• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

D. Relasi Anta rpribadi

2. Tahapan Relasi Antarpribadi

Tahap pertama dari relasi terjadi ketika seseorang secara sadar mengakui keberadaan orang lain. Tahapan kontak ini mungkin sangat singkat, juga bersifat formal seperti hubungan orang dalam pekerjaan, atau bertemu seseorang di stasiun kereta api.

b. Kontak Perseptual

Langkah pertama terjadi ketika seseorang menyadari tentang keberadaan orang lain. Ini merupakan kontak yang bersifat asimentris, di mana saya melihat anda tetapi anda tidak melihat saya, atau mungkin kita berdua tidak saling melihat, atau kita melihat satu sama lain pada waktu yang sama.

c. Kontak Interaksional

Pada tahap awal ini mungkin ada beberapa interaksi antara orang-orang, tetapi ini biasanya singkat, dangkal, dan bersifat imperasional. Hal ini juga bisa terjadi secara ritual, seperti menyapa dan berbicara sebentar tentang subjek yang tidak penting misalnya pekerjaan, dan perubahan cuaca.

d. Penilaian Awal

Setiap kali kita bertemu dengan orang baru maka kita cepat membuat beberapa penilaian terhadap mereka (dalam beberapa menit atau bahkan detik), kita coba mengkategorikan mereka. Jika kita menggunakan pendekatan ini maka mungkin sangat tidak akurat. Hal ini mungkin mengejutkan banyak hubungan personal sehingga banyak orang menolak mengubah penilaian awal mereka tentang orang lain bahkan ketika dihadapkan dengan bukti yang signifikan untuk sebaliknya.

e. Keterlibatan

Pada tahap berikutnya, jumlah orang yang terlibat lebih banyak dengan satu sama lain, keterlibatan mereka antara lain untuk membentuk ikatan dalam cahaya persahabatan.

f. Buildup

Selama tahap ini, orang mulai percaya dan peduli satu sama lain. Kebutuhan akan keintiman, kompatibilitas dapat dilakukan melalui proses penyaringan terhadap latar belakang dan tujuan bersama para pihak kan

yang pada gilirannya apakah relasi kita itu diputuskan sekarang dan di sini, apakah relasi ini harus diteruskan atau dihentikan.

g. Mutualistis

Menerangkan bahwa interaksi atau relasi antara lain bertujuan untuk memelihara keseimbangan hubungan, misalnya keseimbangan antara memberi dan menerima, apakah perilaku ini dipertahankan, diabaikan, atau malah dibubarkan saja. Rasa kebersamaan dan keterhubungan berkembang sedemikian rupa sehingga ketika seseorang melihat orang lain, tentu saja menimbulkan perasaan menyenangkan (tapi jarang sekuat cinta).

h. Tes

Pada tahap ini orang mungkin bertanya-tanya apakah relasi antarpribadi yang dibangun bergerak menuju keintiman atau malah merusak keintiman. Banyak relasi antarpribadi sangat ditentukan oleh bagaimana cara kita melibatkan orang lain dalam membangun komitmen. Pada umumnya, test awal dilakukan untuk mengetahui tingkat keterlibatan, setelah itu kita dapat menentukan apakah kita tetap bertahan dalam relasi tertentu atau pindah ke tahapan relasi berikutnya.

i. Keintiman

Para ahli membedakan empat bentuk keintiman yang berbeda:

1. Keintiman fisik, keintiman ini bersifat sensual karena kedekatan itu

pribadi seseorang yang dapat dinyatakan dengan memegang tangan, memeluk, mencium, membelai, dan aktivitas seksual lainnya.

2. Keintiman emosional, terutama dalam hubungan seksual, biasanya

berkembang setelah obligasi fisik yang telah ditetapkan. Hubungan

emosional “jatuh cinta”, ibarat melekat seperti dimensi biokimia,

yang didorong melalui reaksi dalam tubuh sebagai daya tarik seksual. Lowndes (1996) mengatakan bahwa dimensi sosial didorong oleh

“percakapan” yang mengikuti dari kedekatan fisik secara teratur atau

kesatuan.

3. Keintiman kognitif, keintiman kognitif atau intelektual terjadi ketika

dua orang saling bertukar pikiran, berbagi ide dan menikmati persamaan dan perbedaan antara pendapat mereka. Jika mereka dapat melakukam hal ini dengan cara yang terbuka dan nyaman, kemudian dapat menjadi sangat intim di daerah intelektual.

