• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akurasi Pembacaan Meter

2) Tantangan Eksternal

Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunanekonomi, a.

sosial, dan lingkungan hidup.

Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi yangmenuntut pelibatan b.

masyarakat dalam proses pembangunan.

Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs)2015 dan c.

Protocol Kyoto dan Habitat, dimana pembangunan perkotaanharus berimbang dengan pembangunan perdesaan.

Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal danmasyarakat, d.

serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta

Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung ikliminvestasi yang e.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 6.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum

Kebutuhan sistem penyediaan air minum terjadi karena adanya gap antara kondisiyang ada saat ini dengan target yang akan dicapai pada kurun waktu tertentu.

Kondisipelayanan air minum secara nasional sebesar 47, 71%, dilihat dari proporsi pendudukterhadap sumber air minum terlindungi (akses aman) yang mencakup 49,82% diperkotaan dan 45,72 di perdesaan. Setiap kabupaten/kota perlu melakukan

analisiskebutuhan sistem penyediaan air minum di masing-masing kabupaten/kota sesuaidengan arahan dibawah ini :

Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM Kabupaten Banyuasin a.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem Penyediaan AirMinum, baik sistem perpipaan maupun bukan perpipaan adalah menguraikan faktor- faktor yang mempengaruhi sistem penyediaan air minum. Melakukan analisis atasdasar besarnya kebutuhan penyediaan air minum, baik itu untuk pemenuhankebutuhan

masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota(development need)Pada bagian ini sudah harus diuraikan penetapankawasan/daerah yang

memerlukan penanganan dari komponen penyediaan air minumbaik sistem perpipaan maupun bukan perpipaan, serta diperlihatkan arahan strukturpengembangan prasarana kota yang telah disepakati.

Analisis kebutuhan Pengembangan SPAM merupakan hasil rangkaian analisis

diantaranya adalah analisis hasil survey kebutuhan nyata ( real demand survey),analisis kebutuhan dasar air minum, analisis kebutuhan program pengembangan,analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhandituangkan dala m tabel seperti dicontohkan 4.31 berikut ini

No. Uraian Kondisi Eksisting Kebutuhan KET. Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V 1. Sistem Perpipaan (PDAM)

a. Kebocoran (%)

35 %

35%

30 %

25 %

20 %

20 %

b. Cakupan Pelayanan Penduduk (%)

13,90 %

20 %

25 %

30 %

35 %

45 %

c. Kebutuhan air (liter/org/hari)

120 L/dt

120

L/dt

125

L/dt

125

L/dt

130

L/dt

130

L/dt

2. Sistem Bukan Perpipaan

a. Kebocoran (%)

b. Cakupan Pelayanan Penduduk (%)

c. Kebutuhan air (liter/org/hari)

3. Sistem Perpipaan Non PDAM

a. Kebocoran (%)

b. Cakupan Pelayanan Penduduk (%)

c. Kebutuhan air (liter/org/hari)

4. Kebocoran Total

35 %

Kebutuhan KET. Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V 5. Jumlah Pelanggan

16.403

21.800 25.621 32.593 36.905 54.472

a. Proporsi Sambungan Langsung

16.353

21.700 25.471 32.393 36.655 54.172

b. Proporsi Sambungan Umum

50

100

150

200

250

300

c. Jumlah Sambungan Langsung

16.353

21.700 25.471 32.393 36.655 54.172

d. Jumlah Sambungan Umum

50

100

150

200

250

300

6. Unit Konsumsi

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Catatan: Masih dalam proses pendataan

Kebutuhan Pengembangan SPAM Daerah b.

Berikut ini adalah kebutuhan Pengembangan SPAM yang mengacu dari Renstra DJCKtahun 2010-2014 khususnya dalam Kegiatan: Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan,Pengembangan Sumber Pembiayaan Dan Pola Investasi, Dan Penyelenggaraan SertaPengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Setiap kabupaten/kota perlu menggambarkan realisasi dan target pengembangansistem penyediaan air minum di masing-masing kabupaten/kota sesuai dengan table 4.32 dibawah ini :

Tabel 6.31 Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM

)

b. Sambungan Umum, SU

( L/orng/hr )

60

60

60

60

60

c. Non Domestic

7. Kebutuhan Air

a. Kebutuhan Air Domestik( L/dt )

345

345

345

420

465

681

b. Kebutuhan Air Non Domestik( L/dt )

