• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN

C. Keadaan Personalia dan Tata Kerjanya

2. Tata Kerja

57 n. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai

bidang yugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

C. Keadaan Personalia dan Tata Kerjanya

58 Personalia merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan manusia atau pendayagunaan teknologi canggih, sehingga ada anggapan bahwa tenaga manusia dapat digantikan dengan robot. Namum anggapan itu tidaklah benar.

59 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengadaan barang dan jasa pemerintah sesungguhnya merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pelaksanaan pembangunan. Bagi pemerintah, ketersediaan barang dan jasa pada setiap instansi pemerintah akan menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksaan tugas dan fungsi masing-masing unit kerja. Tanpa sarana dan prasarana yang memadai tentu saja jalannya pelaksanaan tugas pemerintah akan terganggu dan tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik setiap aparatur Negara memerlukan peralatan kerja seperti kertas, pena, computer, printer dan sebagainya. Agar pelaksanaan perkerjaan dapat berjalan lancar diperlukan pula perlengkapan seperti meja, kursi, lemari, telepon, faksimili, dan lain-lain.

Lebih dari itu untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat diperlukan ruang kerja yang tidak saja nyaman bagi pegawai tetapi juga nyaman bagi masyarakat yang dilayani. Untuk itu dibutuhkan bangunan gedung yang cukup megah dengan segala perlengkapannya seperti kursi, meja, saran pendingin ruang dan aliran listrik yang cukup, serta pengaturan posisi tempat kerja untuk menciptakan pelayanan yang memuaskan.

Transparansi menunjukan pada suatu keadaan dimana segala aspek dari proses penyelenggaraan pelayanan bersifat terbuka dan dapat diketahui dengan mudah oleh para pengguna dan stakeholders yang membutuhkan. Jika segala aspek proses penyelenggaraan pelayanan seperti persyaratan, biaya dan waktu yang diperlukan, cara pelayanan, serta hak dan kewajiban penyelenggaraan dan

60 pengguna layanan dipublikasikan secara tebuka sehingga mudah diakses dan mudah diipahami oleh publik, maka praktik penyelenggaraan pelayanan itu dapat dinilai memiliki transparansi yang tinggi. Sebaliknya, kalau sebagian atau semua aspek dari proses penyelenggaraan pelayanan itu tertutup dan informasinya sulit diperoleh oleh para pengguna dan stakeholders lainnya, maka penyelenggaraan pelayanan itu tidak memenuhi kaidah transparansi.

Menurut Solihin dalam Eko sakapurnama (2012:16) mengenai indikator – indikator dalam mengukur transparansi dalam penyelenggaraan pemerintah adalah sebagai berikut :

1) Tersedianya informasi yang memadai pada setiap proses penyusunan dan implementasi kebijakan publik;

2) Adanya akses pada informasi yang siap, mudah dijangkau, bebas diperoleh dan tepat waktu.

A. Ketersediaan Informasi dalam Proses Pengadaan Barang/jasa pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Setelah diberlakukan proses pengadaan barang/jasa secara elektronik atau E-Procurement di beberapa daerah serta berbagai perubahan Peraturan Presiden mengenai pengadaan barang/jasa. Pemerintahan Daerah Provinsi Sulawesi selatan khususnya di Sub Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan bagian perlengkapan pada biro umum dan perlengkapan Sekretariat Daerah ini sudah sangat update, baik itu perubahan Perpres No.54 Tahun 2010 berikut perubahannya yaitu Perpres No.35 tahun 2011 dan Perpres No.70 tahun 2012, dan juga Perpres terbaru ditahun ini yaitu Perpres No. 4 Tahun 2015. Berikut

61 penjelasan mengenai pelaksanaan pengadaan barang/jasa di Sub Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan pada biro umum dan perlengkapan Sekretariat Daerah Prov. Sulawesi Selatan dalam wawancara pada 16 Maret 2015 di Sub Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan bagian perlengkapan, Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan :

“Sistem pengadaan secara elektronik atau disebut E-Procurement sudah diberlakukan sejak 3 tahun yang lalu, dimana bagian perlengkapan ini tidak pernah ketinggal mengenai sistem dan aturan terbaru mengenai pengadaan barang/jasa”. (16 Maret 2015) Selanjutnya beliau menjelaskan mengenai pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan di Sub Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan:

“Untuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa disini kami melakukan kegiatan pengadaan barang/jasa untuk lingkup Kantor Gubernur dan rumah jabatan, itupun hanya seputar pengadaan barang dan rehabilitas bangunan saja”. (16 Maret 2015)

Berikut rekapitulasi Kegiatan Pengadaan barang/jasa yang diperoleh dari daftar Anggaran perubahan tahun 2014 Sub Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan :

Tabel 1.1

Rekapitulasi Kegiatan Pengadaan barang/jasa Sub Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan, Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014.

No Jenis Kegiatan Jumlah Kegiatan

1 Kegiatan pengadaan peralatan dan

perlengkapan kantor 28 kegiatan pengadaan 2 Kegiatan pengadaan peralatan dan

perlengkapan rumah jabatan/dinas 19 kegiatan pengadaan 3 Kegiatan pengadaan kendaran dinas

operasional 5 Kegiatan pengadaan

4 Kegiatan rehabilitasi sedang/ berat gedung

kantor 8 Kegiatan pengadaan

5 Kegiatan Rehabilitasi sedang/ berat

Rumah Jabatan 1 kegiatan pengadaan

JUMLAH 61 kegiatan pengadaan

Sumber: Anggaran perubahan tahun 2014 sub bagian pengadaan dan pemeliharaan, 2015.

62 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan dibagian perlengkapan pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan ini lebih banyak mengadakan peralatan dan perlengkapan kantor yakni terdapat 28 kegiatan pengadaan barang/jasa yang terdiri atas pengadaan meja rapat, pengadaan penghias lantai, pengadaan angkutan darat kendaraan bermotor, pengadaan televisi, pengadaan printer, pengadaan meja kerja, pengadaan wireless, pengadaan kulkas, pengadaan kursi tunggu, pengadaan sound sistem, pengadaan radio hf.fm (handy talkie), pengadaan disepenser, pengadaan kursi rapat, pengadaan alat penghisap asap, pengadaan faximili, pengadaan penghias jendela, pengadaan genset, pengadaan tempat tidur, pengadaan komputer notebook, pengadaan LCD/Proyektor, pengadaan almari, pengadaan pecah belah, pengadaan komputer mainframe/server, pengadaan software/perangkat lunak, dan pengadaan komputer. Kemudian terdapat 19 kegiatan pengadaan peralatan dan perlengkapan rumah jabatan/dinas, berikut rinciannya: pengadaan penghisap debu, pengadaan AC dan kelengkapannya, pengadaan Almari, Pengadaan pahatan, pengadaan sofa, pengadaan meja rapat, pengadaan printer kerja, pengadaan komputer/notebook, pengadaan set TV, pengadaan penghias meja, pengadaan kulkas, pengadaan pecah belah, pengadaan penghisap asap, pengadaan lemari makan, pengadaan dispenser, pengadaan peralatan masak, pengadaan televisi, pengadaan AC dan perlengkapannya, pengadaan kursi.

Selain pengadaan perlengkapan dan peralatan juga dilaksanakan rehabilitasi bangunan yaitu kegiatan rehabilitasi sedang/ berat gedung kantor sebanyak 8 kegiatan pengadaan diantaranya rehabilitasi ruang kerja kepala bagian tata usaha, rehabilitasi ruang kerja kepala bagian keuangan, pekerjaan

63 tempat parkir bagian barat, rehabilitasi gedung, rehabilitasi ruang front office.