4. Keintiman eksperiensial, terjadi ketika dua orang berkumpul untuk

secara aktif melibatkan diri satu sama lain, mungkin berkata sangat sedikit satu sama lain, tidak berbagi setiap pikiran atau perasaan banyak, tapi yang terlibat dalam kegiatan bersama dengan satu sama lain.

j. Continuation

Pada tahapan ini, para pihak mulai mengikuti komitmen bersama untuk membangun persahabatan jangka panjang seperti terbentuknya hubungan romantic sampai ke jenjang pernikahan, proses ini umumnya

mengikuti periode panjang yang relatif stabil. Pada tahap ini pertumbuhan dan perkembangan menekankan pada rasa saling percaya menjadi penting untuk mempertahankan hubungan.

k. Komitmen Personal

Komitmen pribadi adalah bagaimana seseorang merasakan koneksi dia dengan orang lain yang dari waktu ke waktu selalu berusaha untuk mempertahankan kebersamaan dana relasi sosial. Ini merupakan cara di mana dua orang dalam relasi akan menyatakan kasih sayang mereka satu sama lain.

l. Batas Sosial

Pada awalnya relasi antarpribadi dibatasi oleh “social bonding”

batas-batas sosial di antara mereka. Pada tahap tertentu dua personal dapat memasuki dan melampaui tingkat interaksi antarpribadi dan memasuki tahap relasi antarpribadi, inilah tahap tersulit yang dihadapi oleh kedua orang itu.

m. Kecemasan

“Interpersonal relationships” tidak selalu mengalami sukacita dan

melahirkan rasa nyaman sampai tidak menghasilkan komitmen. Setiap orang dalam interaksi dan relasi antarpribadi mungkin selalu merasa khawatir akan menghadapi banyak masalah antarpribadi, inilah perasaan cemas. Sekurang-kurangnya ada tiga bentuk kecemasan antarpribadi; (1) cemas terhadap keamanan, (2) cemas terhadap pemenuhan kebutuhan afeksi, dan (3) cemas terhadap kehilangan semangat.

n. Deterioration

Pada tahap “deterioration” dua pihak, berdasarkan pengalaman mereka – ketika menghadapi beberapa jenis kecemasan – seperti rasa bosan, kebencian, dan ketidakpuasan yang terjadi, pada situasi ini mungkin sekali individu mulai mengurangi komunikasi dan menghindari pengungkapan diri. Mengapa? Masing-masing pihak merasa khawatir untuk menguatkan relasi karena takut kehilangan kepercayaan dan pengkhianatan yang dapat mengakibatkan pengakhiran relasi di antara mereka. Pada tahapan

“deterioration” ini para pihak secara bergantian menemukan beberapa cara

untuk menyelesaikan masalah dan membangun kembali kepercayaan di antara mereka.

o. Kerusakan Relasi

Relational Damage. Menggambarkan beberapa faktor yang mungkin

dianggap kecil namun dapat memengaruhi rusaknya relasi antarpribadi. Faktor-faktor tersebut misalnya, pelanggaran janji (janji sekecil apapun) yang dianggap sebagai suatu pengkhianatan besar.

p. Melemahnya Ikatan

Weakening Bonds. Ingat bahwa relasi antarpribadi tidak selalu

mengalami kerusakan karena hal-hal besar. Ikatan relasi antarpribadi yang pada awalnya kuat mungkin terkikis oleh perasaan bosan karena

melemahnya kekuatan dan komitmen yang “melanggar” batas-batas di antara mereka. Semua prediktor kerusakan itu melemah karena gangguan

seperti pekerjaan, hobi, atau relasi dengan orang-orang lain yang dianggap lebih memenuhi kebutuhan hubungan satu pihak.

q. Perbaikan

Bila kerusakan telah terjadi maka semua itu tidak lantas hilang begitu saja, artinya juga masih ada peluang bagi dua pihak untuk mencari upaya untuk memperbaikinya. Ada beberapa jenis “repair” terhadap relasi antarpribadi.

