commit to user BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Tanggung Jawab dan Wewenang
PT Perkebunan Tambi dipimpin oleh seorang Direktur Utama sedangkan Unit Perkebunan Tambi dipimpin oleh Pemimpin Unit Perkebunan. Dalam menjalankan tugasnya Pemimpin Unit Perkebunan dibantu oleh Kepala Bagian Kebun, Pabrik dan Kantor. Masing-masing memiliki tugas dan wewenang yang harus dijalankan sebaik-baiknya. Penjabaran tugas dan wewenang dari masing-masing anggota pada struktur organisasi PT Perkebunan Tambi sebagai berikut :
a) Pemimpin Unit Perkebunan
Pemimpin Unit Perkebunan merupakan kepala perkebunan yang bertanggung jawab secara langsung kepada Direksi PT Perkebunan Tambi serta membawahi Kepala Bagian Kebun, Pabrik dan Kantor.
Tugas dari pemimpin unit perkebunan yaitu memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas sebagai Pemimpin Unit Perkebunan termasuk dalam kegiatan pengelolaan kebun, pabrik, kantor dan kegiatan perusahaan lainnya serta kegiatan lain yang berkaitan dengan jabatannya sebagai Pemimpin Unit Perkebunan dalam rangka mendukung usaha perusahaan dalam mencapai tujuan efektif dan efisiensi.
b) Kepala Bagian Kebun
Kepala Bagian Kebun bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Unit Perkebunan. Tugas dari Kepala Bagian Kebun yaitu memimpin, merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bagian kebun serta membawahi Kepala Blok dan Administrasi Kebun.
1) Kepala Blok : menangani satu blok kebun dan membawahi Bagian Petik, Bagian Pemeliharaan, dan Pembibitan dalam blok tersebut.
• Bagian Petik adalah bagian yang bertanggungjawab dalam urusan pemetikan,
• Bagian Pemeliharaan bertanggungjawab dalam urusan pemeliharaan tanaman dan kebun.
• Bagian Pembibitan bertanggung jawab dalam urusan pembibitan tanaman teh.
2) Administrasi Kebun : menangani masalah administrasi yang berhubungan dengan kebun dan produksi pucuk basah.
c) Kepala Bagian Pabrik
Kepala Bagian Pabrik bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Unit Perkebunan. Tugasnya yaitu memimpin, merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bagian pabrik unit pengolahan termasuk dalam kegiatan pengolahan hasil kebun dan kegiatan pabrik lainnya, dalam rangka mendukung usaha perusahaan dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.dibantu oleh pengawas pengolahan yaitu :
1) Pengawas Pelayuan yang menangani proses pelayuan dan mengatur serta mengawasi karyawan pelaksananya.
2) Pengawas Penggilingan yang menangani proses penggilingan dan fermentasi dan mengatur serta mengawasi karyawan pelaksananya.
3) Pengawas Pengeringan yang menangani proses pengeringan dan mengatur serta mengawasi karyawan pelaksananya.
4) Pengawas Sortasi yang menangani proses sortasi dan mengatur serta mengawasi karyawan pelaksananya.
5) Pengawas Gudang yang menangani proses pengepakan dan pengemasan dan mengatur serta mengawasi karyawan pelaksananya. Pengawas Gudang juga menangani masalah pengangkutan / transportasi pemasaran teh.
6) Pengawas Sanitasi yang menangani masalah sanitasi dalam proses pengolahan.
7) Kepala Seksi Teknik : menangani masalah teknis listrik, mesin dan bangunan yang dibantu oleh Bagian Teknik Listrik dan Mesin serta Bagian Teknik Bangunan.
• Bagian Teknik Listrik dan Mesin menangani masalah teknik listrik dan mesin, perawatan dan perbaikan mesin. • Bagian Teknik Bangunan menangani masalah bangunan
8) Pelaksana Administrasi Pabrik : melaksanakan administrasi yang berhubungan dengan proses produksi teh kering.
d) Kepala Bagian Kantor
Kepala Bagian Kantor bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Unit Perkebunan serta membawahi Kepala Seksi Bendahara, Kepala Seksi Pembukuan dan Arsip, dan Kepala Seksi Keamanan.
