• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah

7.4 . PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

B. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Air Limbah 1. Identifikasi permasalahan Air Limbah

B.2 Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah

Pengelolaan air limbah di Kabupaten Sumba Barat sampai saat ini belum sepenuhnya mampu ditangani dan dibiayai oleh Pemerintah, terutama dalam hal pembangunan sarana dan prasarananya. Penanganan air limbah selama ini diusahakan oleh masyarakat secara swadaya untuk membuat septicktank yang sederhana dan lainnya berupa cubluk. Akan tetapi dari jumlah penduduk Kabupaten Sumba Barat tidak semuanya memiliki septicktank dan cubluk, mereka membuang air limbah langsung kedalam badan air sungai.

Adapun tantangan yang muncul dalam pengelolaan air limbah serta adalah sebagai berikut ini :

1. Sistem pengelolaan air limbah secara terpadu dan terpusat di wilayah Kabupaten Sumba Barat masih belum ada, hal itu terjadi karena keterbatasan anggaran pemerintah Kota serta belum menjadi skala prioritas.

INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KAB. SUMBA BARAT TAHUN 2017-2021

RPIJM KABUPATEN SUMBA BARAT Page : VII - 32

2. Secara umum persentase masyarakat Kabupaten Sumba Barat yang mempunyai akses terhadap jamban keluarga, jamban umum atau jamban bersama dilengkapi dengan bangunan pengolah seperti cubluk dan tangki septic masih belum berkembang, kalupun tersedia hanya terbatas di kawasan pusat perdagangan.

3. Pola pendanaan investasi di bidang pembiayaan prasarana dan sarana air limbah selama ini sangat bertumpu kepada kemampuan pemerintah. Kedepan peran Pemerintah baik pusat dan daerah dalam penyediaan anggaran akan sangat terbatas, untuk itu upaya pelibatan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaannya harus lebih ditingkatkan.

4. Sampai saat ini produk hukum yang berkaitan dengan pengembangan kerangka peraturan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemilikan, dan fasilitas pengelolaan air limbah. 5. Instalasi pengelolaan limbah tinja (IPLT) belum tersedia

Perlu adanya kebijakan khusus yang menangani permasalahan mengenai penanganan dan pengolahan air limbah, serta usulan atau program kegiatan yang bersifat teknis. Adapun dari usulan tersebut selain membicarakan masalah penyediaan alat atau barang, juga memberikan penyuluhan terkait penanganan air limbah serta peningkatan kualitas lingkungan.

7.4.1. 2. Sasaran Program Kebutuhan Air Limbah

Pengelolaan air limbah di Kabupaten Sumba Barat dapat dilakukan dengan target pelayanan 60% menggunakan sistem setempat dan 15% menggunakan sistem terpusat. Sistem pengelolaan air limbah yang masih bisa diterapkan di Kabupaten Sumba Barat adalah sistem pembuangan air limbah setempat (On-Site System) dengan pertimbangan biaya konstruksi rendah, dapat dilaksanakan oleh masing-masing keluarga dan cepat dimanfaatkan. Rencana pengelolaan air limbah di Kabupaten Sumba Barat adalah sebagai berikut :

 Sistem septik tank dikembangkan untuk penanganan limbah domestik (limbah manusia).

INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KAB. SUMBA BARAT TAHUN 2017-2021

RPIJM KABUPATEN SUMBA BARAT Page : VII - 33

 Sistem pelayanan septik tank kolektif (communal sistem) dikembangkan pada kawasan perkantoran, pendidikan, pemerintahan dan kawasan komersil.

 Sistem septik tank individu (individual sistem) dikembangkan pada kawasan perumahan tipe sedang dan tipe besar, sedangkan untuk perumahan tipe kecil digunakan sistem pelayanan septik tank individu ataupun kolektif dengan memperhatikan kesepakatan dan kemampuan masyarakat.

 Pembangunan saluran dengan konstruksi tertutup dibangun pada kawasan perdagangan, perkantoran dan kawasan komersil.

Untuk itu uraikan kebutuhan pengelolaan sarana & prasarana air limbah yang diusulkan dengan melihat kondisi eksisting saat ini. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7.17.

Program pengelolaan sarana dan prasarana air limbah di kabupaten Sumba Barat yang diusulkan

No Uraian Kondisi

Eksisting

Yang

diusulkan keterangan

A Peraturan terkait sektor Air Limbah

Ketersediaan peraturan bidang air

limbah (perda, pergub,perwali) Belum ada diadakan

B Kelembagaan Bentuk Organisasi Dinas PU, Dinas Kebersihan, BLHD Dinas Kebersihan Belum jelas pembagiannya Ketersediaan tatalaksana (tupoksi,

SOP, dll) Belum ada diadakan

Kualitas dan kuantitas SDM kurang ditingkatkan

C Pembiayaan

Sumber Pembiayaan (APBD

Prov/kota/swasta/masyarakat kurang Ditingkatkan

Tarif retribusi Belum ada Di adakan

Realisasi Penarikan Retribusi (%

INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KAB. SUMBA BARAT TAHUN 2017-2021

RPIJM KABUPATEN SUMBA BARAT Page : VII - 34

No Uraian Kondisi

Eksisting

Yang

diusulkan keterangan

D Peran Swasta dan masyarakat

Sudah/belum; bentuk kontribusi Belum ada disosialisakan

E Sistem Setempat (on site)

Ketersediaan dan kondisi IPLT Tidak

tersedia diadakan

Kapasitas IPLT (...M³) Belum ada diadakan Hanya pd rumah sakit Tingkat cakupan pelayanan IPLT (%)

dari target Belum ada

Ketersediaan & kondisi truk tinja Tidak ada diadakan

Biaya O & P -

Kualitas efluen IPLT (BOD & COD) ...