52

52

52

63

69

102

c. Sub Total Kebutuhan Air

397

397

397

483

534

783

8. Kebutuhan Air Rata-Rata (Qr)

397

397

397

483

534

783

9. Kebutuhan Air Maksimum (Qmax)( 1,1 )

437

437

532

587

861

10. Peak Hour Factor (Faktor Jam Puncak

No. OUTPUT SATUAN

Kebutuhan

No. OUTPUT SATUAN

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V 1 Layanan Perkantoran

2 Peraturan Pengembangan Sistem Air Minum

3 Laporan Pembinaan Pelaksanaan Pengembangan SPAM

a. RISPAM b. NSPK SPAM

4 Laporan Pengawasan Pelaksanaan Pengembangan SPAM

5 Percontohan Re-Use dan Daur Ulang Air Minum

a. Kampanye hemat air

b. Aktivitas reuse & daur ulang air 6. Penyelenggaraan SPAM

terfasilitasi

a. PDAM yang memperoleh pembinaan

b. Pengelola air minum non PDAM yang memperoleh pembinaan

c. Laporan pra-studi kelayakan KPS

d. PDAM terfasilitasi untuk mendapatkan pinjaman Bank e. Studi Alternatif Pembiayaan 7. SPAM Regional

8. SPAM Di kawasan MBR

9. SPAM di Ibu kota Kecamatan (IKK) 10. SPAM Perdesaan

a. PS Air Minum Perdesaan b. Pro Rakyat PDT

11. SPAM Kawasan Khusus a. Kawasan pulau terluar,

perbatasan, terpencil b. Kawasan pemekaran, KAPET c. Pelabuhan perikanan dan Pro

Rakyat KKP

i. Pelabuhan perikanan ii. Pro Rakyat KKP

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) 6.3.4 Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema KebijakanPendanaan

Pengembangan SPAM

Program-Program Pengembangan SPAM a.

Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat sebagai berikut: Program SPAM IKK

a.

Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) b.

Program Perdesaan Pola Pamsimas c.

Program Desa Rawan Air/Terpencil d.

Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) mengacu

padaRencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang disusun berdasarkan: 1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air; 3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM;

4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat; 5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM

Tabel 6.32 Lingkup Penyusunan RISPAM

Kegiatan Wilayah Administrasi Kab/Kota Wilayah Pelayanan Kegiatan Wilayah Administrasi Kab/Kota

Satu Wilayah Lintas Kab./Kota Lintas Provinsi

Penyusun Pemda Penyelenggara di Kab./Kota

Penyelenggara

Regional Penyelenggara Regional

Acuan RTRW RTRW & RISPAM

Kab./Kota RTRW & RISPAM Kab./Kota Terkait RTRW Provinsi, RTRW & RISPAM Kab./Kota Terkait Penetapan Bupati/ Walikota Bupati/ Walikota Gubernur setelah berkonsultasi dengan Bupati/Walikota Terkait. Menteri setelah berkonsultasi dengan Gubernur dan Bupati/Walikota Terkait. Konsultasi Publik Pemda Penyelenggara dengan Fasilitasi dari Pemda Penyelenggara dengan fasilitasi dari Pemda terkait dan Gubernur

Penyelenggara dengan fasilitasi dari Pemda terkait, Gubernur, dan menteri. Pelaksanaan Penyusunan Penyedia Jasa/ Sendiri Penyedia Jasa/

Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria) b.

Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM pemerintahkabupaten/kota adalah sebagai berikut :

Tersedia Rencana Induk Pengembangan SPAM (sesuai PP No. 16 /2005 Pasal 26 ayat 1.

1 s.d 8 dan Pasal 27 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM Tersedia dokumen RPIJM

2.

Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya 3.

Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameterpipa

o

JDU terbesar ≥ 250 mm

Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik ataudiameter pipa

o

JDU terbesar 200 mm

Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/det ik ataudiameter pipa

o

JDU terbesar ≤ 150 mm

Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007 pasal 21) 4.

Ada indicator kinerja untuk monitoring 5.

Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik

o

Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakat padatahun

o

yang sama

Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan 6.

Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai kebutuhanfungsionaldan 7.

rencana pemanfaatan sistem yang akan dibangun

Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB, UPTD atau BLUD) 8.

Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/kesiapan 9.

menyediakan syarat-syarat di atas

Skema Kebijakan Pendanaaan c.

Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM 1.

