• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Direksi Menurut Undang-Undang Perseroan

BAB II TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP PELEPASAN

G. Tanggung Jawab Direksi Menurut Undang-Undang Perseroan

Mengenai tanggung jawab direksi diatur secara tegas dan jelas dalam ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas. Sebagai organ Perseroan, Direksi bertanggung jawab penuh atas kegiatan pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan dalam mencapai tujuan Perseroan, serta mewakili Perseroan dalam melakukan tindakannya, baik didalam maupun diluar pengadilan. Bahwa adapun tanggung jawab direksi adalah sebagai berikut :

1. Direksi bertanggung jawab mengurus perseroan

Tentang masalah pengurusan untuk kepentingan perseroan digariskan pasal 92 ayat 1 dan 2 sudah dijelaskan91

a. Wajib menjalankan pengurusan untuk kepentingan perseroan

, yang dapat diringkas sebagai berikut :

Maksud dari menjalankan pengurusan untuk kepentingan perseroan yaitu

90

Ibid. 91

M.Yahya Harahap,SH, Hukum Perusahaan Terbatas, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm.372.

pengurusan perseroan yang dilaksanakan anggota direksi harus sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan pelaksanaan pengurusan, meliputi pengurusan sehari-hari.92

b. Wajib menjalankan pengurusan sesuai kebijakan yang dianggap tepat.

Dalam menjalankan pengurusan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan yang ditetapkan dalam anggaran dasar, anggota direksi harus menjalankan pengurusan sehari-hari dengan kebijakan yang dianggap tepat. Menurut penjelasan pasal 92 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dimaksud dengan kebijakan yang dianggap tepat adalah didasarkan kepada keahlian yang bersumber dari pengetahuan luas dan kemahiran yang terampil sesuai dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman, didasarkan kepada peluang yang tersedia bersumber dari kebijakan pengurusan yang diambil dan dilaksanakan harus benar-benr mendatangkan keuntungan dan kebijakan itu diambil sesuai dengn kondisi yang benar-benar cocok bagi perseroan dan bisnis, dan didasarkan kelaziman dalam dunia usaha yang sejenis.93

2. Wajib menjalankan pengurusan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Pengertian mengenai itikad baik dan penuh tanggung jawab dalam konteks tanggung jawab anggota direksi mengurus perseroan

a. Kewajiban melakukan pengurusan, menjadi tanggung jawab setiap anggota dapat dijelaskan sebagai berikut:

92

M.Yahya Harahap,SH, Hukum Perusahaan Terbatas, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm.372.

93

direksi.

Sesuai dengan ketentuan pasal 97 ayat 2 yang diwajibkan melaksanakan pengurusan perseroan adalah setiap anggota direksi perseroan dan oleh karena itu, setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pengurusan perseroan.94

b. Pengurusan wajib dilaksanakan dengan itikad baik.

Makna itikad baik dalam konteks pelaksanaan pengurusan perseroan oleh anggota direksi dalam praktik dan doktrin hukum memiliki jangkauan yang luas antara lain wajib dipercaya artinya setiap anggota direksi selamanya dapat dipercaya serta selamanya harus jujur, wajib melaksanakan pengurusan untuk tujuan yang wajar artinya setiap anggota direksi harus melaksanakan kekuasaan atau fungsi dan kewenangan pengurusan untuk tujuan yang wajar termasuk kewajiban memperhatikan kepentingan karyawan, wajib patuh menaati peraturan perundang-undangan artinya setiap anggota direksi dalam melaksanakan pengurusan perseroan wajib melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, wajib loyal terhadap perseroan artinya setiap anggota direksi wajib bertindak dengn itikad baik yang setinggi-tingginya mengurus perseroan untuk kepentingan perseroan berhadapan dengan kepentingan pribadinya dan wajib menghindari benturan kepentingan artinya setiap anggota direksi wajib menghindari benturan kepentingan, sebab tindakan tersebut juga

94

melanggar kewajiban kepercayaan dan kewajiban menaati peraturan perundang- undangan.95

c. Pengurusan perseroan wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Kewajiban melaksanakan pengurusan dengan penuh tanggung jawab adalah sebagai berikut :

