• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Perkembangan Sungai

Dalam dokumen 4 PROSES PROSES GEOLOGI (Halaman 29-37)

4.5. Bentangalam Eksogenik

4.5.4. Tahapan Perkembangan Sungai

Tahapan perkembangan suatu sungai dapat dibagi menjadi 5 (tiga) stadia, yaitu stadia sungai awal, satdia muda, stadia dewasa, stadia tua, dan stadia remaja kembali (rejuvination). Adapun ciri-ciri dari tahapan sungai adalah sebagai berikut:

1. Tahapan Awal (Initial Stage).

Tahap awal suatu sungai seringkali dicirikan oleh sungai yang belum memiliki orde dan belum teratur seperti lazimnya suatu sungai. Air terjun, danau, arus yang cepat dan gradien sungai yang bervariasi merupakan ciri-ciri sungai pada tahap awal. Bentangalam aslinya, seringkali memperlihatkan ketidakteraturan, beberapa diantaranya berbeda tingkatannya, arus alirannnya berasal dari air runoff ke arah suatu area yang masih membentuk suatu depresi (cekungan) atau belum membentuk lembah. Sungai pada tahapan awal umumnya berkembang di daerah dataran pantai (coastal plain) yang mengalami pengangkatan atau

diatas permukaan lava yang masih baru / muda dan gunungapi, atau diatas permukaan pediment dimana sungainya mengalami peremajaan (rejuvenation).

2. Tahapan Muda.

Sungai yang termasuk dalam tahapan muda adalah sungai-sungai yang aktivitas aliran sungainya mengerosi kearah vertikal. Aliran sungai yang menmpati seluruh lantai dasar

suatu lembah. Umumnya profil lembahnya membentuk seperti huruf ”V”. Air terjun dan

arus yang cepat mendominasi pada tahapan ini.

3. Tahapan Dewasa

Tahap awal dari sungai dewasa dicirikan oleh mulai adanya pembentukan dataran banjir secara setempat setempat dan semakin lama semakin lebar dan akhirnya terisi oleh aliran sungai yang berbentuk meander, sedangkan pada sungai yang sudah masuk dalam tahapan dewasa, arus sungai sudah membentuk aliran yang berbentuk meander, penyisiran kearah depan dan belakang memotong suatu dataran banjir (flood plain) yang cukup luas sehingga secara keseluruhan ditempati oleh jalur-jalur meander. Pada tahapan ini aliran arus sungai sudah memperlihatkan keseimbangan antara laju erosi vertikal dan erosi lateral dan profil sungainyasudah berubah dari bentuk ”V” kebentuk ”U”.

4. Tahapan Tua.

Pada tahapan ini dataran banjir diisi sepenuhnya oleh meander dan lebar dari dataran banjir akan beberapa kali lipat dari luas meander belt. Sungai pada tahapan ini dicirikan oleh arah erosi lateral yang dominan serta banyaknya rawa-rawa. Profil sungai pada sungai tahapan

tua membentuk seperti huruf ”U”.

5. Peremajaaan Sungai (Rejuvenation)

Setiap saat dari perkembangan suatu sungai dari satu tahap ke tahap lainnya, perubahan mungkin terjadi dimana kembalinya dominasi erosi vertikal sehingga sungai dapat diklasifikasi menjadi sungai dalam tahapan muda. Sungai dewasa dapat mengalami pengikisan kembali ke arah vertikal untuk kedua kalinya karena adanya pengangkatan dan proses ini disebut dengan perenajaan sungai. Proses peremajaan sungai adalah proses terjadinya erosi ke arah vertikal pada sungai berstadia dewasa akibat pengangkatan dan stadia sungai kembali menjadi stadia muda.

Gambar 4-40 Pola perubahan bentuk alur sungai yang semula linear menjadi bentuk meander. Proses perubahan sungai dari linear ke meander disebabkan oleh perubahan sifat erosi dari erosi vertikal ke erosi lateral.

Gambar 4-41 Proses perkembangan sungai oleh aktivitas gerusan arus sungai yang membentuk pola aliran meander dan oxbow lake.

Stadia Awal Stadia Muda

Stadia Muda Stadia Dewasa

Stadia Tua Stadia Rejuvination

Gambar 4-42 Stadia sungai : stadia awal, stadia muda, stadia dewasa, dan stadia tua dan stadia rejuvination.

