• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan pelaksanaan program/kegiatan kesekretariatan KKI

DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS TAHUN 2015

E. TANTANGAN/KENDALA

5. Tantangan pelaksanaan program/kegiatan kesekretariatan KKI

a. Sistem Akuntabilitas KKI (SAKIP) yang belum berjalan, saat ini yang ada SAKIP Sekretariat KKI yang setiap tahun direview. KKI belum mempunyai penetapan kinerja tahunan.

b. Struktur organisasi Sekretariat KKI yang belum sesuai dengan beban pekerjaan, dan juga masih ada benturan dengan ranah kewenangan KKI dan MKDKI.

c. Prasarana perkantoran yang perlu terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan tugas.

d. Sistem Informasi dan Teknologi (IT) yang mendukung semua program KKI yang masih perlu penyempurnaan.

F. HARAPAN.

Berdasarkan hasil capaian KKI di tahun 2015, dan proses pelaksanaan program dan kegiatan, harapan KKI ke depan dan yang menjadi target program KKI di 2016 adalah : 1. Dengan Lahirnya Undang-Undang Tenaga Kesehatan, perlu diatur lebih lanjut Peran,

Tugas dan Fungsi KKI sesuai Undang-Undang Praktik Kedokteran, sehingga institusi-institusi terkait perlu mengantisipasi berbagai kemungkinan agar tidak terjadi tumpang tindih kepentingan dari kedua Undang-undang tersebut.

2. Praktik kedokteran dapat dipahami oleh para pengandil dan seluruh masyarakat sebagai bagian dari ketahanan kesehatan masyarakat dan bangsa. Ketahanan

46

kesehatan masyarakat itu sendiri merupakan bagian dari ketahanan nasional, oleh karena itu praktik kedokteran merupakan salah satu isu strategis. Untuk itu perlu dikembangan beberapa pemikiran yang dapat diregulasikan secara harmonis oleh KKI bersama Kementerian terkait seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan, dan lain-lain terkait hal-hal sebagai berikut: a. Strategi kebutuhan produksi dokter dan dokter gigi sesuai dengan jumlah

penduduk, wilayah, jenis pelayanan yang ideal.

b. Strategi dalam hal pemantauan dan evaluasi pelaksanaan standar pendidikan, standar kompetensi, penjaminan mutu dan akreditasi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi.

c. Strategi distribusi dan retensi dokter dan dokter gigi di daerah.

d. Strategi peningkatan kesejahteraan dan jenjang karir dokter dan dokter gigi, termasuk untuk dokter dan dokter gigi yang melaksanakan pelayanan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

3. Mengingat banyaknya pengandil lintas kementerian yang juga berwenang mengatur perijinan dan melakukan pembinaan/pengawasan bagi dokter dan dokter gigi WNA di Indonesia, KKI perlu melakukan sosialisasi dan harmonisasi peraturan registrasi sementara, registrasi bersyarat dan alih iptek kedokteran bagi dokter dan dokter gigi WNA, beserta mekanisme pembinaan dan pengawasannya bersama kemenkes RI dan para pengandil di Pusat dan Daerah.

4. Tercapainya kesepakatan dari para kolegium dalam hal standarisasi kompetensi dokter dan dokter gigi tingkat ASEN sehingga masyarakat/konsumen mendapatkan kepastian atas standar layanan.

5. Permohonan adaptasi dokter/dokter gigi, dokter gigi spesialis dan dokter spesialis WNI Lulusan Luar Negeri melalui sistem online.

6. Permohonan alih ilmu pengetahuan kedokteran/kedokteran gigi melalui sistem

online.

7. Semua kolegium dokter spesialis dan dokter gigi spesialis mengajukan revisi standar pendidikan dan standar kompetensi ke KKI untuk dapat disahkan

8. Dukungan berbagai pihak bagi penguatan peran Konsil Kedokteran Indonesia secara nasional dan internasional.

47

9. Mempunyai wadah secara terstruktur untuk pengelolaan sistem informasi KKI yang meliputi pendidikan, registrasi, pembinaan, dan MKDKI.

10. Konsistensi penyampaian informasi baik kepada para pengandil maupun dokter dan dokter gigi dalam perpanjangan STR secara tepat waktu agar tidak terjadi kekosongan hukum/legalitas praktik kedokteran yang berpotensi mendapatkan gugatan dari konsumen/masyarakat.

11. Koordinasi pembinaan dokter dan dokter gigi antara KKI dan pengandil terkait, terutama pembinaan bagi dokter dan dokter gigi yang terkena sanksi disiplin.