Rehabilitasi bangunan juga dilakukan di Rumah jabatan yaitu sebanyak 1 Kegiatan pengadaan yaitu rehabilitasi rumah jabatan sekda. Kemudian adapula pengadaan kendaraan dinas oprasional sebanyak 5 kegiatan pengadaan jika diuraikan sebagai berikut 2 unit mobil dinas, serta 3 bus pegawai.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan yang dilakukan pada Sub Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan ini hanya untuk memenuhi kebutuhan lingkup Kantor Gubernur serta rumah jabatan.

Dalam pengadaan barang/barang diketahui berbagai metode pemilihan penyedia yaitu dengan cara pelelangan umum, pelelangan terbatas, pengadaan langsung, penunjukan langsung dan adapula pelelangan sederhana. Berikut wawancara pada 15 April 2015 mengenai penjelasan metode pemilihan penyedia:

“Metode pemilihan penyedia dilakukan dengan cara pengadaan langsung, penunjukan langsung dan lelang sederhana”.

(15 April 2015)

Lebih lanjut beliau mejelaskan bahwa untuk metode pengadaan langsung dan penunjukan langsung dilakukan oleh pejabat pengadaan yang dimana adalah pegawai yang dipilih dan memiliki sertifikat, sedangkan untuk lelang sederhana dilakukan oleh ULP.

“Ketiga metode ini harus dilaksanakan, kalau disini digunakan metode pemilihan penyedia dengan cara pengadaan langsung dan penunjukan langsung karena disini ada yang disebut pejabat pengadaan dimana pejabat pengadaan adalah pegawai yang ditunjuk yang memiliki sertifikat khusus ahli pengadaan, sedangkan ULP yang melakukan metode pemilihan penyedia dengan cara lelang sederhana, dimana nilai paketnya hingga Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah)”. (15 April 2015)

64 Pejabat pengadaan hanya satu orang yang ditunjuk, dimana pejabat pengadaan memiliki tugas untuk memproses pengadaan barang dan jasa, berikut wawancara pada tgl 15 April 2015:

“Pejabat pengadaan hanya satu orang yang menangani mengenai pengadaan, dimana pejabat pengadaan ditunjuk dari salah satu pegawai yang memiliki sertifikat khusus ahli pengadaan, pejabat pengadaan barang tugasnya memproses pengadaan barang dan jasa sampai Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta) untuk metode pemilihan pengadaan langsung dan penunjukan langsung”. (15 April 2015)

Berikut penjelasan mengenai metode pemelihan penyedia yang digunakan atas wawancara yang disampikan diatas:

Pemelihan penyedia melalui pelelangan sederhana digunakan untuk memilih penyedia barang dengan nilai paket diatas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). Pada dasarnya pelaksanaan pelelangan sederhana sama dengan pelaksanaan pelelangan umum. Perbedaannya hanya terkait dengan waktu pelaksanaan dimana dalam pelelangan sederhana alokasi waktu untuk penayangan pengumuman dan masa lebih pendek.

Penyederhanaan proses dalam pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara pelalangan sederhana hanya menyangkut:

1. Penayangan pengumuman tidak harus ditayangkan selama 7 (tujuh) hari kerja, tetapi cukup ditayangkan selama 4 (empat) hari kerja.

2. Masa sanggahan terhadap hasil penetapan pemenang lelang lebih pendek yaitu 3 (tiga) hari kerja.

Lebuh lanjut beliau menjelaskan bahwa untuk metode pemilihan penyedia secara penunjukan langsung digunakan untuk pengadaan barang misalnya

65 berupa kendaraan mobil, obat-obatan untuk kesehatan, alat-alat berat yang memiliki agen tunggal pemegang merek (ATPN).

“Kalau untuk penunjukan langsung itu misalnya kendaraan dinas, obat-obatan, alat-alat berat yang dimana mempunyai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)”. (15 April 2015)

Selanjutnya beliau menjelaskan mengenai perubahan peraturan presiden mengenai penunjukan langsung:

“menurut Perpres No. 70 Tahun 2012 penunjukan langsung itu melalui panitia ULP tapi untuk sekarang penunjukan langsung bisa dilaksanakan melalui pejabat pengadaan”.