Tugas dari kepala bagian kantor yaitu memimpin, merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas kegiatan Kantor Unit Perkebunan termasuk dalam kegiatan pengelolaan keuangan Unit Perkebunan, pembukuan, pengarsipan, sumber daya manusia dan masalah umum di Unit Perkebunan dan kegiatan kantor lainnya, dalam rangka mendukung usaha perusahaan dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 3. Ketenagakerjaan
a. Pembagian Tenaga Kerja
Pembagian tenaga kerja di UP Tambi berdasarkan status karyawan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pembagian Tenaga Kerja Di UP Tambi
No. Status Tenaga
L P Jumlah 1 Karyawan I 6 3 9 2 Karyawan IIE 3 3 3 Karyawan IID 11 1 12 4 Karyawan IIC 12 1 13 5 Karyawan IIB 26 26 6 Karyawan IIA 43 7 50 7 Karyawan borongan 62 174 236 Gabungan Jumlah 163 186 349 Sumber : Wawancara
Karyawan I merupakan karyawan yang diangkat berdasarkan pengabdiannya, sedangkan karyawan II diangkat berdasarkan lama kerja dan prestasi. Pengangkatan karyawan dilakukan dengan
melaksanakan tes khusus yang harus diselesaikan oleh para karyawan yang akan diangkat menjadi golongan yang lebih tinggi.
Karyawan borongan yang ada di UP Tambi berjumlah 236 yang terbagi pada bagian petik, pemeliharaan, pabrik, dan agrowisata. Rincian karyawan borongan di UP Tambi tercantum pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rincian Karyawan Borongan
No. Bagian L P Jumlah Tenaga
1 Petik 8 172 180 2 Pemeliharaan 38 - 38 3 Pabrik/umum 13 2 15 4 Agrowisata 3 3 62 174 236 Sumber : Wawancara
Karyawan yang ada di bagian pengolahan teh di UP Tambi berjumlah 67 orang yang terdapat pada bagian pelayuan, penggilingan, pengeringan, sortasi, pengepakan, teknik, bahan bakar, kantor, dan sanitasi dengan rincian yang terdapat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Jumlah Karyawan Bagian Pengolahan
No. Bagian Tenaga Kerja
1 Pelayuan 16 2 Pengilingan 9 3 Pengeringan 4 4 Sortasi 8 5 Pengepakan 6 6 Teknik 6 7 BBK + Pekayuan 6 8 Kantor 5 9 Sanitasi + OB 7 Jumlah 67 Sumber : Wawancara
b. Pembagian Jam Kerja
Pembagian jam kerja di UP Tambi secara umum sebagai berikut:
1) Senin pukul 07.00 – 15.00 WIB 2) Selasa pukul 07.00 – 15.00 WIB
3) Rabu pukul 07.00 – 15.00 WIB 4) Kamis pukul 07.00 – 15.00 WIB 5) Jum’at pukul 07.30 – 11.30 WIB 6) Sabtu pukul 07.00 – 13.00 WIB
Pembagian jam kerja para karyawan bagian pengolahan sebagai berikut:
a) Pelayuan
• Shift 1 pukul 05.00 – 13.00 WIB • Shift 2 pukul 09.00 – 17.00 WIB • Shift 3 pukul 14.00 – 22.00 WIB • Shift 4 pukul 22.00 – 05.00 WIB b) Penggilingan
Pukul 05.00 – 13.00 WIB (istirahat 1 jam) c) Pengeringan
Pukul 06.00 – 14.00 WIB (istirahat 1 jam) d) Sortasi
Pukul 07.00 – 15.00 WIB (istirahat 1 jam) e) Gudang dan Pengepakan
Pukul 08.00- 14.00 WIB (istirahat 1 jam) 4. Kesejahteraan Karyawan
PT Perkebunan Tambi menyediakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua karyawan untuk memenuhi hak semua karyawan. Beberapa fasilitas didirikan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas bagi para karyawan serta kesejahteraan keluarga karyawan. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:
a) Kesejahteraan karyawan seperti Jamsostek, koperasi karyawan, santunan pendidikan dan punakarya.
