• Tidak ada hasil yang ditemukan

Target Pertanian Perkotaan Tahun

Dalam dokumen DESAIN BESAR Pertanian Perkotaan DKI Jak (Halaman 40-46)

TUJUAN, SASARAN, DAN TARGET III.1 Tujuan Pertanian Perkotaan

III.3. Target Pertanian Perkotaan Tahun

Target untuk dicapai pada tahun 2030 dihitung berdasarkan tiga komponen, yaitu pemanfaatan ruang, tingkat produksi, dan jaminan mutu komoditas terpilih untuk pertanian perkotaan. Target pelaksanaan Pertanian Perkotaan tidak hanya pada aspek budidaya saja, tetapi juga pengolahan produk-produk pertanian, peternakan, dan perikanan yang menjadi bagian dari produk unggulan DKI Jakarta. Target ini akan ditinjau kembali dan diperbaharui berdasarkan hasil monitoring setiap tiga tahun sekali.

Secara keseluruhan, ada tiga target utama yang diharapkan dicapai oleh pelaksanaan Pertanian Perkotaan pada tahun 2030, yaitu:

Pencapaian 30% ruang terbuka hijau produktif

1

Peningkatan 30% produksi per- tanian, peternakan, perikanan (termasuk produk olahan)

2

Sertifikasi 1000 produk olahan pertanian, peternakan, dan perikanan

3

Secara terinci, target pemanfaatan ruang untuk pertanian perkotaan di Provinsi DKI Jakarta sampai pada tahun 2030, ialah sebagai berikut:

No SASARAN RUANG BASELINE 2016 TARGET 2030 1 Rumah susun (RUSUN) 20% Rusun 100% Rusun 2 Lahan kosong/tidur (Belum ada data) 30% Lokasi 3 Lahan pekarangan dan

gang

(Belum ada data) 30% Lokasi

4 Sekolah 4% Sekolah 100% Sekolah

5 Gedung (Belum ada data) 100% Gedung milik DKI Jakarta 30% Gedung milik swasta

6 RPTRA 20% RPTRA 100% RPTRA

7 Lahan laut (Belum ada data) 30% Lokasi

Tabel 3.1. Target Sasaran Ruang Pertanian Perkotaan Tahun 2030

Sedangkan target tingkat produksi komoditas, dibuat prioritas berdasarkan sub-sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perikanan, dan peternakan. Komoditas yang dipilih adalah produk utama yang ada di Provinsi DKI Jakarta dan memiliki peluang pasar yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan warga. Ada 15 kategori jenis komoditas / produk yang akan dikembangkan melalui Pertanian Perkotaan. Rincian target peningkatan produksi komoditas ialah sebagai berikut:

No KOMODITAS BASELINE 201632 TARGET 2030

Pertanian

1 Tanaman sayur: kangkung, bayam, sawi 20,609 ton 30,000 ton 2 Tanaman pendorong inflasi: cabe, bawang

merah 30,000 ton

3

Tanaman buah: mangga, pisang, pepaya, nanas, sukun, alpukat, buah naga, rambutan, sawo, jambu bol, salak, duku, jambu air

12,000 ton 20,000 ton

Tabel 3.2. Target Produksi Komoditas Pertanian Perkotaan Tahun 2030

±

4 Tanaman obat: jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temuireng, kejibeling 35,9 ton 50 ton 5

Tanaman hias: anggrek, kuping gajah, pisang-pisangan, mawar, dracaena, melati, palem

182,682 tangkai 200,000 tangkai

6

Olahan pertanian: instan herbal, minuman buah segar, jalejo (jagung - kedele - kacangijo) dan lain-lain

100 jenis olahan Peternakan

7 Ternak kecil: kelinci 1,000 ekor

8 Ternak besar: Sapi perah 2,433 3,000 ekor

9 Ternak hias: burung, anjing, kucing, dan lain-

lain 2,000 ekor

10

Olahan peternakan: telur asin, bakso sapi, sosis, olahan susu sapi, olahan daging kelinci, kerupuk kulit, dan lain-lain

100 jenis olahan Perikanan

11 Ikan air tawar: lele, nila, gurami 4,266 ton 5,500 ton

12 Ikan laut: kerapu, kakap 500 ton

13 Rumput laut 500 ton

14 Ikan hias berbagai jenis 20,48 juta ekor 25 juta ekor 15 Olahan perikanan: abon ikan, bakso ikan,sam-

bal ikan, ikan kering, dan lain-lain 100 jenis olahan

Prioritas pengembangan jenis komoditas / produk disesuaikan dengan kondisi di masing- masing daerah di Provinsi DKI Jakarta dan pengembangan yang selama ini sudah dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Rincian jenis komoditas / produk untuk masing- masing Kota/Kabupaten ialah sebagai berikut:

Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Selatan Kepulauan Seri- bu • Sayuran • Tanaman obat • Tanaman hias • Nanas

• Ikan lele, nila, gurami • Olahan peri- kanan • Padi • Sayuran • Mangga • Sukun • Buah Naga • Pisang • Nanas • Tanaman obat • Tanaman hias • Ikan lele, nila,

gurami • Ikan hias • Olahan peri- kanan • Telur asin • Ternak hias • Padi • Sayuran • Jambu air • Pisang • Pepaya • Nanas • Tanaman obat • Tanaman hias • Ikan lele, nila,

gurami • Ikan hias • Olahan peri- kanan • Olahan bakso sapi • Ternak hias • Padi • Sayuran • Rambutan • Jambu bol • Salak • Duku • Pisang • Pepaya • Nanas • Tanaman obat • Tanaman hias • Ikan lele, nila,

gurami • Ikan hias • Olahan peri- kanan • Olahan susu sapi • Telur asin • Kelinci • Olahan daging kelinci • Ternak hias • Sayuran • Alpukat ci- pedak • Rambutan • Sawo • Pisang • Pepaya • Nanas • Tanaman obat • Tanaman hias • Ikan lele, nila,

gurami • Olahan peri- kanan • Olahan susu sapi • Kelinci • Olahan dag- ing kelinci • Kerupuk kulit • Ternak hias • Sayuran • Jambu air • Sukun • Pisang • Pepaya • Nanas • Tanaman obat • Ikan kerapu • Ikan kakap • Ikan hias • Rumput laut • Olahan peri- kanan • Kelinci • Olahan daging kelinci • Ternak hias

