• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.4 Tantangan dan Peluang Pembangunan Pelayanan Perangkat

Dalam pelaksanaan Analisa Identifikasi Lingkungan Internal dan Analisa Identifikasi Lingkungan Eksternal pada Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Tengah dengan pendekatan Analisa SWOT, yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kekuatan ( strength ) dan kelemahan ( weaknees ) yang

akan dilakukan, apa yang menjadi Peluang ( opportunities ) dan Tantangan ( Threats ) dapat diuraikan dan dijelaskan sebagai berikut :

1. Lingkungan Internal b. Kekuatan (Strength)

1) Dasar hukum keberadaan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja 2) Komitmen masyarakat yang anti KKN dan Akuntabilitas Public.

3) Tersedianya kualitas SDM Aparatur Polisi Pamong Praja di Provinsi.

Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah.

4) Tersedianya dukungan Sarana dan Prasarana Operasional Polisi Pamong Praja yang memadai.

5) Terjalinnya kondisi dan hubungan kemitraan dengan POLRI, Kabupaten/Kota, Kiai/Ulama dan tokoh masyarakat se Kalimantan Tengah.

6) Terjalinnya kerjasama dengan Aparatur Keamanan (TNI-POLRI ) dan instansi terkait untuk terciptanya situasi Kalimantan Tengah yang kondusif.

7) Tingginya kesadaran sikap dan budaya terbuka masyarakat Kalimantan Tengah.

c. Kelemahan ( Weaknees )

1) Keterlambatan penetapan/kurangnya Peraturan Pemerintah/Protap-protap tentang Polisi Pamong Praja.

2) Belum mantapnya materi (Silabi) secara jelas mengenai pendidikan dan Pelatihan Polisi Pamong Praja.

3) Belum optimalnya tugas dan fungsi Polisi Pamong Praja dalam rangka Penegakan Peraturan Daerah (PERDA) dan operasional lapangan Trantibum.

4) Belum optimalnya dedikasi dan loyalitas SDM Polisi Pamong Praja terhadap tugas ;

5) Anggota Polisi Pamong Praja yang belum mengikuti Pelatihan dan Pendidikan PPNS dan DIKLAT Polisi Pamong Praja ;

6) Pelaksanaan tugas anggota Polisi Pamong Praja di lapangan yang tidak sesuai dengan Program Tetap (PROTAP) ;

Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021-2026 24

7) Kurangnya kerjasama sosial dan meningkatnya penduduk miskin ;

8) Padanya jumlah penduduk dan penyerapan angkatan kerja yang kurang di Kalimantan Tengah.

2. Lingkungan Eksternal a. Peluang (Opportunities)

1) Meningkatnya tingkat pendidikan.

2) Mantapnya kerukunan warga masyarakat.

3) Kehidupan masyarakat yang semakin demokratis diharapkan akan mendorong terciptanya kondisi keamanan yang tertib, aman dan tentram.

4) Adanya semangat reformasi dan paradigma baru.

5) Tumbuh dan berkembangnya demokrasi dan partisipasi masyarakat.

6) Tumbuh kesempatan yang luas untuk berprasangka mengambil keputusan.

7) Terjadinya hubungan dengan Aparatur POLRI (Eksekutif dan Yudikatif), Dinas dan Badan, serta Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.

b. Ancaman (Threats)

1) Pengaruh negatif dengan adanya persaingan Era Globalisasi.

2) Tuntutan penyelenggaraan Pemerintahan yang baik (Good Governance) 3) Tuntutan kualitas dan kwantitas pelayanan publik.

4) Kontrol sosial semakin meningkat.

5) Lemahnya koordinasi.

6) Tidak terpenuhinya sarana dan prasarana hasil pembangunan yang merata akan dapat meningkatkan mobilitas kejahatan.

7) Krisis ekonomi multi dimensi dapat menyebabkan naiknya tingkat kejahatan di masyarakat.

8) Terbatasnya Instansi Pemerintah dan Perusahaan Swasta dalam penerimaan tenaga kerja.

