• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.4 Tahapan Penelitian

perubahan kadar air yang melebihi 0,1%. Setelah itu dilakukan perendaman selama 24Β±4 jam dalam air.

3) Setelah perendaman, buang air rendaman dan pastikan tidak terdapat butiran yang terbuang, letakkan agregat pada pan kemudian dikeringkan di udara panas sampai mencapai jenuh permukaan.

4) Masukkan 500 gr benda uji ke dalam piknometer dan masukkan air sampai terisi sekitar 90% isi piknometer.

5) Pada kondisi miring, putarkan piknometer yang berisi agregat halus dan air kearah kiri dan kearah kanan sampai gelembung udara yang terdapat pada agregat hilang.

6) Timbang berat piknometer, agregat halus beserta air dan catat hasilnya.

7) Dengan menggunakan pan, letakkan agregat halus dari piknometer kemudian keringkan dalam oven dengan suhu (110Β±5)ΒΊC selama 24 jam.

8) Timbang piknometer dalam keadaan kosong kemudian catat beratnya.

9) Setelah 24 jam dalam oven, keluarkan agregat lalu timbang dan catat beratnya.

10) Berat jenis curah, berat jenis jenuh kering permukaan, berat jenis semu dan penyerapan air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

a) Berat jenis curah, gram/cm3

= 𝐡𝐾

𝐡+500βˆ’π΅π‘‘ (4.1) b) Berat jenis jenuh kering permukaan

= 500

𝐡+500βˆ’π΅π‘‘ (4.2) c) Berat jenis semu

= 𝐡𝐾

𝐡+π΅π‘˜βˆ’π΅π‘‘ (4.3) d) Penyerapan air

= 500βˆ’π΅π‘˜

π΅π‘˜ π‘₯ 100% (4.4) b. Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus

Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus merupakan hasil benda uji yang lolos dalam saringan 4,75 mm (No.4). langkah-langkah pengujian Analisa saringan agregat halus adalah sebagai berikut:

1) Keringkan benda uji menggunakan oven dengan suhu (110Β±5)ΒΊ C hingga berat benda uji tetap.

2) Keluarkan benda uji dari oven kemudian di inginkan.

3) Susun saringan dimulai dari ukuran terbesar ke terkecil dengan ukuran saringannya meliputi 9,5 mm; 4,75 mm (No. 4); 2,36 mm (No. 8); 1,18 mm (No. 16); 0,600 mm (No. 30); 0,300 mm (No. 50); 0,150 mm (No.

100), dan pan.

4) Masukkan benda uji kedalam saringan dari ukuran terbesar menuju terkecil kemudian lakukan proses penyaringan dengan bantuan mesin ayak, lakukan proses penyaringan selama 10-15 menit.

5) Ambil benda uji yang tersaring pada setiap ukuran saringan lalu letakan diatas pan untuk ditimbang dan dicatat beratnya.

c. Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak kandungan lumpur yang ada dalam pasir. Adapun langkah-langkah dari pengujian kadar lumpur agregat halus berdasarkan BSN (1990), sebagai berikut:

a. Langkah pertama pasir dan gelas ukur 1000 ml di siapkan untuk pengujian.

b. Lalu pasir yang sudah disiapkan dimasukan ke dalam gelas ukur sebanyak 1000 ml.

c. Kemudian air dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi pasir.

d. Setelah itu gelas ukur yang berisi pasir dab air digoyangkan hingga tercampur. Lalu di diamkan selama 24 jam.

e. Setelah itu di ukur tinggi lumpur yang mengendap diatas pasir.

f. Langkah terakhr menghitung kandungan lumpur yang berada di pasir.

Berikut beberapa pengujian agregat kasar (batu apung dan batu pecah) yang dilakukan, sebagai berikut:

a. Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar (batu apung dan batu pecah)

Pengujian ini merupakan pengujian dimana benda uji tidak lolos pada saringan 4,75 mm (N0.4). Langkah-langkah pengujian Analisa saringan agregat kasar adalah sebagai berikut.

1) Keringkan benda uji menggunakan oven dengan suhu (110Β±5)ΒΊC hingga berat benda uji tetap.

2) Keluarkan benda uji dari oven kemudian di dinginkan.

