• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELUTU YANG SUKA BERMAIN JUD

4.4. Tanggapan dari Masyarakat di Lingkungan Sekitar

Adapun beberapa tanggapan-tanggapan yang saya tanyakan kepada masyarakat yang ada disekitar lokasi penelitian saya dalam menyikapi perilaku ibu-ibu yang suka bermain judi adalah sebagai berikut:

Bapak E. Manalu adalah salah satu tetua adat di Dsa Sei Belutu, setiap ada pesta yang satu marga dengannya bapak ini selalu dipanggil untuk menjadi “Parhata” di acara pesta tersebut. Bapak E. Manalu juga adalah seorang PNS dan bekerja sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri di Desa Sei Belutu. Adapun tanggapan bapak tersebut dalam menyikapi perilaku ibu-ibu yang suka bermain judi adalah sebagai berikut:

“Saya melihat ibu-ibu yang suka bermain judi mungkin memiliki beberapa alasan kenapa mereka melakukan tindakan perjudian tersebut walaupun mereka sadar dan mengerti kalau perjudian yang mereka lakukan itu dilarang pemerintah dan kalau saja mereka ketahuan pastinya hukuman yang mereka peroleh sangat lama minimal 5 tahun penjara dan mereka pun malu terhadap keluarga dan orang-orang. Mungkin ada satu alasan yang membuat mereka suka berjudi yaitu mungkin karena stres karena banyaknya beban pikiran yang dipikirkan mereka, dan juga mungkin karena tidak adanya kecocokan antara suami dan isteri karena mereka sering bertengkar jadinya ibu inipun pergi gabung-gabung dengan teman-teman yang suka bermain judi. Sebenarnya di Adat Batak Toba ataupu di adat suku manapun itu, perempuan tidak bagus bermain judi, seharusnya perempuan itu berada di rumah membantu suaminya, mengurus anak-anak mereka dan kalau ibu itu punya pekerjaan ya sudah pekerjaan itu mereka lakukan dengan benar. Sepulang bekerja mereka bisa dirumah beres-beres rumah. Tetapi memang bapak sudah lihat sekarang ini sudah banyak mama yang berjudi, bukan hanya berjudi bapak pernah lihat ada ibu-ibu yang suka sekali bertogel, kalau ada kejadian yang aneh atau sedang bermimpi pasti dirumuskan ketogel. Hal yang seperti itu sebenarnya mudah saja untuk menghilangkannya, kalau memang keinginannya besar untuk berubah pasti bisa”.

Dari pernyataan di atas dapat kita ketahui bahwa menurut Bapak E. Manalu seorang ibu tidak bagus bermain judi karena bermain judi adalah pekerjaan yang

tidak bagus dilakukan. Menurut Bapak E. manalu sikap seperti itu bisa di rubah kalau saja ada niat yang besar untuk melaksanakannya.

• Bapak K. Situmorang

Bapak K. Situmorang adalah salah satu masyarakat Desa Sei Belutu, dia bekerja sebagai salah satu staff di salah satu kantor CU yang ada di Rampah, bapak tersebut sudah 28 tahun tinggal di Desa Sei Belutu. Adapun tanggapan Bapak K. Situmorang dalam menyikapi perilaku ibu-ibu yang suka bermain judi adalah sebagai berikut:

“Kalau saya melihat ibu-ibu bermain judi itu wajar-wajar sajalah karena mungkin dengan bermain judi itu yang membuat mereka senang. Walaupun orang tahu bahwa sebenarnya seorang wanita khususnya ibu tidak pantas bermain judi karena bermain judi itu seharusnya dilakukan oleh kaum laki-laki tetapi kalau dilihat sekarang ini ibu-ibu dan bapak-bapak itu sama semuanya. Bapak-bapak berjudi ibu-ibu juga, bapak-bapak minum-minum tuak ibu-ibu juga, bapak-bapak suka bertogel ibu-ibu juga suka bertogel jadi bapak-bapak dan ibu-ibu jaman sekarang sudah sama tidak ada lagi batasannya, dan sekarang tergantung ibu-ibunya gimana seharusnya dia berperilaku semestinya ibu-ibu. Di Kasino sana banyak perjudian ibu-ibu juga banyak sekali yang ikut berjudi, jadi kalau menurut saya sendiri tidak masalahnya kalau ibu-ibu bermain judi”.

Dari pernyataan di atas dapat kita ketahui bahwa menurut Bapak K. Situmorang ibu-ibu itu wajar saja kalau bermain judi karena untuk jaman sekarang ini laki-laki dan perempuan itu kedudukannya sama. Apa yang diperbuat laki-laki untuk sekarang ini bisa dilakukan oleh perempuan juga.

