• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggal wawancara : Rabu, 18 Oktober 2017 & Senin, 13 November 2017 Tempat wawancara : Ruang Tamu

Dalam dokumen Hasil Wawancara dan Observasi Subjek 1 (Halaman 34-54)

Pertanyaan Hasil Wawancara Koding Analisis

V itu kalau di tempat umum itu sama gak bisa diem juga Bu?

Waktu Ibu hamil itu

bagaimana?

Iya, memang begini, di rumah maupun di tempat umum juga begini (sambil menunjuk V yang sedang lari-larian di ruang tamu). Dulu ini waktu masih TK cara belajarnya dia ya sambil bermain, jadi guru nerangin, guru ngasih tau apa, dia sambil mainan, dia sambil pegang mainan, tapi kalau hafalan dia selalu bisa. Dia itu kinestetik banget, yang pertama kinestetik, sama yang kedua auditori, kan mendengar ya.

(Ibunya tertawa sebelum bicara) Kalau menurut saya sih, saya malah apa anak sekarang terlalu banyak vitamin gitu ya, jadi malah susu susu terus, sehari dua kali, vitamin dari dokter, tapi selama dia aktifnya, aktifnya terarah,dia masih bisa ngerasain capek, mungkin dia bukan hiperaktif ya. Kalau hiperaktif kan sama sekali gak bisa ngerasain capek kan. Dia masih bisa capek, kalau dia capek kayak berhenti sebentar ngatur nafas, tapi gak bisa diem. Kadang ini lo Mbak (sambil menunjuk tembok) sengaja memang gak dicat temboknya, sama yang di kamar juga. Oooo berarti dia suka corat-coret ya Bu? Ehemm…dimana pun, di sprai juga, disini diem tiba-tiba gambar apa gitu dilantai. Aku maklum juga si karena sebelum, apa maksudnya mmm dia aktif sama gadget, lebih baik dia aktif seperti ini (menunjuk dan melihat V yang sedang bermain bersama kakaknya). Jadi karena memang kata dokter gak bagus kan, jadi kayak kita gak melatih anak mengasah empati, udah biarin dia gini aja daripada

dia diem tapi gadget terus. Kalau masa perkembangannya V dari masa

kecil gimana ya Bu? Kayak kemampuan jalan, merangkak. V itu lebih cepet dari kakaknya, jadi V itu bisa jalan 10 bulan. Kalau ngomongnya

G1, G2, PSC1

G2

PIP3

F4

Inatensi (V tidak bisa fokus

pada satu kegiatan).

Hiperaktivitas (V tidak bisa diam). Akademik (V bisa mengingat hafalan).

Riwayat gizi V waktu kecil. Hiperaktivitas (V tidak bisa diam).

Masalah dengan orangtua (V merusak fasilitas rumah).

Kondisi lingkungan

(mamanya memaklumi

kondisi V).

Jadi kemampuan bicaranya dari usia berapa Bu?

Terus kalau disini ada yang sepantaran sama V gak Bu?

Berarti V sama kakaknya akur banget ya?

memang agak telat, jadi kalau kata orang tua memang kalau jalan, jalan dulu, kalau ngomong, ngomong dulu. Ini masih cadel, terutama “K” sama “NG”, “K” itu jadi “T”. Kalau “R” itu malah dia sudah bisa (ibunya meminta V untuk mengucapkan huruf R “bilang R coba dek, V pun langsung mengatakan huruf R). Tu dia malah sudah bisa, jadi dia kadang-kadang kakak-kakak, nanti kalo bisa ngomong kakak, dibeliin Mama mainan, kamu pilih apa terserah, cuman harus tetep dilatih, K sama NG, NG itu nanti dibaca N sama dia. Kakaknya ini juga lumayan aktif, tapi karena cewek, jadi lebih bisa ngontrol, karena sudah agak ndolor juga sih kakaknya. Kalau adiknya ini kalau dibilangin malah kayak disuruh, jadi semakin kita bilang “adikk”, semakin terus, tapi kalau kita biarin, dia capek sendiri, dia berhenti. (Ketika V sedang memanggil kakaknya “Ta”, Mama -nya langsung melihat V), tu dia bilang-nya “Ta”. Dia luar biasa rasa iba-nya, empatinya dia luar biasa, misal saya kalau pas lagi Sholat, kita kadang-kadang perempuan kan suka sensitif kan, kadang kita kan nangis, dia tau-tau ngambil tisu, terus dilap gitu, empatinya memang luar biasa. Jadi kalau adik, semakin kita dikasar, dia semakin enggak ngeh. Adik gak kasian sama Mama ya? Iya mah iya.