9) Terputusnya sektor usaha perdagangan dan pabrik-pabrik pada kota/

lokasi tertentu.

10) Krisis ekonomi multi dimensi yang belum juga pulih sehingga dapat menyebabkan naiknya tingkat kejahatan di masyarakat.

c. Analisis Strategis dan Pilihan

Setelah dipilih dan ditetapkan Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (opportunities) dan Ancaman (Threats) dari Analisa Identifikasi

Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021-2026 25

Lingkungan Internal dan Analisa Identifikasi Lingkungan Eksternal tersebut maka diperoleh suatu kesimpulan Asumsi Analisa SWOT sebagai berikut : 1) Perlu adanya penyamaan persepsi tentang Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja oleh seluruh aparatur penyelenggara Pemerintah dan masyarakat.

2) Perlu tersedianya SDM aparatur yang berkualitas dan Profesionalisme.

3) Perlu adanya semangat kerja dan disiplin yang tinggi bagi setiap aparatur penyelenggara pemerintah.

4) Perlu tersedianya anggaran, sarana dan prasarana kerja yang cukup.

5) Perlu peningkatan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi program penanganannya.

6) Perlu penataan kewenangan penanganan Trantibum dan Penegakan Perda.

Dengan demikian maka lingkungan strategis tersebut, sangat mempengaruhi tingkat kelancaran dan menunjang tugas-tugas Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Tengah termasuk didalamnya akan mempengaruhi apakah peningkatannya sarana dan prasarana serta peningkatan kinerja aparatur Polisi Pamong Praja akan meningkatkan dengan kondisi Ketenteraman dan ketertiban di Kalimantan Tengah yang kondusif dengan mewujudkan Good Governance dapat dilaksanakan dengan baik.

HASIL ANALISA SWOTs Internal

Eksternal

Kekuatan (Strenght) 1) Terjadinya komitmen

Pimpinan Organisasi;

2) Tersedianya SDM aparatur profesional;

3) Tersedianya sarana dan prasarana;

2) Semangat kerja rendah 3) Disiplin pegawai kurang 4) Lemahnya koordinasi.

Peluang (opportunity)

1) Manfaatkan dukungan pimpinan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program pembangunan;

2) Menetapkan pedoman yang baik melalui program DIKLAT;

3) Melengkapi sarana dan prasarana untuk

(WO)

1) Meningkatkan Kualitas SDM aparatur untuk menunjang Otonomi Daerah;

2) Meningkatkan Disiplin dalam menghadapi tumbuh kembangnya demokrasi;

3) Meningkatkan semangat guna menjalankan program pemberdayaan dan latihan;

4) Meminimalisasikan

Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021-2026 26

berprakarsa dalam mengambil

keputusan;

4) Tersedianya lembaga perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.

menunjang peningkatan SDM aparatur dan PAD 4) Memanfaatkan

tersedianya SDM aparatur yang ada.

ketergantungan kepada pimpinan dalam mengikut sertakan pada program pembangunan;

pemerintahan yang baik (Good Governance)

4) Tingkatkan koordinasi intern dan ekstern dalam organisasi; 4) Kurangi ketergantungan

pada pimpinan dalam keterbukaan dengan cara pendelegasian wewenang.

d. Indikator kunci keberhasilan (IKK)

a. Faktor kunci keberhasilan organisasi dapat menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan (on going) maupun tahap setelah kegiatan selesai (ex / post ), selain itu diperlukan indikator kinerja yang digunakan untuk meyakinkan, bahwa kinerja hari demi hari menunjukan kemajuan dalam rangka menuju tercapainya sasaran maupun tujuan organisasi.