Adapun skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM adalah tergambar dalamtabel 6.33 :

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kegiatan SPAM Air Baku Unit Produksi Transmisi dan Distribusi

(SR dan HU)

KOTA APBN APBD, PDAM, KPS,

(APBN)

APBN, PDAM, KPS, APBN (MBR)

IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa dengan air baku

mudah (Pamsimas) APBN APBN, APBD, Masyarakat

PAMSIMAS (APBN : 70%, APBD : 10%, dan Masyarakat : 20%.

Catatan: Masih dalam proses pendataan

Catatan:

· Semua sistem yang sudah ada (sudah jadi) di kelola oleh Pemda/PDAM/Masyarakat; · Keikutsertaan Pemda/PDAM/Masyarakat dalam proses pembangunan adalah keharusan; · HU = Hidran Umum;

· SR = Sambungan rumah;

· MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Pendekatan Pembiayaan APBN

2.

Non Cost-Recovery -

Cost recovery -

Alternatif Pola Pembiayaan -

Equity

Pinjaman Bank Komersial

Trade Credit

Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)

Obligasi

CSR (Corporate Social Responsibility)

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM 6.3.5

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM a.

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM disusun

berdasarkanpaket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPJM.Penyusunan tersebut memperhatikan kebutuhan air minum berkaitan

denganpengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikianusulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan

pembangunanekonomi.

Usulan program yang diajukan perlu dievaluasi kesesuaiannya dengan hasil analisisdan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga dicek keterpaduan dengansektor- sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan besaran danprioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisikantar kegiatan dan pendanaannya.Penjabaran program-program tersebut disesuaikandengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paketkegiatan/program.

Pembiayaan Proyek Pengembangan SPAM b.

Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung jawab masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat, Swasta dan Masyarakat. Jikaada indikasi program pengembangan SPAM yang melibatkan swasta perlu dilakukankajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya.

Penyehatan Lingkungan Permukiman 6.4

Mengacu pada Permen PU Nomor. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan

PenyehatanLingkungan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokokDirektorat Jenderal Cipta Karya di bidang kebijakan, pengaturan,

perencanaan,pembinaan, pengawasan, pengembangan dan standardisasi teknis di bidang airlimbah, drainase dan persampahan permukiman.

Air Limbah 6.4.1

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Air Limbah a.

Arahan Kebijakan Pengelolaan Air Limbah

1.

Beberapa peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan air limbah, antara lain Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang 1.

Nasional.

Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 2.

Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SistemPenyediaan 3.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Air Minum.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang StandarPelayanan 4.

Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1998 tentangPedoman 5.

Penetapan Baku Mutu Lingkungan

Pengelolaan air limbah



1. Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem On Site maupun Off Site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat

2. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam menyelenggarakan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman

3. Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman

4. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah permukiman

5. Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah perrmukiman

Lingkup Pengelolaan Air Limbah

2.

Pengolahan air limbah permukiman di Indonesia ditangani melalui dua sistem yaitusistem setempat (onsite) ataupun melalui sistem terpusat (offsite). Sanitasi system setempat (onsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalambatas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual sedangkansanitasi sistem terpusat (offsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbahdipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumah-rumahmenggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan AirLimbah b.

Permukiman

Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman 1.

Berikut adalah isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman diIndonesia antara lain :

Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman

Peran Masyarakat 2. Peraturan perundang-undangan 3. Kelembagaan 4. Pendanaan 5.

Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman 2.

Untuk menggambarkankondisi eksisting pengembangan air limbah yang telah dilakukan pemerintahKabupaten Banyuasin, perlu menguraikan hal-hal berikut ini :

Aspek teknis -

Kondisi eksisiting pengembangan air limbah secara teknis dapat ditampilkansebagaimana dicontohkan pada tabel-tabel berikut :

Tabel 6.34 Kapasitas Pelayanan Eksisting Prasarana

dan Sarana Jumlah Kapasitas

Sistem Pengolahan Lembaga Pengelola Keterangan Kondisi

Truk Tinja …….. unit ………..m 3 IPLT

IPAL Dst.

Catatan: Masih dalam proses pendataan

Tabel 6.35 Cakupan Pelayanan Sistem Onsite

No. Kecamatan

Jumlah PS Sanitasi sistem Onsite

Pengumpulan Pengolahan

No. Kecamatan

Jamban

Keluarga MCK Lainnya

Septik

tank Cubluk Lainnya

1. 2. dst

Catatan: Masih dalam proses pendataan

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) No. Lokasi/ Tempat Sistem Dibangun Tahun Cakupan Pelayanan Kondisi No. Lokasi/ Tempat MCK ++ IPAL Komunal Dibangun Tahun Cakupan Pelayanan Kondisi 1. 2.