Ngomongnya satu tahun lebih dikit, tapi kalau ngomong Mama, Papa, yang standar gitu, dari awal bisa, dari umur satu tahun itu sudah bisa. Gak ada, jadi pulang sekolah, jadi keluar itu kalau pas berangkat sekolah saja, keluar berangkat, pulang masuk, dah di dalem rumah terus, ya mainnya di dalam kamar, di depan sini (sambil menunjuk ruang TV). Kadang kalau pas ada orang keluar, ada orang keluar di jalan, dia keluar

naik sepeda, dia merasa ada temennya di luar gitu mbak. Sepedaannya

sekitar sini? Ya paling sekitar sini saja. Kalau disana-sana kan jalannya gitu mbak (jalannya turunan). Kakanya dulu pernah jojorog tu, jatuh. Itu sendirian? Jadi gini, sama penbantuku yang sebelum ini, ngajak anak-anak kesana ke gang belakang, diturutin, diikutin, nah Mbak-nya kan jalan di belakang, dia gak bisa mengendalikan, ga bisa ngerem, eh remnya blong, jadi emang sepedanya jarang dipakai juga, terus jatuh.

Gak juga, kadang suka berantem juga. Kadang rebutan apa ya biasa, saling milik lah, apa yang dipegang kakaknya, adiknya pengen pegang juga, apa yang di pegang adiknya, kakaknya ya pengen. Tapi so far

PIP3

PIP1

PSP1

PIS2 F4

berjalan dan bicara. V hingga saat ini masih cadel huruf K dan NG.

V masih suka tidak peduli kalau diberitahu.

Interaksi dengan ibu (V memiliki rasa empati kepada mamanya).

Perkembangan bicara V.

Aktivitas (memanfaatkan

waktu luang dengan bermain atau naik sepeda).

Masalah dengan saudara kandung (rebutan mainan).

Berarti sekarang boboknya sama kakaknya?

kakanya sih sudah bisa momong. Kalau Papa-nya tu jarang di rumah, jadi sebisa mungkin kalau pas Papa-nya gak di rumah aku bisa jadi peran ganda buat anak-anak, atau mungkin papanya jarang dirumah anak-anak jadi mungkin bergejolak juga kan sama Mama-nya, apalagi Mama-nya kan kalah. Jadi Papa-nya memang jarang di rumah. Berarti Papa-nya tugas malam terus? Gak juga, jadi 1x24 jam, pagi sampai besok pagi. Kadang gak tetap, jadi kalau lagi ada kasus yang belum selesai, jadi harus ditangani sampai selesai, jadi sampai malem lagi. Jadi V itu kan sebenarnya membutuhkan sosok figur seorang ayah laki-laki. Ya kalau Papa-nya ya kayak gitu, karena lebih dominan (V dimarah oleh Papa-nya karena main pintu gerbang). Ya aku juga bilang sama Papa-nya, seperti pertanyaan anak-anak “ini kan udah hari Minggu Ma, tapi Papa kok gak di rumah?”. Kan dikiranya kayak saya, Sabtu Minggu kan libur, tapi kan kalau Papa-nya gak bisa. Jadi aku kasih pengertian terus ke anak-anak. Tapi aku juga tetep kasi masukan ke suamiku, biar dia juga tahu. Berarti tugasnya di daerah sini? Gak, tugasnya di Ungaran. Berarti ngelaju

gitu? Ehemm dan sukanya ya gitu naik motor, apalagi kasian kalau pas hujan gitu. Ini anak-anak baru pisah kamar, tapi baru bulan apa ya kak? (Mama-nya tanya ke kakaknya V), dari bulan Agustus pas Lebaran itu. Soalnya anak-anak udah makin gede, dan pertanyaannya sudah makin kritis. Apalagi aku suka pakai daster, jadi aware-nya ke V, karena dia kan cowok. Dia udah mulai bertanya, dia diajak mandi Papa-nya. Terus dia bertanya, ini apa? ini apa?