Faktor kunci keberhasilan organisasi memerlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menentukan keberhasilan dengan memakai indikator kinerja, yaitu sebagai berikut :

1. Spesifik dan jelas untuk menghindar kesalahan interprestasi;

2. Dapat diukur secara obyektif baik secara kualitatif maupun kuantitatif;

3. Menangani aspek-aspek yang relevan;

4. Harus penting / berguna untuk menunjukan keberhasilan input, output, hasil / outcome, manfaat maupun dampak serta proses;

5. Fleksibel dan sensitif terhadap perubahan diperoleh pelaksanaan;

6. Efektif dalam arti datanya dapat mudah diperoleh, diolah, dianalisis dengan biaya yang tersedia.

Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021-2026 27

Dalam menetapkan indikator kinerja harus berlandaskan pada hasil perumusan perencanaan strategis yang meliputi tujuan, sasaran dan strategi organisasi. Kemudian diidentifikasi data, informasi yang lengkap, valid dan reliabel agar relevan untuk memudahkan pemilihan indikator kinerja.

Pengalaman atas penyelenggaraan misi organisasi dengan membantu dalam memilih indikator kinerja yang relevan, yakni yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kegiatan kerja, program operasional maupun implementasi kebijakan.

Terdapat 6 (enam) macam indikator proses, indikator kinerja output, indikator outcome, indikator kinerja manfaat maupun indikator kinerja dampak, yaitu :

1. Indikator Kinerja masukan (Input)

Segala keluaran yang ditentukan, misal : Dana, SDM, Informasi, Kebijakan dan lain-lain ;

2. Indikator Kinerja Proses

Segala besaran yang menunjukkan upaya untuk mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output) ;

3. Indikator Kinerja Keluaran (Output)

Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berubah fisik maupun non fisik ;

4. Indikator Kinerja hasil (Outcome)

Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan jangka menengah (efek langsung) ;

5. Indikator Kinerja Manfaat

Sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan ;

6. Indikator Kinerja Dampak

Pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021-2026 28

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

Penyelenggaraan urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat yang merupakan bagian dari pelayanan kebutuhan dasar masyarakat oleh Satpol PP, dalam aktivitas tugas dan fungsi ternyata belum memenuhi harapan masyarakat. Hal ini tampak dari fakta kondisi lingkungan sosial masyarakat yang belum tertib dan teratur, yang disertai dengan dinamika keluhan masyarakat akan ketidaknyamanan lingkungan. Beragam tuntutan dan diskursus yang sering mengemuka mengenai kondisi lingkungan sosial tersebut menunjukkan ada gap antara harapan masyarakat dengan fakta yang terjadi. Dalam konteks ini menegaskan adanya permasalahan dalam pelayanan urusan ini oleh pemerintah daerah.

Sehubungan dengan permasalahan pelayanan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta penegakkan perda dan perkada, terdapat beberapa poin utama yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah. Permasalahan ini berkaitan dengan dinamika penyelenggaraan tugas dan fungsi oleh Satpol PP yang belum terpenuhi, akibat adanya pengaruh beberapa factor internal maupun eksternal.

Adapun permasalahan pelayanan penyelenggaraan urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang dihadapi oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Tengah pada saat ini di antaranya adalah :

a. Rasio antara beban kerja dan sumber daya manusia tidak berimbang yang mengakibatkan kurang optimalnya pelaksanaan Tupoksi.

b. Sarana dan prasarana serta anggaran belum memadai untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi secara optimal.

c. Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas lapangan terkait dengan Penegakan Perda dan Pergub Kalimantan Tengah (Pendataan, Sosialisasi, Pengawasan, sampai dengan Penindakan).

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Upaya pencapaian visi, misi dan program kerja kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, secara prinsip manajemen pemerintahan sangat ditentukan oleh dukungan perangkat daerah. Hal ini mengingat kedudukan organisasi perangkat daerah merupakan operasional administrasi penyelenggaraan visi dan misi tersebut. Keberadaan perangkat daerah ini sebagai instrumen yang menjembatani implementasi program kepala daerah dan wakil kepala daerah

Bab 3 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU

STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021-2026 29

terpilih. Oleh karena itu keberhasilan implementasi visi, misi dan program kepala daerah akan sangat ditentukan oleh kemampuan perangkat daerah menterjemahkannya kedalam operasional yang tertuang dalam tugas dan fungsi setiap organisasi. Dengan demikian sinkronisasi program kepala daerah terpilih dengan tugas dan fungsi organisasi perangkat daerah akan memudahkan pencapaian visi yang ditetapkan tersebut.

