• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Teknik Analisis Data

4. Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan yaitu setelah siswa menyelesaikan posttest. Angket tanggapan siswa bertujuan untuk mengetahui perasaan siswa, minat siswa dan pendapat siswa mengenai pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (TSTS) pada materi barisan dan deret aritmetika.

Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh bahwa tanggapan yang diberikan siswa terhadap pembelajaran pada materi barisan dan deret aritmetika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (TSTS) sangat positif, melalui bantuan LKS membuat siswa dengan mudah memahami materi yang diajarkan dan siswa berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (TSTS). Minat positif dari siswa akan membuat siswa antusias untuk belajar, sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep.

Rasa senang siswa terhadap pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran ini menimbulkan rasa puas bagi siswa, karena pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang baru bagi mereka seperti materi pelajaran, LKS yang diberikan, tes pemahaman konsep, suasana pembelajaran di kelas dan cara guru mengajar. Rasa senang siswa juga disebabkan oleh jelasnya bahasa yang digunakan dalam LKS, tes pemahaman konsep dan materi pelajaran. Siswa juga merasa tertarik dengan penampilan yang terdapat dalam LKS, pemahaman konsep dan materi pelajaran.

Minat dan rasa senang siswa terhadap pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran ini menimbulkan rasa puas bagi siswa. Syaiful mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.2 Dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang dikarenakan hal tersebut datang dari dalam diri seseorang.

Berdasarkan pada Tabel 4.20 terlihat bahwa tanggapan siswa untuk setiap pertanyaan berkisar antara sangat positif dan positif atau dapat dikatakan tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (TSTS) sangat baik dan baik, dan berdasarkan nilai rata-rata keseluruhan diperoleh skor 3,17, maka berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dapat disimpulkan bahwa tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (TSTS) sangat positif.

______________

2

89 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa:

1. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay- Two Stray (TSTS) pada materi barisan dan deret aritmetika di kelas X SMA Negeri 8 Banda Aceh membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran.

2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay- Two Stray (TSTS) pada materi barisan dan deret aritmetika di kelas X SMA Negeri 8 Banda Aceh dengan baik.

3. Pemahaman konsep barisan dan deret aritmetika yang diajarkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay- Two Stray (TSTS) meningkat dibandingkan dengan Pemahaman konsep barisan dan deret aritmetika yang diajarkan tanpa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay- Two Stray (TSTS) pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Banda Aceh.

4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (TSTS) pada materi barisan dan deret aritmetika

di kelas kelas X SMA Negeri 8 Banda Aceh sangat positif dengan rata-rata 3,17.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada pihak sekolah agar pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay- Two Stray (TSTS) dapat menjadi alternatif pembelajaran matematika yang digunakan di SMA Negeri 8 Banda Aceh dan dapat dilaksanakan secara bergantian dengan model pembelajaran yang lain.

2. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika, siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan bimbingan guru untuk meningkatkan kemampuan presentasi siswa. 3. Dalam diskusi, penghargaan kelompok merupakan salah satu cara untuk

memotivasi siswa agar lebih antusias dalam pembelajaran.

4. Memperbanyak variasi masalah berdasarkan kehidupan sehari- hari. Diharapkan dengan pemberian masalah tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

5. Pihak lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan pembelajaran dengan model TSTS pada materi ajar yang berbeda atau pada mata pelajaran selain matematika.

70

Agus Suprijono, 2009. Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Surabaya.

Anas Sudijono, 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anita Lie, 2002. Cooperatif Learning, Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia. Creswell, John W, 2008. Educational Research: Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), 2016. Model Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Dian Mayasari, 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Kelas XI IPA 5 SMAN 1 Purwosari Pasuruan, Universitas Negeri Malang. Echols, John M, 2000. Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Emzir, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Herman Hudojo,1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika, Malang: IKIP. Hifzi Meutia, dkk, April 2013. Kemampuan Mahasiswa Calon Guru Menerapkan

Penilaian Kinerja Untuk Menilai Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal Peluang, Volume 1, Nomor 2.

Husnidar, dkk, April 2014. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa di SMA Negeri 1 Bireuen, Jurnal Didaktik Matematika, Vol.1, No. 1.

Indah Komsiyah,2012. Belajar dan Pembelajaran, Yoyakarta: Teras.

Kemp, Jerrol E, 1994. Proses Perancangan Pengajaran, Penerjemah: Asril Marjohan, Bandung: ITB.

Mardisa Andra, dkk, 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa VIII SMPN 1 Bayang, Jurnal.

Miftahul Huda, 2013. Cooperative Learning (metode, teknik, struktur dan model penerapan, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, 2011. Belajar & Pembelajaran Pengem bangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasion al, Ar-Ruzzmedia, Jogyakarta.

Murniati, dkk, Juli 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP, Jurnal Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 46, Nomor 2.

Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, 2009. Konsep Strategi Pembelajaran, Refika Aditama: Bandung.

Neng Triwulan, Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray, http://duniiaaceriia a-model-kooperatif-tipe-two-stay-two-stray.htmdiakses 25 Juni 2015. Nita Putri Utami, dkk, 2014. Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas XI

IPA SMAN 2 Painan Melalui Penerapan Pembelajaran Think Pair Square, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3 No. 1.

Poerwadarnata, 1997. Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Puji Iryanti, 2004. Penilaian Unjuk Kerja, Yogyakarta: Depdiknas.

Rahma Johar, dkk, 2006. Strategi Belajar Mengajar, Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Rini Novia Antika, dkk, 2013. Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two stray Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa, Jurnal. Rusdin Pohan, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Lanarka

Publisher.

Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Bandung.

Sudjana, 2000. Metode Statistik, Bandung: Tarsito.

Sugianto, dkk, April 2014. Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD Ditinjau dari Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa SMA”, Jurnal Didaktik Matematika, Vol. 1, No. 1.

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sukardi, 2004. Metedologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi Aksara.

Sumardyono, 2004. Karakteristi Matematika dan ImplikasinyaTerhadap Pembelaj aran Matematika, Modul Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika Yogyakarta.

Syaiful Bahri Djamarah, 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika,2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA.

Tim penyusun,” Common Text Book, 2001. Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA.

Toha Anggoro, 2008. Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka. Wina Sanjana, 2007. Cooperative Learning, Jakarta: Bumi Aksara.

Winarno Surakhmad, 2001. Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metode Teknik, Cet.7. Bandung: Tarsito.

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Matematika-Wajib Kelas/ Semester : X/ Genap

Materi Pokok : Barisan dan Deret Aritmetika Alokasi Waktu :3x45 menit (1 x Pertemuan)

A. KompetensiInti:

Dokumen terkait