Iya sama kakaknya berdua. Berarti udah berani bobok sendiri? Kalau mau boboknya masih dikeloni, tapi pas sudah bobok, ya ditinggal. Tapi kalau tengah malem gak bangun? Kadang bangun minta pipis, kadang bangunin kakaknya, dianter kakaknya, anter-anteran berdua, habis itu ya bobok lagi. Kadang “mah..mah”, teriak-teriak gitu manggil. Kadang masih suka takut berarti ya Bu? Mungkin karena mereka berdua suka nonton horor, berbau seperti itu, kayak “Jodoh Wasiat Bapak”. Tapi mereka mungkin karena penasaran ya, tapi penakutnya luar biasa. Tapi ya pinter-pinternya kita ngasi tahu, misal ya setan itu gak ada, itu sebenarnya jin yang berpura-pura menyerupai orang mati. Jadi tak arahkan ke hal-hal yang seperti itu. Kan ada jin jahat dan ada jin baik

PIP3, F4

PPE1, PIP2

PPE1

PSP2

PIP1, F4

(kakaknya bisa momong V).

Pekerjaan ayahnya dan ayah jarang di rumah.

Masalah dengan orangtua (V jarang berinteraksi dengan

papanya). Kondisi

lingkungan (mamanya selalu memberikan penjelasan).

Relasi dengan saudara

kandung (V tidur bersama kakaknya). Relasi dengan ayah (komunikasi dengan papa).

Relasi dengan saudara

kandung (V tidur bersama kakaknya).

Memanfaatkan waktu luang dengan menonton TV.

Relasi dengan ibu

(komunikasi dengan mama).

Ini kan kakaknya lebih siang pulangnya, terus V gimana?

Berarti diantar jemput sama Mbak-nya?

Tapi kalau ditinggal kerja dia gimana Bu?

Terus kalau libur semester gitu gimana Bu?

juga. Jin jahat yang menyerupai orang mati itu, jadi itu bukan hantu atau setan yang menyerupai orang mati. (kemudian Mama-nya bertanya kepada kakaknya mengenai jin baik dan jin jahat).

Di rumah, adiknya paling sama Mbak-nya. Nonton TV, kalau Mbak-nya mau ngapain, misalnya mau ke belakang, ya dia ngikut. Berarti dia ngikut kemana-kemana ya Bu? Iya dia ngikutin Mbak-nya kemana-mana (Mama-nya bicara sambil tertawa).

Gak, jadi ada marbot yang di masjid bawah itu lo Mbak. Berarti Mbak-nya di rumah terus ya Bu? Ehemm. Berarti mereka berangkatnya bareng kan ya? Iya bareng, pulangnya aja yang beda..nanti itu gedenya juga bareng itu Mbak (Mama-nya tertawa). Lebih gede adiknya malahan.

Iya itu aja kelas satu udah tinggi. Gedenya bareng, entar rumah jadi sepi, sekarang rame berantakan semua, nanti kan jadi sepi. Iya itu pasti berasa banget ya Bu? Iya yang berasa Mama-nya, kalau Papa-nya dines terus, Mama-nya berasa, di rumah ngapain ya (Mama-nya sambil tertawa).

Oh sudah terbiasa. Justru malah kalau ditinggal pergi-pergi gini misalkan mau keluar sama Papa-nya gitu kan, nah baru kelayu “ikut…ikut”. Tapi kalau kerja enggak.

Kalau libur semester itu kan tergantung, kan saya berdasarkan Papa-nya libur, kalau bisa pergi, ya pergi (Mama-nya tertawa), kalau gak, ya di rumah melakukan aktivitas. Kan kadang itu Mbak, aku beliin, kan kantor aku deket sama Satria, Ratu Paksi (Mama-nya tiba-tiba menegur V), eee apa manik-manik, apa pernak-pernik lucu, nanti beli, kayak bikin keterampilan, kayak dari batang es krim. Tapi kakaknya seneng kalau disuruh bikin-bikin kayak gitu. Kalau adiknya mainan (mama-nya tertawa), cepet bosen gitu, itu kalau anak yang kinestetik ya gitu Mbak, gerak terus. Kalau disuruh diem malah susah. Aku itu masih mencari, dia itu lebih prefer kemana bakatnya, masih tak gali terus, masih bingung, gambar rata-rata, kan ada anak yang suka sekali gambar dan gambarnya itu beneran bagus, mewarnainya bagus, tapi ini (sambil memeluk V) biasa aja. Pengennya ngikutin les ini itu, tapi aku gak bisa antar jemput, jadi ya solusinya guru dateng kerumah, jadi bisa ngontrol. Kalau adiknya beda metode sama kakaknya. Pernah aku coba les dari satu jam itu yang

PSP 2 PSP1, G2 G1 PIP1 G1, G2, PSC1 (mamanya selalu mengarahkan). V memanfaatkan waktu

luang dengan menonton TV.