Berkenaan dengan perangkat daerah Satpol PP, sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam UU tentang Pemerintahan Daerah ditegaskan organisasi ini sebagai penyelenggara urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta penyelenggara penegakkan perda dan perkada. Dengan demikian keberadaannya sebagai alat bagi kepala daerah dalam mewujudkan visi, misi dan program melalui penyelenggaraan tugas utama tersebut. Oleh karena itu, perlu dielaborasi lebih jauh relevansi visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih dengan tugas utama yang diperankan pada Satpol PP. Hasil telaahan akan meletakan posisi Satpol PP dalam fokus pencapaian misi yang relevan sehingga akan menjadi dasar penetapan strategi unit serta program dan kegiatan termasuk penentuan kebutuhan anggaran, personil serta sarana prasarana yang tepat.

Untuk memudahkan analisis relevansi yang menjadi titik perhatian perangkat daerah Satpol PP maka dapat dipaparkan Visi, Misi dan program Kepala Daerah terpilih sebagai berikut : Visi Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Tengah terpilih yaitu : Kalimantan Tengah Makin BERKAH: Bermartabat, Elok, Religius, Kuat, Amanah, dan Harmonis. Visi ini mengandung substansi nilai atau pokok-pokok visi yang penting sebagai pijakan untuk dijabarkan dalam Misi Pembangunan, seperti yang dijelaskan dibawah ini :

Bermartabat: Kalimantan Tengah yang makin unggul, berdaya saing tinggi, dan memiliki reputasi cemerlang.

Elok: Kalimantan Tengah yang makin indah dan menawan secara tata ruang kewilayahan serta berorientasi Green kalteng (Kalteng Hijau), disertai perilaku masyarakat yang ramah.

Religius: Kalimantan Tengah yang makin taat dalam melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan individu maupun publik demi Kalteng yang berkarakter.

Kuat: Kalimantan Tengah yang kuat secara ekonomi, sejahtera lahir dan batin. Kalteng sehat, mandiri, Tangguh, dan maju dalam berbagai sektor.

Amanah: Kalimantan Tengah yang berintegritas, jujur, dan penuh dedikasi. Komitmen dan konsisten dalam menjaga dan melindungi seluruh warga Kalteng.

Harmonis: Hidup rukun antar sesama warga dengan latar belakang kemajemukan secara agama, etnik, dan antar golongan dalam suasana saling menghormati dan menghargai demi keberkahan bersama.

Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021-2026 30

Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi yang harus dijalankan sebagai berikut :

Misi Pertama: Mempercepat Pembangunan Ekonomi yang Produktif, Kreatif dan Berwawasan Lingkungan.

Misi Kedua: Memperkuat ketahanan Daerah dalam Mengantisipasi Perubahan Global.

Misi Ketiga: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Melalui Reformasi Birokrasi.

Misi Keempat: Mempercepat Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Cerdas, Sehat dan Berdaya Saing.

Misi Kelima: Meneguhkan Kalteng yang Beriman, Berbudaya dan Berkesetaraan Gender.

Berdasarkan tugas dan fungsi organisasi Satpol PP di daerah dan melihat visi dan misi Kepala Daerah terpilih, maka analisis relevansi menunjukkan peran Satpol PP menjadi Perangkat Daerah pendukung terhadap pencapaian Ke-2 Misi yaitu Memperkuat ketahanan Daerah dalam Mengantisipasi Perubahan Global. Hal ini relevan dengan tugas pokok dan fungsi Satpol PP yaitu Menegakkan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. Sementara itu penyelenggaraan ketertiban lebih kepada penciptaan kondisi sosial masyarakat yang menggambarkan adanya kepatuhan kepada hukum, norma, serta kesepakatan umum. Tugas pokok dan fungsi dari Satpol PP ini sangat mendukung sekali pencapaian ke-2 Misi dari Kepala Daerah terpilih yaitu Memperkuat ketahanan Daerah dalam Mengantisipasi Perubahan Global.