r. Perbaikan Intrapersonal

Setiap orang bisa saja mempersepsi orang lain dengan cara dia sendiri, atau meminta bantuan teman-teman dan konselor untuk memperbaiki persepsi dia terhadap orang lain. Bantuan orang lain ini diperlukan untuk

mengidentifikasi “racun” yang memengaruhi seseorang untuk membangun

persepsi negatif terhadap orang lain. Pertama yang harus dilakukan sebelum meminta orang lain memperbaiki persepsi adalah memperbaiki situasi intrapersonal sendiri. Hal ini untuk mencegah terjadinya beragam faktor pembentuk persepsi yang sudah kuat tertanam dalam diri sendiri. s. Perbaikan Antarpersonal

Proses perbaikan berikutnya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki tindakan tertentu yang telah merusak relasi antarpersonal/antarpribadi dengan orang lain. Perbaikan bisa dilakukan terhadap beberapa kekeliruan kecil yang mengganggu relasi, dan itu mungkin hanya bersifat sementara, namun harus dilakukan agar pihak lain

melihatnya sebagai suatu upaya ke arah perubahan untuk membangun relasi yang lebih baik.

t. Disolusi

Kerapkali kita menghadapi kenyataan bahwa meskipun kita tidak memperbaiki seluruh aspek yang mengganggu relasi antarpribadi namun kita dapat memperbaiki beberapa point tertentu, dan untuk itu harus ada usaha untuk memecahkan masalah tersebut, sekurang-kurangnya kita kembali pada level “cinta platonik”.

u. Pemisahan Intrapersonal

Merupakan sebagian dari proses pemisahan internal di mana setiap orang secara psikologis menjauhkan diri dari orang lain, memisahkan identitas dirinya dan melihat orang lain lebih jelas sebagai individu yang sejatinya harus dipisahkan.

v. Pemisahan Antarpersonal

Adalah semacam kesepakatan antara dua pihak untuk memisahkan diri baik secara fisik maupun menciptakan jarak psikologis yang semakin jauh. Jika satu orang tidak ingin memisahkan diri satu sama lain maka mungkin

satu pihak akan terus berusaha untuk “menempel” dan ini bisa

menimbulkan konflik. w. Pemisahan Sosial

Pada tahap ini memang semakin sulit dua pihak kembali pada tahap awal keintiman, artinya pemisahan tidak hanya pada tingkat intrapersonal dan antarpersonal tetapi juga pada tingkat sosial eksternal, di mana

teman-teman dan kenalan diberitahu bahwa dua pihak telah berpisah dan semua

yang lain diharapkan menerima situasi ini sebagai suatu kenyataan.14 x. Hubungan Timbal Balik antara Relasi dan Komunikasi Antarpribadi

Relasi antarpersonal atau antarpribadi dapat ditelusuri melalui, (1)

relational history, sebagai relasi yang dibentuk berdasarkan historis

tertentu, misalnya seorang pemuda dan pemudi yang telah berinteraksi antarpersonal secara teratur dan terus-menerus akan meningkatkan interaksi mereka ke arah relasi antarpersonal yang intim lalu memutuskan untuk menikah, (2) relational rules, terjadi ketia pasangan ini menemukan dan mengembangkan relasi berdasarkan status dan peranan mereka masing-masing dalam status pertunanganan di antara mereka yang berbasis pada aturan-aturan tertentu, dan (3) relational uniqueness, adalah relasi antarpersonal yang telah terbentuk di antara mereka berdua ini akan terus dikembangkan dengan memperhatikan, mendalami, dan memahami keunikan tertentu yang ditemui dalam relational rules jika ikatan emosional di antara mereka semakin intim maka mereka akan menikah untuk membentuk satu keluarga.

Komunikasi antarpersonal dapat terjadi jika ada relasi antarpersonal (interpersonal relationship), dan relasi antarpersonal itupun berawal dari bangunan interaksi tatap muka antarpersonal. Ini berarti pula bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi dari dua orang yang telah

14 Alo Liliweri, Komunikasi Antar-Personal, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2015), h. 357.

berada pada tahap interpersonal relationship, itupun sangat tergantung

pada konten dalam komunikasi antarpribadi. Jika “konten” dalam

komunikasi antarpribadi itu tidak menggambarkan situasi interpersonal

relationship maka interaksi antara dua orang itu tetap berada pada relasi

antarpersonal semata-mata, atau dengan kata lain komunikasi antarpribadi tidak efektif atau tidak tercapai.

Dokumen terkait