b) Pelayanan kesehatan untuk karyawan, keluarga, dan punakarya seperti pengobatan BPK, pelayanan KB, Posyandu, Pemeriksaan kesehatan
calon karyawan, pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawan pabrik dan petugas pestisida.
c) Disediakan sarana Olahraga dan kesenian, tempat ibadah.
d) P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesejahteraan Karyawan). e) Disediakan sarana perumahan bagi para karyawan.
f) Rekreasi.
g) Tunjangan-tunjangan meliputi : Tunjangan Hari Raya, gratifikasi, cuti tahunan, pakaian kerja, meninggal dunia.
h) Pemberian dana pensiun. i) Pemberian teh setiap bulannya.
C. Penyediaan Bahan Baku
1) Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan elemen terpenting dalam proses produksi yang nantinya diolah dari bentuk mentah menjadi produk jadi. Bahan baku dalam industri pengolahan teh hitam UP Tambi ini adalah pucuk daun teh segar yang diperoleh dari UP Tambi (Blok Taman, Pemandangan, Tanah Hijau dan Panama) serta UP Tanjung sari (Blok Kutilang, Murai, Gelatik). Untuk jenis – jenis tanaman teh masing- masing blok bisa berbeda, misalnya saja pada blok Panama jenis tanaman teh ada CIN 143, TRI 2025, TRI 2024, Gambung 4, gambung 3, dan TB merah. Jenis tanaman teh pada blok Pemandangan ada TRI 2024, TRI 2025, RB 3 dan Gambung.
Kegiatan utama yang dilakukan dalam pengadaan bahan baku adalah pemetikan pucuk teh.
Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh di atas bidang petik yang memenuhi syarat untuk diolah secara berkesinambungan menjadi produk teh kering. Kegiatan pemetikan di UP Tambi biasa dilakukan dari pukul 06.00-09.30 WIB. Jumlah tenaga pemetik pada tiap-tiap blok antara 50-60 orang. Pemetikan dilakukan oleh tenaga pemetik dengan alat (gunting). Setelah daun dipetik, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang. Selanjutnya setelah keranjang penuh, dimasukkan ke dalam waring yang berkapasitas kurang lebih 25 kg. Akan tetapi sering pemetik mengisi waring melewati kapasitas maksimal, hal ini dapat merusak pucuk teh. Hasil petikan kemudian dibawa ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) pada tiap-tiap blok, selanjutnya pucuk dari masing-masing pemetik ditimbang untuk segera diangkut ke pabrik. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berat pucuk segar dari kebun serta pemberian upah kepada pemetik. Dalam satu blok terdapat beberapa tenaga pemetik dan dua pembimbing (mandor) yaitu mandor petik dan mandor pemelihara. Tiap mandor petik idealnya membantu 20-25 orang.
Untuk menjaga kontinuitas bahan baku, diberlakukan sistem petik yang memiliki daur petik. Yang dimaksud daur petik adalah jangka waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya, dihitung dalam hari. Panjang pendeknya giliran petik tergantung pada kecepatan pertumbuhan pucuk. Kecepatan pertumbuhan pucuk sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Umur pangkas : semakin tua umur pangkas semakin lambat pertumbuhannya, sehingga semakin panjang daur petik. Umur pangkas dipengaruhi oleh tinggi rendahnya letak kebun dari permukaan laut. Makin tinggi letak kebun, makin lambat pertumbuhan tanaman teh, sehingga makin lama bidang petik menjadi tinggi, berarti daur pangkas atau umur pangkas makin panjang. Kebun teh yang berada di dataran rendah (<800 m)
umur pangkas berkisar antara 2-3 tahun sedangkan di dataran tinggi umur pangkas berkisar antara 4-5 tahun.