Pemilihan penyedia melalui penunjukan langsung digunakan untuk memilih penyedia barang khusus dan/atau pengadaan barang dalam kondisi khusus. Contoh barang khusus dan kondisi khusus adalah:

1. Contoh barang khusus seperti:

1) Barang yang mempunyai tarif resmi yang ditetapkan oleh pemerintah;

2) Barang yang hanya ada satu penyedia yang mampu melaksanakannya;

3) Kendaraan bermotor dengan harga khusus yang telah dipublikasikan secara luas yang merupakan kesepakatan antara pemerintah dengan Agen Tunggal Pemegang Merek Kendaraan;

4) Obat obatan dan alat kesehatan yang jenis dan harganya telah ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.

2. Contoh pengadaan barang dalam kondisi khusus seperti:

1) Barang keselamtan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaanya tidak dapat ditunda;

2) Barang untuk kepentingan kegiatan yang bersifat rahasia, intelejen, dan/atau perlindungan saksi;

66 3) Barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh 1 (satu) penyedia pemegang hak paten, atau pihak yang telah mendapatkan izin pemenag hak paten.

Pengadaan langsung digunakan untuk memilih penyedia barang dengan nilai paket tidak lebih dari Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), untuk keperluan operasional, risiko kecil, teknologi sederhana, dan/atau dilaksanakan oleh penyedia barang usaha orang perseorangan dan atau badan usaha kecil serta koperasi kecil.

Pengadaan langsung dilakukan oleh pejabat pengadaan tanpa melalui proses lelang. Tahap pelaksanaan pengadaan langsung adalah:

1) PPK menentukan spesifikasi teknis barang yang akan diadakan;

2) Berdasarkan spesifikasi teknis tersebut, PPK melakukan survey harga dengan membandingkan palingkurang dua penyedia barng;

3) Berdasarkan hasil survey harga tersebut PPK menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS);

4) Selanjutnya PPK menyerahkan spesifikasi teknis dan HPS kepada Pejabat pengadaan untuk dijadikan bahan pembanding dalam memilih penyedia dengan cara pengadaan langsung;

5) Pejabat pengadaan melaksanakan pengadaan atau membeli langsung kepada penyedia dengan harga satuan yang lebih rendah atau sama dengan harga satuan HPS;

6) Dalam hal nilai pengadaan memerlukanSPK atau surat perjanjian , maka SPK atau surat perjanjian ditandatangani olek PPK.

67 Berdasarkan pasal 66 ayat (1) Perpres nomor 70 tahun 2012 Untuk pengadaan yang dilakukan dengan bukti pembelian atau bernilai tidak lebih dari Rp10.000.000,’ (sepuluh juta rupiah), pejabat pengadaan dapat melakukan pengadaan langsung tanpa menggunakan HPS.

Berdasarkan pasal 56 ayat (4) dan (4a) Perpres nomor 7 tahun 2012 pengadaan barang dengan cara Pengadaan Langsung, tidak perlu dilakukan dengan cara prakualifikasi. Dengan demikian pejabat pengadaan tidak perlu mempersoalkan apakah penyedia barang memenuhi syarat sebagai penyedia atau tidak. Hal ini berarti pejabat pengadaan dapat melakukan pengadaan barang dengan cara membeli biasa layaknya membeli kebutuhan sehari-hari di warung/toko.

Berdasarkan ketentuan pasal 56 ayat (4) dan (4a) serta pasl 66 ayat (1) Perpres nomor 70 tahun 2012. Pembelian barang secara pengadaan langsung ke warung/toko oleh pejabat pengadaan dapat dilakukan asalkan terpenuhi syarat sebagai berikut :

1) Dana untuk pengadaan barang tersedia dalam dokumen anggaran;

2) Nilai pengadaan tersebut tidak lebih dari Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) bukti transaksi menggunakan bukti pembelian;

3) Barang yang dibeli bukan bagian dari pemecahan paket untuk menghindari lelang.