12. Sosialisasi secara masif dan luas terhadap fungsi MKDKI sebagai penegak disiplin kedokteran/kedokteran gigi dan pelaksanaan keputusan di tingkat daerah.

13. Terwujudnya reorganisasi Sekretariat KKI yang mempunyai beban kerja dan ranah kewenangan yang sesuai dalam rangka memfasilitas kinerja KKI dan MKDKI.

14. Terimplementasikannya sistem akuntabilitas kinerja bagi KKI dan MKDKI sebagai Lembaga Negara yang independen dalam menjalankan tugasnya.

48 BAB III

PENUTUP

isi KKI di tahun 2015 sesuai Renstra adalah menjadi regulator praktik kedokteran untuk mewujudkan profesionalisme dokter dan dokter gigi di Indonesia yang melindungi masyarakat. Misi KKI adalah meningkatkan mutu, mempertahankan, dan memastikan penerapan standar tertinggi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi, memelihara dan meningkatkan profesionalisme dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran melalui upaya pemeliharaan registrasi, pembinaan, dan penegakkan disiplin profesi dalam rangka melindungi masyarakat, dan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas manajemen dalam mendukung penyelenggaraan program KKI yang harus dibuktikan dengan tepatnya pelaksanaan program KKI per tahun yang dimulai di tahun 2011.

Laporan Tahunan KKI tahun 2015 merupakan bagian dari pertanggunggjawaban KKI sebagai Lembaga Negara yang dibentuk oleh Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Laporan ini juga merupakan alat ukur pencapaian Visi Misi KKI tahun 2011-2015, sebagai media informasi dan komunikasi antara KKI dengan para pengandil serta masyarakat kedokteran dan kedokteran gigi. Laporan ini kiranya dapat menjadi acuan bagi penyelenggaraan program berikutnya, dan menjadi salah satu referensi KKI bersama para pengandil dalam membuat kebijakan dan regulasi di bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi seluruh unsur-unsur yang ada di dalam KKI.

Jakarta, Januari 2015 Konsil Kedokteran Indonesia,

Ketua

49

LAMPIRAN

: NO PROVINSI DU DRG DRGS DSP TOTAL 1 ACEH 2.860 329 18 470 3.677 2 SUMATERA UTARA 8.410 1.744 79 1.828 12.061 3 SUMATERA BARAT 2.763 707 18 673 4.161 4 RIAU 2.881 671 22 523 4.097 5 JAMBI 1.179 203 4 198 1.584 6 SUMATERA SELATAN 2.681 398 15 769 3.863 7 BENGKULU 595 115 3 94 807 8 LAMPUNG 2.010 263 11 318 2.602

9 KEP. BANGKA BELITUNG 386 83 5 86 560

10 KEPULAUAN RIAU 788 213 9 204 1.214 11 DKI JAKARTA 16.747 5.311 809 5.990 28.857 12 JAWA BARAT 17.002 4.099 471 4.142 25.714 13 JAWA TENGAH 10.481 1.719 137 2.935 15.272 14 DI YOGYAKARTA 3.394 1.003 214 1.135 5.746 15 JAWA TIMUR 13.431 4.024 611 4.217 22.283 16 BANTEN 5.294 1.619 124 1.125 8.162 17 BALI 3.364 968 37 1.061 5.430

18 NUSA TENGGARA BARAT 962 184 9 171 1.326

19 NUSA TENGGARA TIMUR 699 175 2 115 991

20 KALIMANTAN BARAT 948 181 9 220 1.358 21 KALIMANTAN TENGAH 603 104 6 128 841 22 KALIMANTAN SELATAN 1.185 231 16 291 1.723 23 KALIMANTAN TIMUR 1.652 406 32 419 2.509 24 KALIMANTAN UTARA 205 57 4 47 313 25 SULAWESI UTARA 2.363 155 8 443 2.969 26 SULAWESI TENGAH 525 105 2 151 783 27 SULAWESI SELATAN 3.874 1.340 61 1.308 6.583 28 SULAWESI TENGGARA 449 165 1 112 727 29 GORONTALO 282 42 3 83 410 30 SULAWESI BARAT 123 66 3 34 226 31 MALUKU 296 59 3 61 419 32 MALUKU UTARA 193 40 6 34 273 33 PAPUA BARAT 227 35 44 306 34 PAPUA 745 96 3 132 976 109.597 26.910 2.755 29.561 168.823 Grand Total

REKAPITULASI DOKTER/DOKTER GIGI/DOKTER GIGI SPESIALIS/DOKTER SPESIALIS YANG TERREGISTRASI DI KKI

53 Tabel Jumlah Prodi Kedokteran / Kedokteran Gigi (Pendidikan)

Dokumen terkait