Mg/liter -

Ketersediaan sistem pengelolaan air limbah skala kecil/kawasan/komunitas

Tidak tersedia F Sistem Terpusat (off site)

Ketersediaan dan kondisi IPAL Tidak ada diusulkan Usulan RPJMD

Kapasitas IPAL ... M³

Tingkat Cakupan Pelayanan IPAL ... M³

Biaya O & P -

7.4.1.3. Usulan Kebutuhan Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah

Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem setempat dan komunal

 Kriteria Lokasi

• Kawasan rawan sanitasi (padat, kumuh, dan miskin) di p erkotaan yang memungkinkan penerapan kegiatan Sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas);

• kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.  Lingkup Kegiatan:

• Penyusunan Perencanaan Teknis Bidang Pengembangan PLP • Sistem Pengelolaan Air Limbah Skala Regional

INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KAB. SUMBA BARAT TAHUN 2017-2021

RPIJM KABUPATEN SUMBA BARAT Page : VII - 35

pengeloaan setempat

• Sistem Pengelolaan Air Limbah Skala Kawasan yang berbasis institusi dan berbasis masyarakat

• Sistem Pengelolaan Air Limbah Khusus mencakup kawasan kumuh, kawasan rawan sanitasi dan limbah pedesaan.

 Kriteria Kesiapan:

• Sudah memiliki RPIJM dan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

• Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah dibebaskan);

• sudah terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk dokumen lelang (non Sanitasi Berbasis Masyarakat), termasuk draft dokumen RKM untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat ;

• sudah ada MoU antara Pengembang dan pemerintah kab./kota (IPAL RSH); • sudah terdapat institusi yang nantinya menerima dan mengelola

prasarana yang dibangun;

• pemerintah daerah bersedia menyediakan alokasi dana untuk biaya operasi dan pemeliharaan.

Sedangkan kegiatan infrastruktur air limbah sistem terpusat (off-site) skala kota untuk Wilayah Kabupaten Sumba Barat belum ada, sehingga tidak diuraikan program pembangunannya.

. Usulan Kebutuhan Program yang dicakup dalam Pengelolaan Air Limbah meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Pembangunan pengelolaan air limbah setempat dan pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT);

2. Pembangunan sistem perpipaan air limbah sederhana komunitas berbasis masyarakat (khusus bagi kawasan kumuh dan padat);

3. Pembangunan pengelolaan air limbah sistem terpusat (IPAL); 4. Operasi dan pemeliharaan;

5. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan air limbah; 6. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan

INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KAB. SUMBA BARAT TAHUN 2017-2021

RPIJM KABUPATEN SUMBA BARAT Page : VII - 36

pemeliharaan sarana yang telah dibangun. 7. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

Untuk jelasnya uraian usulan Kebutuhan Program Pengembangan Air Limbah disajikan dalam matriks usulan pada Bab VIII.

7.4.2 PERSAMPAHAN

7.4.2.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Persampahan A. Isu Strategis Pengembangan Persampahan

Isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten

Sumba Barat antara lain:

1. Kapasitas Pengelolaan Sampah

Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya adalah bertambahnya pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat yang lebih dikenal sebagai limbah domestik telah menjadi permasalahan lingkungan yang harus ditangani oleh pemerintah dan masyarakat itu sendiri.

Penanganan sampah di Kabupaten Sumba Barat umumnya masih dilakukan secara individual, kecuali di pusat Kabupaten Sumba Barat penanganan sampah dilakukan secara kolektif skala kota melalui Dinas Kebersihan Kota, tapi belum berjalan optimal.

1. Kemampuan Kelembagaan

Pengelolaan sampah kini dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sumba Barat bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mengelola sampah secara komunal skala kota. Belum memadainya SDM secara kualitas dan kuantitas dalam pelayanan persampahan.

2. Kemampuan Pembiayaan

Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan sampah. Selain itu adalah rendahnya dana penarikan retribusi pelayanan sampah sehingga biaya pengelolaan sampah

INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KAB. SUMBA BARAT TAHUN 2017-2021

RPIJM KABUPATEN SUMBA BARAT Page : VII - 37

menjadi beban APBD. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya kualitas penanganan sampah.

3. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah dan belum dikembangkan secara sistematis potensi masyarakat dalam melakukan sebagian sistem pengelolaan sampah, serta rendahnya minat pihak swasta berinvestasi di bidang persampahan karena belum adanya iklim kondusif membuat pengelolaan sampah sulit untuk ditingkatkan.

4. Peraturan perundangan dan Lemahnya Penegakan Hukum

Lemahnya penegakan hukum terkait pelanggaran dalam pengelolaan sampah dan kurangnya pendidikan masyarakat dengan PHBS sejak dini juga menjadi kendala dalam penanganan sampah.

Dokumen terkait