STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN
A. Target Pencapaian SPM
Dasar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal,
NO JENIS PELAYANAN
DASAR INDIKATOR
CAPAIAN JUMLAH APBD TAHUN 2020
143
Rencana Target Pencapaian SPM Bidang Sosial Kabupaten Tegal Tahun 2020
B. Realisasi
NO JENIS
PELAYANAN DASAR
INDIKATOR CAPAIAN
RENCANA TARGET REALISASI CAPAIAN SPM
CAPAIA N (6):
(4)X 100%
JUMLAH ORANG YANG AKAN DILAYANI
APBD 2020
JUMLAH ORANG YANG TERLAYANI
APBD TAHUN
2020
1 2 3 4 5 6 7 8
144
RENCANA TARGET REALISASI CAPAIAN SPM
CAPAIA
C. Dukungan Personil
145
NO JENIS PELAYANAN DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN JUMLAH ORANG YANG TERLAYANI
DUKUNGAN JUMLAH PERSONIL
1. Rehabilitasi Sosial dasar penyandang rehabilitasi sosial diluar panti
270 364
2. Rehabilitasi Sosial Dasar anak terlantar di luar panti
Jumlah anak terlantar yang memperoleh rehabilitasi sosial di luar panti
84 364
3. Rehabilitas sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
Jumlah Warga Negara Lanjut Usia Terlantar yang memperoleh rehabilitasi sosial dasar di luar panti
59 364
4. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial sosial dasar tuna sosial di luar panti korban bencana kab/kota yang memperoleh perlindungan dan jaminan sosial
506 506
146
D. ALOKASI ANGGARAN
NO JENIS PELAYANAN
DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN NOMENKALTUR
PROGRAM JUMLAH
ANGGARAN
1. Rehabilitasi Sosial dasar penyandang rehabilitasi sosial diluar panti
2. Rehabilitasi Sosial Dasar anak terlantar di luar panti
Jumlah anak terlantar yang memperoleh rehabilitasi sosial di luar panti
Kegiatan Rehabilitasi Sosial Bagi Anak dan
Usia Lanjut
223.323.000
3. Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
Jumlah Warga Negara Lanjut Usia Terlantar yang memperoleh rehabilitasi sosial dasar di luar panti
Kegiatan Rehabilitasi Sosial Bagi Anak dan
Usia Lanjut
223.323.000
4. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya
gelandangan dan pengemis di luar panti
Jumlah Warga
Negera/gelandangan dan pengemis yang memperoleh rehabilitasi sosial dasar tuna sosial di luar panti
Jaminan Sosial 81.900.000
147
E. DAMPAK
Dampak/manfaat penerapan SPM adalah sbb :
NO JENIS
PELAYANAN DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN Dampak/Manfaat bagi kepentingan umum
1. Rehabilitasi rehabilitasi sosial diluar panti
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar penyandang disabiltias
2. Penyandang disabilitas dapat kembali keberfungsian sosialnya
3. Berkurangnya jumlah penyandang disabilitas terlantar
4. Penyandang disabilitas menjadi lebih produktif
2. Rehabilitasi Sosial Dasar anak terlantar di luar panti
Jumlah anak terlantar yang memperoleh rehabilitasi sosial di luar panti
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak terlantar
2. Kembalinya keberfungsian sosial anak terlantar
3. Berkurangnya jumlah anak terlantar
3. Rehabilitasi Lanjut Usia Terlantar yang memperoleh rehabilitasi sosial dasar di luar panti
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar lanjut usia terlantar
2. Kembalinya keberfungsian sosial lanjut usia terlantar
3. Berkurangnya jumlah lanjut usia terlantar
4. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial di luar panti
1. Gelandangan dan pengemis dapat kembali keberfungsian sosialnya 2. Berkurangnya jumlah gelandangan dan
pengemis korban bencana kab/kota yang memperoleh perlindungan dan jaminan sosial
Terpenuhinya Kebutuhan dasar bagi korban Bencana
148
F. KONSISTENSI PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
NO JENIS
RENSTRA TARGET DLM
RENJA REALISA
48.137,250 48.137,250 48.137,250 461.469.000 461.469.0 00
18.733.750 18.733.750 18.733.750 223.323.000 223.323.0 00
37.510.000 37.510.000 37.510.000 223.323.000 223.323.0 00
31.251.250 31.251.250 31.251.250 230.238.000 230.238.0 00
1.460.000 1.460.000 1.460.000 81.900.000 81.900.00 0
Tercapai
149
G. Permasalahan dan Solusi NO JENIS PELAYANAN
DASAR INDIKATOR
PENCAPAIAN PERMASALAHAN SOLUSI
1. Rehabilitasi Sosial dasar penyandang 2. Terbatasnya anggaran
untuk penyediaan bantuan sosial dasar permakanan dan sandang
3. Belum terintegrasinya sistem BPJS 4. Kurang menyebarnya
informasi kepada
dengan OPD terkait (Dinas Dukcapil, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (Lazismu dan Baznas) untuk pengadaan identitas dan pembiayaan pengobatan psikotik
4. Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat mengenai alat bantu oleh SDM Dinas Sosial Kab.