Catatan: Masih dalam proses pendataan

Tabel 6.37 Cakupan Pelayanan air limbah Sistem Off-site

No. Nama IPAL Sistem Dibangun

Tahun Kondisi

1. 2.

Catatan: Masih dalam proses pendataan

Tabel 6.38 Parameter Teknis Wilayah

No. Uraian Besaran Keterangan

Karakteristik Fisik Kota

1. Jumlah Penduduk ………….. Jiwa Tingkat Kepadatan - Sangat Tinggi (>400 jiwa/hektar) - Tinggi (300-400 jiwa/hektar) …………. Ha - Sedang (200-300 jiwa/hektar) …………. Ha - Rendah (<200 jiwa/hektar) …………. Ha

2. Tipe Bangunan Rumah Tangga

- Permanen …….%KK atau unit - Semi Permanen …….%KK atau unit - Tidak Permanen …….%KK atau unit 3. Badan Air

- Nama Sungai - Peruntukan - Tidak Permanen

- Debit ……….Liter/detik

- kualitas ……….BOD Mg/liter

……….COD Mg/liter Catatan: Masih dalam proses pendataan

Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan a ncaman yang ada pa da

teknisyangdiarahkanuntukmencapaisasaranpembangunansub sektor air limbah domestikantara lain :

1 Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala perkotaan pada akhir tahun 2012, adalah :

Melakukan k ajian

a.

kelayakanpengelolaanairlimbahdomestikdanindistrirumahtanggasesuai dengan ketentuan peraturan lingkungan hidup

Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem perpusat (off b.

site system) pada kawasan potensial (CBD) dan padat penduduk

c.

Meningkatkanpemahaman,kemitraandankomitmenpengelolaanairlimbahdomestikd an indu stri rumah tangga d engan off site system pada wil ayah CBD dan wila yah padat

2

Meningkatkanc akupankepemilikanjambankeluargadenganpenggunaantangkiseptikda ri38% menjadi69%pada tahun 2016, adalah :

Mengoptimalkan dan inovasi program stimulus kepemillikan jamban keluarga a.

untukrumah tangga miskin

Meningkatkan koordinasi antar SKPD untukmensosialisasikan pentingnya jamban b.

dengan tangki septik

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder tentang pengelolaan c.

jamban keluarga sehat

Meningkatkan kebutuhan pengadaan jamban keluarga sesuai standar kesehatan d.

3 Meningkatnya jumlah cakupan la yanan pen gelolaan air limbah secara komunal berbasis

masyarakatdari10unitmenjadi20unitdiwilayahpadatkumuhmiskinperkotaandiakhirtahun 2016,adalah :

MengoptimalkanoperasidanpemeliharaanMCKdanIPALkomunalmelaluipengorganis a.

asian masyarakat dan kelompok

MeningkatkanpengetahuandanketerampilanstakeholderpengelolaanIPALkomunaly b.

ang ramah lingkungan

Melakukan repli kasi Sanimaspada wil ayah p adat pend uduk, kumuh dan mi skin c.

perkotaan

4 Terban gundanberfungsinyaIPALKomunaluntukIndustriKecilsebanyak 10 unitpadaakhirtahun 2016, adalah:

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

MeningkatkanpengetahuandanketerampilanstakeholderpengelolaanIPALkomunalin a.

dustri rumah tangga yang ramah lingkungan

MembangunPilot Project sarana IPAL Komunal industri Kecil untukdireplikasi b.

Mengoptimalkan o perasi dan pemelih araan IPAL Komunal IRT melalui c.

pengorganisasian pelaku industri

5 Terbangunnya dan berfungsinya IPLT untuk skala kabupaten pada akhir tahun 2016, adalah :

Meningkatkan pen getahuan dan keterampilan stakeholder pe ngelolaan IPLT a.

skala rumah tangga yang ramah lingkungan

Membangunsarana IPLT dengan melibatkan pihak-pihakpenyandang dana b.

Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan IPLT c.

6 Terbangun dan berfun gsinya sewerage terpu sat di 4 kecamatan pada tahun 20 16, adalah :

Meningkatkan p engetahuan dan keterampilan stakeholder p engelolaan a.

sewerage terpusat komunal

Membangunsarana sewerage terp usat dengan meliba tkan pihak- b.

pihakpenyandang dana

Mengoptimalkan operasi dan pemerliharaan sewerage terpusat c.