2. Iklim : musim kemarau pertumbuhan tunas makin lambat sehingga daur petik lebih panjang daripada musim penghujan. 3. Elevasi atau ketinggian tempat : makin tinggi letak kebun dari
permukaan laut, makin lambat pertumbuhan, sehingga makin panjang daur petik.
4. Kesehatan tanaman : makin sehat tanaman, makin cepat pertumbuhan pucuk, makin pendek daur petik bila dibandingkan dengan tanaman yang kurang sehat.
Di UP Tambi daur petik dilakukan dengan jangka waktu yang berbeda berdasarkan pada elevasi atau ketinggian tempat pada tiap blok. Seperti pada blok Tanah Hijau dan blok Panama yang mempunyai ketinggian tempat mencapai 1200-1700 meter, daur petiknya dilakukan 8-10 hari. Sedangkan pada blok Taman dan blok Pemandangan yang mempunyai ketinggian tempat mencapai 1700-2100 meter, daur petiknya dilakukan 10-12 hari.
Berdasarkan jenisnya, pemetikan dapat dibedakan menjadi : 1) Pemetikan jendangan
Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada awal setelah tanaman dipangkas. Pemetikan ini bertujuan untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan daun pemeliharaan yang cukup agar tanaman mempunyai potensi produksi daun yang tinggi. Pemetikan ini dimulai apabila 25 % areal blok yang dipangkas telah bertunas dan mencukupi untuk dipilih pada ketinggian bidang petik 10-15 cm dari luka pangkas. Dilakukan selama 6-10 kali siklus pemetikan oleh pemetik yang terpilih dan jumlahnya terbatas. Mengingat pemetikan ini berpengaruh terhadap kondisi bidang petik selanjutnya. Hasil pemetikan berupa P+2 m, P+3 m, B+1 m, B+2 m selanjutnya dilakukan petikan produksi.
2) Pemetikan produksi
Pemetikan ini dilaksanakan setelah pemetikan jendangan selesai dilakukan. Tebal daun dibawah bidang petik diusahakan setebal 15-20 cm. Dilakukan selama 8-12 hari siklus pemetikan. Petkan produksi yang dilaksanakan adalah petikan rata (sejajar dengan kemiringan tanah). Pucuk yang dipetik adalah P+2 t, P+3 m, B+1, B+2 m.
3) Pemetikan gandesan
Pemetikan gandesan adalah pemetikan produksi yang dilakukan menjelang tanaman dipangkas, yaitu memetik semua pucuk yang memenuhi syarat untuk diolah tanpa memperhatikan daun yang ditinggalkan.
Adapun jenis petikan dibedakan menjadi tiga kategori yaitu : 1) Petikan halus
Apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko (p) dengan satu daun atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda (m), biasa ditulis dengan rumus p+1 atau b+1m.
2) Petikan medium
Apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua daun, tiga daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua atau tiga daun muda (p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m).
3) Petikan kasar
Apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan empat daun atau lebih, dan pucuk burung dengan beberapa daun tua {p+4 atau lebih, b+ (1-4t) }.
P + 1 P + 2 P + 3
B + 1 B + 2 B + 3
Gambar 4.2 Jenis-jenis Pucuk Teh Keterangan gambar :
P+1 : Pucuk peko dan 1 daun P+2 : Pucuk peko dan 2 daun P+3 : Pucuk peko dan 3 daun B+1 : Pucuk burung dan 1 daun B+2 : Pucuk burung dan 2 daun B+3 : Pucuk burung dan 3 daun
Di UP Tambi ini umumnya jenis petikan yang dikehendaki ialah petikan medium, dengan komposisi 70% pucuk medium, maksimal 10% pucuk halus dan 20% pucuk kasar. Sebenarnya semakin muda pucuk , semakin baik kualitasnya. Tetapi dengan sistem pemetikan yang memiliki siklus atau daur petik, maka pemetikan dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan pucuk yang akan datang.