Berikut lanjutan wawancara di Sub bagian Pengadaan dan Pemeliharaan, menjelaskan bagaimana proses penentuan penyedia dalam proses pengadaan langsung:

68

“Kami sebagai pejabat pengadaan memilih setidaknya dua penyedia, kemudian kami melakukan perbandingan harga, kemudian kami memilih penyedia yang memberikan harga yang lebih rendah.” (15 April 2015)

Mengenai informasi yang memadai diharapkan para penyedia yang disebut rekanan juga dapat mengetahui secara jelas mengenai pengadaan yang akan dilaksanakn, sehingga mereka dapat mengajukan diri sebagai penyedia untuk pengadaan tersebut. Berikut wawancara dengan salah satu rekanan pada 15 April 2015:

“kami menjadi rekanan disini sudah lama dan kami jelas mengetahui jika akan diadakan pengadaan, kami memperoleh informasi dari situs SIRUP mengenai rencana pengadaan yang dilakukan disini, namun terkadang kami datang langsung kesini untuk menawarkan kerjasama, sekiranya bulan 3 atau 4 itu sudah akan dilaksanakan pengadaan jadi kami langsung datang”. (15 April 2015)

Dari penjelasan dari beberapa pemilihan metode pemilihan penyedia tidak lepas dari kelebihan dan kelemahan, berikut usalasan wawancaranya:

“setiap metode pemilihan pasti memiliki kelebihan masing-masing, contohnya dalam pengadaan langsung panitia pengadaan memilih penyedianya tanpa harus menyeleksi banyak penyedia, sementara untuk pihak rekanan juga tidak repot lagi untuk melakukan proses yang panjang untuk menjadi penyedia atas pengadaan yang dilakukan tersebut, dengan adanya proses pengadaan secara elektronik juga dapat memberikan kemudahan dalam melaksanakan pengadaan dengan metode apapun”. (15 April 2015)

Lebih lanjut beliau menjelaskan :

“setiap metode memiliki kelemahan, contohnya untuk penunjukan langsung kelemahannya terletak pada penyedia barang/jasa dikarenakan tidak semua barang yg diproduksi oleh penyedia barang/jasa dapat dimasukkan dalam penunjukan langsung seperti misalnya kendaraan, tidak semua jenis kendaraan yang bisa masuk dalam daftar penunjukan langsung”. (15 April 2015)

69 Menurut beliau semua metode memiliki kelemahan tidak hanya beresiko nepotisme namun korupsi dan kolusi pun dapat terjadi, berikut lanjutan wawancara:

“untuk praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dapat terjadi baik untuk metode pengadaan langsung, penunjukan langsung maupun lelang sederhana, namun itu semua tergantung dari individunya atau masing-masing person, yang penting kita menjalankan tugas sesuai aturan yang berlaku”. (15 April 2015)

Mengenai ketersediaan informasi yang tersedia dan memadai menurut beliau, bahwa informasi harus tersedia dan harus memadai menganai proses pengadaan yang dilaksanakan.

“informasi dalam proses pengadaan yang dilakukan memang harus tersedia, dan sudah lengkap dan memadai, agar menekan terjadinya kesalah pahaman dan kecurigaan atas proses pengadaan yang dilakukan”. (15 April 2015)

Dari hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi dalam proses pengadaaan barang/jasa di bagian perlengkapan Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Prov. Sulawesi Selatan itu sudah memadai untuk diketahui karena telah dijelasan secara terperinci. Walaupun pihak LPSE tidak memberikan secara gamblang proses yang dilaksanakan didalam website namun dengan penulis melakukan wawancara dan pihak panitia pengadaan bersedia menjelaskan seperti apa proses pengadaan yang dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa segala sesuatu mengenai informasi yang diberikan sudah sangat memadai untuk diketahui publik.

70 B. Kemudahan Akses Informasi dalam Pengadaan Barang/Jasa pada Biro

Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Menurut teori Solihin perangkat pendukung indikator minimal suatu lembaga dapat dikatakan transparan antara lain: website, iklan layanan masyarakat, media cetak dan pengumuman.