3) Susun saringan dimulai dari ukuran terbesar ke terkecil dengan ukuran saringannya meliputi 9,5 mm; 4,75 mm (No. 4); 2,36 mm (No.8); 1,18 mm (No. 16); 0,600 mm (No. 30); 0,300 mm (No. 50); 0,150 mm (No.

100), dan pan.

4) Masukaan benda uji kedalam saringan dari ukuran terbesar menuju terkecil kemudian lakukan proses penyaringan dengan bantuan mesin ayak, lakukan proses penyaringan selama 10-15 menit.

5) Ambil benda uji yang tersaring pada setiap ukuran saringan lalu letakan diatas pan untuk ditimbang dan dicatat beratnya.

6) Setelah mendapat hasil pengukuran dari berat masing-masing benda ujiyang tersaring, hitung Modulus Halus Butir (MHB) untuk agregat dengan menggunakan persamaan berikut :

MHB = βˆ‘π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘›π‘”π‘”π‘– π‘˜π‘’π‘šπ‘’π‘™π‘Žπ‘‘π‘–π‘“ 100

b. Pengujian berat volume padat/gembur kasar (batu apung dan batu pecah)

Untuk langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :

1) Keringkan benda uji menggunakan oven dengan suhu (110Β±5)ΒΊC hingga berat benda uji tetap.

2) Keluarkan benda uji dari oven kemudian di dinginkan.

3) Laukukan pengukuran pada silinder, kemudian catat dimensi dan beratnya.

4) Pada pengujian berat volume padat, agregat halus dimasukkan ke dalam silinder ukur sebanyak 1/3 bagian dari tinggi silinder dan setiap bagian ditumbuk 25 kali secara merata, kemudian lakukan hingga volume penuh.

5) Pada pengujian berat volume gembur, agregat halus dimasukkan ke dalam silinder ukur sampai terisi penuh tanpa pemadatan secara ditumbuk kemudian ratakan.

6) Lakukan penimbangan berat terhadap silinder ukur yang sudah terisi benda uji dan catat beratnya.

7) Berat volume di hitung menggunakan dari hasil penimbangan.

c. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar (batu apung dan batu pecah)

Untuk langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

1) Pastikan benda uji bersih dari kotoran pada permukaan dengan dicuci terlebih dahulu.

2) Keringkan benda uji pada oven dengan suhu (110Β±5)ΒΊC, setelah itu dinginkan selama 3 jam.

3) Setelah mencapai kondisi SSD, timbang agregat sebanyak 500 gr kemudian ditempatkan dalam keranjang dan dicelupkan kedalam air.

Catat beratnya.

4) Letakkan agregat pada pan, lalu keringkan selama Β±24 jam didalam oven.

5) Setelah 24 jam, keluarkan agregat lalu timbang dan catat beratnya.

6) Berat jenis curah, berat jenis jenuh kering permukaan, berat jenis semu dan penyerapan air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

a) Berat jenis curah (bulk specific grafity)

= 𝐡𝐾

π΅π‘—βˆ’π΅π‘Ž (4.5) b) Berat jenis jenuh kering permukaan (SSD)

= 𝐡𝑗

π΅π‘—βˆ’π΅π‘Ž (4.6) c) Berat jenis semu (apparent specific gravity)

= 𝐡𝐾

π΅π‘˜βˆ’π΅π‘Ž (4.7) d) Penyerapan

= π΅π‘—βˆ’π΅π‘˜

π΅π‘˜ π‘₯ 100% (4.8) 4.4.2 Pembuatan Benda Uji

Dalam pembuatan benda uji beton ini bahan-bahan yang di butuhkan yaitu air, semen, pasir merapi, batu pecah (clereng), batu apung (pumice) dari daerah Sumbawa dan sica fume sebagai bahan tambah. Bahan-bahan tersebut sudah dilakukan dan lolos spesifikasi. Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan benda uji:

a. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan untuk melakukan penelitian.

b. Lalu bahan yang di butuhkan di timbang sesuai perencana campuran beton (mix design).

c. Batu pecah, dan pasir di masukkan ke dalam mixer terlebih dahulu, lalu di aduk sampai merata. Lalu batu apung (pumice) dan silica fume sebagai bahan tambah di masukkan ke dalam mixer sesuai dengan persenan variasi yang telah di rencanakan. Lalu di aduk kembali hingga semua bahan material tercampur.