7.

Peningkatancakupanpelayananlimbahcairrumahtanggadari0%ditahun2012menjadi5 0% padatahun 2016, adalah:

Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestikskala a.

kabupaten

Meningkatkan kinerja operator layanan air limbah domestik skala kabupaten b. Meningkatkanpemahaman, kemitraandan c. komitmenuntukefektivitaslayananpengelolaanAir LimbahDomestikskala kabupaten d.

Mendorong minat swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah e.

domestik

8. Tersedianya SPAL dari 27,45%pada tahun 2012 menjadi 65%pada tahun 2016, adalah:

Mengoptimalkan dan in ovasi program stimulus k epemillikan SPAL untukrumah a.

tangga mi skin Mening katkan koordinasi antar SKPD untukmen sosialisasikan pentingnya SPAL dengan bidang resapan

Kebutuhan pengadaan SPAL sesuai standar kesehatan b.

9.

Peningkatanpengawasanterhadappenangananlimbahcairindustrirumahtanggaagartet ap memenuhi baku mutu lingkungan, adalah:

Meningkatkan pen egakan Ijin Mendiri kan Ban gunan (IMB) yang memuat a. peraturan pengelolaanairlimbahdomestik,perkantoranmaupunindistrirumahtanggayangmemenuh i standar kesehatan. MembuatregulasiIPLC(InstalasiPembuanganLimbahCair)industrirumahtanggaseba b.

gai panduan para pemangku kebijakan

Menegakansanksidanpemberianpenghargaankepadasektorindustrirumahtanggadal c.

am pengelolaan limbah cair

Pendanaan -

Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayaipenyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana air limbahseperti pembiayaan pembangunan sarana individual, pengurasan tanki septik,retribusi air limbah sistem komunal dan tempat-tempat umum, serta anggaranPemda (APBD) untuk pengelolaan air limbah permukiman.

AspekKeuangan -

Strategipenguatan aspek keuangan yang diarahkanuntuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sub sektor sanitasi adalah sebagai berikut:

1. Strategiuntukmeningkatkan(sasaran)subsektorairlimbahadalah: Menyiapkanperencanaankebijakandanpenganggarandalamberbagaidokumenperenc - anaan kabupaten,agar aspeksanitasimasukdalamprogramprioritaspembangunankabupaten,dan dapatmemanfaatkanberbagaisumberpendanaan(APBN,APBDpropinsi,danAPBDKab upaten, serta partisipasi masyarakat).

Menyiapkanperencanaandanpenganggaranprogramdankegiatansanitasikhususnyad -

alam mengaksesDAK sanitasi untukpembiayaan program dan kegiatan air limbah. MenyiapkanperencanananggarandaribeberapaSKPDterkaitagaraspeksanitasimasuk -

dalam RKASKPDdinas

terkait,untukmengimplementasikanbaikkegiatannonfisikdankegiatanfisik prog ram kegiatan air limbah.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Membuatperencanaantentangpilihanteknologi,lokasi,anggaran,untuksaranafisikairlim -

bah denganmemanfaat kanpendanandari s umberAPBD

Kabupatendanpendanaandari sumberDAK sanitasi.

Membuatperencanaanpendanaanmenggunakansumberpendanaanpihakswastauntu -

ksarana dan prasarana sanitasi yang besar biaya investasinya.

JangkaPendek:

Melakukanadvokasi k epada s emuapihakterkaitdengantujuanmenjadikansanitasi -

sebagai salah satu aspekprioritaspembangunan kabupaten

Memastikan bahwa aspek sanitasi tercantum dalam RPJMD Kabupaten -

Banyuasinyang baru.

MenjadikanSSKsebagaisalahsatureferensiutamadalampenyusunandokumenperencana -

ankebijakan dan anggaran Kabupaten Banyuasin.

Menjalankanprogramdankegiatanyangsudahberjalansaatinidenganalokasianggaranyan -

g ditingkatkan (dalam APBD Kabupaten 2012).

JangkaMenengah:

Memastikan b ahwa program kegiatan sanitasi ada dalam be rbagai tin gkatan -

dokumen

perencanaan(daridokumenhasilmusrenbanghinggadokumenperencanaanKabupatense perti KUA dan PPAS,tercantum dalam dokumen RKA SKPDterkait).