Pemerintah terus berupaya agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa bisa lebih transparan, hal ini dibuktikan dengan diadakannya LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) yang didalamnya terdapat wadah untuk informasi mengenai perencanaan pengadaan yaitu SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan). Dengan adanya sistem ini, setiap tahapan dan detail dalam perencanaan pengadaan barang/jasa serta anggaran yang akan digunakan dapat dilihat dalam situs SIRUP ini sehingga dapat menekan tingkat kecurangan dalam proses pengadaan barang/jasa.

1. Kesiapan informasi untuk dapat diakses

Informasi yang disampaikan dalam SIRUP tersebut sudah siap, dalam arti setiap informasi yang disampaikan memang sudah disusun dan diinput sesuai dengan pelakasanaan pengadaan yang dilakukan bagian perlengkapan.

Agar informasi yang diperoleh oleh peserta lelang maupun masyarakat tidak terjadi misspresepsi maka diharapkan segala informasi yang disediakan dalam website LPSE ini memang sudah siap untuk disajikan untuk para pengguna layanan serta sudah siap untuk diketahui tanpa harus ada terjadi kecurigaan.

71 Seperti yang disampaikan dari hasil wawancara pada Sub Bagian Pemeliharaan dan pengadaan mengenai kesiapan informasi proses pengadaan, pada 15 april 2015:

“selama diadakan pengadaan melalui LPSE ini transparansi itu ada, LPSE merupakan wadah atas ketersediaan informasi mengenai pengadaan barang/jasa dimana Infromasi yang kami input dalam website SIRUP adalah informasi tentang pengadaan barang/jasa yang sudah dirampungkan dan sementara dalam proses oleh bagian perlengkapan”. (15 April 2015)

Berikut tampilan awal atau Home yang telah penulis akses dalam Laman LPSE yang dimana disajikan dengan kesiapan informasi dari berbagai macam informasi yang diperlukan pengguna layanan.

Gambar 1.2 Tampilan Home LPSE

Sumber : www.lpse.sulselprov.go.id/eproc/ diakses pada 10 April, 13:12 Wita.

72 Gambar 1.2 menunjukan tampilan awal setelah melakukan pencarian mengenai website LPSE provinsi Sulawesi Selatan melalui mesin pencari Google diinternet. Dapat dilihat pada gambar tersebut diatas berbagai macam informasi yang disediakan mengenai E-Procurement dan terdapat pilihan untuk mengetahui lebih detail informasi yang diinginkan, untuk informasi mengenai penyampaian informasi yang dilakukan dibagian perlengkapan, untuk informasi mengenai pengadaan apa saja yang dilaksanakan dapat dilihat melalui Website LPSE Provinsi Sulawesi Selatan dalam SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan).

Dari hasil wawancara dan gambar dari laman LPSE dapat dikatakan bahwa informasi yang disediakan dalam laman ini sudah memiliki kesiapan yang matang seperti yang disampaikan dalam wawancara yang dilakukan, berikut juga dengan gambar yang di tampilkan itu menunjukkan bahwa informasi yang disediakan sudah siap, baik itu untuk rencana pengadaan, proses pengadaan, apa saja kegiatan pengadaan yang dilakukan serta dapat mencari lelang yang akan diadakan.

2. Kemudahan dalam mengakses

Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) lebih mempermudah masyarakat dalam mengawasi setiap proses ataupun informasi mengenai pengadaan barang/jasa apa saja yang sedang diadakan oleh bagian perlengkapan. Setiap pengadaan dipublikasikan melalui Website LPSE dalam SIRUP dimulai dari jenis pengadaan hingga metode pengadaan.

