• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan dalam Penelitian Tindakan untuk Mahasiswa

BAB VI PENELITIAN TINDAKAN UNTUK MAHASISWA

2. Tahapan dalam Penelitian Tindakan untuk Mahasiswa

Berbeda dengan penelitian tindakan guru, penelitian tindakan mahasiswa dimulai dengan perancangan sebuah model yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Perancangan model tersebut dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dari teori tertentu sehingga model yang dikembangkan tersebut dapat diterima secara ilmiah. Pengembangan model yang didasari oleh prinsip-prinsip dari teori tersebut memerlukan uji ahli sebelum diujicobakan di kelas dan tim ahli dapat berasal dari praktisi atau ilmuwan di bidangnya. Perancangan awal dari model sudah dikembangkan secara teoritis sebelum mahasiswa turun ke lapangan penelitian untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, sebelum mengadakan seminar proposal dari penelitian tindakannya, seorang mahasiswa sudah mempunyai desain yang sudah divalidasi oleh tim ahli dalam bidang yang relevan. Dalam seminar proposal diharapkan akan diperoleh masukan tentang model yang dikembangkan, data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan analisis yang digunakan untuk menguji efektifitas model dalam menciptakan pembelajaran yang efektif.

Pengembangan model dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, pengembangan model dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar dari teori dalam pembelajaran dan kemudian diformulasikan ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Kedua, pengembangan model dapat pula dilakukan dengan memodifikasi dari model yang sudah ada. Dengan merujuk ke sebuah teori atau beberapa teori, mahasiswa dapat melakukan penyempurnaan dari sebuah model dan modifikasi tersebut berupa penyempurnaan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang dipaparkan. Ketiga, usaha pengembangan model secara minimal dapat pula dilakukan dengan mengetrapkan sebuah model dalam kelas, kemudian mengidentifikasikan hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran, dan kemudian menyempurnakan model tersebut melalui penelitian tindakan. Jadi, penelitian tindakan untuk mahasiswa bukan sebuah penelitian untuk menguji apakah sebuah model dapat meningkatkan hasil dan proses belajar atau tidak, dan juga bukan sebuah penelitian untuk menguji apakah suatu model dapat dilaksanakan di kelas atau tidak. Namun, tujuan dari penelitian tindakan mahasiswa adalah menemukan sebuah model untuk pembelajaran yang efektif yang dilaksanakan dengan sebuah metodologi ilmiah melalui tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan.

Langkah II: Pra Penelitian

Seorang mahasiswa yang melakukan penelitian dengan pendekatan PTK harus mengajar dengan model yang telah disiapkan dan pada saat yang bersamaan mahasiswa tersebut melakukan penelitian tindakan. Dalam penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru identifikasi masalah merupakan hasil pengamatan dari proses pembelajaran sehari-hari; dalam penelitian tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa identifikasi masalah diperoleh melalui pelaksanaan pengajaran di kelas

yang dilaksanakan dalam sebuah siklus PTK. Pelaksanaan pembelajaran oleh mahasiswa dalam siklus pertama dapat disebut sebagai sebuah tahapan awal untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran yang dilaksanakan melalui model yang dikembangkannya. Tahapan- tahapan dari penelitiannya dilaksanakan dengan seksama mengikuti kaidah-kaidah ilmiah yang dianjurkan dalam penelitian tindakan. Jika dalam penelitian tindakan guru dalam siklus pertama ini guru sudah melakukan tindakan perbaikan untuk proses pembelajarannya, bagi mahasiswa siklus ini merupakan tahapan awal untuk mengidentifikasikan masalah pembelajaran dalam sebuah kelas yang diajar melalui model yang dikembangkannya. Oleh karena itu, siklus yang pertama dalam penelitiannya lebih berfungsi sebagai pra penelitian dalam penelitian tindakan mahasiswa.

Pada tahapan pra penelitian ini seorang mahasiswa melakukan persiapan untuk melakukan pembelajaran dengan model yang dikembangkan dan tahapan ini dikenal dengan istilah

perencanaan dalam sebuah siklus, kemudian proses pembelajaran di kelas adalah pelaksanaan, pada waktu mengajar dilaksanakan atau setelah mengajar selesai proses pengumpulan data dilakukan untuk memotret proses pembelajaran yang sudah terjadi, yaitu pengamatan, dan berdasarkan data yang diperoleh dilakukan proses analisis yang dikenal dengan refleksi untuk mengidentifikasikan masalah yang terkait dengan model yang dikembangkan. Jadi, pra penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan-tahapan dalam sebuah siklus untuk mengidentifikasikan masalah dalam pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model yang diteliti.

