• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI ALAT MUSIK TALEMPONG

3.1.2 Talempong Pacik

ensambel talempong paninjauan lebih bersifat pengatur tempo, sedangkan gong memberi tekanan pada ritme gendang.

Masing-masing daerah tempat tumbuh dan berkembangnya talempong duduak cenderung memiliki spesifikasi ornamentasi musikal yang dipelihara secara tradisional oleh masyarakatnya. Ornamentasi dan variasi musikal itu hadir dalam bentuk beragam dengan satu konsep dasar sebagaimana telah disinggung di atas yaitu konsep ostinato melodis bagi genre talempong duduak, dan konsep ostinato ritmis bagi konsep dasar talempong pacik.

Lain lubuak lain ikannya, secara gamblang inilah gambaran keberadaan talempong duduak di Minangkabau. Walaupun setiap ensambel talempong duduak menggunakan alat musik talempong yang diletakkan di rea, dan konsep musikalnya ostinato melodis, tetapi alat-alat pengiringnya yang bersifat ritmis sangat bervariasi. Inilah kekayaan talempong duduak Minangkabau.

Berbeda dengan keberadaan talempong pacik yang cenderung menggunakan alat yang hampir sama pada setiap kelompok musisi talempong. Karena itu pula genre talempong pacik dirasakan milik setiap masyarakat nagari yang ada di Minangkabau. Kedua genre musik talempong ini tetap eksis di tempat-tempat tertentu, dan semoga anak nagari dapat menjaga keberadaannya. Lebih dari itu dapat mengembangkannya untuk diperhitungkan setara dengan perkembangan musik-musik lainnya.

3.1.2 Talempong Pacik

Musik talempong pacik merupakan suatu jenis kesenian berupa ensambel telempong. Ensambel musik ini dimainkan secara berkelompok, dimana konsep

36

kelompok sangat penting dalam membangun suatu hasil bunyi yang kait-mengait. Konsep kait-mengait dalam musik ritmik disebut interlocking, dimana peran setiap unit ritmik saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, masing-masing musisi harus kompak dan mempunyai apresiasi yang searah (khusus tradisi musik talempong), sehingga terjadi kesatuan dalam susunan bunyi yang dilahirkan secara berkelompok.

Kesadaran setiap pemain terhadap hasil kait-mengait mempunyai pengaruh terhadap variasi-variasi dan ornamentasi permainan mereka sehingga melodi yang diakibatkan dari teknik permainan ini dapat berkembang atas kehendak setiap pemain. Pada prinsipnya, peranan utama menciptakan melodi dan pengembangannya ada pada bagian paningkah, namun pengembangan melodi selanjutnya dapat dilakukan oleh bagian panyaua (batino) dan bagian pambao (jantan) yang disebut juga dengan anak atau dasar. Istilah yang digunakan untuk bagian-bagian atau unit-unit ritmik talempong cenderung berbeda untuk setiap nagari.

Orientasi musikal inilah yang membedakan antara genre talempong pacik dan talempong duduak. Pada prinsipnya, talempong duduak mengutamakan ostinato melodis yang dilahirkan oleh bunyi talempong, sedangkan sejumlah alat musik lain yang berfungsi ritmis seperti gandang (double headed sylindrical drum), gong, dan lain-lain hanya sebagai pengiring melodi talempong.

Pada umumnya, genre talempong duduak selalu diiringi oleh alat-alat musik perkusi. Alat musik iringan bagi talempong duduak tidak selalu sama, bahkan cendrung berbeda di lain wilayah tradisi tempat tumbuh dan berkembangnya, seperti dua buah gendang (double-headed sylindrical drum) dan sebuah gong pada

37

tradisi talempong unggan ; sebuah gendang (double-headed sylindrical drum berukuran besar) dan sebuah lasuang (lesung berukuran kecil) pada tradisi talempong gandang lasuang di Sikapak Pariaman; dan sebuah gendang (double-headed sylindrical drum berukuran besar), sebuah rabano (single-(double-headed frame drum berukuran kecil) serta sebuah bell (berasal dari botol atau lempengan besi) pada tradisi talempong paninjauan, Maninjau. Pada umumnya permainan gendang (baik satu atau dua buah gendang) selalu terkait dengan ritme melodi talempong. Permainan gong (aguang), biasanya memberi aksentuasi pada siklus ritmik dan atau memperkuat jalinan ritme gendang bila yang dimainkan satu buah gong; dan memperkuat ritme gendang bila yang dimainkan dua buah gong.

Genre talempong pacik mengutamakan jalinan permainan ritmik menuju suatu hasil berupa melodi-melodi pendek yang selalu berkembang, diiringi oleh beberapa alat musik lain dalam fungsi ritmik seperti gandang dan rapa’i (single headed frame drum), dan alat musik pupuik gadang yang berfungsi melodis. Pupuik gadang atau pupuik liolo yang memiliki banyak lidah (multiple-reed) juga dianggap tidak begitu penting dalam komposisi musik talempong pacik; fungsi musikalnya tidak berhubungan langsung dengan aspek interlocking; selain itu, para musisinya hingga kini juga sulit ditemui, kecuali para pemain pupuik gadang dengan kemampuan terbatas yang ada, itupun jarang dijumpai.