Tegal 2. Rehabilitasi Sosial
Dasar anak terlantar di luar panti
Jumlah anak terlantar yang memperoleh rehabilitasi sosial di luar panti 2. Terbatasnya anggaran
untuk penyediaan
3. Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
Jumlah Warga Negara Lanjut Usia Terlantar yang memperoleh
2. Belum terintegrasinya sistem BPJS
dengan OPD terkait (Dinas Dukcapil, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (Lazismu dan Baznas) untuk pengadaan identitas dan pembiayaan pengobatan bagi lansia terlantar
150
4. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial 2. Gelandangan dan pengemis seringkali belum memiliki tanda identitas
3. Belum terintegrasinya sistem BPJS
dengan OPD terkait (Dinas Dukcapil, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (Lazismu dan Baznas) untuk pengadaan identitas
a. Optimalisasi gudang logistik b. Recruitment anggota Tagana
baru dan pemberdayaan masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana c. Peningkatan kemitraan
dengan PSKS dan pendayagunaan CSR d. Membuat usulan tambahan
anggaran APBD
151
Kinerja atau performance atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh organisasi perangkat daerah dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja tersebut harus memiliki indikator kinerja agar dapat diukur tingkat ketercapaiannya. Indikator kinerja merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasarannya.
Indikator kinerja akan memberikan rambu atau sinyal mengenai apakah kegiatan atau sasaran yang diukurnya telah berhasil dilaksanakan atau dicapai sesuai dengan yang direncanakan. Indikator kinerja yang baik akan menghasilkan informasi kinerja yang memberikan indikasi yang lebih baik dan lebih menggambarkan mengenai kinerja organisasi. Selanjutnya apabila didukung dengan suatu sistem pengumpulan dan pengolah data kinerja yang memadai maka kondisi ini akan dapat membimbing dan mengarahkan organisasi pada hasil pengukuran yang handal (reliable) mengenai hasil apa saja yang telah diperoleh selama periode aktivitasnya. Lebih jauh lagi, indikator kinerja tidak hanya digunakan pada saat menyusun laporan pertangungjawaban. Indikator kinerja juga merupakan komponen yang sangat krusial pada saat merencanakan kinerja.
Dengan adanya indicator kinerja, perencanaan sudah mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk menentukan apakah rencana yang ditetapkan telah dapat dicapai. Penetapan indicator kinerja pada saat merencanakan kinerja akan lebih meningkatkan kualitas perencanaan dengan menghindari penetapan-penetapan sasaran yang sulit untuk diukur dan dibuktikan secara objektif keberhasilannya.
Pada bagian ini akan ditampilkan Indikator Kinerja Dinas Sosial Kab. Tegal yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. Indikator kinerja ini secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Indikator kinerja ini didapatkan dengan mengidentifikasi bidang pelayanan dalam tugas dan fungsi Dinas Sosial yang berkontribusi langsung pada pencapaian tujuan dan sasaran dalam rancangan awal RPJMD.