1.5 Batasan Masalah
2.1.1 Tanaman Delima dalam Perspektif Islam
Delima adalah salah satu buah istimewa yang secara langsung Allah SWT
sebutkan secara khusus dalam ayat Al-Qur‟an sebagai karunia kepada orang-orang
yang beriman. Delima termasuk tumbuhan yang sudah dikenal sejak lama oleh
umat terdahulu, dan mereka sangat mengenal keistimewaan serta manfaatnya.
Bahkan para Firaun Mesir kuno telah memanfaakan delima sebagai obat
(Thayyarah, 2013). Buah delima (
َناَّمُّسنا
) dalam Al-Qur‟an disebutkan sebanyak tiga kali yaitu dalam surat Al-An‟am ayat 99 dan 141, serta dalam Ar-Rahmanayat 68. Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa buah delima merupakan salah
satu buah pilihan yang dikaruniakan Allah SWT sebagai rezeki yang bisa
dinikmati oleh umat manusia sebagai bukti dari tanda-tanda kekuasaanya.
Mengenai manfaat dan kandungan yang terdapat dalam buah delima sudah diteliti
oleh para ahli dan ada juga hadist beserta tafsir yang membahas tentang buah
delima. Keistimewaan buah delima dijelaskan dalam QS. Al-An‟am (6) ayat 99 :
Artinya : “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.”
Ayat tersebut menjelaskan tentang kekuasaan Allah SWT yang telah
menurunkan hujan kemudian menumbuhkan beranekaragam tumbuhan.
Keanekaragaman tersebut dapat dilihat dari berbagai macam tumbuhan yang
mempunyai ciri yang serupa maupun tak serupa yang terkandung dalam makna
dari
ًٍِباَشَتُم َسٍَْغََاًٍِبَتْشُم
, yang dalam ilmu biologi dapat diidentifikasi sesuai dengan morfologinya. Salah satu tanaman yang disebutkan secara langsung darikeanekaragaman tumbuhan tersebut yaitu kata
َناَّمُّسناََ
yang artinya tumbuhandelima.
Menurut Al-Hikmah (2015) dalam tafsir ibnu katsir menafsirkan pada ayat
99 kalimat (
ًءاَم ِءاَمَّسنا َهِم َلَصْوَأ يِرَّناٌَََُُ)
yang artinya “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit” maksudnya dengan kadarnya tertentu yangmenjadi berkah dan rizeki bagi makhluk, serta sebagai rahmat Allah bagi
seluruh makhluk-Nya. Pada kalimat (
اًسِضَخ ًُْىِم اَى ْجَس ْخَأَف ٍء ًَْش ِّمُك َتاَبَو ًِِب اَىْجَسْخَأَف
) yang artinya “Lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macamtumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau” yaitu tanaman-tanaman dan pepohonan yang hijau, dan setelah itu kami menciptakan di dalamnya biji-bijian dan buah-buahan.
Pada Firman selanjutnya (
ًٍِباَشَتُم َسٍَْغََاًٍِبَتْشُم َناَّمُّسناََ َنُُتٌَّْصناََ ٍباَىْعَأ
), yang artinya “Dan (Kami keluarkan Pula) zaitun dan delima yang serupa dan yangdaun dan bentuk, di mana masing-masing saling berdekatan, tetapi mempunyai
perbedaan pada buahnya, baik bentuk, rasa, maaupun sifatnya”. Hal tersebut jelas bahwa buah-buahan yang terdapat dalam Al-Qur‟‟an selain baik untuk
dikonsumsi, juga memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan tubuh hingga
sebagai pengobatan terhadap suatu penyakit salah satunya adalah delima.
Kandungan manfaat dan keistimewaan yang terdapat pada delima juga
dijelaskan dalam QS. Al-An‟am (6) ayat 141. Ayat tersebut diketahui sebuah
anjuran untuk kita mengkonsumsi buah-buahan yang telah Allah SWT berkahi
didalamnya yang juga termasuk diantaranya adalah buah delima, bunyi ayat
tersebut adalah sebagai berikut :
Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-An‟am [6] : 141).
Ibnu Jarir d a l a m al-Suyuti (2008) meriwayatkan tentang sebab turunnya
ayat ini, yaitu dari Abul „Aaliyah, katanya, “Dahulu, selain zakat mereka juga mendermakan sesuatu, kemudian mereka berlebih-lebihan. Maka turunlah ayat ini.
Ia juga meriwayatkan dari Ibnu Juraij ayat ini turun tentang Tsabit bin Qais bin
Syammas, yang pada waktu itu kebun kurmanya panen ia memberi makan kepada
sendiri. Ayat ini menjelaskan bahwa sekalipun seseorang telah menginfakkan
semua hasil-hasil mereka dijalan Allah SWT, namun hal ini dianggap pemborosan
dan hal itu sangat dilarang karena Islam merupakan jalan yang lurus dan adil
bukan jalan ekstrim terkait kaum fakir miskin. Islam juga bukan keterlaluan serta
tidak memperhatikan kebutuhan diri sendiri dan keluarga.