Ungkapan perasaan

kesepian mamanya ketika nanti anaknya sudah besar.

Inatensi (tidak suka kegiatan

yang mengandalkan

ketelitian).

Relasi dengan ibu (ibunya memeluk V).

Inatensi (sulit fokus, beralih aktivitas). Hiperaktivitas

Berarti gak ada anak kecil yang sepantarannya ya di sekitar sini?

efektif hanya 25 menit, yang 35 menit itu entah dia bermain, mogok, segala macem, jadi kan malah rugi. Berarti dia bener-benar gak mau gitu? Eee..jadi udah ah capek, jadi maunya mainan terus, jadi kayak ini tadi, selingannya itu lebih banyak, lebih banyak mainnya. Dia masih bisa ngikutin pelajaran, walaupun banyak gerak. Dia adaptasinya lumayan cepet dia, jadi waktu awal-awal masuk itu, Bu Har sempet mau ditali kursinya kan, karena kan gak bisa diem Mbak, gerak terus, tapi lama-kelamaan, aku di rumah juga kasi perhatian “adik bukan TK, kalau adik masih di TK mungkin masih bisa belajar sambil bermain, kalau di SD udah gak boleh, kalau adik main, nanti malah disuruh di luar. Pernah dulu suatu ketika karena Bu Har saking jengkelnya ya, V disuruh keluar, gurunya bilang “kamutak suruh keluar lo?”, terus V jawab “iya,iya aku mau disuruh keluar” (Mama-nya bicara sambil tertawa), dia disuruh di luar malah seneng lari-lari di lapangan. Mau ditali tapi kan Bu Har itu kan cuman bercanda, tapi kadang ngeliat V jadi geli. Ini anak disuruh keluar kok malah seneng, itu padahal kan punishment, tapi menurut V dia malah bisa bebas, karena gak disuruh duduk. Makanya aku bilang, V ini cocoknya sekolah alam. Sekolah alam itu cocok banget buat dia, tapi jauh dari sini. Kalau V kayaknya pas ya ikut karate, karena melibatkan fisik yang banyak

gerak. Renang? Tapi kalau renang gak ada yang nganter Mbak,

sebenernya ada, disini deket kan sama Water Blaster, tapi Mama-nya gak bisa renang, Papa-nya juga gak bisa renang (Mama-nya tertawa), ga ada yang bisa ngelatih. Pengen ngiikutin ini itu, tapi kendalanya ya itu gak ada yang nganter. Eyangnya rumahnya deket sini sebenernya, kalau Mama-ku belum purna, belum pensiun, jadi masih aktif ngantor. Paling

kalau main ya ke rumah Eyangnya di bawah (Mama-nya tertawa). Berarti

kalau jalan kaki deket juga apa jauh? Turun terus naik, ya sebenernya deket kalau datar, karena turun terus naik, itu jadinya lumayan ngosngosan, kalau di rumah neneknya, ya di dalem rumah terus (Mama-nya tertawa). Kita sekali(Mama-nya pergi, ya langsung jauh Mbak, misal(Mama-nya ke Mall atau kemana-kemana.

Tadinya yang di rumah pojokan itu ada, tapi cowok-cowok yang sepantarannya dengan kakaknya. Nah ini Papa-nya jam segini baru berangkat. Mama-nya bertanya kepada Papa-nya “entar pulang malem

G2, F4

PSC3

F4

(banyak gerak). Akademik

(mampu memahami

pelajaran).

Hiperaktivitas (tidak bisa diam). Kondisi lingkungan

(mamanya memberikan

pengertian kepada V).

Masalah di sekolah (V

dihukum oleh gurunya).