MembuatprogramdankegiatanPHBSyangterintegrasiantarSKPDdanmelibatkanpihaklain -

(LSM,PerguruanTinggi,KSM)dalammeningkatkan

kesadaranmasyarakatuntukmemilikijamban dan tangki septicyang baikdan benar. MenyiapkanusulanprogramkegiatanyangakandibiayaidenganDAKsanitasiuntukmembia -

yai

IPALkomunal atau sanimas kepada menteri teknisdengan referensi utamanya dari -

SSK.

JangkaPanjang:

Melakukanadvokasidan -

“mengawal”programdankegiatanyangakandiusulkanagartercantum dalam setiap dokumen perencanaan kabupaten.

MenyiapkanprogramkegiatanyangterintegrasiantarayangadadalamSSKdanRPIJMuntuk -

saranafisikdenganinvestasibesar (IPAL dan IPLT).

Melakukan re visi terhadap kebijakan yang mendu kung pembang unan sanitasi baik -

secara lang sungmaupuntidaklangsung(perda s anitasi,pajakdaerahdikaitkandengan sanitasi,danlain- lain)

Kelembagaan

-

Menguraikan organisasi pengelolaan air limbah yang mencakup bentuk

organisasi(lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tata laksana kerja, dan sumber dayamanusia yang dimiliki. Uraian tersebut harus mencerminkan kemampuanorganisasi pengelola air limbah saat ini.

Peraturan Perundangan

-

Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan air limbah permukiman yangdimiliki saat ini oleh masing-masing Kabupaten/Kota misalnya terkait tentangStruktur Organisasi dan Tupoksi pengelola air limbah, retribusi, dll (perda, SKwalikota/kabupaten, SK Direktur).

Peran Serta Swasta dan Masyarakat

-

Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbahserta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam masyarakatKota/Kabupaten yang meliputi kesediaan masyarakat membayar retribusi,penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan air limbah, perilakumasyarakat dalam BAB, kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan dalammendorong peran serta masyarakat misalnya saja

kegiatan kampanye danedukasi terkait pengelolaan air limbah baik yang diselenggarakan oleh pemerintahsetempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam

pembangunanprasarana dan sarana air limbah serta operasi dan pemeliharaan sarana danprasarana yang ada.

KondisiEksistingYangBermasalah 3.

JumlahKKyangmemilikijambansehatsebanyak38%,selebihnya bla ckwaterdangrey wateryangyangdihasilkanlangsungdibuangkesungai,lahanterbukasertaadayang dibuang keseptictank kemudian dibuang ke drainase lingkungan.

Keluargayang telah men ggunakan jamb an sehat belum tentu aman . S ecara umum kondisikeluargayangmenggunakanjambanberdasarkanSurveyEHRAdengansuspect

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

amansekitar52,2 %,danmasihada s ekitar41,72%dengan s uspecttidakaman, a rtinya walaupun telah mengguna kan jamban septiktetapi secara kualitas belum menjamin kondisinya am an atau tidak men cemari ling kungan. Ada sekitar 6,08 % tid ak dapat diketahui ap akah mengg unakan tang ki septikatau tida k. Kriteriasuspekaman adalah sebagai berikut:

1. Dibangun kurang dari lima tahun lalu

2. Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah di kuras/dikosongkan kurang dari lima tahun lalu

Kriteriasuspektidakaman adalah sebagai berikut:

1. Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan tidakpernah dikuras

2. Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuraslebih dari lima tahun lalu

BerdasarkandatadariDinasKesehatanKabupatenBanyuasinkondisiSPALyangadadiKabupat

enBanyuasinpada umumn yamasihbersatu

denganpembuanganairhujan,tanpapengolahanlangsung dibuang di sungai.Belumada IPAL, IPLT dan armada pengan gkut tinja, Ma sih ada sekolah yang belum memili ki jamban.

KetersediaanMasterplan/OLPSdanSOP

-

Kabupaten Banyuasin belum memiliki master plan/OLPS limbah cair domestik.

Program-ProgramStudiuntukAntisipasi

-

Belum memiliki Amdal

Belum memiliki FeasibilityStudy(FS)

Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah 4.

Identifikasi Permasalahan Air Limbah -

Hasil identifikasi permasalahandituangkan dalam bentuk Tabel seperti pada tabel 4.40

Tabel 6.39Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi Aspek Non-Teknis

No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Yang Dihadapi

Tindakan No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan

Yang Dihadapi Yang Sudah Dilakukan Yang Sedang Dilakukan A. Kelembagaan: - Bentuk Organisasi

- Tata Laksana (Tupoksi, SOP,dll)

- Kualitas dan Kuantitas SDM