1. Wajib seksama dan berhati-hati melaksanakan pengurusan.

Dalam hal mengurus perseroan, anggota direksi tidak boleh sembrono dan lalai, apabila anggota direksi sembrono dan lalai melaksanakan pengurusan menurut hukum anggota direksi telah melanggar kewajiban berhati-hati. Patokan kehati-hatian yang diterapkan secara umum dalam praktik adalah standar kehati- hatian yang lazim dilakukan orang biasa dalam posisi dan kondisi yang sama. Apabila patokan kehati-hatian ini diabaikan oleh anggota direksi dalam menjalankan pengurusan perseroan, maka anggota direksi dianggap bersalah melanggar kewajiban dalam melaksanakan pengurusan dan penuh tanggung jawab, sehingga tidak ada kata maaf bagi seseorang yang menduduki jabatan anggota direksi dengan gaji dan tunjangan yang cukup besar, tetapi tidak hati-hati melaksanakan pengurusan perseroan. Dalam melaksanakan penerapan kewajiban berhati-hati dalam pelaksanaan pengurusan perseroan, perlu dikemukakan prinsip yang berlaku umum yang disebut risiko pertimbangan bisnis artinya apabila anggota direksi benar-benar jujur dalam melaksanakan tanggung jawab

95

pengurusan perseroan dan kejujuran itu dibarengi pertimbangan yang komprehensif secara wajar sesuai dengan pengalaman dan ilmu pengetahuan serta kelaziman praktik bisnis. 96

2. Wajib melaksanakan pengurusan secara tekun dan cakap.

Pada umumnya aspek wajib tekun dan ulet, selalu dikaitkan dengan keahlian. Dengan demikian anggota direksi dalam melaksanakan pengurusan perseroan wajib mempertunjukkan kecakapannya. Patokannya kecakapan yang wajib sesuai dengan jabatan direksi yang dipangkunya. Kecakapan dan keahkian yang wajib ditunjukkannya harus berdasar ilmu pengetahuan dan pengalaman.97 3. Tanggung jawab anggota direksi atas kerugian pengurusan perseroan.

Tanggung jawab anggota direksi atas kerugian perseroan timbul dari kelalaian menjalankan tugas pengurusan yang dapat diklasifikasi :

a. Anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi

Anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian yang dialami perseroan apabila bersalah dan lalai menjalankan tugasnya melaksanakan pengurusan perseroan.98

b. Anggota direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng.

Apabila salah satu anggota direksi lalai atau melanggar kewajiban pengurusan secara itikad baik dan penuh tanggung jawab sesuai dengan lingkup

96

Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru,Op Cit., hlm.79 97

Try Widiyono, Op Cit., hlm.63. 98

aspek itikad-itikad baik dan pertanggungjawaban pengurusan, maka setiap anggota direksi sama-sama ikut memikul tanggung jawab secara tanggung renteng terhadap kerugian yang dialami perseroan. Alasan penegakan prinsip tanggung jawab renteng adalah agar semua anggota direksi sa;ing ikut menekuni secara terus-menerus pengurusan perseroan secara solider tanpa mempersoalkan bidang tugas yang diberikan kepadanya, sehingga secara kesuluruhan harus bersatu dan penuh tanggung jawab bekerja sama mengurus kepentingan perseroan.99 Anggota direksi tidak dapat dikenakan tanggung jawab secara renteng apabila anggota direksi dapat membuktikan hal-hal sebagai berikut100

a. Kerugian perseroan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya. :

b. Telah melakukan dan menjalankan pengurusan perseroan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan yang ditetapkan dalam AD.

c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian perseroan.

d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

4. Tanggung jawab direksi untuk menyelenggarakan RUPS

RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. Selain itu dimungkinkan juga bagi seluruh pemegang saham untuk mengambil keputusan yang mengikat tanpa melalui rapat umum pemegang saham, dan hal ini

99

Ibid., hlm.384. 100

hanya dimungkinkan jika semua pemegang saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan menandatangani usul yang bersangkutan dalam betuk resolusi pemegang saham pengganti rapat umum pemegang saham.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perseroan yang memiliki kewenangan sisa yang tidak diberikan kepada direksi dan dewan komisaris. RUPS mewakili kehendak dari pemegang saham secara keseluruhan, baik sebagai akibat putusan dengan musyawarah maupun putusan hasil pemungutan suara yang sesuai dan sejalan dengan ketentuan undang-undang perseroan terbatas dan atau anggaran dasar. RUPS tidak mewakili kepentingan dari hanya salah satu atau lebih pemegang saham, melainkan seluruh pemegang saham perseroan. Pemegang saham adalah subjek hukum yang merupakan pemilik dari setiap lembar saham yang dikeluarkan oleh perseroan. Pemegang saham bukanlah organ perseroan dan karenanya setiap tindakan pemegang saham, yang dilakukan secara individuil tidaklah mengikat para pemegang saham lainnya. Dalam setiap forum, RUPS hanya dapat membicarakan agenda yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal yang demikian, maka pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan perseroan dari direksi dan/atau dewan komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan perseroan.101

101

Parasian Simanugkalit, Rapat Pemegang Umum SahamKaitannya Dengan Tanggung Jawab DireksiPada Perseroan Terbatas, (Jakarta :Yayasan Wajar Hidup, 2006), hlm.79.

