• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Gejala Klinis 1. Gejala khas

- Poliuria (sering kencing) - Poliphagia (cepat lapar) - Polidipsia (sering haus)

- Lemas

- Berat badan menurun 2. Gejala lain

- Gatal-gatal - Mata kabur

- Gatal dikemaluan (wanita) - Impotensia

- Kesemutan

b. Gambaran Laboratorium

- Gula darah sewaktu > = 200 mg/dL

- Atau gula darah puasa > 126 mg/dL (puasa = tidak ada masukan makanan/kalori sejak 10 jam terakhir)

- Atau glukosa plasma 2 jam> 200 mg/dL setelah beban glukosa 75 gram.

Sebagai pedoman dalam diagnosis DM, WHO mengeluarkan panduan diagnosis DM, sesuai table 3.1 :

Tabel 3.1.

Rekomendasi WHO Kriteria Diagnosis DM dan Hiperglikemi Intermediat

Jenis Pemeriksaan Nilai Normal

Diabetes :

- Glukosa puasa

- Glukosa 2 jam pp > = 7.0 mmol/l (126 mg/dl), atau > = 11.1 mmol/l (200 mg/dl) Impaired Glucose Tolerance (IGT)

- Glukosa puasa - Glukosa 2 jam pp

< 7.0 mmol/l (126 mg/dl), dan

> = 7.8 mmol/l dan < 11.1 mmol/l (140 mg/dl dan 2000 mg/dl)

Impaired Fasting Glucose (IFG) - Glukosa puasa

- Glukosa 2 jam pp* 6.1 – 6.9 mmol/l (110-125 mg/dl), dan < 7.8 mmol/l (140 mg/dl)

+ Glukosa plasma vena 2 jam setelah makan 75gram glukosa.

*Jika 2 jam pp tidak diukur, status diabetes tidak jelas, dan IGT tidak bisa dikeluarkan.

Sumber : Definition and Diagnosis of DM and Intermediate Hyperglycemia, WHO.2006

6. Penatalaksanaan

Laporkan kenaikan kadar glukosa darah ( yang melebihi 300 mg/dL [16,6 mmol/L] atau jika dinyatakan lain) atau hasil keton urin yang positif kepada dokter.

Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya

komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas klien.

Menurut Badawi (2009, h. 43-45) menyebutkan empat hal utama yang dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah, yaitu:

a. Pengaturan makan atau diit dengan penekanan pada pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan : Syarat diit DM dapat memperbaiki kesehatan umum penderita, mengarahkan pada berat badan normal, menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda, menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik. Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J yaitu:

1) J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis 2) J II : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya. 3) J III : jenis makanan yang manis harus dihindari

Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung

Percentage of relative body weight (BBR= berat badan normal) dengan

rumus:

BB (Kg)

BBR = X 100 % TB (cm) – 100

2) Normal (ideal) : BBR 90 – 110 % 3) Gemuk (overweight) : BBR > 110 % 4) Obesitas, apabila : BBR > 120 % a) Obesitas ringan : BBR 120 – 130 % b) Obesitas sedang : BBR 130 – 140 % c) Obesitas berat : BBR 140 – 200 % d) Morbid : BBR > 200 %

b. Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur yakni 3-5 kali seminggu selama 30-60 menit. Menurut Tandra (2008, h. 190), olahraga yang sesuai bagi penderita diabetes adalah olahraga aerobik.Olahraga aerobik adalah olahraga yang berirama teratur.Yang termasuk olahraga aerobik adalah jogging, jalan, bersepeda, senam, dansa aerobik, dan berenang.

c. Pengobatan yang sesuai petunjuk dokter bila gula darah tidak dapat dikendalikan :

1. Pemberian obat oral

Obat Hipoglikemik Oral (OHO) merupakan obat penurun kadar glukosa pada darah yang diresepkan oleh dokter khusus bagi penderita diabetes mellitus. OHO bekerja melalui beberapa cara untuk menurunkan kadar glukosa darah. Obat-obat ini dapat membantu penderita diabetes mellitus untuk menggunakan insulinnya sendiri dengan lebih baik dan menurunkan pelepasan glukosa oleh hati

2. Penyuntikan insulin

Cara pemberian insulin ada beberapa macam, yaitu :

a) Intra vena : bekerja sangat cepat, yakni dalam 2 hingga 5 menit akan terjadi penurunan glukosa darah.

b) Intramuskular : penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan.

c) Subkutan : penyerapannya tergantung penyuntikan, pemijatan, kedalaman, konsentrasi. Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan. Jenis insulin human lebih cepat dari insulin animal, insulin analpg lebih cepat dari insulin human.

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal sepanjang hari, yaitu 80-120 mg% saat puasa dan 80-160 mg% setelah makan. Karena kadar gula darah memang naik turun sepanjang hari, maka sesekali kadar ini mungkin lebih dari 180 mg% (10 mmol/liter), tetapi kadar lemah (through) dalam sehari harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg% (4 mmol/liter). Insulin sebaiknya disuntikan ditempat yang berbeda, tetapi paling baik dibawah kulit perut.

d. Evaluasi kesehatan dengan melakukan evaluasi medis secara lengkap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, dan pemeriksaan laboratorium.

Penatalaksanaan Keperawatan : Diagnosa keperawatan :

Resiko infeksi pada keluarga Bpk.A khususnya Ibu.U berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes mellitus Fokus Intervensi :

Diagnosa I : Resiko infeksi pada keluarga Bpk.A khususnya Ibu.U berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes mellitus

Tujuan : Setelah dilakukan 2 kali kunjungan resiko infeksi teratasi. Kriteria hasil : Keluarga dan klien mampu merawat anggota keluarga

dengan masalah kesehatan DM. Intervensi :

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan DM

a. Diskusikan dengan keluarga pengertian, penyebab, tanda gejala dan penanganan DM dengan menggunakan leaflet dan lembar balik.

b. Evaluasi penjelasan yang telah diberikan.

c. Berikan reinforcement positif atas jawaban benar.

2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM a. Demonstrasikan therapi senam kaki diabetik.

b. Evaluasi kembali dengan mengulang therapi senam kaki diabetik c. Berikan reinforcement positif kepada klien dan keluarga.

7. Pathways

Ketidakseimbangan kerusakan sel beta faktor genetic

Produksi insulin inveksi virus,

Pengrusakan

Gula dalam darah tidak imunologik

Dapat dibawa masuk

Hiperglikemi vikositas darah syok anabolisme protein Meningkat hiperglikemik menurun Batas melebihi aliran darah koma diabetic kerusakan pada

Ambang ginjal lambat antibody

Glukosuria iskemik jaringan kekebalan tubuh menurun Dieresis osmotic ketidakefektifan perfusi

Jaringan perifer

Poliuri kehilangan kalori resiko infeksi neuropati sensori Perifer Ketidakmampuan merawat

Kehilangan elektrolit sel kekurangan bahan nekrosis luka klien tidak

Dalam sel untuk metabolisme merasa sakit

Dehidrasi protein dan lemak gangrene kerusakan Dibakar integritas jaringan Resiko syok BB menurun

Merangsang

Hipotalamus kelemahan ketidakmampuan merawat

Pusat lapar dan katabolisme lemak pemecahan protein Haus

Polidipsi, polipagia asam lemak keton ureum

Keteasidosis

Resikoinfeksi

Dokumen terkait