• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3 Konsep Mobilisasi Dini .1 Pengertian Mobilisasi Dini

2.3.3 Tahap-Tahap Mobilisasi pada Pasien Pasca Operasi

Mobilisasi pasca operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan pasca pembedahan dimulai dari latihan ringan di atas tempat tidur (latihan pernapasan, latihan batuk efektif, dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun

dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan keluar kamar (Smeltzer, 2001).

Tahap-tahap mobilisasi pada pasien pasca operasi meliputi (Cetrione, 2009 dalam Rismalia 2010) :

a. Pada saat awal (6 sampai 8 jam setelah operasi), pergerakan fisik bisa dilakukan di atas tempat tidur dengan menggerakkan tungkai yang bisa ditekuk dan diluruskan, mengkontraksikan otot-otot termasuk juga menggerakkan badan lainnya, miring ke kiri atau ke kanan.

b. Pada 12 sampai 24 jam berikutnya atau bahkan lebih awal lagi badan sudah bisa diposisikan duduk, baik bersandar maupun tidak dan fase selanjutnya duduk di atas tempat tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil digerak-gerakkan.

c. Pada hari kedua pasca operasi, rata-rata untuk pasien yang dirawat di kamar atau bangsal dan tidak ada hambatan fisik untuk berjalan, semestinya memang sudah bisa berdiri dan berjalan di sekitar kamar atau keluar kamar, misalnya ke toilet atau kamar mandi sendiri. Pasien harus diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa sesegera mungkin, hal ini perlu dilakukan sedini mungkin pada pasien pasca operasi untuk mengembalikan fungsi pasien kembali normal.

Gerakan-gerakan tersebut antara lain: 1. Latihan Nafas Dalam

Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri pasca operasi dan dapat membantu pasien relaksasi

sehingga pasien lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Selain itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam secara efektif dan benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini segera setelah operasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien (Majid, 2011). Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Lakukan dalam posisi yang sama seperti posisi anda di tempat tidur nanti setelah pembedahan: posisi semi-fowler, berbaring di tempat tidur dengan punggung dan bahu tersangga baik dengan bantal

2) Dengan tangan dalam posisi genggaman kendur, biarkan tangan berada di atas iga paling bawah, jari-jari tengan menghadap dada bagian bawah untuk merasakan gerakan

3) Keluarkan nafas dengan perlahan dan penuh bersamaan dengan gerakan iga menurun dan kedalam mengarah pada garis tengah

4) Kemudian ambil nafas dalam melalui hidung dan mulut anda, biarkan abdomen mengembang bersamaan dengan paru-paru terisi oleh udara. Tahan nafas ini dalam hitungan kelima.

5) Hembuskan dan keluarkan semua udara melalui hidung dan mulut anda 6) Ulangi 15 kali dengan istirahat singkat setelah setiap lima kali.

Gambar 1. Pernafasan Diafragmatik

2. Latihan Batuk Efektif

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami operasi dengan anstesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teranestesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien pasca operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut (Majid, 2011). Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :

1) Condong sedikit kedepan dari posisi duduk di tempat tidur, jalinkan jari-jari tangan, dan letakkan tangan melintang letak insisi untuk bertindak sebagai bebat ketika batuk

2) Dengan mulut agak terbuka, hirup nafas dengan penuh

3) “Hak”-kan keluar dengan keras dengan tiga kali nafas pendek

4) Kemudian dengan mulut tetap terbuka, lakukan nafas dalam dengan cepat dan dengan cepat batuk dengan kuat satu atau dua kali. Hal ini membantu

membersihkan sekresi dari dada. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan tetapi tidak akan membahayakan insisi.

Gambar 2. Latihan batuk

3. Latihan Gerak Sendi

Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga pasca operasi pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Pasien/keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien pasca operasi. Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga pasien akan lebih cepat kentut/flatus. Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan

pada perubahan posisi tubuh dan juga range of motion (ROM). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan secara mandiri.

Menurut Smeltzer and Bare (2002 ), latihan gerak sendi dilakukan secara bertahap meliputi:

a) Latihan Tungkai

1. Berbaring dalam posisi semi-fowler dan lakukan latihan sederhana berikut ini untuk memperbaiki sirkulasi

2. Bengkokkan lutut dan naikkan kaki – tahan selama beberapa detik, kemudian luruskan tungkai dan turunkan ke tempat tidur

3. Lakukan lima kali untuk tiap tungkai, kemudian ulang pada tungkai lainnya.

4. Kemudian buat lingkaran dengan kaki dengan membengkokkannya ke bawah , kedalam mendekat satu sama lain, ke atas, dan kemudian keluar

5. Ulangi gerakan ini lima kali

Gambar 4. Latihan kaki b) Miring

1. Miring ke salah satu sisi dengan bagian paling atas tungkai fleksi dan disangga di atas bantal.

2. Raih pagar tempat tidur sebagai alat bantu untuk manuver ke samping. 3. Lakukan pernafasan diafragmatik dan batuk ketika anda miring. c) Turun dari Tempat Tidur

1. Miring ke salah satu sisi.

2. Dorong tubuh anda ke atas dengan satu tangan ketika mengayunkan tungkai anda turun dari tempat tidur.

Dokumen terkait