• Bapak P. Sitorus

Bapak P. Sitorus adalah salah satu tetua adat di Desa Sei Belutu, dia juga merangkap sebagai guru SD Swasta di Sei Belutu, bapak ini mengajar mata pelajaran Muatan Lokal di semua kelas mulai dari kelas I s/d kelas VI. Adapun tanggapan bapak ini dalam menyikapi perilaku ibu-ibu yang suka bermain judi adalah sebagai berikut:

“Menurut saya kalau ibu-ibu bermain judi itu tidak wajar sama sekali karena seharusnya seorang ibu harus berbuat bagaimana seharus perempuan maksu Tulang seharusnya perempuan yaitu berada dirumah mengurus suami, anak dan membersihkan rumah dan walaupun bekerja dia harus bekerja sesuai dengan kodratnya. Tapi sekarang ibu sudah banyak saya lihat ibu-ibu yang suka berjudi, ada juga ibu-ibu yang ikut gabung dengan bapak-bapak yang lain berjudi, sebenarnya itu hal yang sangat memalukan untuk para perempuan. Perempuan sekarang ini tidak tahu malu menurut saya mereka bangga pada diri mereka yang suka bermain judi, apalagi kalau saya melihat mamak-mamak bermain judi sambil merokok kalau bisa sudah Tulang jambak-jambak rambutnya itu, tapi mungkin dipikiran mereka berjudi merupakan suatu kebanggaan buat mereka padahal menurut saya itu sungguh memalukan sekali. Saya heran melihat ibu- ibu yang suka bermain judi apakah keluarganya tidak menasehati tingkahlaku ibu-ibu itu, atau sudah dinasehati tapi malah ibu-ibu ini yang tetap saja tidak peduli dan tidak mau mendengarkan nasehat-nasehat dari keluarganya”.

Dari pernyataan di atas dapat kita lihat bahwa menurut Bapak P. Sitorus isteri yang baik adalah tidak bermain judi dan berada di rumah mengurus suami, anak maupun rumah. Baginya perempuan jaman sekarang berbeda jauh dengan perempuan dulunya dimana dulu perempuan itu tidak tahu berjudi, minum-minuman

beralkohol dan merokok tetapi perempuan sekarang bangga dengan perilakunya yang seperti itu.

• Bapak A. Sinaga

Bapak A. Sinaga adalah salah satu tetangga rumah Ibu E. Sinaga. Dia bekerja sebagai petani dan hanya lulusan SMA. Bapak A. Sinaga salah satu teman dekat dari Bapak P. Sihotang yaitu suami dari Ibu E. Sinaga, dank arena memang Bapak A. Sinaga sama-sama satu marga dengan Ibu E. Sinaga. Adapun tanggapan Bapak A. Sinaga mengenai perilaku Ibu E. Sinaga yang suka bermain judi adalah sebagai berikut:

“Dulu setahu saya Op. Tiur boru ini orangnya tidak seperti itu lah sifatnya suka bermain judi, saya sudah kenal lama dengan Op. Tiur ini, dia itu orangnya paling tidak suka bermain judi, sebaliknya dia orangnya suka sekali bekerja, habis pulang dari PUSKESMAS tempat dia bekerja dia itu masih tetap sempat- sempatnya pergi kerja di sawah mengurus padinya terkadang pulang sampai larut malam, masih ingat saya dulu ada ibu-ibu dilihat dia bermain judi tahu apa katanya “gimananya mamak- mamak kayak gini, apa tidak malu dilihat orang apalagi kalau dilihat sama anak-anaknya.” Jadi saya heran sekali lihat sekarang tingkah laku Op. Tiur boru ini, kok bisalah sekarang dia suka bermain judi, sudah bermain judi, mau lagi minum tuak dan kawan-kawannya bapak-bapak semua terkadang sore-sore saya lihat Op. Tiur boru ini cerita-cerita sama bapak-bapak yang dikedai itu, heran sekali saya lihatnya pokoknya beda sekalilah sekarang Op. Tiur ini. Kalau dilihat- lihat setiap hari pergi ketempat perjudiannya itu belum masih ada 1 jam dirumah langsung pergi berjudi, sekarang ini saya lihat Op. Tiur boru ini lebih lama tinggal di luar daripada dirumahnya sendiri sampai-sampai orang-orang yang di kampung ini sudah tahu dimana tempat orang itu berkumpul untuk bermain kartu karena seringnya dia kesana, anak-anak yang dikampung ini pun tahu dimana tempat perjudian

mereka. Kalau menurut saya yah tidak bagus sekali kalau seorang ibu-ibu itu bermain judi, bagaimana pandangan orang pasti rendah sekali melihatnya. Seandainyalah ada laki-laki yang mau dekatin borunya karena laki-laki itu tahu mamanya suka bermain judi pasti laki-laki itu berfikir lagi mendekati anaknya itu, jadinyakan anak-anak yang jadi korban dari tingkah laku mamanya itu sedangkan anaknya itu orangnya baik.