Ensambel Talempong Pacik

Kedua genre tradisi musik talempong Minangkabau yang mengandung dua unsur yang sangat penting dalam tubuh musik, masing-masing unsur ritme dan unsur melodi, secara tradisional selalu berkembang dari pola-pola yang sederhana hingga pola permainan yang cukup kompleks. Dua unsur musikal itu dilahirkan

38

dengan teknik-teknik permainan yang menarik, teknik yang menonjol di antaranya yaitu jalinan atau kait-mengait sejumlah ritme pada talempong pacik dan teknik palalu dan panyaua serta efektivitas memposisikan alat musik talempong pada talempong duduak.

Repertoar talempong pacik relatif banyak ditinjau dari nama-nama lagunya, namun adakalanya ditemui kesamaan dasar lagu antara repertoar telempong pacik suatu nagari dengan nagari lain, sedangkan nama atau judul lagunya berbeda. Sebaliknya, nama lagunya sama tetapi dasar komposisinya berbeda, maka tetap saja lagunya berbeda.

Terjadinya hal di atas menyangkut juga dengan peranan seniman-seniman yang mewariskan tradisi musik tersebut, bisa saja dalam proses penyebarannya terjadi generasi yang menerima warisan itu berasal dari nagari lain pada mulanya sehingga pewaris bersangkutan hanya tahu atau mengenal apa yang mereka terima. Adakalanya para seniman tidak mengenal nama lagu, mereka hanya mengetahui komposisi musiknya saja, tetapi karena suatu hal mereka harus memberi nama terhadap musiknya atas permintaan pihak tertentu dan terjadilah kesamaan nama dengan nama lagu yang telah ada di tempat lain.

Ada kecenderungan terjadinya perubahan dari satu lagu ke lagu yang lain pada sejumlah repertoar talempong pacik, kecendrungan perubahan yang terjadi itu ditentukan oleh bagian (unit) ritmik yang meletakkan pola ritme dasar, seperti pola titme yang dibangun oleh permainan talempong jantan (disebut juga anak) dan talempong batino (disebut juga pambaoan/palalu). Pola ritme yang dibangun oleh kedua bagian talempong itu pada akhirnya diselesaikan oleh permainan talempong paningkah menuju terbangunnya sebuah lagu berupa melodi-melodi

39

pendek yang berulang. Pengembangan ostinato melodis cenderung disebabkan oleh variasi-variasi ritme, baik yang dimainkan oleh talempong paningkah maupun talempong batino. Talempong pacik secara umum terdiri dari 3 bagian yaitu:

1. Talempong Penganak. Talempong penganak berfungsi sebagai pembawa tempo.

2. Talempong Dasar. Talempong dasar merupakan melodi utama atau pokok.

3. Talempong Peningkah. Talempong peningkah merupakan talempong melodi.

Dengan demikian, peranan utama membangun melodi terletak pada paningkah, sedangkan perubahan-perubahan ritme dari bagian-bagian tertentu menciptakan perubahan pada melodi. Perubahan tidak selalu pada gerak melodi tetapi juga terjadi akibat kehadiran hiasan-hiasan (ornamentasi)dari peran talempong jantan dan batino pada melodi yang telah ada. Perubahan yang diciptakan kedua bagian talempong ini pada umumnya mengarah pada pengayaan berupa hiasan-hiasan melodi yang telah dibangun paningkah. Namun demikian, adakalanya bagian jantan dan batino berperan juga dalam mengarahkan gerak melodi, walaupun kejadian ini tidak sering terjadi. Jadi, ketiga bagian talempong mempunyai peran dalam membangun jalinan ritme yang menciptakan melodi-melodi pendek serta pengembangannya.

Fungsi gendang dalam ensambel talempong pacik tidak selalu sama, perbedaan yang mengemuka pada umumnya dalam hal keterkaitan pola ritme gendang dengan pola ritme talempong. Beberapa kelompok talempong pacik

40

menggunakan gendang hanya sebagai pengatur tempo dan memberi aksen dalam bentuk ritme konstan, sedangkan pada kelompok yang lain menggunakan gendang dalam fungsi mempertegas hasil jalinan ritme (interlocking) permainan talempong. Ada kecenderungan pola permainan gendang dalam fungsi ini menyimpulkan hasil jalinan ritme tiga bagian talempong dan secara bersamaan hadir di dalamnya (ritme talempong bersamaan dengan ritme gendang). Jadi, permainan ritme gendang sebagai mempertegas jalinan ritme talempong termasuk pada ritme yang variatif, bertolak belakang dengan ritme konstan.

Dokumen terkait