• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PEMBAHASAN IV.1 Real World Activity Case 1 Chapter1 : IV.1 Real World Activity Case 1 Chapter1 :

5. TAKSI VOUCHER;

Selain meluncurkan fasilitas yang memudahkan pelanggannya dalam melakukan order melalui sms, Blue Bird juga memberikan fasilitas yang memudahkan para pelanggannya dalam hal pembayaran. Kini para pelanggan Blue Bird tidak lagi diharuskan membayar jasa taksi Blue Bird dengan uang tunai, karena saat ini terdapat fasilitas taksi voucher yang dapat digunakan untuk membayar jasa taksi Blue Bird sebagai pengganti uang tunai.

Untuk dapat menggunakan fasilitas ini, pelanggan terlebih dahulu harus mengisi formulir taksi voucher melalui website Blue Bird Group. Dalam formulir tersebut para pelanggan juga harus mendaftarkan kartu kredit apa yang akan digunakan untuk pembayaran jasa taksi, karena dalam penggunaan fasilitas taksi voucher ini pembayaran akan secara otomatis dipotong dari rekening kartu kredit yang didaftarkan. Voucher yang diterima oleh Blue Bird Group juga bertindak sebagai tanda terima dan akan dikembalikan kepada para pelanggan pada setiap akhir bulan.

Keuntungan yang dapat dirasakan oleh pelanggan dalam menggunakan taksi voucher ini adalah keefektifan dalam penggunaan uang tunai dan juga untuk menghemat waktu yang berharga pada saat masuk dan keluar kendaraan.

c) PT Cahaya Sakti Multi Intraco (Olympic)

PT Cahaya Sakti Multi Intraco merupakan produsen furnitur merek Olympic yang selama 22 tahun terakhir ini menjadi pemain utama dalam bisnis furnitur di Indonesia. Ambisinya untuk terus mempertahankan posisinya sebagai penguasa pasar telah mendorong mereka bergerak lebih cepat dalam memperbaiki pengelolaan sistem informasi yang selama ini simpang-siur di lingkungannya.

Gambar 8. Logo Olympic Furniture

Sejak 2001, perusahaan ini telah menerapkan sistem Enterprise Resources Planning (ERP), yang tujuannya untuk mengelola seluruh sumber daya perusahaan secara maksimal. Intinya adalah mengintegrasikan seluruh informasi di dalam perusahaan, diantaranya termasuk informasi mengenai keuangan, penjualan, distribusi, dan inventori. Implementasi TI yang menghabiskan 3% dari total pendapatan perusahaan pada 2001 atau senilai Rp305 miliar ini berhasil go live pada 2002.

Kini data penjualan dan stok barang bisa diperoleh lebih cepat, penyusunan laporan keuangan pun kini menjadi semakin cepat dan terpercaya. Jika dulu laporan keuangan baru bisa diperoleh sekitar tanggal 15 setiap bulannya, kini pada tanggal 2 laporan itu sudah ada di meja direksi.

Komunikasi antarcabang yang kini berjumlah 50 itu pun menjadi makin cepat. Maka tak heran jika biaya komunikasi bisa dipangkas hingga 50%-nya. Hal yang paling menggembirakan tentu saja peluang untuk mengontrol stok barang, dimana sejak diberlakukannya sistem teknologi informasi melalui penerapan ERP, dapat memotong beban inventori hingga Rp.40 miliar per bulan. Ini jelas hasil yang menggembirakan bagi manajemen Olympic, yang terus berambisi untuk menjadi penguasa pasar.

d) LG Electronics, Inc

LG Electronics, Inc (LG) merupakan pemimpin global dan inovator dalam teknologi elektronik konsumen, komunikasi mobile dan home appliances.LG mempekerjakan lebih dari 84.000 orang yang bekerja di 112 operasi termasuk 81 anak perusahaan di seluruh dunia. Pada tahun 2008, penjualan secara global mencapai $ 44.7 milyar, LG terdiri dari lima unit bisnis – Home Entertainment, Mobile Communications, Home Appliance, penyejuk udara dan Business Solutions. LG adalah salah satu terkemuka di dunia produsen panel datar TV, produk audio dan video, mobile handset, AC dan mesin cuci.

LG Electronics didirikan pada tahun 1958 dan sejak itu memimpin jalan ke era digital yang maju berkat keahlian teknologi manufaktur yang diperoleh

oleh banyak home appliances seperti radio dan TV. PT LG Electronics telah meluncurkan banyak produk baru, diterapkan teknologi baru dalam bentuk perangkat mobile dan TV digital di abad 21 dan terus memperkuat statusnya sebagai perusahaan global.