Kondisi lingkungan

(mamanya sudah memahami kondisi V).

Berarti kalau belajar atau bikin PR gitu sama Ibu?

Pa? Papa-nya menjawab “ehemm”. Ini lebih lengketnya sama Papa-nya (Mama-nya sambil menunjuk kakaknya). (V membawa majalah Bobo, dia melihat gambar-gambar yang ada di majalah itu). Kemudian Mama-nya bilang sambil menunjuk gambar yang ada di majalah “nah kalau ada yang begini lebih prefer dia, kalau ada tokoh superhero-nya”. Dia imajinasinya luar biasa. Jadi apapun yang dia pakai, semisal tas yang dia pakai, sarung kan dipakai, dibantengin disini (Mama-nya sambil memperagakan, dibagian punggungnya), terus dia pakai topeng, pake pedang disini, kayak jubah. Terus kardus dipake di tangan, pake disini dan disini (sambil memperagakan di tangan kanan dan kiri), Itu bikin sendiri? Iya, terus nanti dia ceritanya terbang. Aku tu masih terus mencari dia bakatnya dimana, masih belum kelihatan, tapi yang ku tau imajinasinya luar biasa. Dia kalau hafalan juga cepet Mbak. V itu auditori dan kinestetik. Mama-nya memperingatkan V “V jangan kenceng-kenceng” (V juga dimarah oleh Papa-nya, karena menutup pintu gerbang dengan keras, kemudian V menghampiri Mama-nya dan memeluk Mama-nya dari belakang). Papa-nya langsung berkata “kamu gak denger Papa ngomong kok”. Mama-nya memberitahu V “dek, kamu jangan banyak gerak lo, nanti kamu pilek, nanti kamu kecapekan, nafasmu bunyi ngik..ngik lagi”.

Eheem, jadi belajar itu kalau V gak ada PR jarang belajar, tapi secara gak langsung misal aku tanya gitu kan, tak pancing, dia cerita dia di sekolah ngapain aja, dapet apa, aja, dia cerita, kalau gak belajar, tak pancing dia. (mama-nya tanya kepada V “kok pake ngelimpe Papa gak ada? emang gak boleh main?”, V pun menjawab “gak boleh”, Mama-nya jawab lagi “ya gak boleh gitu, gak boleh karena apa? Papa gak ngebolehin karena apa? Disuruh belajar?. V menjawab “enda”, Mama-nya jawab lagi “terus?”, V pun tidak menjawab, tetap asyik bermain lego). Suka bawa mainan ya Bu? Di sekolah juga bawa mainan ya? Iya Mbak, tapi kalau ketahuan sama aku Mbak, kalau misal pagi-pagi dia pas mau berangkat gitu, kadang tak geledah dulu tasnya, tapi kadang masih kecolongan juga.

Kalau bawa alat di tulis ke sekolah gimana Bu? (Mama-nya tertawa sebelum menjawab) Dia kalau aku bawain yang bagus-bagus, kadang aku bawain dia pensil itu dua, karena aku mikirnya gak aku bawain rautan, jadi kalau yang satu patah, kan dia masih bisa nulis pakai yang

PIP3, G2

PIP1

G1

V suka tokoh superhero.

Suka berimajinasi dengan menggunakan barang yang ada di sekitarnya.

Masalah dengan orangtua (V

tidak mendengarkan

peringatan dari

orangtuanya). Hiperaktivitas (V banyak gerak).

Relasi dengan ibu (mamanya

mengajak V komunikasi,

menasihati).

Inatensi (V seringkali

meninggalkan alat tulisnya dan menggunakan buku tulis

Berarti Papa-nya memang jarang dirumah ya Bu?