Berdasarkan pelaksanaan Pertanian Perkotaan, produk olahan menjadi bagian dari hasil Pertanian. Khusus untuk mendukung pengembangan produk olahan pertanian, peternakan, dan perikanan, Pemerintah DKI Jakarta memfasilitasi jaminan mutu produk melalui sertifikasi sesuai dengan jenisnya. Sampai pada tahun 2030, Pemerintah mentargetkan untuk memberikan sertifikat kepada setidaknya 1000 produk olahan, sebagai hasil dari pelaksanaan Desain Besar Pertanian Perkotaan.

Untuk mencapai target pada tahun 2030 sebagaimana disebutkan di atas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat urutan langkah yang akan dilakukan dalam setiap lima tahun rencana pembangunan sebagai berikut:

2018

-

2022

• Memasukan pertanian perkotaan dalam perencanaan pembangunan

• Membuat kebijakan untuk melaksanakan desain pertani- an perkotaan, termasuk insentif untuk para pelakunya • Kampanye dan pelaksanaan pertanian perkotaan

2023

-

2027

• Pelaksanaan pertanian perkotaan di seluruh sasaran ruang

• Pemberian insentif untuk pelaku pertanian perkotaan • Membangun kerjasama dengan berbagai pihak

2028

-

2030

• Pengembangan pertanian perkotaan di seluruh sasaran ruang

• Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan, lembaga sosial, sekolah, dan kelompok masyarakat

• Pengelolaan dan berbagi pengetahuan pertanian perkotaan

Gambar 3.1. Urutan Langkah Pelaksanaan Pertanian Perkotaan DKI Jakarta

Pada RPJMD 2018 – 2022:

Pada periode lima tahun pertama, pelaksanaan pertaniaan perkotaan akan menyelesaikan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pertanian di DKI Jakarta, termasuk Peraturan Gubernur tentang Pertanian Perkotaan. Kebijakan ini perlu diselesaikan pada tahapan awal, karena akan menjadi acuan atau dasar pelaksanaan pertanian seterusnya. Di samping itu, pertanian perkotaan juga dimasukkan dalam rencana pembangunan (RPJMD) sehingga bisa menjadi rujukan tidak hanya bagi OPD pemerintah DKI Jakarta saja, melainkan juga untuk pelaku lainnya. Kampanye dan

pelaksanaan pertanian di banyak tempat juga sudah mulai dilakukan pada lima tahun pertama ini.

Pada RPJMD 2023 – 2027:

Pada periode lima tahun ke dua, pelaksanaan pertanian perkotaan semakin intensif dan masif dilakukan di semua sasaran ruang yaitu Rumah susun (Rusun), Lahan kosong/tidur, Lahan pekarangan dan gang, Sekolah, Gedung, RPTRA, dan Lahan laut. Karena sudah terlihat hasilnya dari pelaksanaan pertanian lima tahun sebelumnya, maka pemberian insentif kepada pelaku pertanian perkotaan mulai bisa dilakukan. Insentif ini untuk memberikan apresiasi kepada pelaku pertanian dan memberikan edukasi kepada pihak-pihak lain untuk juga melakukan pertanian perkotaan. Kerjasama dengan banyak pihak juga semakin banyak dilakukan pada periode lima tahun ke dua ini. Masifnya pelaksanaan pertanian perkotaan akan bisa terwujud melalui kerjasama berbagai pihak. Maka, pada periode kedua ini kerjasama akan dilakukan dengan seluruh pemangku kepentingan pertanian perkotaan, termasuk badan usaha, sekolah, perguruan tinggi, lembaga / organisasi sosial dan lain-lain.

Pada RPJMD 2028 – 2030:

Pada periode tiga tahun terakhir, pelaksanaan pertanian perkotaan semakin diperluas dengan melibatkan semakin banyak pelaku di DKI Jakarta untuk mencapai target 30% pelaku pertanian perkotaan. Kerjasama juga dilakukan dengan banyak badan usaha yang memiliki gedung- gedung di DKI Jakarta dan juga kerjasama dengan Kementerian Pertanian. Di sisi lain, dari hasil 10 tahun pelaksanaan pertanian perkotaan, akan didapatkan banyak pembelajaran, pengetahuan baru, dan juga dampak yang signifikan baik di tingkat masyarakat maupun di tingkat pelaku pertanian lainnya. Untuk itu, pada periode terakhir ini akan dilakukan pendokumentasian dan pengelolaan pengetahuan dari hasil pelaksanaan pertanian perkotaan. Pengetahuan ini akan menjadi pembelajaran tidak hanya bagi Pemerintah DKI Jakarta, tetapi juga pemerintah daerah lainnya, para pelaku pertanian, dan juga masukan untuk kebijakan pemerintah pusat.

BAB IV

KOMPONEN, HASIL DAN STRATEGI

Dalam dokumen DESAIN BESAR Pertanian Perkotaan DKI Jak (Halaman 40-46)

Dokumen terkait