Gambar 9. Logo LG Electronics

PT LG Electronics Indonesia memiliki suatu portal yang terdiri dari sistem-sistem yang dapat diakses oleh semua pegawai PT LG Electronics Indonesia yang berada di seluruh Indonesia. Portal tersebut dinamakan LG Electronics Enterprise Portal atau dapat disingkat dengan LGEP. Seluruh pegawai yang telah memiliki akses resmi dapat menggunakan portal ini untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Akses tersebut berupa e-mail yang didapatkan secara resmi dari PT LG Electronics Indonesia. Sehingga dengan log in menggunakan e-mail tersebut ke dalam portal ini seluruh pegawai akan mendapatkan atau memberikan informasi terbaru mengenai data-data perusahaan. Namun, portal dan e-mail ini hanya dapat diakses di lingkungan perusahaan saja.

Salah satu sistem yang digunakan oleh PT. LG Electronics Indonesia adalah Global Digital Logistic System atau dapat disingkat dengan GDLS, yang digunakan untuk mempermudah dalam mengendalikan inventori yang dimiliki perusahaan. Global Digital Logistic System ini berfungsi untuk :

1. Mengetahui pengiriman barang dari pusat ke cabang perusahaan ataupun sebaliknya, meliputi ekspedisi yang digunakan dalam pengiriman, barang-barang apa saja yang dikirim dan kapan waktu keberangkatan dan kedatangan barang setelah sampai di tujuan.

2. Membuat jadwal-jadwal pengiriman barang dari pusat ke cabang perusahaan ataupun sebaliknya, meliputi zona tujuan, rute perjalanan dan no truk yang digunakan untuk melakukan pengiriman.

3. Mendapatkan informasi mengenai jumlah persediaan barang yang tersedia di gudang perusahaan baik gudang pusat maupun cabang.

4. Mengetahui apakah adanya pengembalian barang yang telah dikirim dikarenakan adanya barang yang tidak laku terjual ataupun barang yang telah rusak/cacat.

5. Mengetahui berapa nilai barang yang telah dikirim atau diterima termasuk biaya loading barang ke gudang dan biaya tambahan lainnya.

Sistem ini terdiri dari beberapa subsistem yang memiliki fungsi berbeda berdasarkan tujuan penggunaan data, antara lain :

• Delivery : dalam subsistem ini dapat digunakan untuk membuat jadwal pengiriman barang, untuk mengkonfirmasi pengiriman barang, untuk mengalokasikan truk yang digunakan untuk pengiriman barang, untuk mengetahui status pengiriman barang dan untuk mengetahui apakah ada pengiriman yang tertunda atau keterlambatan atas pengiriman barang; • Cost : dalam subsistem ini dapat digunakan untuk me-manage berbagai

faktor-faktor pengiriman (biaya-biaya lain, kondisi barang, wilayah tujuan, tarif yang digunakan), untuk mengetahui apabila terjadi kesalahan selama pengiriman, untuk me-manage pengiriman barang termasuk biaya-biaya atas pengiriman tersebut;

• Stock : dalam subsistem ini dapat digunakan untuk mengetahui status penerimaan barang, perhitungan fisik persediaan barang di gudang dan status persediaan barang;

• Return : dalam subsistem ini dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengembalian barang yang tidak laku terjual dan rusak/cacat. Dengan adanya system GDLS ini, seluruh pegawai PT. LG Electronics Indonesia dapat mengetahui bagaimana kondisi inventori perusahaan yang berada di gudang pusat maupun cabang. Begitu pula, apabila terjadi masalah atau kesalahan yang berhubungan dengan inventori sehingga dapat segera diatasi langsung oleh pegawai yang berwenang. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas biaya dan kinerja perusahaan.

e) PT HM Sampoerna

PT HM Sampoerna adalah salah satu dari perusahaan rokok terbesar di Indonesia selain Gudang Garam dan Djarum. Dalam perkembangannya, operasional harian menjadi sangat rumit. Salah satu departemen yang mengalaminya adalah departemen logistik yang pekerjaan hariannya menyatukan data-data persediaan bahan baku, distribusi bahan baku, data produksi. Data-data tersebut terkumpul pada akhir jam kerja, sehingga menyulitkan. Ini dilakukan dengan manual, sehingga bisa dibayangkan sulitnya jika data-data tersebut terdiri dari ribuan data dan memerlukan proses yang lama. Masalah tersebut mendorong PT HM Sampoerna untuk membangun Teknologi Informasi, yang dimulai pada tahun 1992.