Hal tersebut juga secara tidak langsung membawa konsekuensi hukum, bahwa RUPS

tidak berhak untuk membicarakan apalagi mengambil putusan dalam mata acara lain- lain, kecuali semua pemegang saham hadir dan/atau diwakili dalam RUPS tersebut menyetujui penambahan mata acara rapat. Dengan demikian berarti keputusan atas mata acara rapat yang ditambahkan harus disetujui dengan suara bulat.

Tujuan dilaksanakannya RUPS pada perseroan adalah untuk menyetujui, mengesahkan, mengambil keputusan ataupun menolak mengenai pertanggung jawaban direksi, laporan keuangan yang disampaikan direksi, rancangan rencana kerja pengurus untuk satu tahun kerja berikutnya, rencana penambahan modal, pengangkatan dan pemberhentian anggota direksi dan dewan komisaris, rencana penjualan aset dan pemberian jaminan hutang sebahagian besar atau seluruh kekayaan perseroan, rencana penggabungan, peleburan dan pengambilalihan perseroan.

Adapun tanggung jawab direksi dalam kaitannya dalam RUPS pada perseroan adalah merupakan sebagian tugas dan wewenang direksi terhadap perseroan, dimana direksi berkewajiban dan bertanggung jawab kepada RUPS untuk, memberikan laporan pertanggungjawaban mengenai segala pelaksanaan tugas dan wewenangnya terhadap perseroan, membuat risalah RUPS, melaksanakan pemanggilan dan penyelenggaraan RUPS tahunan untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban, menyelenggarakan RUPS lainnya untuk kepentingan perseroan, menjalankan semua keputusan RUPS yang telah disahkan, memberitahukan hasil keputusan RUPS kepada para pemegang saham, meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan atau menjadikan jaminan utang, seluruh atau sebahagian kekayaan

perseroan, perubahan anggaran dasar, penambahan modal perseroan, penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pembubaran perseroan. Pelaksanaan tugas direksi untuk menjalankan perseroan berdasarkan pada rencana kerja yang telah disusun dan disahkan pada RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar adalah merupakan tanggung jawab kedalam dari direksi yang mewakili dan menjalankan Perseroan bersama-sama pengurus dan karyawan perseroan, yang akan diminta kembali pertanggungjawabannya pada akhir tahun buku berikutnya. Keputusan RUPS merupakan acuan dari pelaksanaan tugas direksi. Ini merupakan hubungan antara keputusan atau hasil RUPS dengan pelaksanaan tugas direksi.102 5. Tanggung Jawab Direksi kepada Pemegang Saham.

Pemegang saham tersebut memerlukan jaminan dan kepastian bahwa harta kekayaan mereka pribadi tidak akan diganggu gugat sehubungan dengan kegiatan usaha yang diselenggarakan atau dilaksanakan oleh perseroan terbatas tersebut. Dalam konteks yang demikian pertanggungjawaban terbatas pendiri atau pemegang saham menjadi penting artinya. Pemegang saham hanya akan menanggung kerugian yang tidak lebih dari bagian penyertaan yang telah disetujuinya untuk diambil bagian, guna penyelenggaraan dan pengelolaan jalannya Perseroan dengan baik.

Sebagai bagian dari upaya untuk tetap mempertahankan konsep bahwa pemegang saham tetap dapat melakukan monitoring atau pengawasan atau bahkan penentuan kebijakan pengurusan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan

102

perseroan, kepada para pendiri atau pemegang saham ini kemudian diberikanlah saham-saham yang merefleksikan sampai seberapa jauh pemegang saham tersebut dapat melakukan monitoring atau pengawasan atau bahkan penentuan kebijakan pengurusan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan melalui RUPS. Makin besar jumlah saham yang dimiliki, makin besar kewenangan yang dimilikinya dalam RUPS.103

Dokumen terkait