2) Pengawasan Bahan Baku
Pengawasan bahan baku dilakukan dengan pemeriksaan pucuk yang disebut analisa hasil petikan. Analisa hasil petikan adalah kegiatan untuk mengetahui pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu
tertentu, baik cara maupun hasilnya, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Analisa hasil petikan terdiri dari dua macam yaitu analisa petikan dan analisa pucuk. Analisa petikan ditujukan untuk mengetahui sistem pemetikan yang dilakukan sedangkan analisa pucuk untuk mengetahui mutu pucuk yang dihasilkan apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat yang dibutuhkan untuk tujuan pengolahan. a) Analisa Petikan
Analisis petik adalah pemisahan atau pengelompokan pucuk berdasarkan jenis petik dan dinyatakan dalam persen, yang dilaksanakan oleh petugas analisa petik di kebun. Tujuan dari analisis petik adalah :
1. Menilai kondisi tanaman.
Tanaman yang kurang sehat ditandai dengan banyaknya persentase pucuk burung dan sedikitnya persentase pucuk pekoe. 2. Menilai ketepatan pelaksanaan pemetikan, baik daur petik maupun
cara pemetikannya.
Daur pemetikan panjang akan tampak dalam alaisis persentase pucuk kasar (P+4, B+1t, B+2t, B+3t ) akan meningkat. Sebaliknya daur petik yang pendek akan tampak persentase pucuk halus (P+1, P+2m) akan meningkat.
3. Menilai keterampilan pemetik.
Pemetik yang kurang terampil akan memetik pucuk-pucuk yang diluar ketentuan.
Cara pelaksanaan analisis petik, sebagai berikut:
1) Ambil contoh atau sampel pucuk masing-masing sebanyak 1 genggam (dari 30 pemetik, dalam 1 mandor) dan campur merata, kemudian ambil sebanyak 1 kg
2) Dari sampel tersebut ambil 200 gram untuk dipisah-pisahkan sesuai jenis pucuk dan sesuai rumus petik, kemudian hasil pemisahan ditimbang
3) Angka persentase (%) jenis pucuk diperoleh dengan membandingkan berat masing-masing kelompok pucuk yang bersangkutan
b) Analisa Pucuk
Analisis pucuk adalah pemisahan pucuk berdasarkan pucuk tua dan pucuk muda yang memenuhi syarat olah dan dinyatakan dalam persen. Adapun tujuan dari analisa pucuk adalah:
1) Menentukan premi (upah tambahan) bagi pemetik. 2) Memperkirakan grade mutu teh yang dihasilkan. Prosedur Analisis Pucuk :
Sampel diambil dari 10 tempat berbeda secara acak, kemudian dari sampel yang telah diambil, ditimbang 200 gr untuk sekali analisis. Satu kali analisis dilakukan untuk 500 kg pucuk dan diulang untuk setiap kelipatannya. Dari 200 gr sampel tersebut dipisahkan antara pucuk yang memenuhi syarat olah dengan yang tidak memenuhi syarat olah berdasarkan kondisi fisik pucuk. Pucuk yang memenuhi syarat olah adalah pucuk dengan ketentuan pucuk medium P+1, P+2M, P+2, P+3M, P+3, B+1M, B+2M, dan B+3M.
Setelah dipisahkan ditimbang masing-masing bagian yang memenuhi syarat olah dan yang tidak memenuhi syarat olah. Kemudian dihitung presentase beratnya masing-masing. Presentase yang dinyatakan masuk analisis adalah apabila hasil presentase bagian yang memenuhi syarat olah ≥ 50%. Apabila presentase bagian yang memenuhi syarat olah lebih dari 50%, ini artinya lebih banyak pucuk yang halus daripada pucuk yang kasar, dan pada hasil produksinya akan menghasilkan teh dengan mutu I yang lebih banyak. Apabila analisis dinyatakan lebih dari 50%, pemetik akan mendapat insentif atau premi (upah tambahan) yaitu sebesar Rp 25,- / kg pucuk.