PT HM Sampoerna berharap sistem teknologi informasi ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan tak hanya dalam jangka pendek, namun juga jangka panjang. PT HM Sampoerna memilih menggunakan ERP (Enterprise Resource Planning) dari Oracle. Setelah menggunakan ERP, PT HM Sampoerna mendapatkan beberapa manfaat baik dalam operasi harian maupun dalam keputusan investasi. Efisiensi dapat tercapai ketika sistem ERP diterapkan. Manfaat lainnya antara lain:

a) Cepat merespon perubahan resep rokok; dimana setelah ERP diterapkan, seluruh informasi data dapat dengan cepat dikoordinasikan ke semua departemen.

b) Ketika seorang staff memerlukan komputer baru dan manajer sedang tidak ada di kantor dan harus menunggu untuk meminta persetujuan, ini merupakan salah satu hal yang tidak efisien. Setelah TI diterapkan, staf itu dapat langsung memberitahukan lewat jaringan sehingga manajer langsung dapat memberi persetujuan.

2. Pertimbangkan teknologi virtual reality yang digunakan oleh Procter&Gamble dan dijelaskan dalam kasus ini. Bagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan brainstorm aplikasi-aplikasi jenis teknologi tersebut untuk perusahaan di industri selain dari yang dibahas dalam kasus.

Perusahaan-perusahaan di bidang consumer goods dituntut senantiasa dekat dengan konsumen. Kedekatan itu sangat diperlukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perilaku konsumen dibanding pesaing, sehingga perusahaan bisa melakukan inovasi produk dan solusi yang dengan cepat dilansir ke pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Di sini, kecepatan sangat penting dan membedakan antara pemimpin pasar dengan para pengekor.

Dari sisi distribusi, perusahaan consumer goods ditantang untuk mampu berhubungan dengan retailer yang menjual produk di seluruh dunia dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Ini bukan pekerjaan mudah. Perusahaan harus mampu memasok pada berbagai tingkatan, mulai dari kios di pinggir jalan sampai hypermarket.

Biaya menjadi masalah yang krusial bagi hampir semua perusahaan termasuk di bidang consumer goods. Perusahaan dituntut menerapkan manajemen biaya tanpa mengenal kompromi untuk menghasilkan perbandingan antara nilai dan harga yang lebih besar dari setiap produknya, sebab para konsumen tidak akan mau membayar lebih mahal untuk sebuah inefisiensi. Di tengah banyaknya merek yang tersedia di pasaran, nilai menjadi hal yang paling penting. Semua masalah itu perlu menjadi fokus manajemen perusahaan consumer goods untuk menyusun strategi bisnisnya.

Kepekaan menangkap perubahan sangat vital bagi perusahaan consumer goods. Perubahan itu harus ditanggapi perusahaan dengan menerapkan aplikasi

berbasis web sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Penerapannya menyentuh semua aspek bisnis, meliputi peningkatan pemahaman terhadap perilaku konsumen, pengoptimalan supply chain, penghapusan biaya-biaya yang tidak penting serta peningkatan efektifitas, dan produktifitas karyawan.

Strategi pertama yang bisa diterapkan adalah dengan membangun kembali pemasarannya dengan memanfaatkan teknologi web agar bisa lebih menangkap kehendak para konsumen. Dengan teknologi ini, riset mengenai perilaku konsumen bisa dilakukan secara online. Riset ini juga memungkinkan perusahaan lebih cepat mengeluarkan produk baru yang akan dibeli konsumen.

Untuk mengembangkan jaringan retailnya serta meningkatkan layanan dengan biaya yang lebih murah, perusahaan perlu mempertimbangkan sistem online dengan solusi web order management. Sistem ini memudahkan retailer memesan dan mengelola order melalui web. Pelanggan, dalam hal ini retailer, secara langsung berhubungan dengan perusahaan, kapan pun dan di mana pun. Jaringan B2B ini memungkinkan para retailer mengakses program promosi perusahaan, inventory, dan informasi penting lainnya.

Penerapan web order management mampu menutup seluruh wilayah jangkauan tanpa harus menempatkan tenaga pemasaran untuk mengjangkau setiap toko. Dari beberapa kasus, para retailer menyukai cara ini. Mereka merasa mendapat layanan yang lebih baik. Melihat kecenderungannya, perusahaan yang sudah menerapkan manajemen order berbasis web berani menargetkan peningkatan transaksi melalui web dari 2-3 persen pada awal implemantasinya menjadi mayoritas dalam keseluruhan transaksi untuk dua sampai tiga tahun mendatang. Ini artinya produktivitas yang sangat besar bagi perusahaan dan layanan yang lebih baik bagi pelanggan.

Supply chain dilakukan dengan pendekatan yang lebih bersifat consumer centric. Pendekatan ini dilakukan untuk lebih memenuhi kebutuhan konsumen. Sistem supply chain didasarkan pada data secara real time yang memungkinkan perusahaan untuk melihat stok barang dan melakukan pengiriman yang tepat waktu untuk menjamin ketersediaan barang.