Memperhatikan dinamika persoalan yang berkembang dalam masyarakat sebagaimana telah diidentifikasi sebelumnya serta sumber daya yang dimiliki Satpol PP saat ini maka pencapaian visi dan misi ini akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berupa pendorong dan penghambat sehingga membutuhkan perhatian para pihak untuk merumuskan isu strategis dan langkah strategis yang perlu diambil oleh Satpol PP dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi yaitu :

a. Keterbatasan sumber daya anggota yang kompeten dari sisi jumlah maupun kualitas. Pola pikir aparat yang kurang kreatif dan inovatif sehingga tugas yang dijalankan selalu berdasarkan perintah namun bukan karena inisiatif dan kebutuhan. Penggunaan paradigma lama yang melekat dalam penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban yang selalu dipadupadankan sehingga akan selalu menggunakan pendekatan lama dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi. Dalam konteks ini lebih mengutamakan penyelenggaraan

Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021-2026 31

ketertiban sehingga akan sulit mendukung pencapaian ke-5 misi terutama misi ke-2 yang berkaitan dengan Ketahanan Daerah dalam Mengantisipasi Perubahan Global. Padahal untuk mendukung pencapaian ke-5 misi tersebut Satpol PP memiliki ruang dalam hal menegakkan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat yang orientasinya mendukung pelaksanaan ketertiban dan keamanan di masyarakat. Hal inilah yang menjadi faktor penghambat dalam upaya mendukung pencapaian misi Gubernur Kalimantan Tengah ke depan.

b. Dukungan politis terhadap Satpol PP yang masih meletakan cara pandang organisasi ini hanya sebatas aktivitas rutin yang identik dengan hal-hal fisik belaka.

Selanjutnya berkenaan dengan faktor pendukung pelayanan Satpol PP terhadap visi dan misi Kepala Daerah adalah dukungan regulasi yang menegaskan bahwa keberadaaan Satpol PP untuk menegakkan Perda dan Perkada dan sebagai penyelenggara urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Dukungan regulasi ini harus diperkuat dengan adanya penegasan bahwa urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat adalah urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar. Berkenaan dengan penegasan ini, ketentuan Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menyebut bahwa Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Ini berarti penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat mendapatkan prioritas penyelenggaraannya. Selanjutnya dukungan yang lebih spesifik dan krusial berkaitan dengan anggaran dimana ditegaskan dalam Pasal 298 ayat (1) bahwa Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan Standar Pelayanan Minimal. Berbagai ketentuan yang mendukung keberadaan Satpol PP dan urgensitas urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat tentu menguatkan eksistensi Satpol PP sehingga akan mendapatkan perhatian yang berbeda. Disinilah salah satu faktor pendukung utama dari sisi regulasi.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kabupaten/Kota

Rencana strategik (Renstra) daerah Kabupaten/Kota secara jelas belum tentu mengacu kepada visi dan misi Pemerintah Provinsi, hal ini mengingat adanya perbedaan tingkat prioritas pembangunan daerah masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan daerahnya dan disesuaikan dengan visi dan misi pemerintah daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Tengah secara umum memiliki kaitan tugas dan fungsi yang baik, namun program dan kegiatan di tingkat Kabupaten/Kota sebagian besar memiliki kesamaan program dan kegiatan yang sifatnya berjenjang baik dari tingkat pusat maupun sampai ke daerah, secara hierarki Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota

se-Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021-2026 32

Kalimantan Tengah dalam menjalankan tugas dan fungsinya selalu berkoordinasi dan konsultasi baik dengan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Tengah maupun dengan Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi sebagai produk Kebijakan, Rencana, Program (KRP) di tingkat provinsi, seringkali menjadi sumber persoalan lingkungan hidup terutama dalam penyusunan struktur dan pola ruang. Sebagai antisipasi terhadap program pembangunan, khususnya proyek-proyek pembangunan sehingga tidak menimbulkan persoalan lingkungan hidup, maka ditegaskan bahwa penyusunan RTRW harus memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan (DDDTL). Hal ini sebagaimana tertuang dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

Memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015-2035 yang tertuang dalam Perda Nomor 5 Tahun 2015, ditemukan adanya penetapan wilayah pembangunan berdasarkan kategori tertentu dengan maksud untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan. Penetapan wilayah pembangunan ini tentu memberikan kemudahan bagi Satpol PP memetakan obyek tugas dan memprediksi kawasan atau wilayah dengan kondisi rawan gangguan ketenteraman dan ketertiban. Hal ini kemudian menjadi basis pertimbangan Satpol PP dalam menetapkan rencana strategis untuk melaksanakan tugasnya sehubungan dengan karakteristik wilayah pembangunan tersebut.

Selanjutnya berkenaan dengan pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup salah satu instrumen yang digunakan yaitu kajian lingkungan hidup strategis. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan kewajiban daerah dalam kebijakan rencana dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Deksripsi RTRW dan KLHS di atas, kemudian dikaitkan dengan tugas pelayanan Satpol PP maka dapat diidentifikasi faktor pendorong dan penghambat. Faktor pendorong berkenaan dengan adanya ketentuan yang memberikan kepastian pengelolaan ruang dan wilayah Kalimantan Tengah sehingga pelanggaran atau tindakan diluar ketentuan yang ditetapkan dapat secara tegas ditindak oleh Satpol PP sebagai penegak Perda dan Perkada. Dengan adanya kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan sesungguhnya memberikan pedoman bagi Satpol PP melakukan operasi pada wilayah yang telah ditetapkan sesuai dengan kategorisasi yang ada.

Selanjutnya terkait dengan faktor penghambat, dari adanya RTRW dan KLHS ini adalah akan memaksa orientasi pendekatan tugas dari anggota Sapol PP lebih kepada tindakan penertiban.

Dengan kompetensi yang ada, belum memenuhi kebutuhan daerah maka pencapaian misi akan menjadi hambatan tersendiri dari sisi ini. Hal ini ditambah lagi dengan pemahaman dan penguasaan materi terkait gangguan lingkungan belum spesifik menyasar pada dinamika persoalan wilayah dan lingkungan tersebut.

Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021-2026 33

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Berangkat dari faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Satpol PP sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya dari gambaran pelayanan Satpol PP, maka selanjutnya dikemukakan isu-isu strategis yang berkaitan dengan penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

Penentuan Isu Strategis dilakukan melalui pembahasan dengan stakeholders, aparatur di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Tengah. Sebelum menetapkan isu tersebut, terlebih dahulu diuraikan kembali data informasi sebelumnya mengenai beberapa faktor determinan yang mempengaruhi pelayanan Satpol PP sebagai berikut :

a. Dari aspek pelayanan Satpol PP teridentifikasi bahwa untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah dipengaruhi oleh kepatuhan masyarakat, aparatur dan badan hukum terhadap Perda, penurunan pelanggaran terhadap norma agama, adat dan budaya serta tata pemerintahan dan kapasitas aparatur.

b. Kemudian faktor yang mempengaruhi pelayanan Satpol PP adalah kurangnya jumlah, kualitas dan rendahnya komitmen aparatur, serta belum memadainya sarana dan prasarana dan masih kurangnya penyelenggaraan perlindungan masyarakat.

c. Dari faktor yang mempengaruhi pelaksanaan RTRW dan KLHS adalah berkenaan dengan adanya gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dan masih kurangnya Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan perlindungan masyarakat.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka isu-isu strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Tengah yang menjadi bagian penting dalam Renstra ini, ditetapkan sebagai berikut :

1. Gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat masih sering terjadi;

2. Penegakan Perda dan Perkada masih belum optimal;

3. Kesadaran masyarakat dan pelaku usaha untuk mematuhi Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah masih rendah;

4. Keterbatasan sarana dan prasarana di lapangan seperti mobilitas untuk operasional dalam penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

4. Keterbatasan sarana dan prasarana di lapangan seperti mobilitas untuk operasional dalam penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

Dokumen terkait