satunya, aku sih mikirnya gitu. Pensil dua, penghapus, penggaris, pulang pensilnya tinggal satu itupun bukan punyanya dia, ya entah pensil siapa, ya pensil dia gak ada, gak tahu mungkin tuker-tukeran kali sama temennya. Temennya bawa pensilnya dia, dia bawa pensil temennya, aduhhh ini gimana. Penggaris sudah beberapa kali hilang, penghapus juga bawanya baru, pulang-pulang jelek dan kecil, entah itu penghapusnya siapa. Itu hampir setiap pulang sekolah seperti itu atau gimana Bu? Ya sering banget seperti itu. Kalau bukunya Bu? Kalau buku gak sampai hilang, cuma karena cowok kayak lompat-lompat gitu (Mama-nya tertawa), jadi antara sampul depan sama buku tulis dalemnya lepas, kadang lepas satu, kadang beberapa. Jadi bawanya mungkin gini kali ya (Mama-nya memperagakan, isi buku tulisnya dibawa dengan cara ditarik). Lha kadang aku binggung juga mbak, dia kalau gak gak pegang gadget memang hiperaktif seperti itulah, tapi kalau pakai gadget serba salah juga. Pengen dia anteng sebenernya, tapi kalau anteng, ya antengnya kalau nonton TV. Nonton TV pun kalau udah iklan dia main (Mama-nya tertawa). Kalau nonton bioskop juga gitu, jadi gini misal, kalau pas lagi seru dia nyimak bener, tapi kalau pas lagi boring, banyak adegan percakapannya, dia kan ga ngerti dan tulisannya cepet, dia akan merasa boring kalau banyak dialognya, jadi dia bergerak, entah dia lihat ke belakang, atau pindah ke depan kalau kosong, pindah ke sebelahnya. Ini lho Mbak, kakaknya ini butuh kasih sayang ekstra, karena waktu kakaknya usia 15 bulan, aku hamil V 2 bulan, jadi pas kakaknya umur 2 tahun, V lahir. Secara mental waktu itu aku juga belum siap, tapi dikasih cepet ya bersyukur. Waktu itu kan aku masih bimbang mau pakai KB apa, pakai KB ini takut, belum sempet KB eh malah jadi (Mama-nya tertawa). Tapi Alhamdullilah kok pas cowok.

Ehmm…dulu sebelum di Reserse Papa-nya di Lantas, pas di Lalu Lintas sering di rumah. Terus mungkin ada fase dia bosen kali ya, orang dia dari pertama dines sudah di Lantas, jadi mungkin dia pengen belajar di Reskrim. Semakin menikmati pekerjaannya semakin kurang peduli dengan keluarga, sebenarnya aku selalu ingetin juga, ya boleh sih, cuman kalau dia sudah bilang kamu dulu nikah sama aku waktu pas sidang nikah kan sudah diberitahu, tugas Negara itu nomor satu.Yaaa (Mama-nya

G1, G2

tidak secara beraturan).

Inatensi (V tidak bisa fokus

pada satu aktivitas).

Hiperaktivitas (V tidak bisa diam, pindah tempat).

Jarak usia V dengan

kakaknya hanya selisih 2

tahun. Kekurangsiapan

mamanya saat hamil kedua (hamilnya V).

Papanya kurang peduli

dengan keluarga, karena itu adalah resiko dari pekerjaan papanya.

sambil tertawa), dulu waktu sebelum menikah di KAU memang sudah dikasih tahu semua, jadi memang harus sudah siap, ya konsekuensinya, resikonya memang begini. Kadang aku mikir, aku harus apa ya (Mama-nya tertawa sambil bilang “curcol”), kayak harus lebih tangguh daripada wanita yang lain, karena kan aku harus peran ganda, pagi juga aku harus kerja, pulang sore. Jadi aku gak hanya sekedar memenuhi kebutuhan anak-anak, tapi juga harus mendidik, ngasih tau hal boleh dan gak boleh, kadang aku kan juga capek, kadang kan harus menjelma menjadi sosok yang pemarah (Mama-nya tertawa). Kalau tegas aku kan harus belajar dari Papa-nya, karena kita Ibu ya, jadi kalau Ibu itu lebih gak tega, kadang minta beli-beli, kadang kita masukin ke hati, sebisa mungkin kalau sudah bisa dituruti, tapi gak pernah Alhamudillah anak-anak gak pernah minta barang diluar batas kemampuan orangtuanya. Misal minta mainan, terus saya bilang mahal, Mama gak bawa uang segini, ada uang segini, tapi nanti adik gak bisa beli susu, jadi aku jujur langsung, tak kasih tahu. Dia mau ganti, terus dia bilang “kalau yang ini Mah, kalau yang ini untuk anak perempuan, terus tak arahin “kalau yang ini aja gimana? ini lebih bagus

Dalam dokumen Hasil Wawancara dan Observasi Subjek 1 (Halaman 34-54)