Untuk internal, aplikasi berbasis web dimulai dengan mendorong evolusi ke arah culture web. Caranya, meningkatkan pemakaian internet oleh seluruh karyawan dan memberikan aplikasi self service kebutuhannya, termasuk manajemen renumerasi. Untuk menekan biaya dan meningkatkan produktivitas, implementasi konsep fast learning cycle, sebuah aplikasi knowledge management yang mampu meyimpan informasi penting menjadi pilihan yang tepat. Pengumpulan informasi terpusat di satu tempat memudahkan karyawan mengakses di mana pun dan kapan pun membutuhkannya.

Procter & Gamble (P&G) merupakan salah satu perusahaan yang sudah menerapkan aplikasi berbasis web. Perusahaan yang bermarkas di Cinciniati, Ohio ini tampak tidak tanggung-tanggung dalam mengimplementasikan teknologi informasi. Jajaran eksekutifnya memahami bahwa mereka tidak menerapkan

teknologi informasi bukan untuk teknologi itu sendiri atau sekedar mengikuti tren, tapi untuk menjalankan bisnis dan mendapatkan hasilnya.

Hasil yang didapatkan P&G adalah biaya yang lebih rendah, pengambilan keputusan yang lebih cepat, dan organisasi yang lebih efektif. Khusus untuk aplikasi e-employee saja, P&G mampu menekan biaya sampai 20 persen dalam dua tahun pertama dan untuk supply chain, P&G memangkas waktu untuk inventory menjadi setengahnya.

Untuk implementasi semua pekerjaan ini, P&G mendapat dukungan penuh dari Cisco Systems. Selain menyiapkan piranti keras jaringan yang kuat, melalui Cisco Internet Business Solutions Group (IBSG), juga memberikan keahlian dan pengalamannya yang sangat membantu P&G dalam mendefinisikan dan menyusun strateginya. IBSG membantu memberikan wawasan bagaimana harus melakukan implementasi TI dan menunjukkan praktek yang paling baik serta memberi rangsangan pada P&G untuk memecahkan masalah dengan cara yang baru.

Dampak paling besar dari implementasi TI oleh P&G, adalah peningkatan pada layanan, biaya dan kecepatan. Mereka bisa memberikan layanan yang lebih baik dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan para konsumen, pelanggan dan karyawan, dan menyangkut kecepatan pengambilan keputusan. Implementasi TI oleh P&G ini menjadi tambahan bukti bahwa teknologi informasi menjadi komponen yang sangat penting dalam strategi bisnis.

Tidak hanya P&G yang menggunakan konsep virtual reality dalam sistem bisnis mereka, rata-rata semua produsen kendaraan bermotor juga sudah menerapkan siste virtual reality. Virtual reality merupakan teknologi canggih yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan:

• Perancangan produk melalui virtual modeling • Simulasi pengemasan produk

• Consumer product testing

• Menerapkan inovasi baru dalam proses manufacture secara virtual

Pengelolaan industri dengan teknologi ini dapat menigkatkan cycle time untuk produk baru. Kemunculan produk-produk baru dapat dipercepat, produsen juga yakin bahwa memang fitur-fitur produk baru mereka akan diminati oleh konsumen.

Perusahaan assembling dan manufacturing telah menggunakan teknologi ini dalam waktu lama. Mereka menggunakan virtual reality untuk mengecek bagaimana kendaraan yang dihasilkan dapat berjalan dalam real condition. Tidak hanya kendaraan bermotor, industri manufacture juga melakukan simulasi virtual untuk melihat bagaimana proses produksi mereka berjalan. Perusahaan tidak perlu lagi melakukan simulasi manual yang mengeluarkan biaya mahal. Akibatnya biaya produksi juga dapat dikurangi, dan secara tidak langsung meningkatkan benefit yang diterima.

Gambar 11. Contoh Aplikasi virtual reality Pada Industri.

Shanghai Jiao Tong University di RRC menciptakan sebuah teknologi yang mereka beri mana parallel virtual reality development platform (PVRDP). Teknologi ini memungkinkan peneliti melakukan simulasi proses manufacture dan mengubah part yang digunakan dalam simulasi hanya dengan menggerakkan tangan mereka di depan layar 3D. Teknologi ini digunakan di seluruh industri besar di RRC ( http://en.sjtu.edu.cn/research/centers-labs/advanced-manufacturing-environment-under-planning).

Gambar 12. Parallel virtual reality development platform

Toyota sebagai pemain besar di dunia otomotif, juga menerapkan virtual reality dengan menggunakan virtual test drive. Pada sistem ini memungkinkan pengguna untuk mengemudikan mobil yang ingin mereka beli dalam segala medan perjalanan.

BAB V. PENUTUP

Dokumen terkait