4.5.5. Bentuk Bentuk Morfologi Sungai.

Morfologi sungai adalah bentuk bentuk bentangalam yang terbentuk oleh aktivitas dan proses fluviatil. Material material yang berukuran pasir kasar hingga kerikil akan terakumulasi disepanjang saluran sungai, yaitu disepanjang aliran air yang terdalam atau disepanjang aliran/arus yang terkuat karena pada kecepatan arus yang tinggi butiran-butiran sedimen yang lebih halus a kan terbawa arus. Endapan material tersebut dikenal sebagai Gosong Pasir (Bar). Ke arah bagian tepi saluran sungai,

terendapkan sebagai endapan Tekuk Sungai (Point bar). Selama banjir, dataran banjir akan digenangi air yang memungkinkan butiran-butiran sedimen yang lebih halus diendapkan dan semakin jauh dari alur sungai butiran sedimen yang diendapkan semakin halus lagi, daerah dataran banjir dikenal sebagai bentangalam Dataran Banjir (Flood plain). Kebanyakan dari daerah dataran banjir tersusun dari endapan pasir dan lumpur, sedangkan pasir yang kasar diendapkan ditepi saluran sungai utama dan dikenal sebagai Tanggul-alam (Levees), yaitu akumulasi endapan yang sejajar dengan arah saluran sungai. Pada gambar 4-28 diperlihatkan beberapa bentuk bentangalam (morfologi) hasil dari proses fluviatil (sungai) antara lain adalah:

1. Morfologi Kipas Aluvial (Alluvial Fan)

Morfologi Kipas Aluvial adalah bentangalam yang menyerupai bentuk kipas, umumnya terbentuk dibagian kaki lereng suatu perbukitan dan biasanya berada di daerah yang beriklim arid. Kipas alluvial terbentuk pada sungai yang mengalir dari suatu berbukitan dengan gradien lereng yang curam ke arah lereng yang landai dari suatu dataran dan material material lepas yang diangkut oleh air sungai diendapkan.

2. Morfologi Sungai Bersirat (Braided-streams)

Morfologi Sungai Bersirat merupakan bentuk bentangalam hasil dari proses pengendapan yang disebabkan oleh saluran air sungai yang berpindah-pindah. Sungai teranyam umunya berkembang di daerah tekuk lereng dan terjadi karena adanya perubahan kecepatan arus dari arah lereng yang kuat berubah menjadi lambat ketika sampai kemedan yang relatif datar. Hal ini yang membuat saluran air selau berpindah pindah sesuai dengan perkembangan arusnya.

3. Morfologi Tekuk Sungai (Pointbar Rivers)

Morfologi Point Bar adalah bentuk bentangalam yang berada pada kelokan sungai bagian dalam yang merupakan hasil pengendapan sungai pada bagian dalam dari suatu kelokan sungai (meander).

4. Morfologi Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)

Morfologi Danau Tapal Kuda adalah bentangalam yang berupa danau yang bentuknya menyerupai tapal kuda. Bentuk tapal kuda berasal saluran air sungai yang telah ditinggalkan dikarenakan terjadinya pemotongan meander sungai. Akibat dari pemotongan ini menyebabkan meander terisolasi dari saluran utamanya dan pada a khirnya membentuk danau.

5. Morfologi Gosongpasir (Bar rivers)

Morfologi Gosongpasir merupakan bentangalam yang berbentuk daratan disepanjang suatu saluran sungai sebagai hasil pengendapan material yang diangkut sungai. Pengendapan yang terjadi di tengah saluran sungai disebabkan oleh ukuran dan masa jenis material yang diangkut air sungai dengan kecepatan arus air. Ketika kecepatan arus air melemah maka material sedimen yang bermasa jenis lebih besar akan diendapkan didalam saluran yang pada akhirnya akan membentuk daratan.

6. Morfologi Undak Sungai (Terrace Rivers)

Morfologi Undak Sungai terjadi oleh erosi vertikal yang lebih dominan dibandingkan erosi lateral. Undak undak sungai dapat terjadi pada sungai yang mengalami pengangkatan kembali sehingga gaya erosi vertikal kembali bekerja. Undak sungai tersusun dari endapan aluvial yang membentuk morfologi datar.

7. Morfologi Tanggul Alam (Levee)

Morfologi Tanggul Alam adalah bentangalam yang berbentuk tanggul dan sejajar dengan arah saluran sungai, merupakan akumulasi dari endapan material berbutir kasar saat air sungai melimpah keluar saluran.

Air Terjun (Water Falls) Air Terjun (Water Falls)

Gosongpasir (Bar River) Gosongpasir (Bar River)

Kipas Aluvial (Alluvial Fan) Kipas Aluvial (Alluvial Fan)

Dataran Banjir (Floodplain) Dataran Banjir (Floodplain)

Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake) Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)

Tekuk Sungai (Point Bar) Tekuk Sungai (Point Bar)

Meandering Rawa Belakang

Crevasse Crevasse

Tanggul Alam (Levee) Tanggul Alam (Levee)

Undak Sungai (Terrace River) Undak Sungai (Terrace River)

Gambar 4-43 Berbagai bentuk morfologi sungai, antara lain Kipas Aluvial, Sungai Teranyam, Point Bar, Gosongpasir, dan Undak Sungai., Danau Tapal Kuda, Delta.

Dalam dokumen 4 PROSES PROSES GEOLOGI (Halaman 29-37)

Dokumen terkait