Dari pernyataan di atas dapat kita ketahui bahwa menurut Bapak A. Sinaga seorang ibu itu harus mencerminkan sikap atau perilaku yang baik kepada masyarakat khususnya terhadap keluarganya.

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, peneliti menarik beberapa kesimpulan di bawah ini:

a. Bagi ibu-ibu tersebut judi merupakan suatu pengobat stres, suntuk dan sebagai obat penenang dalam menghadapi beratnya beban pikiran oleh ibu-ibu tersebut.

b. Awalnya perjudian ibu-ibu ini memiliki anggota sebanyak 3 orang saja tetapi karena adanya persamaan yang ada dalam sikap bu-ibu tersebut anggota perjudian ini pun bertambah menjadi 8 (delapan)o orang.

c. Menurut Bapak E . Manalu salah satu tetua adat di Desa Sei Belutu judi merupakan tindakan yang tidak baik dilakukan oleh kaum perempuan karena perempuan seharusnya berada dirumah membantu suami maupun anak-anak dan segala bentuk perjudian dilarang oleh pemerintah tetapi walaupun mereka tahu bahwa judi itu tidak baik dan dilarang oleh pemerintah mereka tetap saja melakukan tindakan perjudian.

d. Dalam melakukan tindakan perjudian meraka berkumpul di suatu tempat yang sudah mereka sepakati sebagai tempat mereka berkumpul yaitu berada di salah satu rumah ibu yang ikut dalam permainan judi tersebut yaitu berada di rumah ibu H. Pandiangan.

e. Ada beberapa tanggapan-tanggapan yang dikemukan oleh suami, anak-anak, keluarga terdekat maupun dari masyarakat sekitar mengenai perilaku ibu-ibu yang suka bermain judi, adapun

tanggapan-tanggapan yang dikemukan mereka bermacam-macam ada yang setuju kalau ibu-ibu berjudi tidak ada masalah dan ada juga yang menolak bahwa ibu-ibu tidak pantas melakukan tindakan perjudian tersebut.

f. Ada beberapa fungsi judi bagi ibu-ibu tersebut yaitu 1. Bersifat Rekreatif artinya dalam permainan judi ini para ibu dapat merasakan kesenangan dalam melakukan perjudian tersebut, 2. Bersifat Sosialisasi artinya dalam permainan judi yang dilakukan oleh ibu-ibu tersebut membutuhkan teman dalam bersosialisasi dimana sosialisasi ini bertujuan untuk berkumpul dengan ibu-ibu yang lainnya untuk meringankan beban yang ada dalam pikiran mereka, 3. Waktu artinya dalam permainan judi ini ibu-ibu tidak melihat berapa lama waktu yang mereka butuhkan dalam permainan judi ini , 4. Bersifat Ekonomi artinya dalam permainan judi ini ibu-ibu melakukan tindakan perjudian bertujuan untuk menghasilkan uang sebagai tambahan untuk belanja rumah tangga mereka.

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian fungsi judi pada ibu-ibu yang berada di Desa Sei Belutu, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai,

peneliti memiliki beberapa saran yang mungkin berguna untuk kedepannya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sebaiknya seorang perempuan itu harus mencerminkan sikap atau perilaku yang baik sebagaimana citra perempuan yaitu mengurus anak, suami dan rumah tangga.

b. Dengan adanya peraturan pemerintah yang tegas kepada masyarakat mengenai penertiban perjudian, maka masyarakat akan merasa takut dan oleh karena itu masyarakat akan mematuhi peraturan yang dibuat oleh pemerintah tersebut.

c. Masyarakat seharusnya dapat bekerjasama dengan pemerintah dalam menghapuskan segala tindakan penjudian yaitu dengan cara melaporkan tindakan perjudian tersebut kepihak yang berwajib.

d. Seharusnya pihak berwajib mengadakan suatu kegiatan pengawasan disetiap desa-desa sehingga tindakan perjudian tidak terjadi.

e. Dengan adanya komunikasi yang baik dalam keluarga, maka tindakan perjudian yang dilakukan oleh kaum ibu-ibu tidak akan pernah terjadi.

f. Seharusnya seorang ibu itu harus sadar kalau tindakannya yang suka betmain judi membuat anak-anaknya serta suaminya malu terhadap masyarakat yang ada pada lingkungan tempat mereka tinggal.

g. Sebaiknya keluarga, kerabat dekat maupun masyarakat tidak bosan- bosannya menasehati ibu-ibu yang suka bermain judi dan memberitahukan dampaknya mereka melakukan tindakan perjudian.

h. Bagi mahasiswa antropologi yang akan mengadakan penelitian selanjutnya, sebaiknya perlu menciptakan hubungan yang baik dengan masyarakat tineliti (masyarakat yang diteliti). Adapun guna dari hal tersebut adalah untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Dengan demikian, sebagai antropolog kita tidak lagi mengolah data dan mendeskripsikannya secara subjektif malainkan objektif. Artinya data diolah berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan.

Dokumen terkait