Setelah itu air di masukkan secara bertahap sampai merata dan di dapatkan campuran yang homogen.

d. Setelah campuran merata dan homogen, lalu adukan beton segar di keluarkan dari mixer dengan cara menuangkannya ke dalam ember.

e. Setelah itu menentukkan nilai slump dengan cara adukan beton segar dimasukkan ke dalam kerucut abrams sebanyak 1/3 dari volume kerucut abrams, lalu di tusuk-tusuk menggunakan tongkat penumbuk sebanyak 25 kali.

Hal ini dilakukan untuk lapisan kedua dan ketiga sampai penuh. Setelah itu kerucut abrams di angkat dengan hati-hati tanpa gerakan lateral atau torsional.

Kemudian penurunan beton segar di ukur menggunakan penggaris atau meteran.

f. Setelah nilai slump di dapatkan, lalu adukan beton segar di masukkan ke dalam cetakan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. pengisian beton segar dilakukan secara bertahap. 1/3 volume silinder, pengisian beton segar harus di tumbuk menggunakan tongkat penumbuk sebanyak 25 kali. Hal ini di lakukan

untuk lapisan kedua dan ketiga sampai penuh. Hal tersebut di lakukan agar beton dapat terisi dengan padat.

g. Kemudian cetakan yang sudah terisi penuh di beri tanda, seperti tanggal pengecoran, kode beton, dan umur beton.

h. Setelah 24 jam, benda uji dapat di lepas dari cetakan silinder.

i. Lalu benda uji di timbang untuk mendapatkan berat dari masing-masing benda uji. Kemudian perawatan beton (curring) di lakukan di dalam bak yang berisi air.

Sampel uji ini memliki bentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, sampel uji dalam penelitian ini di gunakan untuk pengujian Kuat Tekan Beton dan Kuat Tarik Belah Beton. Standar yang digunakan dalam pembuatan benda uji berdasarkan SNI-2493-2011 tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium dengan umur pengujian selama 28 hari. Berdasarkan penjelasan tersebut, di dapatkan jumlah benda uji dari variasi penambahan bahan tambah yang dapat di lihat pada Tabel 4.1 di halaman selanjutnya.

Tabel 4.1 Rician Sampel Pengujian Beton

Jenis Pengujian

Kode Sampel

Persentase penggunaan Batu Apung

(%)

Persentase penggunaan Silica Fume

(%)

Jumlah Sampel

Total Sampel

Kuat Tekan Beton Ringan

A (Beton Normal)

0% 0% 5

35

A1 0% 10% 5

A2 10% 10% 5

A3 20% 10% 5

A4 30% 10% 5

A5 40% 10% 5

A6 50% 10% 5

Kuat Tarik belah Beton Ringan

A (Beton Normal)

0% 0% 5

35

A1 0% 10%

A2 10% 10% 5

A3 20% 10% 5

A4 30% 10% 5

A5 40% 10% 5

A6 50% 10% 5

Total Sampel 70

4.4.3 Perawatan Benda Uji

Pada pengujian ini, perawatan benda uji dilakukan dengan cara direndam di dalam bak air yang bersumber dari Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Perendam benda uji di lakukan setelah benda uji mengeras atau final setting. Perawatan benda uji di maksudkan untuk mendapatkan kuat tekan

beton yang tinggi, agar proses hidrasi selanjutnya tidak terganggu dan untuk memperbaiki mutu.

4.4.4 Pengujian Benda Uji

Pengujian kuat tekan beton ini berdasarkan pada standar yang berlaku (BSN, 2011). Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai Kuat Tekan Beton dan Kuat Tarik Belah Beton pada umur beton 28 hari. Adapun langkah-langkah pengujian benda uji, yaitu :

a. Beton di keluarkan dari dalam rendaman sehari sebelum pengujian kuat tekan beton.

b. Beton yang akan di uji di ukur dimensinya menggunakan kaliper dengan ketelitian 0,05 mm.

c. Beton yang sudah di ukur di masukkan ke dalam mesin uji tekan Concrete Compression Tester Machine. Kemudian mesin tersebut di jalankan.

d. Pembebanan di hentikan ketika beton mengalami kerusakan, lalu beton di keluarkan dari mesin uji tekan Concrete Compression Tester Machine.

e. Setelah itu di dapatlah nilai Kuat Tekan Beton dan Kuat Tarik Belah Beton.

Dokumen terkait