Adapun keterangan mengenai kemudahan memperoleh informasi pengadaan dalam wawancara pada 17 Maret 2015, seperti berikut:

73

“Masyarakat luas dapat melihat melalui website LPSE dan mengklik SIRUP untuk mengetahui setiap informasi pada proses pengadaan tersebut berlangsung, tempat pengadaan serta berapa anggaran yang digunakan untuk pengadaan semua terinput jelas dan mendetail dalam SIRUP tersebut”. (17 Maret 2015)

Lebih lanjut beliua menjelesakan bahwa:

“akses yang disediakan ini sangat mudah dijangkau dan siapaun bisa masuk dan mendapatkan informasi mengenai pengadaan”. (17 Maret 2015)

Selanjutnya wawancara dari salah satu Rekanan mengenai kemudahan dalam mengakses informasi tentang pengadaan barang/jasa sebagai berikut:

“Dalam memperoleh informasi mengenai proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan diBagian perlengkapan, Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah sangat mudah untuk diperoleh karena segala informasi sudah dipublikasikan melalui SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan)”. (17 Maret 2015)

Dari hasil wawancara diatas mengenai kemudahan dalam mengakses informasi mengenai website yang disediakan dapat dikatakan sangat mudah dijangkau karena untuk mengakses melalui website LPSE tidak perlu banyak yang dilakukan, dengan cara mengetik laman LPSE Provinsi Sulawesi Selatan di mesin pencari google dan langsung mengklik SIRUP yang kemudian kita bisa melihat satuan kerja atas pengadaan yang dilakukan di Biro Umum dan Perlengkapan.

Begitu pula mengenai akses informasi yang dapat diperoleh, yang dikatakan salah satu rekanan bahwa sangat mudah untuk akses memperoleh informasi mengenai pengadaan yang dilakukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengadaan yang dilakukan diBiro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sudah ada Transparansinya karena ada akses yang diasiapkan dan mudah untuk diperoleh.

74 Berikut adalah bentuk tampilan dalam mengakses situs SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan) pada LPSE Provinsi Sulawesi Selatan:

Gambar 1.3 Tampilan Satuan Kerja Biro Umum dan Perlengkapan tahun anggaran 2015 dalam SIRUP:

Sumber: www.sirup.lkpp.go.id/sirup/rup/penyedia/satker/74093 diakses pada 10 April 2015, 13:20 Wita.

GAMBAR 1.3 menunjukkan bahwa dalam SIRUP masyarakat dapat dengan jelas melihat apa saja yang menjadi rencana pengadaan dan akan dilakukan oleh Bagian Perlengkapan Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah.

75 Digambar tersebut telah dicantumkan jenis paket pengadaan beserta jumlah anggaran yang dibutuhkan serta metode apa saja yang digunakan.

Dengan dilampirkannya pengadaan yang dilakukan serta pemilihan penyedianya maka dapat dikatakan sangat mudah untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk proses pengadaan tersebut, dengan kemudahan dalam memperoleh informasi ini maka dapat dikatakan bahwa prinsip transparansi dalam hal pengadaan barang/jasa pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dapat dikategorikan tinggi karena masyarakat mudah untuk melakukan pengawasan.

3. Kebebasan dalam Mengakses

Dalam mendukung proses pengadaan barang/jasa yang transparan maka dibentuklah LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) dimana sistem ini merupakan sistem yang dilaksanakan melalui elketronik, dimana pada zaman ini elektronik merupakan suatu hal yang sudah begitu dapat diketahui oleh setiap orang. LPSE merupakan wadah yang disiapkan dengan tujuan bukan hanya unutk menciptakan transparansi dalam hal pengadaan melainkan untuk memberikan kemudahan dalam melakukan proses lelang dan sebagainya.

Begitu pula dengan yang dijalankan oleh pejabat pengadaan yang ada di Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Provinsi Sulawesi Selatan yang dengan adanya LPSE mereka dapat menyampaikan rencana dalam melakukan proses pengadaan barang/jasa.

Ketersediaan akses dalam pelaksanaan maupun pengawasan proses pengadaan barang/jasa secara elektronik harus didukung dengan kemudahan mengakses serta kebebasan masyarakat untuk mengakses apa saja informasi

Dokumen terkait