• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

5. Tarif Pajak

Dalam pasal 7 Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan mengenai tarif yaitu:

1. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk NJOP sampai dengan Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) ditetapkan sebesar 0,1% (nol koma satu persen) per tahun;

b. Untuk NJOP diatas Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) ditetapkan sebesar 0,2%(nol koma dua persen) per tahun;

Pasal 80 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, menyatakan:

1. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesr 0,3%.

2. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan oleh Peraturan Daerah.

Sehingga tarif pajak daerah Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat dari besarnya Nilai Jual Objek Pajak bumi dan atau bangunan tersebut yaitu untuk Nilai Jual Objek Pajak sampai Rp 1.000.000.000,00 dikenakan tarif 0,1% dan untuk Nilai Jual Objek Pajak di atas Rp 1.000.000.000,00 dikenakan tarif 0,2%. Adapun tarif PBB P2 0,1% dan 0,2% sudah sesuai dan tidak bertentangan dengan pasal 80 ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah88. Penetapan tarif dengan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai juga sudah sesuai dengan pasal 80 ayat 2 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 karena sudah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

88Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0, 3% (nol koma tiga persen).

6. Perhitungan Pajak

Besarnya PBB P2 yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak (tax rate) dengan basis pajak (tax base). Pada PBB P2 yang menjadi basis pajak adalah nilai jual kena pajak, yaitu dengan mengalikan persentase nilai jual kena pajak dengan nilai jual objek pajak bumi dan bangunan. Karena tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan ada dua yaitu 0,1% dan 0,2% sesuai dengan pasal 7 Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor1 tahun 2012 yaitu:

1. Tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan ditetapkan sebagai berikut a. untuk NJOP sampai dengan Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) ditetapkan

sebesar 0,1% (nol koma satu persen) per tahun;

b. untuk NJOP di atas Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) ditetapkan sebesar 0,2% per tahun.

Besaran pokok pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksut dengan Pasal 7 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksut dalam Pasal 6 ayat 1 setelah dikurangin oleh Nilai Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksut dalam pasal 3 ayat (4) empat yaitu sebesar Rp 10.000.000 sesuai dengan pasal 77 ayat 4 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dimana mengalami kenaikan dari Rp 8.000.000,00 sesuai dengan pasal 3 ayat 3 Undang Undang nomor 19 tahun 1994 perubahan atas Undang Undang nomor 19 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

Pasal 3 ayat 4 Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 1 tahun 2012 berkaitan dengan NJOPTKP adalah Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar Rp 10.000.000,00 (untuk setiap wajib pajak). Dengan demikian kewenangan yang diberikan undang-undang kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai untuk menetapkan besarnya NJOPTKP tidak bertentangan dengan pasal 77 ayat 4 Undang Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah89.

Maka dapat diuraikan mengenai perhitungan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan dengan dua rumusan, yaitu:

Rumus apabila NJOP < Rp 1.000.000.000 :

PBB P2 terhutang = tarif pajak x dasar pengenaan pajak

= 0,1% x (NJOP-NJOPTKP)

= 0,1% x NJOPKP Rumus II apabila NJOP > Rp 1.000.000.000 :

PBB P2 terhutang = tarif Pajak x dasar pengenaan pajak

= 0,2% x (NJOP-NJOPTKP)

89Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling rendah sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.

= 0,2% x NJOPKP

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam rumus di atas adalah yang dimaksud dengan NJOP dasar perhitungan pajak. Karena itu untuk menggunakan rumus tersebut NJOP sebagai dasar pengenaan pajak harus terlebih dahulu dikurangi dengan NJOPTKP sesuai ketentuan yang berlaku.

Perhitungan pajak setelah dialihkan kepada pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan memiliki perbedaan dengan sebelum dialihkan kewenangannya dari pemerintah pusat berdasarkan Undang Undang Nomor 12 tahun 1994 perubahan atas Undang Undangan Nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

Dengan keluarnya Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan maka pemerintah daerah berwenang untuk melakukan pemungutan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Serdang Bedagai sehingga unsur kewenangan yang dikemukakan oleh H. D. Stound yaitu adanya aturan-aturan hukum dan sifat hubungan hukum telah dipenuhi dalam peralihan kewenangan tersebut. Konsep kewenangan yang dikemukakan oleh Ateng Syafrudin dimana unsur yang tercantum dalam kewenangan yaitu adanya kekuasaan formal dan kekuasaan

diberikan oleh undang-undang90telah dipenuhi dengan pengalihan kewenangan PBB P2 dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Sehubungan dengan proses pengalihan ini adalah bahwa objek pajak properti lebih bersifatimmobile,dalam arti tidak dapat dipindahkan ke daerah lainnya, sehingga lebih pantas apabila dijadikan pajak daerah.

Dengan berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai nomor 1 tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan maka dasar pemungutan pajak untuk Kabupaten Serdang Bedagai bukan lagi Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985 yang di rubah dengan Undang Undang nomor 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sehingga mengalami perubahan seperti NJOPTKP yang menjadi Rp 10.000.000 dari Rp 8.000.000, dan juga cara perhitungan yang menggunakan persentasi (20% dan 40%) melihat nilai NJOP di rubah manjadi tidak menggunakan persentasi tersebut antara sebelum beralih dan setelah beralihnya pemungutan kepada daerah Kabupaten Serdang Bedagai dimana perubahan-perubahan tersebut di batasi oleh Undang–Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Adapun pemungutan PBB P2 merupakan kewenangan yang dialihkan dari pelaksanaan tersebut, dimana dalam pasal 1 angka 49 Undang-Undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dikatakan pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghipunan data objek dan subjek pajak atau

90Ateng Syafrudin,Menuju Penyelenggaraan Pemerintah Negara yang bersih dan Bertanggung Jawab, Jurnal Pro Justisia Edisi IV, (Bandung: Universitas Parahyangan, 2000), hal 22

retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib retribusi serta pengawasan penyetorannya.

Setelah kewenangan dialihkan kepada daerah melalui Peratuaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai nomor 1 tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan yang merupakan amanat dari Undang-Undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka pemungutan Pajak Bumi dan Banguanan Perdesaan dan Perkotaan dipungut oleh pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dengan hasil seluruhnya yaitu 100% dimasukan ke dalam APBD Kabupaten Serdang Bedagai.

Dokumen terkait