Delima merupakan tumbuhan yang dinyatakan secara khusus di samping
kurma, anggur, zaitun dan tin. Dalam Kitab Tafsir Al Misbah, Quraish Shihab
mengatakan buah delima adalah buah yang sangat mengagumkan dan berpendapat
bahwa penyebutan delima secara khusus ini adalah karena kemuliaan
buah-buahan ini dibanding dengan buah-buah-buahan lain. Menurut Hamka dalam kitab
Tafsir Al-Azhar bahwa buah delima berdekatan dengan buah kurma di surga, yang disana lebih lengkap daripada buah-buahan yang ada di dunia ini dan
rasanya berlipat-lipat manis dari yang didapati di dunia ini. Pada ayat 25 Surat
Al-Baqarah sudah diterangkan bahwa diberikan buah-buahan di surga itu
serupa dengan yang didunia, tetapi setelah dirasakan jauh lebih enak, lebih
manis dan lebih gurih.
“Dan kebun-kebun dari anggur, zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa”. Dalam potongan ayat ini dijelaskan bahwa buah-buahan ada yang
serupa. Delima ada yang serupa sama-sama manis, tetapi ada pula yang sama
rupa tetapi berlainan rasa. Kadang di dalam rasa yang sama-sama manis terdapat
pula perbedaan manisnya.
Selanjutnya delima juga disebutkan dalam QS. Ar-Rahman (55) ayat 68 :
ناَّمُزََ ٌم ْخَوََ ٌةٍَِكاَف اَمٍٍِِف
Artinya : “ Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.”
Ayat diatas menjelaskan maksud dari “keduanya” menunjukkan keutamaan
dari kedua-duanya daripada buah yang lain. Perkataan “fakihah” mengandung
arti yang bersifat umum, yaitu semua jenis buah-buahan. Sedangkan wa nakhl
wa rumman menunjukkan arti khusus, yaitu buah kurma dan buah delima.
Artinya buah delima dan buah kurma ini memiliki manfaat yang lebih tinggi
dibandingkan buah yang lain. Ini menunjukkan kemuliaan kedua-duanya sebagai
makanan ini menunjukkan betapa hebatnya penciptaan Allah terhadap buah
delima sebagai anugerah kepada makhlukNya (Ibnu Katsir, 1999).
Menurut Hasbi ash-Shiddieqy dalam Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur, di
dalam dua taman itu terdapat buah kurma dan buah delima. Dikhususkan kurma
dan delima saja dalam ayat ini, karena kurma dan delima memiliki keistimewaan
dan bisa diperoleh pada musim gugur. Wahbah az-Zuhali dalam kitab Tafsir Al-
Munir menambahkan penyebutan buah kurma dan buah delima disini disebabkan
kedua buah tersebut memiliki nilai kebaikan lebih dan memiliki banyak manfaat
dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Selain itu kedua buah tersebut juga
Dalam Kitab Tafsir al-Misbah, Muhammad Quraish Shihab (2002)
mengutip dari Kitab Tafsir al-Muntakhabat tentang keistimewaan dua nama buah
secara khusus, yaitu kurma dan delima, di jelaskan bahwa kedua buah tersebut
mempunyai banyak manfaat seperti yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan sains
modern.
Manfaat Delima juga diriwayatkan oleh Rasulullah saw, beliau bersabda
bahwa :
Artinya: “Tidak ada satu delima pun kecuali di dalamnya terdapat satu biji dari delima surga”. (Al Jami’ Al kabir 1/719).
Ibn Abbas r.a meriwayatkan bahwa beliau sering mengonsumsi buah
delima.Suatu ketika terdapat seorang yang bertanya kepada beliau, “yaa Ibn abbas, mengapa engkau sering sekali memakan buah delima?”. “aku mendengar
bahwa tidaklah pada satu buah delima, kecuali terdapat satu biji dari delima
surga.” Jawab Ibn abbas r.a (Al Jami‟ Al kabir 1:719, Ath-Thib Nabawi hal.219) (Sayyid, 2008). Makna yang dapat diambil dari riwayat diatas yakni, bahwa Allah
telah menurunkan keberkahan dapa buah delima. Sehingga jelas bahwa delima
merupakan buah yang baik untuk dikonsumsi.
Hadist lain yang diriwayatkan dari Rabi‟ah binti Iyadh Al-Kilabiyah, tuturnya: Saya mendengar Ali r.a berkata: “Makanlah delima sedaging-daging buahnya, sesungguhnya ia adalah penyamak saluran pencernaan”. (HR. Ahmad dalam An- Najjar, 2011). Para peneliti telah menemukan bahwa dalam setiap buah
delima dan kulitnya terdapat kandungan yang berguna untuk membantu
memperlancar pencernaan makanan secara umum dan sebagai obat gosok
secara khusus. Menurut Miguel et al., (2010) delima digunakan sebagai
antiparasit agen, tonik darah, dan untuk menyembuhkan aphtae, diare dan bisul.
Hal ini sesuai dengan penelitian Akter et al., (2013) ekstrak kulit kayu, daun, buah
yang belum matang dan kulit delima telah di uji dapat menghentikan diare,
disentri dan perdarahan.