontrak.

d) Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi: (1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan; (2) Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien, dan (3) Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling.

2. Tahap Inti (Tahap Kerja)

Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, sebagai berikut:

a) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya.

b) Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien. c) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.

Hal ini bisa terjadi apabila kondisi di mana: (1) Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau wawancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya. (2) Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar-benar peduli terhadap klien. (3) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien.

3.Tahap Akhir (Tahap Tindakan)

Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:

a) Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.

b) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya. c) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera). d) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya

Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ; (1) menurunnya kecemasan klien; (2) perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis; (3) pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya; dan (4) adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga siklus II, peneliti melaksankan layanan bimbingan individu sesuai dengan rencana pelaksanaan layanan (RPL) dan pedoman observasi dengan prosentase kesesuaiannya mencapai 75%. Pelaksanaan layanan bimbingan individu dilaksanakan selama lebih kurang 45menit.Berikut dijelaskan tahap-tahap pelaksanaan layanan bimbingan kelompok:

1. Tahap Awal

Pada Tahap awal ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini juga terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, sebagai berikut:

a) Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingandan konseling, terutamaasas kerahasiaan,

kesukarelaan, keterbukaan, dan kegiatan.

b) Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien.

c) Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif yang sesuai, untuk mengantisipasi masalah yang dihadapi klien. Menegosiasikan kontrak.

d) Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi: (1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan; (2) Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien, dan (3) Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling.

2. Tahap Inti (Tahap Kerja)

Setelah tahap awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, sebagai berikut:

a) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya.

b) Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.

c) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.

Hal ini bisa terjadi apabila kondisi di mana: (1) Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta

menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya. (2) Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar-benar peduli terhadap klien. (3) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien. 4.Tahap Akhir (Tahap Tindakan)

Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:

a) Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.

b) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya. c) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera). d) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya

Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ; (1) menurunnya kecemasan klien; (2) perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis; (3) pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya; dan (4) adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

3.Observasi

Berdasarkan kegiatan pemberian layanan bimbingan individu untuk mengatasi kesulitan belajar siswa sesudah dilakukannya layanan bimbingan individu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah

dapat mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perolehan skor angket.

Tabel. 14

Hasil Analisis Angket Kesulitan Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan Individu No Inisial Siswa Perolehan Skor Kategori 1 DA 102 Tinggi 2 HN 82 Sedang 3 MAS 81 Tinggi 4 MA 87 Sedang 5 MH 86 Sedang 6 MI 106 Tinggi 7 MM 77 Sedang 8 RS 86 Sedang 9 RP 98 Sedang

No Inisial Siswa Perolehan

Skor

Kategori

10 TF 110 Tinggi

Jumlah 915

Perubahan = jumlah siswa yang mengalami perubahan X 100% jumlah siswa keseluruhan

P=F N100

P= 9

10100 P=90

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa dari 10 orang siswa sudah mampu menyelesaikan

kesulitan belajar sebanyak 3 orang berada pada interval kelas antara 102– 125.Sebanhyak 7orang siswa kelompok tinggi dengan kelas interval antara 78-101 sedangkan pada kategori sedang dan kategori rendah tidak ada.Hasil angket yang dibagi terlihat hasil bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan menerapkan layanan bimbingan individu.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa:

Tabel. 15

Hasil Refleksi Siklus II dari Pertemuan I, II dan III SIKLUS II

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Sebagian siswa sudah mulai aktif dalam kegiatan layanan

Seluruh siswa sudah aktif dalam kegiatan layanan

Seluruh siswa aktif dalam kegiatan

Para siswa sudah mulai kondusif mengikuti kegiatan layanan.

Siswa mendengarkan dengan baik dan serius dalam penyampaian materi

siswa lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan layanan Siswa terlihat

bersemangat dalam

Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam

Siswa mendengarkan dengan seksama, dan

mengikuti kegiatan layanan.

mengikuti kegiatan layanan

kondusif.

Siswa sudah mulai memahami dan memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesulitan belajar

Siswa sudah terbiasa dengan pemberian layanan bimbingan individu Siswa sudah memenuhi pelaksanaan kegiatan layanan dengan sangat baik 5.Evaluasi

Pada siklus ke II ini penulis merefleksi dan mengevaluasi tahap kegiatan yang dilakukan mulai dari pelaksanaan kegiatan hingga penilaian. Berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan layanan bimbingan individu seperti yang telah dikemukakan sebelumnya,maka dapat disimpulkan bahwa proses pemberian layanan layanan bimbingan individu telah berjalan dengan baik dan sudah mencapai penilaian keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, terlihat bahwa kemampuan siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesulitan belajar dapat dilakukan dengan menerapkan mengikuti layanan bimbingan individusehingga terjadi peningkatan dari kondisi awal siklus I sebesar 60% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 90% dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan kemampuan

siswa dalam menyelesaikan kesulitan belajar melalui layanan bimbingan individudi Madrasah Tsanawiyah Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung.

Tabel. 16

Peningkatan Hasil Analisis Angket Kesulitan Belajar

No Jl h NILAI

Dokumen terkait