Langkah III: Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian tindakan mahasiswa dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran dalam siklus. Dengan pembelajaran yang dilaksanakan dalam beberapa siklus, kita dapat mengidentifikasikan kelemahan dari model yang dikembangkan dan memperbaiki model tersebut berdasarkan kelemahan yang diidentifikasikan melalui pengamatan. Dengan selalu mengidenfikasikan kelemahan dalam sebuah siklus dan kemudian selalu memperbaiki model tersebut pada siklus berikutnya, penelitian tersebut akan menghasilkan sebuah model yang secara empiris lebih efektif dalam pembelajaran. Pada tahapan ini proses pengumpulan data, analisis data dan refleksi terjadi bersamaan karena ketiga proses tersebut silih berganti dari satu siklus ke siklus berikutnya. Proses refleksi dari satu siklus ke siklus berikutnya dilakukan dengan merujuk pada teori-teori pembelajaran yang dijadikan dasar pembentukan konstruk dari model yang dikembangkan. Jadi, pembelajaran dalam siklus berperan sebagai alat pengumpulan data untuk penelitian tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini sangat berbeda dengan penelitian tindakan guru dimana pembelajaran dalam siklus tersebut merupakan hasil penelitiannya.

Untuk mengumpulkan data yang terkait dengan seluruh proses pembelajaran beserta hasilnya, dalam penelitian tindakan ini dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam pendekatan kualitatif. Alat ukur yang dikembangkan tersebut harus mempunyai tingkat kepercayaan yang dapat diandalkan. Meminjam istilah dalam penelitian kuantitatif, alat ukur tersebut harus diukur tingkat validitas dan reliabilitasnya (Setiyadi, 2006b, hlm. 16 – 26). Karena penelitian tindakan kelas dapat dikategorikan ke dalam penelitian kualitatif, alat ukurnya harus

Penel it ian Tindakan unt uk Mahasiswa 59

diyakini dapat digunakan untuk mendapatkan data yang memenuhi aspek-aspek sebagai berikut (Setiyadi, 2006b, hlm. 225-228), yaitu: kredibilitas (identik dengan validitas eksternal untuk penelitian kuantitatif), transferabilitas (identik dengan validitas eksternal untuk penelitian kuantitatif), konsistensi (identik dengan reliabilitas untuk penelitian kuantitatif) dan keseimbangan (identik dengan obyektifitas untuk penelitian kuantitatif).

Langkah IV: Pelaporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian tindakan mahasiswa dapat berupa skripsi untuk Program Sarjana, tesis untuk Program Magister atau desertasi untuk Program Doktor. Untuk masing-masing program belum ada format yang baku dan berlaku untuk seluruh lembaga sehingga antara program yang satu dengan program lainnya dalam satu lembaga atau program yang sama antara lembaga yang berbeda belum tampak jelas perbedaannya. Perbedaan tersebut bukan hanya terjadi dalam format laporannya tetapi lebih serius lagi bahwa perbedaan tersebut terjadi pada kualitas, yaitu ketepatan dan kedalaman dari hasil pembahasannya. Sangat mungkin terjadi bahwa karya tulis seorang magister dari sebuah lembaga tidak berbeda dengan karya tulis seorang sarjana dari lembaga lain. Oleh karena itu, format laporan dan kualitas karya tulis ilmiah untuk penelitian tindakan mahasiswa perlu memperhatikan tradisi yang berlaku di program atau di lembaga dimana mahasiswa tersebut menyelesaikan tugas belajarnya.

Seperti yang disampaikan pada Bab VII, laporan penelitian dapat dikategorikan ke dalam tiga format, yaitu format karya ilmiah, format guru kelas dan format evaluasi program. Laporan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dikategorikan ke dalam format karya ilmiah. Dengan laporan penelitian yang menggunakan format karya ilmiah tersebut, laporan penelitian harus berisi pembahasan yang ilmiah atas temuan yang dihasilkan dalam penelitian tindakannya. Dengan kata lain, kesimpulan atas pembahasannya harus dikaitkan dengan teori tertentu dan dikaitkan dengan hasil penelitian lain yang relevan. Peneliti harus menunjukkan kesamaan atau perbedaan dengan hasil penelitian yang relevan dan menjelaskan secara ilmiah atas perbedaan atau persamaan dengan hasil penelitian yang relevan tersebut.

Dokumen terkait